Disusun oleh :
Kelas : 2A
2020
MAKALAH
A. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2010).
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
pertusis.
edema serebral, degenarasi sel ganglion otak dan kehancuran sel saraf difusi
(Anania, 2012).
B. ETIOLOGI
Berbagai macam mikroorganisme dapat menyebabkan ensefalitis,
terpenting dan paling sering adalah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus
langsung ke otak atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau
vaksinasi terdahulu.
C. PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas dan saluran cerna,
setelah masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan
secara lokal: aliran virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau
kepala, sulit mengunyah, suhu badan naik, muntah, kejang hingga penurunan
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus serta epidemiologinya
ialah:
jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
Hassan, 2013).
E. MANIFESTASI KLINIS
adalah :
b. Sakit kepala.
c. Muntah-muntah lethargi.
cairan dan elektrolit dan koreksi gangguan asam basa darah (Arif, 2010). Tata
Pemberian dapat diulang setiap 8-12 jam. Dapat juga dengan Gliserol,
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Biakan
b. Pemeriksaan serologis
c. Pemeriksaan darah
d. Punksi lumbal
e. EEG
f. CT scan
H. KOMPLIKASI
a. Retardasi mental
b. Iritabel
c. Gangguan motorik
d. Epilepsi
f. Sulit tidur
g. Halusinasi
h. Enuresis
gondongan dan rubella, penyakit virus yang bisa menyebabkan radang otak.
Pada bayi dan balita, imunisasi MMR sebaiknya dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu pada usia 15 bulan dan 5 tahun. Jika belum pernah melakukan vaksinasi
MMR, maka vaksin dapat diberikan kapan saja. Vaksin MMR juga diberikan
ketika akan bepergian ke wilayah yang rentan terhadap infeksi. Dalam hal ini,
untuk mencegah penularan virus dan menurunkan risiko radang otak, yaitu:
• Rajin mencuci tangan. Terutama sebelum makan dan setelah dari kamar
mandi.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan utama
f. Imunisasi
1) Kebiasaan
(daerah kumuh)
2) Status Ekonomi
semPemenuhan Nutrisi
4) Pola Eliminasi
Kebiasaan Defekasi sehari-hari. Biasanya pada pasien
6) Pola Aktivitas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.
d. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis,
gelisah.
ROM Terbatas.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
infeksi endogen
Intervensi:
a. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik
perkembangan Meningkosamia .
individu.
Intervensi :
dengan segera.
kerusakan serebral
melebar
R/. Normalnya, autoregulasi mampu mempertahankan aliran darah
metilprednison(medrol)
Intervensi :
mulut relaksasi.
lanjutan.
4. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis,
gelisah.
Intervensi :
dengan indikasi
penting
lanjut
ROM terbatas.
Intervensi :
a. Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan (0-4)
karena tekanan. Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit
harus diubah posisinya secara teratur dan posisi dari daerah yang
Intervensi :
nutrisi
gizi bagi klien
R/. Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang
DAFTAR PUSTAKA
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium,
Arif, Mansur. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
https://blogs.insanmedika.co.id/radang-otak/
Indeks.