Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ANTEPARTUM

A. Pengertian Antepartum/ Kehamilan


Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum (Helen
Varney, 2007).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari : ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan kehamilan 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2007).
Dari beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan/ antepartum adalah
Suatu proses fisiologis yang normal, terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara ovum dan
sperma yang dalam pembuahan tersebut menghasilkan zigot yang dalam perjalanannya mengalami
pembelahan melalui beberapa stadium. Keadaan kesehatan fisik dan mental ibu sebelum dan
selama hamil berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan waktu melahirkan. Banyaknya
perubahan-perubahan pada waktu kehamilan muda dan rangka mempersiapkan kebutuhan untuk
mempersiapkan pertumbuhan janin

B. Etiologi
Konsepsi adalah hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang kita kenal dengan
istilah fertilisasi. Periode ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Sang calon ibu
mungkin tidak menyadari proses ini terjadi dalam tubuhnya, karena tidak ada perubahan atau
gangguan yang dirasakan ibu. Akan tetapi, periode ini sampai trimester pertama (tiga pertama)
adalah masa yang sangat penting dan kritis bagi perkembangan janin, karena merupakan masa
pembentukan awal yang sangat memengaruhi pertumbuhan dan kehidupan janin selanjutnya.

C. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis


1. Adaptasi Fisiologis
Pada trimester I seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukan gejala-gejala
yang berasal dari buah kehamilan yaitu janin dan plasenta. Adanya human chorionic
gonadotropin hormone (HCg) dalam air kemih, mual muntah saat (4-6 minggu), tidak nafsu
makan, saliva berlebih, tidak tahan terhadap bau-bau tertentu.
a. Sistem Reproduksi dan Payudara
1) Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas/ kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus :
a) Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) Kehamilan 8 minggu : telur bebek
c) Kehamilan 12 minggu : telur angsa. Kepalan tangan

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
d) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i) Kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah
xyphoid
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi
livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala
keputihan. Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada
kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi
satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi
segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi
minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Pada trimester II uterus membesar, terjadi hipertropi sel-sel otot, dinding uterus
menipis dan lunak, fetus dapat dipalpasi pada abdomen, adanya Braxton hicks.
Sedangkan pada trimester III terjadi distensi miometrium dan tanda Braxton hicks
semakin jelas, serviks mengeluarkan lender/mukosa.
2) Payudara
Pada trimester I payudara membesar, tegang dans edikit nyeri disebabkan oleh
pengaruh esterogen dan progesterone yang merangsang duktus alveoli payudara.
Sedangkan mulai trimester II areola dan putting membesar, mulai ada sekresi kolostrum.
b. Sistem kardiovaskuler
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
hemodinamik maternal, meliputi :
1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2) Anemia relative
3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
4) Tekanan darah arterial menurun
5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
6) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%, volume plasma bertambah
lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan.
Pada trimester pertama, terjadi :
1) Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
2) Penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan
TBW (total body water).
3) Akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk
pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
4) Akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit
meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output
meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces
tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik
yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta.
c. Sistem Sirkulasi Janin
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam
perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu
ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.Pada akhir
minggu ketiga tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler primitif
berhubungan dengan embrio, korion dan yolk sac, selama minggu keempat dan kelima
jantung berkembang menjadi empat serambi,pada tahap akhir masa embrio perkembangan
jantung lengkap.
Paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara pernafasan,sehingga jalur
sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi paru-paru. Darah yang kaya akan
oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam
abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena
mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus
venosus arantii menuju ke vena kava inferior. Di vena kava inferior darah bercampur dengan
darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam
perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui
atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri.
Di atrium kiri darah bercampur dengan sejumlah kecil darah yang tidak mengandung
oksigen dari paru janin melalui vena pulmoner,darah mengalir ke dalam ventrikel kiri dan
dipompa masuk ke dalam aorta.Di aorta,arteri yang menyuplai jantung,kepala,leher dan
lengan menerima sebagian besar darah yang kaya oksigen. Pola yang mengalirkan oksigen
dan nutrien berkadar tertinggi ke kepala,leher dan lengan ini membantu perkembangan
sefalokaudal embrio-janin.
Darah terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan
menuju vena kava superior.Darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.
Sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian
besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus
kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan
dengan darah yang mengandung oksigen. Darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara
langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusat.
d. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual
capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
e. Sistem Perkemihan
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen
dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin
menurun namun hal ini dianggap normal.
f. Sistem Integumen
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea
grisea), striae lividae pada perut.
g. Sistem Muskuloskeletal
1) Gigi, Tulang dan Persendian
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak
Kalsiun dan Fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan
baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak Kalsium gigi tidak terbentuk.
Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas
penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies gigi.
Postur tubuh wanita secara bertahap akan mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu tertarik
ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belaksang lebih lentur,
dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita. Penggunaan bantal untuk
menyokong punggung mungkin dianjurkan untuk kasus ini.
2) Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme Kalsium
dan Fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang.
Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh
istirahat. Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu.
Aktivitas sehari-hari yang sedang dan lebih banyak waktu untuk istirahat dengan kaki
dinaikkan merupakan cara yang pada umumnya berhasil untuk mengurangi
ketidaknyamanan ini.
h. Sistem Neurologi
1) Saraf perifer
Tidak terdapat perubahan saraf yang normal selama kehamilan. Terkadang gejala
timbul karena melemahnya persendian, seperti yang telah dijelaskan tentang perubahan

