OLEH :
KELOMPOK 2
D IV KEPERAWATAN TINGKAT II, SEMESTER IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ni Kadek Ariyastuti
I Nyoman Sugiharta Dana
Putu Epriliani
I Gusti Ayu Cintya Adianti
I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana
Ni Putu Novia Indah Lestari
Kadek Poni Marjayanti
Ngakan Raka Saputra
I Putu Dharma Partana
(P07120214007)
(P07120214008)
(P07120214010)
(P07120214012)
(P07120214015)
(P07120214016)
(P07120214026)
(P07120214036)
(P07120214038)
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan
Dalam Keperawatan ini, untuk proses pembelajaran di Politeknik Kesehatan Denpasar
yang membahas tentang Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
(SPMKK) tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penelitian dan pengumpulan data.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan................................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) ............ 8
B. Sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)................... 9
C. Sasaran kegiatan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK). .. 10
D. Filosofi Pengembangan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK).. 10
E. Tujuan Upaya Pengembangan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
(SPMKK) Perawat. 10
F. Prinsip Pengembangan Pengembangan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK) Perawat. 11
G. Strategi Penerapan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
Perawat.. 12
H. Komponen Dasar Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
Perawat.. 13
I. Model
Sistem
Pengembangan
Manajemen
Kinerja
Klinik
(SPMKK)
Perawat.
24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang
menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang
baik (good governance). Dalam pelayanan kesehatan, berbagai jenjang pelayanan dan
asuhan pasien (patient care) merupakan bisnis utama, serta pelayanan keperawatan
merupakan mainstream sepanjang kontinum asuhan. Upaya untuk memperbaiki mutu
dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai
bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan,
pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan. Sistem
Pengembangan Manajemen dan Kinerja Klinis (SPMKK) untuk perawat dan bidan
mulai diperkenalkan oleh WHO pada tahun 2001 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, yang kemudian diadopsi di provinsi yang lain dan akan dikembangkan di
seluruh Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.
836/2005, SPMKK yang kemudian berubah menjadi Pengembangan Manajemen
Kinerja Perawatan dan Bidan (PMK) menjadi kebijakan nasional untuk peningkatan
mutu dan kinerja pelayanan keperawatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas.
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMK) perawat dan bidan adalah
suatu upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dan bidan dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan di sarana/institusi pelayanan
kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu. PMK sangat berperan
untuk tercapainya indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota yang
dilaksanakan oleh Perawat dan Bidan di sarana pelayanan kesehatan, mengingat
perawat dan bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan menduduki jumlah yang
cukup besar (40%) dari seluruh kategori tenaga kesehatan. Tujuan umum dari sistem
ini adalah untuk memperbaiki kinerja dan performa perawat serta bidan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Di Indonesia, berdasarkan penelitian dari SEA-NURS, 2001 disebutkan bahwa
untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang optimal dapat melalui salah satunya
performa klinik perawat dan bidan. Performa klinik yang dimaksud adalah penampilan
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pemberi pelayanan kesehatan dalam
hal ini perawat dan bidan. Dimana mereka melayani sesuai standar, penampilan klinik
yang kompeten dalam memberi asuhan, memiliki uraian tugas yang jelas, adanya
indikator kunci dalam memberi pelayanan, monitoring dan evaluasi yang
berkesinambungan terhadap pelayanan yang diberikan serta peningkatan pengetahuan
melalui diskusi refleksi kasus.
Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) merupakan pendekatan perbaikan
proses pada sistem mikro yang mendukung dan meningkatkan kompetensi klinis
perawat dan bidan untuk bekerja secara profesional dengan memperhatikan etika, tata
nilai dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kinerja klinis perawat dan bidan melalui kejelasan definisi peran dan
fungsi perawat atau bidan, pengembangan profesi, dan pembelajaran bersama
(Kuntjoro, 2005).
Secara umum menurut Depkes (2005) terdapat 5 komponen PMK yang harus
dipenuhi oleh setiap insan perawat dan bidan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
sebagai salah satu model pengembangan manajerial untuk bidan dan perawat
mempunyai hasil yang positif dalam mengembalikan peran dan fungsi tenaga
keperawatan dalam bidangnya. Beberapa alasan yang menyangkut pengembangan
SPMKK di Kabupaten Sleman seperti disampaikan oleh kepala dinas kesehatan.
