Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PERSALINAN NORMAL (PARTUM SPONTAN)


DI RUANG BETHANIA RS EMANUEL KLAMPOK

Disusun Oleh
CHOFIFAH INDRAWATI
P1337420218074
2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2020
POST PARTUM SPONTAN
A. Pendahuluan
Persalinan atau partum merupakan proses pergerakan keluarnya jain, plasenta
dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Persalinan normal atau partum
spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit
(Rohani, 2011). Post partum atau masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai pemulihan organ kurang lebih 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Hadjiono, 2008).
Masa nifas atau puerperium di negara berkembang seperti Indonesia merupakan
masa kritis bagi ibu, diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan
50% diantaranya dalam waktu 24 jam pertama (Prawirardjo, 2006). Menurut WHO,
angka kematian di Indonesia tergolong tingg yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup
bila dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Pada periode post partum asuhan keperawatan yang paling utama adalah
membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak. Seorang
ibu perlu dipantau keadaannya karena bisa terjadi masalah seperti perdarahan
ataupun infeksi di tempat bekas jahitan akibat proses kelahiran.

B. Definisi
Postpartum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan kurang lebih 6 minggu (Bobak, 2010).
Persalinan normal atau partum spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal
apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai penyulit (Rohani, 2011).

C. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
a) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
b) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang lamin Kiaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.

D. Tanda dan Gejala


1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta
lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3
hari.
2. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah
(stoll cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium
tumbuh kembali. Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan
jaringan parut, tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir luka.
5. Ovarium
Terjadi pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu
menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas,
sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.
Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau
anyir, tetapi tidak busuk.
7. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun
mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3
post partum, rugae mulai nampak kembali (Suherni, 2009).
8. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat
striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat
janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
9. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak,
lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
10. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.
Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat
dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
11. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 380C dan normal kembali dalam
24 jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina
ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
12. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan
ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus
diperhatikan secara serius (Maryunani, 2009).
13. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24
hari, setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin
meningkat untuk proses laktasi

E. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil disebut
involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon
laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah antara otot-otot uretus
akan terjepit dan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Serviks menganga
seperti corong disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Pada
endometrium timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta, pada hari pertama endometrium setebal 2-5 mm memiliki permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Regenerasi endometrium terjadi
dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-
ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan
partum akan berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

F. Pathway Keperawatan

G. Komplikasi
1. Perdarahan adalah penyebab kematian terbanyak pada wanita selama periode
post partum yang dapat disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, retensio
plasenta, ruptur uteri, atau inversio uteri. Kriteria perdarahan :
a. Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran
b. Tekanan sistolik atau diastolik menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram
2. Infeksi puerperalis atau saluran reproduksi akibat bakteri streptococus atau
staphylococus yang ditandai kenaikan suhu lebih dari 38o dalam 2 hari selama 10
hari pertama postpartum.
3. Endometritis
4. Mastitis atau infeksi payudara
5. Infeksi saluran kemih
6. Tromboplebitis dan trombosis akibat koagulasi dan meningkatnya status vena
sehingga relaksasi sistem vaskuler
7. Emboli yaitu partikel berbahaya yang masuk ke pembuluh darah kecil
menyebabkan kematian.
8. Pospartum depresi dimana ibu merasa bingung dan takut, nyeri kepala, gangguan
makan dysmenor, sulit menyusui, serta hilang semangat.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10
g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
b. Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

I. Pengkajian
1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.

2. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
4. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan
sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
5. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
b. Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, kondisi
perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan
perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi,
keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan,
bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, kondisi perineum dan
jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali
pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah
perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis
atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis
kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongenital, apakah
dilakukan bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah
langsung diberikan ASI atau susu formula.
6. Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang
atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan
yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
8. Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,.
Pola koping, hubungan dengan suami, bayi, dan anggota keluarga lain. Adakah
masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga,
blues, depresi. Kultur yang berhubungan dengan budaya pada perawatan post
partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual,
kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
10. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type
rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan
keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
11. Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : pola makan dan minum, konsumsi snack (makanan ringan),
nafsu makan.
b. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).
c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, inkontinensia (hilangnya infolunter
pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, apakah perlu bantuan saat BAK.
Pola BAB, rasa takut BAB karena luka perineum.
d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan
wajah.
e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja
dan menyusui.
f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
12. Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan. Pengetahuan
pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan
setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir
minggu ke 3).
13. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi
ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan,
perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh
yang pendek.
14. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan
perawatan pada bayi, pengetahuan perubahan keadaan umum bayi dan dirinya
15. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
b. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi
cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
c. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
d. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar
getah bening diketiak.
e. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus,
nyeri, perabaan distensi blas.
f. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan
luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia
(warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr
serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
g. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.