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
tulang dan sendi pada kehamilan. Kada-kadang perubahan postur pada kehamilan dapat
menyebabkan acrodysesthesia, atau numbness, tingling, dan kaku pada semua bagian
lengan, tangan, atau jari-jari. Hal ini sepenuhnya merupakan masalah mekanis dan dapat
dihilangkan dengan menyokong bahu dengan bantal pada malam hari dan menjaga
postur tubuh yuang baik selama siang hari.
2) Otak
Walaupun jaringan otak kemungkinan tidak mengalami perubahan, efek psikologis
mungkin saja dapat terjadi. Swing mood lebih umum terjadi. Terkadang wanita tidak
menerima kehamilannya, dan mungkin terjadi psikosis.
i. Sistem Pencernaan
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.
Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10
kali per hari (hiperemesis gravidarum).
j. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrinmenghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi
seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.
Antara lain:
1) Ovarium dan Plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil.
Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal
mulai menghasilkan ekstrigen dan progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk
dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga
membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainya: human chorionic gonadotropin (hGC),
human placenta lactogen (hPL), juga disebut human chorionic somatomammotropin
(hCN), dan human choriotic tryrotropin (hCT).
2) Kelenjer tiroid
Selama masa kehamilan, masa metabolik rate (BMR) meningkat hampir 20% dan
kelenjer tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin).
Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatkan metabolik
rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
3) Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon
paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa
hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
4) Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau langerhans,
yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan
menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari
mereka mengeluarkannya kedalam urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan
hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
5) Kelenjar pituirari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama
kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang
sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh human chorionic
gonadotropin (hGC) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang
dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu,
wajah, dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan
selama menyusui. Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus
posterior meningkat dalam menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus
dalam proses persalinan.
6) Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal
yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam aliran darah diatur oleh
kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrine, hormon yang sangat
penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
2. Adaptasi Psikologis
a. Menerima kehamilan
1) Kesiapan menyambut kehamilan
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal
untuk mencari validansi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki
perasaan kuat, seperti ”tidak senang”, bukan saya dan tidak yakin, mungkin menunda
mencari pengawasan dan perawatan. Namun, beberapa wanita menunda validasi medis
karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau karena alasan budaya,
kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari
validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan, respons emosi wanita dapat bervariasi, dari
perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin dan putus asa. Reaksi yang
diperhatikan banyak wanita ialah respons ”suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang”.
2) Respon emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal
tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya.
Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang lahir dan perasaan dekat
dengan anak membantu Ibu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman.
3) Respon terhadap perubahan citra tubuh
Selama trimester pertama bentuk tubuh sedikit berubah. Sikap wanita terhadap
tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap
ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Pada kebanyakan wanita perasaan suka
atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan
tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
4) Ambivalensi selama masa hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta
dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon
normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.
Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama kehamilan.
5) Upacara tanda kedewasaan
Kehamilan berfungsi sebagai upacara tanda kedewasaan tanda bahwa
seseorang mencapai maturitas dalam suatu masyarakat yang tidak memiliki upacara
lain.
b. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang
wanita, yakni melalui memori-memori dan ketika ia sebagai anak, diasuh oleh ibunya. Banyak
wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi
orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya
terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua.
c. Hubungan ibu-anak perempuan
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap
kehamilan dan menjadi Ibu. Keberadaan Ibu disisi anak perempuannya selama selama masa
kanak-kanak sering kali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil.
Dengan ikatan keibuan yang sama dan sikap siap membantu satu sama lain, subjek yang
sering dideskripsikan sebagai, keakraban timbul dan memfasilitasi perkembangan dan
adaptasi kedua individu.
d. Hubungan dengan pasangan
1) Hubungan seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan
sebaliknya. Perasaan yang berbeda dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik emosi dan
interaksi, termasuk takhayul tentang seks masa hamil, masalah disfungsi seksual dan
perubahan fisik pada wanita.
2) Kekhawatiran tentang janin
Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya keguguran. Ketika janin semakin menjadi jelas, yang terlihat
dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya.