dr.Sunartono,M.Kes, antara lain (1) secara teoritis dengan menerapkan SPMKK secara
tidak langsung mengarahkan kepada tenaga keperawatan (bidan dan perawat)
senantiasa bekerja secara profesional sehingga profesionalisme bidan dan perawat
meningkat, dengan adanya profesionalisme yang diterapkan mendorong peningkatan
pelayanan mutu klinis menjadi baik, dan dengan semakin baiknya mutu klinis yang
dlakukan secara berkesinambungan akan mendorong adanya peningkatan kinerja
organisasi melalui penerapan komitment pagawai, hal tersebut akan meningkatkan
pendapatan secara finansial yang semakin besar sehingga revenue yang diharapkan
akan bertambah. Keadaan ini secara terus menerus diupayakan dan dengan tetap
5
menjaga mutu pelayanan yang diberikan, terutama kepuasan customers yang dilayani
baik secara internal maupun eksternal. (2) Sedangkan yang menjadi lasan praktis
mengapa memerlukan SPMKK adalah a). secara faktual bahwa tenaga keperawatan
(perawat dan bidan) di Kabupaten Sleman untuk puskesmas dan RSUD sebanyak 42,95
% sehingga hampir separoh dari jumlah tenaga yang ada, sehingga kontak antara
pasien dengan petugas kesehatan lebih banyak dilakukan oleh jenis tenaga tersebut. b)
menurut data WHO (2001) menunjukkan bahwa sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur pelayanan yang dilakukan oleh
puskesmas/RS banyak yang tidak dimengerti oleh perawat dan bidan, perawat dan
bidan tidak mempunyai job description, dalam waktu kurang dari tiga tahun banyak
perawat dan bidan yang kurang mendapatkan pendidikan lanjutan, perawat dan bidan
belum diberikan peran dan fungsinya sesuai dengan jenjang pendidikan dan
senioritasnya, dan ketidakpastian jenjang karier perawat dan bidan serta reward and
punishment belum diberikan secara adil
Tujuan dari upaya pengembangan SPMKK dalam jangka pendek adalah
sebagai berikut :
1. Agar tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Puskesmas dapat membuat standar
dan diskripsi pekerjaan sesuai dengan tupoksinya.
2. Mempunyai kemampuan manajerial dalam mengelola kegiatan keperawatan di
Puskesmas.
3. Mempunyai hubungan sistem monitoring indikator kinerja.
4. Senantiasa mengembangkan proses pembelajaran penyelesaian kasus secara
berkesinambungan melalui RCD (Reflektif Case Discussion). Upaya jangka
panjangnya adalah meningkatkan profesionalisme bidan dan perawat karena
bagaimanapun tuntutan akan profesionalisme dalam melaksanakan pekerjaannya
akan menjadi syarat dalam mewujudkan bentuk akuntabilitas publik.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
perawat pada mulanya ?
2. Apa tujuan upaya diadakannya pengembangan
Sistem Pengembangan
BAB II
ISI
A. Pengertian Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
Sutrisno (2009) memberikan definisi kinerja atau prestasi kerja sebagai hasil kerja
yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas
kerja sedangkan prestasi kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Loomba (1985) dalam Azwar (1994), mengatakan bahwa kinerja adalah fungsi dari
komponen sumber daya manusia yang meliputi seleksi, motivasi, pelatihan dan
pengembangan. Menurut Vroom (1965) dalam Gibson dkk (1996), kinerja adalah
tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugasnya.
Istilah kinerja menurut pakar pendidikan Indonesia didefinisikan sebagai ungkapan
kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu (Fattah, 1996). Istilah kinerja atau prestasi kerja merupakan
istilah yang berhubungan dengan kualitas dan produktifitas diluar hasil (output)
pekerjaan seseorang atau sekelompok orang sehingga untuk memperbaiki prestasi kerja
seseorang/kelompok merupakan bagian yang penting dengan seluruh tingkat
manajemen (Kirkpatrik and Lewis, 1995).
Menurut Gomes (2000), kinerja adalah hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai
karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi. Handoko
(2000) mengistilahkan kinerja (performance) dengan prestasi kerja sebagai proses
melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Menurut
Bambang (1993), kinerja atau performance merupakan suatu catatan keluaran hasil
pada suatu fungsi jabatan atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja
dalam suatu bidan pekerjaan atau aktivitas kerja merupakan suatu kombinasi antara
kemampuan, usaha dan kesempatan. Kemampuan kerja dalam satu bidang kerja atau
jabatan tertentu, khususnya jabatan fungsional didasari oleh kemampuan profesional
yang diperoleh dari hasil belajar disatu lembaga pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja(output) berupa produk atau jasa yang
dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugasnya, baik kualitas maupun
kuantitas melalui sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diembannya.
