KLINIS
TUGAS
KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
OLEH :
KELOMPOK 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(P07120214005)
(P07120214013)
(P07120214014)
(P07120214021)
(P07120214022)
(P07120214023)
(P07120214033)
(P07120214040)
1. Latar Belakang
Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan
sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus menerus
seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.
Karena profesi perawat merawat pasien 24 jam, mereka menjadi kunci untuk
kualitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu fungsi, tugas, tanggung jawab serta
akuntabilitas perawat harus diperjelas. Demikian juga pengetahuan dan
ketrampilannya terus-menerus harus ditingkatkan, supaya asuhan kepada pasien
bisa diberikan secara profesional dan holistik. Hal yang patut kita sadari bahwa
pelayanan keperawatan dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2001, Departemen Kesehatan Indonesia bekerjasama dengan WHO
Indonesia telah melalukan penilaian terhadap 1.000 perawat dan bidan di 4
propinsi, hasil penilaian menunjukkan bahwa pada saat itu tidak terdapat sistem
manajemen yang mendukung terwujudnya kinerja klinik yang baik. Atas dasar ini
maka pada tahun 2001 berbagai pihak dengan dukungan dari WHO Indonesia dan
lembaga donor mengembangkan sebuah sistem peningkatan kinerja klinik bagi
perawat dan bidan yang disebut sebagai Sistem Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik (SPMKK). Sistem ini telah di ujicoba-kan (2002), di evaluasi
(2003-2004) dan pada saat ini telah diterapkan di 9 propinsi dan 35
kabupaten/kota. Lebih lanjut SPMKK telah dijadikan kebijakan nasional dengan
nama baru yaitu Peningkatan Manajemen Kinerja (PMK) melalui SK Menkes.
2. Konsep-Konsep Kunci
a. Sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
b. Pengertian Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
c. Sasaran Kegiatan SPMKK
d. Tujuan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
e. Filosofi SPMKK
f. Komponen Dasar SPMKK
3. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
B. PENYAJIAN MATERI
1. Sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK
Perawat)
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi
pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes,
2006)
Pada bulan Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan WHO bekerja sama
dengan Kelompok Kerja Perawat Tingkat Nasional Depkes, mengembangkan satu
model Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) guna
meningkatkan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada tatanan rumah sakit dan puskesmas. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2000 oleh WHO dan Keperawatan Depkes di Provinsi
Kaltim, Sumut, Sulut, Jabar dan DKI menunjukan gambaran sebagai berikut :
1) 70,9 % perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti
pelatihan.
2) 39,8 % perawat masih melakukan tugas-tugas kebersihan.
3) 47,4 % perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis.
4) Belum dikembangkan monitoring dan evaluasi Kinerja Klinis bagi
perawat secara khusus (Depkes, 2006).
3
2. Pengertian SPMKK
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) adalah suatu
sistem mikro organisasi pelayanan kesehatan dan proses manajerial untuk
meningkatkan kemampuan klinis perawat di rumah sakit. Sistem Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) perawat adalah suatu upaya peningkatan
kemampuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan di sarana/institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Tujuan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di sarana / institusi pelayanan
kesehatan.
b. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan perawat;
b. Meningkatnya kepatuhan penggunaan standar dalam melakukan
pelayanan keperawatan;
c. Meningkatnya kemampuan manajerial pelayanan keperawatan;
d. Meningkatnya pelaksanaan monitoring kinerja perawat berdasarkan
indikator kinerja yang disepakati;
e. Meningkatnya kegiatan diskusi refleksi kasus (DRK) keperawatan;
f. Meningkatnya mutu asuhan keperawatan;
g. Meningkatnya kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan;
4. Sasaran Kegiatan SPMKK
Sasaran kegiatan SPMKK adalah :
a. Perawat dan bidan pelaksana, serta manajer lini pertama (first line
manager) yaitu: kepala ruangan, wakil kepala ruangan di RS, perawat dan
bidan sebagai penanggung jawab program di Puskesmas, serta pimpinan
keperawatan/kebidanan di sarana pelayanan kesehatan lainn
terciptanya
pelayanan
profesional
Manfaat standar
a. Menetapkan norma dan memberikan kesempatan anggota
masyarakat dan perorangan mengetahui bagaimana tingkat
pelayanan yang diharapkan/diinginkan karena standar
tertulis sehingga dapat dipublikasikan/diketahui secara
luas.
efisiensi
dan
mengarahkan
pada
melaksanakan
kegiatan
sehingga
pada
akhirnya
dapat
a) Posisi struktural
Ketentuan dari
posisi
struktural
ditetapkan
oleh
koordinator
puskesmas,
penanggungjawab
berhubungan
dengan
kompetensi,
gambaran
indikator effect.
Indikator out come : dipergunakan untuk menilai perubahan
atau dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka
panjang
termasuk
perubahan
status
kasehatan
masyarakat/penduduk.
d) Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
RDK adalah suatu metode merefleksikan pengalaman klinis
perawat dalam menerapkan standar dan uraian tugas. Pengalaman
klinis yang direfleksikan merupakan pengalaman aktual dan menarik
baik hal-hal yang merupakan keberhasilan maupun kegagalan dalam
memberikan pelayanan keperawatan termasuk untuk menemukan
masalah dan menetapkan upaya penyelesaiannya. Misal dengan adanya
rencana untuk menyusun SOP baru.
a. Tujuan RDK
1. Untuk mengembangkan profesionalisme.
2. Meningkatkan aktualisasi diri.
3. Meningkatkan motivasi untuk belajar.
4. Meningkatkan pemahaman terhadap standar.
5. Memacu untuk bekerja sesuai standar.
b. Persyaratan Pelaksanaan RDK
1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama
(supervisor) dan didukung oleh atasan langsung yang
mendorong
serta
mewajibkan
anggotanya
untuk
telah
jawabkan
dilakukan.
11
tugas/kegiatan
yang
telah
dan
implementasi,
yang
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan monev.
3. Pastikan ada kesepakatan pelaksanaan evaluasi.
4. Siapkan sumber-sumber pengambilan data dan analisa, jika
memungkinkan melibatkan pendapat ahli.
5. Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan.
6. Dokumentasikan seluruh proses monev, jika ditemukan
ketidaksesuaian dengan standar berikan peluang untuk
langkah-langkah perbaikan.
7. Hasil temuan bukan kesalahan tetapi merupakan awal proses
perubahan ke arah perbaikan.
C. PENUTUP
Simpulan:
12
DAFTAR PUSTAKA
Murdiyani.2014.SPMKK.(Online). Available:
http://www.scribd.com/doc/170536145/spmkk#scribd (Diakses pada tanggal 11
Maret 2015 pukul 19.00 WITA)
Arok,Ken.2014.Konsep SPMKK. (Online).Available:
http://www.scribd.com/doc/34599494/6a-KONSEP-SPMKK-revJan-03#scribd
(Dikases pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 19.30 WITA)
Anonym.2012.Konsep SPMKK. (Online).Available :
www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/6a-KONSEP%20SPMKK(revJan'03).doc
(Diakses pada tanggal 11 maret 2015 pukul 20.00 WITA)
Anonym.2014.Sistem pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat.
(Online).Available: http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/sistempembinaan-manajemen-kinerja-klinis-perawat-43569885 (Diakses pada
tanggal 11 Maret 2015 pukul 21.00 WITA)
13
14