D. Kebutuhan Ibu
1. Nutrisi Ibu Hamil
Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat
badan yang tidak adekuat pada setengah akhir kehamilan berdasarkan hasil pengamatan
menunjukan terjadinya kelahiran preterm. Resiko ini ditemukan waupun pada akhir kemilan
dicapai sesuai dengan range yang direkomendasikan. Kenaikan berat badan optimal tergantung
pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua kenaikan berat badan banyak

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang
mempengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin. Untuk asupan kalori pada
trimester pertama diharpakan tidak ada perubahan dari kebiasaan, pada trimester kedua dan
ketiga asupan kalorinya harus dinaikan sebesar 300 kkal per hari lebih dari biasanya. Kenaikan
ini dapat dicapai dengan mudah melalui asupan susu, yogurt, atau keju, buah-buahan, sayuran,
sereal, nasi atau roti.
a. Pola peningkatan berat badan selama kehamilan
1) Trimester 1: 0.2-0.3kg/mgg
2) Trimester 2: 0.45 kg/mgg
3) Trimester 3: 0.4 kg/mgg
4) Selama kehamilan: 8-18 kg
Kenaikan berat badan yang tidak adekuat (kurang dari 1 kg perbulan untuk wanita
normal, 0,5 kg perhari untuk wanita dengan berat badan kurang) atau kenaikan berat badan
berlebih (3 kg / bulan) harus segera memperoleh perhatian. Kemungkinan penyimpangan
dari berat yang direkomendasikan diantaranya adalah kesalahan pengukuran, kesalahan
pencatatan, pengaruh berat pakaian, dan terjadinya akumulasi cairan. Kenaikan berat badan
yang terlalu tinggi disebabkan oleh akumulasi cairan, kenaikannya lebih dari 3 kg perbulan,
terutama setelah 21 minggu usia kehamilan, dan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.
b. Kebutuhan nutrisi selama kehamilan
1) Kalori
a) Untuk produksi energi
b) Kebutuhan pada wanita hamil ( 2300 Kkal.)
2) Protein: untuk pembentukan jaringan baru,pertumbuhan janin,meningkatkan sirkulasi ibu
(protein plasma,Hb dll). Selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30
gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani yang mengandung komposisi
asam amino seperti daging,susu,telur,keju dan ikan
3) Cairan: membantu pencernaan,melarutkan makanan dan pengangkutanya ( 6-8
gelas/1500-2000 ml/hr)
4) Mineral ; sumber dari buah-buahan,sayuran dan susu.
a) Zat besi : pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17 mg/hari, pada wanita
yang sedikit anemik dibutuhkan 60-100 mg/hari.penambahan 46 mg/hr (berpengaruh
pada anemia)
b) Kalsium : kebutuhan total 1200 mg untuk menmbangun kerangka tulang dan gigi
(2-3 gelas susu/hari)
c) Iodium : mencegah kelemahan mental dan akibat fisik yang bserius kebutuhan
total 175 mg.
5) Vitamin
a) Vit A :1200 mg untuk pertumbuhan janin,kulit jadi halus,tulang dan gigi jadi kuat
terhadap terhadaap infeksi.
b) BI (tiamin) 1.4 mg : Bekerjanya saraf dan jantung secara normal.
c) B2 (riboflavin) 1,5 mg : untuk pertumbuhan, vitalitas,nafsu makan.
d) Niacin (15 mg) ;membantu pencernaan yang normal,pertumbuhan

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
e) Vit C (20 mg ) : untuk pembentukan tulang dan persendian janin
f) Vit D ( 10 mg ) : membantu kekuatan tulang dan gigi
2. Latihan fisik
Berjalan dipagi hari, renang, olah raga ringan dan senam hamil baik dalam
mempertahankan kesehatan tubuh. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan 22 minggu.
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas
dinding perut, ligament-ligament, otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses
persalinan (FK. Unpad, 1998).
Senam hamil memiliki manfaat yang positif terhadap kehamilan. Tiap gerakan yang
terdapat dalam senam hamil memiliki tujuan dan manfaat terhadap kehamilan. Berikut ini adalah
manfaat senam hamil bagi ibu hamil.
1) Memperkuat dan mempertahankan elatisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, otot-
otot dasar panggul dan sebagainya yang berhubungan dengan proses melahirkan
2) Membentuk sikap tubuh yang baik yang dapat mengatasi keluhan-keluhan umum wanita
hamil, mengharapkan letak janin yang normal serta mengurangi sesak nafas akibat
bertambah besarnya perut.
3) Tubuh menjadi relaks secara sempurna. Relaksasi tubuh berpengaruh pada relaksasi bawah
rahim yang pada akhirnya mempunyai peranan penting dalam persalinan yang fisiologis.
4) Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peranan penting dalam persalinan,
selama hamil dan untuk mempercepat relaksasi tubuh. Selain itu teknik pernafasan berguna
untuk mengatasi rasa nyeri saat persalinan nanti.
5) Dapat menenangkan diri melalui relaksasi yang komplit. Relaksasi yang komplit dilakukan
dengan latihan menenagkan diri dan, dapat mengatasi suara dari luar, mengatasi berbagai
macam stres baik dari dalam maupun dari luar.
6) Meningkatkan sirkulasi darah ke uteroplasenta sehingga memper-baiki pertumbuhan otot-
otot uterus dan perkembangan janin intrauterine.
7) Memperpendek waktu kala II pada persalinan. Hal ini terjadi karena Latihan-latihan yang
dilakukan pada senam hamil mengakibatkan ibu hamil memperoleh kekuatan dan tonus otot
yang baik, teknik pernafasan yang baik, yang penting dalam proses persalinan terutama saat
persalinan kala II dalam hal ini adalah power pada persalinan.
3. Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur
secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin.
4. Personal Hygine
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau terbasahi
oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gig yang bersih menjamin pencernaan
yang sempurna.
5. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).
Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga
dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I / II
pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM
(intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama
kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian).
Imunisasi Interval Durasi Perlindungan
TT1 Selama kunjungan antenatal pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun (seumur hidup)