8
Sistem pengembangan manajemen kinerja klinis bagi perawat dan bidan merupakan
model yang dikembangkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh WHO bekerja
sama dengan kelompok kerja perawat dan bidan di tingkat nasional Depkes pada tahun
2001. Sistem pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) adalah suatu mikro
sistem organisasi pelayanan kesehatan dan proses manajerial untuk meningkatkan
kemampuan klinis perawat dan bidan di rumah sakit. Sistem Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) perawat dan bidan adalah suatu upaya
peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dan bidan dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di sarana/institusi pelayanan kesehatan untuk
mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.
B. Sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) Perawat
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi pelayanan kesehatan
untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2006). Pada bulan
Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan WHO bekerja sama dengan Kelompok
Kerja Perawat Tingkat Nasional Depkes, mengembangkan satu model Sistim
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) guna meningkatkan kemampuan
manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
tatanan rumah sakit dan puskesmas. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 oleh
WHO dan Keperawatan Depkes di Provinsi Kaltim, Sumut, Sulut, Jabar dan DKI
menunjukan gambaran sebagai berikut :
a. 70,9 % perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan.
b. 39,8 % perawat masih melakukan tugas-tugas kebersihan. \
c. 47,4 % perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis.
d. Belum dikembangkan monitoring dan evaluasi Kinerja Klinis bagi perawat secara
khusus (Depkes, 2006).
setiap
individu
untuk
meningkatkan
pembelajaran
pengetahuan
yang
dan
11
pekerjaan. Adanya kejelasan tugas memungkinkan setiap orang bekerja pada area
yang telah ditetapkan.
G. Strategi Penerapan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
Perawat
1. Membangun komitmen
Membangun komitmen dengan semua pihak yang terkait/stakeholder dengan
pengembangan SPMKK untuk itu perlu adanya sosialisasi dan koordinasi.
2. Melibatkan stakeholder
Dengan komitmen, keterlibatan stakeholder dapat memberikan dukungan moril dan
material dalam penerapan SPMKK.
3. Mengelola sumber daya
Pengelolaan SDM, sumber dana, dan fasilitas dapat ditingkatkan untuk
mengoptimalkan keberhasilan SPMKK perawat.
4. Profesionalisme
Pengelolaan SPMKK secara profesional dengan perencanaan yang matang serta
diimplementasikan secara sungguh-sungguh berdasarkan pada pedoman SPMKK,
standar profesi, SOP keperawatan, serta pedoman pelayanan kesehatan lainnya.
5. Desentralisasi
Dalam rangka otonomi daerah SPMKK dapat dikembangkan sesuai kondisi masingmasing daerah dengan tetap berpedoman pada pedoman yang telah ditetapkan.
H. Komponen Dasar Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
Perawat
Dalam rangka mewujudkan terciptanya pelayanan profesional keperawatan perlu
disediakan pedoman pelaksanaan SPMKK yang mengacu pada lima komponen
SPMKK yaitu : Standar, Uraian tugas, Indikator kinerja, Refleksi Diskusi Kasus
(RDK), Monitoring dan Evaluasi.
a. Standar
Komponen utama yang menjadi kunci dalam SPMKK adalah standar, yang meliputi
standar profesi, Standar Operasioanal Prosedur (SOP), dan pedoman-pedoman yang
digunakan oleh perawat disarana pelayanan kesehatan. Standar keperawatan
bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi perawat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Standar juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pekerjaan, dapat meningkatkan motivasi dan pendayagunaan staf, dapat digunakan
12
untuk mengukur mutu pelayanan serta melindungi masyarakat atau klien dari
pelayanan yang tidak bermutu.Standar adalah suatu pedoman atau model yang
disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktik
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Reyers, 1983). Standar yang ditetapkan
harus memenuhi kreteria yaitu : spesifik (specific), terukur (measurable), tepat
(appropriate), andal (reliable), tepat waktu (timely).(Donabedian, 1982)
1) Ketentuan standar
a) Harus ditulis dan dapat diterima untuk dilaksanakan oleh para pelaksana.
b) Mengandung komponen struktur, proses, hasil.
c) Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sitem dalam
organisasi.
d) Standar harus disyahkan atau disetujui oleh yang berwenang.