J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan agen dilatasi serviks (00256)
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan keterlambatan laktogen
(00104)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post partum (00085)
4. Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respon infamasi (00004)

K. Perencanaan
Diagnosa Outcome Intervensi Rasional
Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1400) : 1. Untuk mengetahui
persalinan asuhan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri yang dialami
berhubungan selama 2x24 jam nyeri komprehensif pasien sehingga
dengan dilatasi diharapkan nyeri yang meliputi lokasi, perawat dapat
serviks (00256) berkurang dengan karakteristik, durasi, menentukan cara
kriteria hasil frekuensi, kualitas, mengatasinya.
Tingkat nyeri (2102) insensitas atau berat 2. Dengan
Indikator nyeri dan faktor mengetahui adanya
Nyeri yang dilaporkan pencetus. faktor-faktor
Panjang episode nyeri tersebut maka
Ekspresi nyeri wajah perawat dapat
2. Gali bersama faktor- melakukan
faktor yang dapat intervensi yang
menurunkan atau sesuai dengan
memberatkan nyeri masalah pasien.
3. Ajarkan tentang teknik 3. Teknik non
non farmakologi: farmakologi untuk
napas dalam, relaksasi, mengurangi rasa
distraksi, kompres nyeri.
hangat/ dingin 4. Untuk
4. Kendalikan faktor memeberikan rasa
lingkungan yang dapat nyaman kepada
mempengaruhi respon pasien agar dapat
pasien terhadap menguarngi rasa
ketidaknyamanan nyeri.
(misal suhu ruangan, 5. Untuk pengalihan
pencahayaan, suara rasa nyeri dan
bising) mengurangi rasa
5. Dukung istirahat/ tidur nyeri.
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
Ketidakefektifa Setelah dilakukan Konseling laktasi (5244)
n pemberian asuhan eperawatan 1. Berikan informasi 1. Memberikan
ASI selama 2x24 jam mengenai manfaat pengetahuan bagi
berhubungan pemberian ASI pada menyusui ibu mengenai
dengan bayi dapat efektif dengan 2. Instruksikan ibu manfaat ASI bagi
keterlambatan kriteri hasil melakukan perawatan bayi
laktogen Keberhasilan menyusui : puting susu 2. Meningkatkan
(00104) maternal (1001) 3. Diskusikan mengenai pengetahuan
Indikator pemberian ASI yang pasien dan
Payudara penuh sering mencegah
sebelum menyusui terjadinya bengkak
Pengeluaran ASI 4. Jelaskan cara pada payudara
Memompa payudara menyusui yang benar 3. Untuk mencegah
5. Diskusikan pilihan terjadinya aspirasi
untuk mengeluarkan pada bayi
ASI 4. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
pasien dan untuk
menentukan
intervensi
selanjutnya
Hambatan Setelah dilakukan Terapi latihan ambulasi
mobilitas fisik asuhan keperawatan (0221) 1. Untuk memberi
berhubungan 2x24 jam hambatan 1. Beri pasien pakaian kenyaman
dengan nyeri mobilitas teratasi dengan yang tidak mengekang 2. Agar pasien tidak
post partum kriteria hasil 2. Bantu pasien kesakitan saat
(00085) Ambulasi (1105) menggunakan alas membungkuk
Indikator kaki 3. Untuk
Menopang berat badan 3. Sediakan tempat tidur memudahkan
Berjalan dengan tidak terlalu tinggi pasien turun dari
langkah efektif 4. Bantu pasien untuk tempat tidur
Berjalan dengan pelan duduk 4. Untuk membantu
5. Bantu pasien berdiri jalan dan
dan berjalan mencegah cedera
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perlindungan infeksi
berhubungan asuhan keperawatan (6550) 1. Untuk menentukan
dengan supresi 2x24 jam tidak terjadi 1. Monitor adanya tanda adakah tanda
respon infeksi dengan kriteria dan gejala infeksi infeksi
infamasi hasil sistemik dan lokal 2. Untuk
(00004) Status maternal: 2. Tingkatkan asupan meningkatkan
postpartum (2511) nutrisi yang cukup imunitas
Indikator 3. Anjurkan asupan 3. Untuk mencegah
Jumlah lokhea cairan dengan tepat dehidrasi
Warna lokhea 4. Anjurkan istirahat 4. Untuk memantau
Suhu tubuh 5. Pantau perubahan tingkat kelemahan
tingkat energi atau pasien
malaise

L. Implementasi
Diagnosa Implementasi
Nyeri persalinan berhubungan 1 Mengkaji nyeri komprehensif
dengan agen dilatasi serviks 2. Mengajarkan teknik non farmakologi
(00256) 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
4. Melakukan kolaborasi tim medis pemberian
anti nyeri

Ketidakefektifan pemberian ASI 1. Memberikan informasi pentingnya asi ekslusif


berhubungan dengan 2. Melakukan perawatan puting susu
keterlambatan laktogen (00104) 3. Menjelaskan cara menyusui yang benar

Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien menggunakan pakaian


berhubungan dengan nyeri post yang tidak mengekang
partum (00085) 2. Mengatur posisi tempat tidur tidak terlalu
tinggi
3. Menganjurkan dan membantu pasien
melakukan ambulasi dini
Resiko infeksi berhubungan 1. Memonitor tanda-tanda infeksi
dengan supresi respon inflamasi 2. Melakukan perawatan luka
(00004) 3. Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga
kebersihan pada luka post sectio caesarea
4. Menganjurkan asupan nutrisi yang cukup

M. Evaluasi
1. Nyeri akibat persalinan normal berkurang
2. Pemberian ASI efektif dengan pengeluaran yang adekuat
3. Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
4. Tidak terjadi infeksi pada luka perineum ataupun yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:
TIM.
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit Fitramaya.
Bobak, (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Rohani, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Dimuat dalam http://maternitynursing/lppersalinan/laporan-pendahuluan-pada-
pasien.html. Diakses 31 Januari 2020
Herdman,T,H., Kamitsuru,S. (2017). Nanda I Diagnosis Keperawatan definisi dan
klasifikasi 2018-2020. Jakarta.EGC Medical Publisher.
Moorhead,S., Johnson,M. (2016). Nursing Outcome Clasification. Yogyakarata.
Nocomedia
Bulecheck,G,M., Butcher,H,K.(2016).Nursing Intervention Classification.Yogyakarta.
Nocomedia

Anda mungkin juga menyukai