6. Kebutuhan Seksual
Selama trimester pertama seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia
merasa mual, letih dan mengantuk. Saat memasuki trimester kedua kombinasi antara pasangan
sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginan untuk
melampiaskan seksualitasnya. Pada trimeelster ketiga, peningkatan keluhan somatic (tubuh) dan
ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun
(Rynerson, Lowdermilk, 1993).
Kontraindikasi:
a. Salah satu dari pasangan atau kedua pasangan menderita Infeksi menular seksual, tentunya
penyakit ini dapar menular melalui hubungan seksual dan biasanya akan sangat
membahayakan kondisi kandungan Anda.
b. Flek
c. Diduga adanya kelahiran prematur
d. Plasenta menutup jalan lahir (plasenta previa). bila dalam keadaan ini tetap melakukan
hubungan seks maka dapat menyebabkan terjadi perdarahan dan dapat menyebabkan
terjadinya keguguran.
e. Kehamilan beresiko, seperti :
1) Pernah mengalami keguguran
2) Pernah mengalami kelahiran dini
3) Infeksi dari masing-masing pasangan
4) Pendarahan selama hubungan
5) Terasa sakit selama hubungan
6) Pecahnya air ketuban atau kebocoran cairan dari vagina
Pada keadaan seperti diatas hubungan seksual diharapkan dihindari sama sekali.
7. Kunjungan ulang
Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan ditemukannya berbagai kelaianan yang
menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah –
langkah pertolongan persalinan. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal
minimal sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Dengan tindakan yang dilakukan antara lain:
1) Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan laboratorium,
antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
2) Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam
hamil), vaksin TT I
3) Kunjungan III (34 mgg
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
4) Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan
8. Persiapan Persalinan
Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal dan segera
dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, peerlu dilakukan persiapan perawatan
payudara untuk persiapan laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup membuat proses
menyusui menjadi mudah dan menyenangkan. Payudara adalah sumber ASI yang merupakan
makanan utama bagi bayi, yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :
a. Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari
bawah, bukan menekan dari depan
b. Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”.
c. Penyuluhan (audio-visual) tentang :
1) Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
2) Manfaat rawat gabung
3) Perawatan bayi
4) Gizi ibu hamil dan menyusui
5) Keluarga berencana,dll
d. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam
keberhasilan menyusui
e. Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil
f. Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1) Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing
2) Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam keluarga /tidak
3) Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak
g. Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan
Kehamilan dapat diketahui dengan beberapa cara. Dianjurkan untuk menggunakan lebih
dari satu cara untuk mengetahui awal dari kehamilan. Beberapa cara untuk mengetahui
kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Feeling atau Intuisi
Tes kehamilan paling sederhana adalah menggunakan feeling atau intuisi. Beberapa
hari setelah masa konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma) seorang  perempuan
dapat merasakan perubahan pada tubuhnya. Sense of motherhood mulai berkembang.
Bahkan, meski dinyatakan tidak hamil oleh dokter yang memeriksa, seorang perempuan
dapat mempunyai pendapat yang berbeda. Pemeriksaan secara fisik dengan menggunakan