2) Komponen standard
a) Standar struktur atau standar input menjelaskan praturan, kebijakan tatanan
dalam
organisasi,
meliputi
filosofi
dan
obyektif
organisasi
dan
mengetahui
diharapkan/diinginkan
bagaimana
karena
standar
tingkat
tertulis
pelayanan
yang
sehingga
dapat
b. Uraian tugas
Uraian tugas adalah seperangkat fungsi, tugas, dan tanggungjawab yang dijabarkan
dalam suatu pekerjaan yang dapat menunjukan jenis dan spesifikasi pekerjaan,
sehingga dapat menunjukan perbedaan antara pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya. Uraian tugas merupakan dasar utama untuk memahami dengan tepat tugas
dan tanggugjawab serta akuntabilitas setiap perawat dalam melaksanakan peran dan
fungsinya.
1) Dalam lingkup keperawatan uraian tugas meliputi :
a) Posisi structural
Ketentuan dari posisi struktural ditetapkan oleh pemerintah ditentukan oleh
adanya jabatan sesuai dengan sistem yang ditentukan oleh organisasi,
dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan (SK). Posisi struktural ini
ditentukan oleh masing-masing organisasi misal : kepala bangsal,
koordinator puskesmas, penanggungjawab puskesmas pembantu, ketua
PPNI dan lain-lain yang dikukuhkan dengan terbitnya SK pengangkatan.
b) Posisi klinis
Posisi klinis berhubungan dengan kompetensi, tanggungjawab dan
kewenangan yang sangat berhubungan pula dengan tingkat pendidikan.
Misalnya : jabatan fungsional pada jenjang perawat pelaksana, perawat
penyelia SPK, D1, D2, D3, D4, S1 atau tingkat profesi yang memiliki batas
kewenangan masing-masing.
2) Enam langkah untuk mengembangkan uraian tugas yaitu :
a) Identifikasi pekerjaan.
b) Analisa pekerjaan.
c) Analisa kegiatan setiap pekerjaan.
d) Evaluasi fungsi melalui analisis kinerja dengan menggunakan penilaian
kinerja.
e) Analisis indikator kinerja untuk setiap kompetensi.
f) Metode penilaian kinerja.
3) Tujuh kriteria yang harus dipertimbangkan dalam uraian tugas sebagai berikut :
a) Diskripsi pekerjaan harus terkini dan akurat untuk persyaratan fungsi dan
tugas yang diperlukan.
b) Posisi / jabatan klinis harus jelas berdasarkan ketentuan dan jenjang karir
yang ditetapkan oleh organisasi.
c) Diskripsi pekerjaan menunjukan jenis dan spesifikasi pekerjaan, bagaimana
dan untuk apa pekerjaan tersebut berbeda satu dengan yang lainnya.
14
15
16
pencapaian
target.
Hasil
monitoring
yang
dilaksanakan
17
mempetimbangkan kapan
monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan
dilanjutkan.
c. Tipe monitoring
a) Monitoring rutin :
18
dengan
mudah
untuk
asuhan
keperawatan
(askep)
administratif
segala
meliputi
sesuatu
yang
20
21
S
P
M
Anggaran
Manajemen SDM
Pelatihan
Jalur/tangga karir
Penilaian Kinerja
Deskripsi Kerja
Ketrampilan
Pelatihan ketrampilan
manajemen
Sistem Informasi
Data Dasar
Up-dating
Pengembangan
jaringan
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjadi perawat yang professional yang berlandaskan mutu standar maka di
butuhkan sebuah monitoring kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan. SPMKK adalah
upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan disarana atau institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2006). Jika pengetahuan dan keterampilan
perawat meningkat, kepatuhan penggunaan standard dalam melakukan tindakan
keperawatan juga meningkat, maka diharapakan mutu asuhan keperawatan juga meningkat
sehingga membuat klien merasa puas terhadapa pelayanan yang di berikan oleh perawat.
Ada lima komponen penting dalam SPMKK yaitu standar operasioanal prosedur, uraian
tugas, refleksi diskusi kasus, indicator kinerja serta sistem monitoring dan evaluasi.
B. Saran
Saran dari kelompok kami adalah jika ingin menjadi perawat professional yang bermutu
standar kita harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita sebagai perawat supaya
meningkatkan asuhan keperawatan yang kita berikan pada klien, sehngga klien merasa puas
dengan asuhan yang kita berikan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat RSU dan
Pendidikan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI., WHO., PMPK-UGM. (2003) Implementasi Sistem Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinik Untuk Perawat Dan Bidan Di Rumah Sakit Dan
Puskesmas. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2006) Modul Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK)
Perawat & Bidan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, (2008) Modul Materi Komponen Dasar SPMKK, Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Donabedian, A. (1982) Explorations in Quality Assessment and Monitoring. Volume II : The
Criteria and Standars of Quality, Michigan: Health Administration Press.
24