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
USG hanya akan efektif di atas usia kehamilan 4 minggu, tetapi dengan feeling dapat lebih
cepat. Keefektifan penggunaan feeling tergantung sensitivitas individu.
b. Test-Pack (Home Pregnancy Test)
Pasangan yang menginginkan segera hamil, biasanya menyediakan tes kehamilan
jenis ini. Selain dijual bebas dan memiliki rentang variasi harga yang lebar, test-pack juga
mudah untuk digunakan. Test-pack menggunakan ukuran kadar hormon hCG (Human
chorionic gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta janin. Setiap test-pack mempunyai
kadar sensitivitas berbeda, biasanya pada kisaran 25 mIU/ml hCG. Test-pack mulai dapat
digunakan 14 hari setelah waktu konsepsi atau sehari setelah periode haid terlambat. Tetapi
dianjurkan tujuh hari setelah berhubungan suami istri. Diperlukan urin segar pertama di pagi
hari agar kadar hCG dalam urin cukup untuk diukur.
c. Tes USG
Menurut WHO, sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu selama trimester
pertama, trimester kedua, serta dua kali selama trimester ketiga. Pemeriksaan dengan
menempelkan alat bernama transducer yang mengeluarkan gelombang suara ultra di perut
sehingga di monitor tampak tampilan fisik yang dikandung. Tujuan untuk mengetahui kondisi
fisik bayi, berapa usia bayi, kapan prediksi persalinan, ada atau tidak cacat janin dan
mengetahui jumlah janin.
d. Tes Urin
Tes kehamilan ini juga mengecek kadar hCG dalam urin Keakuratan mendekati
100% dan tidak harus menggunakan urin pertama yang keluar di pagi hari. Tes dapat
dilakukan 7-14 hari setelah konsepsi. Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin).
Dilakukan dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil
positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG
e. Tes Darah
Seperti tes urin di lab, keakuratan tes kehamilan jenis ini mendekati 100%. Kadar
hCG dapat dideteksi dari beberapa tetes darah. Kelebihan tes darah adalah juga dapat
memperkirakan umur kehamilan awal karena seiring dengan pertambahan usia kehamilan
kadar hCG bertambah. Tes ini dapat dilakukan paling cepat satu minggu setelah konsepsi.
f. Tes Fisik
Tes kehamilan secara fisik dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan. Bidan akan
meraba perut untuk menentukan fundus (puncak) dari rahim dan juga menentukan
perubahan tekstur rahim. Tes ini dapat dilakukan pada rentang kehamilan 4-6 minggu (paling
cepat dua minggu setelah telat haid
2. Menentukan perkiraan persalinan dan usia kehamilan
a. Taksiran Pesalinan Hukum Negel
1) Siklus mens 28 hari: tanggal (+7),bulan (-3),tahun (+1)
2) Siklus mens 35 hari : tanggal (+14),bulan (-3),tahun (+1)
Atau
1) Jika HPHT jatuh pada bulan 1 – 3 maka : tanggal (+7) Bulan (+9) Tahun (+1).
2) Jika HPHT jatuh pada bulan 4 – 12 maka : Bulan (-3) Tahun (+1)

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
b. Usia Kehamilan Menurut mc.Donald
1) Dalam bulan
TFU ( cm)
=usia kehamilandalam bulan
3.5 cm
2) Dalam minggu
7
TFU x =usiakehamilan dalam minggu
8
3. Taksiran Bedar Badan Janin
1) Kepala belum masuk PAP = (TFU – 11) X 155 = ….gr
2) Kepala sejajar dengan PAP = (TFU – 12) X 155 = ….gr
3) Kepala sudah masuk PAP = (TFU – 13) X 155 = ….gr

F. Penatalaksanaan Klinis
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan
Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
2. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin
dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah tetanus neonatorum.Pemberian imunisasi ini
terdiri dari :
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.
5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6. (Tes)  terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.Aspek-aspek pelayanan :
a. Reliability : Petugas memiliki kompetensi untuk melakukan tes PMS.
b. Responsiveness : Tes dilakukan secara cekatan dan tanpa menunggu waktu yang lama.
c. Assurance : Tes yang dilakukan hasilnya harus akurat.
d. Tangible : Tersedia peralatan tes yang memadai.
e. Empathy : Tes PMS dilakukan secara sopan dan santun.
7. (Temu)  wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-
tanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001)

G. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas istri dan suami, keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati,
nafsu makan, tidur, miksi dan defekasi serta perkawinan
b. Tanda dugaan Kehamilan
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan
ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir ditentukan perkiraan persalinan
2) Mual (Nausea) dan muntah (emesis)
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebih
b) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari (morning sickness)
c) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi
d) Akibat mual muntah nafsu makan berlebihan
3) Ngidam : Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu (ngidam)
4) Sinkope atau Pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop / pingsan
b) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu
5) Payudara tegang
a) Pengaruh estrogen-progresteron dan somatomamotropin menimbulkan lemak, air
dan garam payudara
b) Payudara membesar dan tegang
c) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
6) Sering miksi
a) Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
b) Pada triwulan ke-2 sudah hilang
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progresteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan
buang air besar
8) Pigmentasi kulit
a) Sekitar pipi : Chiloasoma gravidarum
b) Keluarnya ”melaphorne stimulating hormone” hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit
9. Dinding perut
a) Striae lividae
b) Striae nigra
c) Linea alba makin hitam
10. Sekitar payudara
a) Hiperpigmentasi areola mamae
b) Puting susu makin menonjol
c) Kelenjar montgomery menonjol pembuluh darah manifes sekitar payudara
9) Epulsi : Hipertrofi gusi (epulsi) dapat terjadi bila hamil
12. Varices / penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari estrogen dan progresteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat
b) Penampakan pembuluh darahh itu terjadi di sekitar genetala eksterna, kaki, betis
dan payudara
Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan
c. Tanda Kehamilan Tak Pasti
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan
2) Pada Px dalam dijumpai :
a) Tanda Hegar
b) Tanda Chadwicks
c) Tanda piscaseck
d) Kontraksi Braxron Hicks
e) Teraba ballotement
3) Px tes biologi kehamilan positif, Sebagian kemungkinan positif palsu
d. Tanda Kehamilan Pasti
Tanda-tanda kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :
1) Gerakan janin dalam rahim
a) Terlihat / teraba gerakan janin
b) Teraba bagian-bagian janin
2) Djj
a) Auskultasi : Stetoskop laenec, alat kardiotokografi, Doppler
b) Abdominal foto : - Kerangka janin terlihat

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai
pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan.
Berikan mereka waktu untuk mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami
pentingnya pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan
kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan
berikutnya. Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :
a. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung
membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan
ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah
b. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia
timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil
biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama
pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu
mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang
menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg
pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat
ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran centi meter.
Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit
sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau
tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.
c. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila
tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah
kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah
tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita
pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya
tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu
persalinannya direncanakan di rumah sakit.
d. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi).
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Pada saat melakukan
pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan
secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien
yang mengakibatkan rasa malu pasien.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
1) Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah.
Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan
bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan
bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu
tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula
bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki.
Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak
pada tangn dan atau wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan
tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata
kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka
ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta
direncanakan persalinannya dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah
sclera kuning atau ikterik
2) Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah
stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi.
Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
3) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan
saluran linfe
4) Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap
kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau
tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau
masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau
belum. Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
5) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin,
turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal– hal sebagai
berikut :
a) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu
b) Bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya.
Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan
memintanya menarik nafas panjang.
c) Cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan
perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah
linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak
gerakan janin, rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan
janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin
tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali
karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi
fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus
berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus
naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa
sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri
simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur kehamilan Tinggi fundus uteri
20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34- 46 cm
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan
janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur
kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak
diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri.
Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan
janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
e. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap
kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas
uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara
lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan
janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka
palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong
yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada
letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
f. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus. Petunjuk pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap
kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi
perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk
meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu
sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada
sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian –
bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan
menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak
teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung
ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba
disalah satu sisi.
g. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian
bawah. Petunjuk cara memeriksa:
Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-
hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis.
Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana.
Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah
cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati
pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan
kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak
dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
h. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut
ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan
pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan
kearah pintu atas panggul.
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan
Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai
seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
i. Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu.
Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya
berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak,
katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya
berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat
didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya
berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
j. pemeriksaan punggung dibagian ginjal.
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila
ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.
k. Pemeriksaan genetalia
Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada
vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada
kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai
cucilah tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung
tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.
l. Distansia tuberan
Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber iskhiadikum
kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm
m. Konjugata eksterna (Boudeloge)
Yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan ukuran
normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar
terdapat kesempitan panggul.
n. Pemeriksaan panggul
Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat
menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu
dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan
panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat
kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan
pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial
pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat
kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-ukuran
panggul luar.
Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka
panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalah:
1) Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm.
2) Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan
kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara
distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16
cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul.
o. Pemeriksaan ektremitas bawah
Memeriksa adanya oedema yang paling mudah
dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara
menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang
tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem positif
pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia.
Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah
oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.

p. Pemeriksaan reflek lutut (patella)

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
Mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang
akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer
ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan
vitamin B1. bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda
pre eklamsi.

H. Analisa Data

I. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Pada Trimester Pertama
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubngan dengan perubahan
nafsu makan mual, muntah keuangan yang tidak mencukupi, tidak normal peningkatan
kebutuhan metabolic atau nutrisi.
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormon.
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan masukan
dan atau kehilangan cairan yang berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenal pekerjaan, kehamilan yang normal
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perubahan fisiologis atau psikologis yang
normal dan dampaknya terhadap klien atau keluarga
e. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu .
f. Risiko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan relaksasi, peningkatan absorpsi air di
saluran GI adanya hemoroid, mengkonsumsi suplemen zat besi.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
g. Resiko tinggi infeksi terhadap kandung kemih berhubungan dengan hygiene buruk,
ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari pemajanan tehadap pathogen.
h. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang
perubahan fisik psikososio budaya dan keyakinan spiritual
i. Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan berhubungan demam kebutuhan klien dan
keluarga cukup terpenuhi.
j. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan kurang pengetahuan oleh keterampilan
tentang perubahan fungsi struktur tubuh, perubahan tingkat kenyamanan.
k. Risiko terhadap perubahan penampilan berhubungan dengan krisis maturasi.
2. Pada Trimester Kedua
a. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik, respon orangg lain.
b. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
perbesaran uterus
c. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar) mengenal kemajuan alamiah dari kehamilan
berhubungan dengan terus membutuhkan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang
dialami.
d. Risiko tinggi terhadap cidera pada janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen atau agen infeksi.
e. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan mekanisme
regulator retensi natrium atau air.
3. Pada Trimester Ketiga
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal.
b. Kurang pengetahuan mengenai persiapan untuk persalinan atau kelahiran, perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pengetahuan, kesalahan interpretasi informasi.
c. Risiko tinggi terhadap harga diri situasional rendah berhubungan dengan masalah mengenai
kemampuan untuk menyelesaikan tugas kehamilan atau kelahiran anak.
d. Perubahan eliminasi urine behubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola tingkat aktivitas stress, psikologis
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
f. Risiko tingi terhadap koping individual atau keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasi atau maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realities, metode koping yang tidak
adekuat

J. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Pada Trimester Pertama
1. Dx 1
a) Tentukan keadekuatan masukan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24
jam.
b) Dapatkan riwayat kesehatan, catat usia/khususnya < 17 tahun, >35 tahun.
c) Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
d) Timbang BB pasien
e) Perhatikan adanya ngidam
f) Berikan informasi tentang diet pre natal.
g) Tinjau ulang frekwensi dan berat mual/muntah
2. Dx 2
a) Catat adanya/derajat pada tidak nyaman minor
b) Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal
c) Anjurkan penggunaan bra penyokong
d) Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar
3. Dx 3
a) Auskultasi DJJ
b) Tentukan frekwensi/beratnya mual muntah
c) Tinjau ulang kemungkinan masalah medis lain
d) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, tekanan darah, masukan/haluaran dan berat
jenis urine
e) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat
4. Dx 4
a) Bina hubungan perawat – klien yang mendukung terus menerus
b) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini
c) Klasifikasi kesalahpahaman
d) Tentukan derajat motivasi untuk belajar
e) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan
f) Identifikasi siapa yang memberikan dukungan dan budaya
5. Dx 5
a) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
b) Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan
c) Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman
d) Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien
e) Catat masukan protein
6. Dx 6
a) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum kehamilan, perhatikan perubahan selama hamil
b) Kaji adanya haemoroid
c) Berikan informasi diet tentang buah-buahan segar, sayuran,padi-padian,serat makanan
kasar dan masukan cairan adekuat
d) Anjurkan latihan ringan secara teratur
7. Dx 7
a) Berikan informasi tanda dan gejala
b) Tentukan perlunya mencuci tangan secara teratur sebelum dan saat memegang makanan
dan setelah toileting
c) Berikan informasi tentang hygiene klien
d) Anjurkan klien minum dan gelas cairan setiap hari
e) Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
8. Dx 8
a) Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh dan situasi pekerjaan
b) Identifikasi hal mendasar dari harga diri klien sampai dengan perubahan karena hamil
c) Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, kultural healer
d) Tinjau ulang perubahan fisiologis selama kehamilan
9. Dx. 9
a) Identifikasi hubungan antar anggota keluarga
b) Kaji hubungan klien/pasangan pada orang tua
c) Anjurkan ayah/saudara sekandung untuk ikut kunjungan pre natal dan mendengarkan
DJJ
d)Berikan daftar bahan bacaan un tuk klien/pasangan/saudara secara tepat mengenai
penyesuain bayi baru lahir
10. Dx 10
a) Tentukan pola kebiasaan aktivitas seksual pasangan dengan menggunakan alat
pengkajian seksual
b) Tinjau ulang informasi tentang kenormalan perubahan-perubahan ini diperbaiki
kesalahan pengertian
c) Tinjau ulang riwayat obstetri pasangan
11. Dx 11
a) Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan
b) Pastikan cara klien/pasangan mengatasi stressor pada masa lalu
c) Kaji status ekonomi dan kebutuhan finansial
d) Dapatkan informasi tentang persiapan atau kekurangan persiapan yang dibuat untuk
bayi
e) Kaji perilaku maladaptif
b. Pada Trimester Kedua
1. Dx 1
a) Tinjau ulang/kaji sikap klien terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh
b) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
2. Dx 2
a) Kaji status pernapasan
b) Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan masukan vitamin C
c) Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan
ringan
3. Dx 3
a) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua
b) Identifikasi kemungkinan risiko kesehatan individu
4. Dx 4
a) Tentukan pemahaman sebelum informasi diberikan
b) Tinjau ulang status kesehatan ibu
c) Perhatikan quikening dan denyut jantung janin
d) Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi fundus setiap kali kunjungan

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
e) Berikan informasi tentang tes-tes diagnostik atau prosedur
5. Dx 5
a) Pantau BB secara teratur
b) Test urine terhadapalbumin
c) Berikan informasi tentang diet (mis : peningkatan protein, tidak menambahkan garam
meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium
d) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodik selama sehari
e) Tinjau ulang kadar Ht
c. Pada trimester Ketiga
1. Dx 1
a) Kaji terus menerus ketidaknymanan klien dan metode untuk mengatasinya
b) Kaji status dan pernapasan klien
c) Perhatikan adanya keluhan tegangan pada punggung dan perubahan cara berjalan
d) Perhatikan adanya kram kaki
e) Kaji adanya konstipasi dan hemoroid
2. Dx 2
a) Lanjutkan/mulai program belajar seperti disebutkan dalam trimester I
b) Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis
c) Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan
d) Berikan informasi verbal tentang perawatan bayi, perkembangan dan pemberian
makanan
3. Dx 3
a) Perhatikan isyarat verbal/non verbal klien/pasangan saat diskusi tentang masalah
perubahan tubuh dan harapan peran
b) Evaluasi adaptasi fisiologis klien/pasangan terhadap klien dengan kehamilan
c) Dorong klien untuk beradaptasi dalam kelas kelahiran anak bila belum terlihat
4. Dx 4
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sampai trimester III
b) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak dalam waktu yang lama
5. Dx 5
a) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan
b) Evaluasi tingkat kelelahan
c) Kali terhadap kejadian insomnia dan respon klien terhadap penurunan tidur
6. Dx 6
a) Kaji persiapan persalinan, kelahiran dan kedatangan bayi
b) Tentukan persepsi klien/pasangan terhadap janin sebagai kesatuan yang terpisah
c) Tentukan bagaimana ibu mengetahui kehamilan saat persalinan dan kelahiran mendekat

Daftar Pustaka

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994). Obstetri Patologi. Bandung: Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad.
Carpenito L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta. EGC.
Catatan Kuliah,Keperawatan Maternitas,2002,PSIK FK UGM jogjakarta,Jogjakarta.
Doenges, M. E. (2001). Rencana asuhan keperawatan maternal/bayi. (Edisi) 2. Jakarta :EGC.
Farrer H. (1999). Perawatan Maternal. Edisi 2. Jakarta. EGC.
FKUI. (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
FKUI. (2002). Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan 1. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Gaffar, La Ode Jumadi. (1999). Pengantar keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : definition and Clasification 2001- 2002,Philadelpia,USA.
Hacker Moore (1999). Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Hanifa Wikyasastro (1997). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Ibrahim C.J. (1996). Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Jilid 5. Jakarta: Bhratara karya.
Jaffe and Marie,1994,Maternal Infant health Care Planning second Edition,Springhouse,Pennsylvania
USA.
Long B.C (1996). Perawatan Medikal Bedah (Sesuatu Pendekatan Proses Keperawatan). Bandung:
Yayasan Ikatan Pendidikan Keperawatan.
Manulaba Ida B.G (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.
Masjoer. Arif (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid pertama. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.
Mochtar R. (1998). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi. jilid 2. edisi 2. Jakarta: EGC.
Mochtar Rustam,1998,Sinopsis Obstetri fisiologi dan Obstetri Patologi,Penerbit EGC,Jakarta.
Oxorn H (1996). Ilmu Kebidanan : Fisiologi dan Patologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essensia Medica.
Persis Mary Hamilton. (1995) Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Prawirohadjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Edisi II. Jakarta: Yayasan Balai Pustaka.
Prawirohadjo, S. (2002). Pelayanan Maternal, Neonatal. Edisi I. Jakarta: YPIPKK POGI Yayasan Balai
Pustaka.
Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta :Mitra Media publisher.
Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Susilowati H, Endang. 2006. Lebih jauh tentang kehamilan. Jakarta : Edsa Mahkota.
Syaifuddin AB,2002,Buku Panduan Praktek pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Edisi
I,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta.
Walsh, Linda. 2001. Community – Based Care During the Childbearing Year. W.B Saunders Company.
United States of America.

Rycco Darmareja, SKep.


Profesi Ners, Stase Maternitas

Anda mungkin juga menyukai