Anda di halaman 1dari 21

UJIAN TENGAH SEMESTER

FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BBL

Disusun Oleh :
ASTRI TUNGGAL DEWI
NPM 23340027P

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KONVERSI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
1. Perubahan fisiologi pada kehamilan
a. Adaptasi Sistem reproduksi dalam kehamilan
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus
mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat
selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa
minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai
berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus
akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta,
dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai
5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100
gram
Perubahan uterus mulai menekan ke arah tulang belakang, menekan
vena kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir
kehamilan sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu
(braxton hicks). Istmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang
menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik
menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada
akhir kehamilan. Uterus yang semula hanya berukuran sebesar jempol
atau seberat 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram di akhir masa kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi sehingga dapat
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran janin
karena pertumbuhan janin (Wahyuningsih, 2016).
1) Terjadi pertambahan ukuran sel – sel otot uterus
2) Terjadi lightening pada akhir – akhir kehamilan
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron
4) Hipertrofi dan dilaktasi otot
5) Penumpukan jaringan fibrosa dan elastik untuk menambah kekuatan
dinding uterus
6) Penambahan jumlah dan ukuran pembuluh darah vena
7) Dinding uterus semakin menipis
8) Uterus kehilangan kekakuan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan
dengan bertambahnya umur kehamilan.
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc.hal ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim,serabut-serabut kolagennya
menjadi hingroskopik,dan endometrium menjadi desidua.
Beratnyapun naik dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 minggu).
Akan membesar pada bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron. Pembesaran disebabkan :
1) Peningkatan vaskularisasi (peningkatan peredaran darah) dan
dilatasi (pelebaran) pembuluh darah uterus
2) Hiperplasia (jml sel meningkat) dan hipertrofi (uk sel meningkat)
uterus
3) Perkembangan desidua.
(1) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
retrofleksi.
(2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga
pelvis.
(3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
(4) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
a) Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang,
dan anak – anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang
dan bertambah.
b) Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini
disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar
dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan
dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut dengan tanda chadwick.
c) Tuba Falopi
Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami hipertropi dan
epitelium mukosa tuba menjadi gepeng.pad tuba falopi terjadi peningkata
estrogen dan progesteron yang menyebabkan rambut silia 11 menjadi
lebih aktif sehingga mampu menghantarkan sel zigot menuju kavum
uteri dalam waktu yang tepat. Faktor lain yang dapat menggerakkan silia
(rambut getar) adalah kalori yang dirubah menjadi energi yang
dihasilkan dari metabolisme sel (Manurung, 2011)
d) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih
pengeluaran esterogen dan progesterone. Proses ovulasi selama
kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6- 7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah
yang relative minimal
e) Vagina dan vulva
Terjadi perubahan pada vagina dan vulva karena terjadi
hipervasikularisasi oleh hormon esterogen, sehingga pada bagian tersebut
terlihat merah kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda
Chadwick..Oleh karena pengaruh esterogen, terjadi
hipervaskularisasi pada vagina dan vulva sehingga pada bagian
tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut
tanda chadwick.
b. Perubahan Sistem kardiovaskular dalam kehamilan
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oeh jantung setiap
menitnya biasanya disebut sebagai curah jantung meningkat sampai 30-
50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena
curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat
juga meningkat (dalam keadaan normal) 70 kali/menit menjadi 50-90
kali/menit. Setelah mencapai kehamilan 30 minggu curah jantung agak
menekan karena pembesran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung.
Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 % dengan puncaknya
pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Nadi dan tekanan darah. Tekanan darah
arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik lagi seperti
pada pra hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal. Pada ekstremitas atas
dan bawah cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik,
nilai rataratanya 84 kali permenit.
1. Cardiac Output
Cardiac output maternal meningkat sekitar 30 sampai 50% selama
kehamilan. cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester
pertama atau kedua kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan. Cardia
posisi output tergantung pada posisi ibu. Jika ibu posisi telentang, uterus
yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi aliran balik
vena ke jantung sehingga menurunkan cardiac output. Pengaruh ini lebih
besar pada saat kehamilan aterm.
2. Tekanan Darah
Penurunan tehanan vaskular prefier selama kehamilan terutama
disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon
progesteron. Penurunan dalam peripheral vascular resistance,
mengakibatkan penurunan darah delama trimester pertama kehamilan.
tekanan sistolik turun sekitar 5 sampai 10 mmHg dan distolik 10 sampai
15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24 minggu, tekanan darah sedikit
demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan darah sebelum hamil pada
saat aterm
3. Volume dan Komposisi Darah
Volume drah meningkat sekitar 1.500 ml (nilai normal : 85% - 9% berat
badan). Peningkatan terdiri atas 1.000 ml plasma ditambah 450 ml sel
darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar
minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai puncak sekitar 30%- 50% di atas
volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26.
c. Perubahan Sistem hematologi dalam kehamilan
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
keplasenta, uterus yang membesar dengan pembuluhpembuluh yang membesar
pula, mammae dan alat-alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncak
kehamilan 32 minggu
d. Perubahan Sistem respirasi dalam kehamilan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan
kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon
terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan
uterus dan payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen dan
kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena
rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma bergeser 4 cm
selama masa hamil. dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran
uterus ke rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut.
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru paru
berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan
untuk dirinya.lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran
pernapasan menerima lebih banyak darah (kongesti). Kadang hidung dan
tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan
suara wanita hamil agak berubah.
Sistem respirasi kehamilan mepengaruhi sistem pernapasan pada
volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan fisiologi sistem pernapasan
selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme
dan kebutuhan oksigen bagi tubuh dan janin. Perubahan tersebut terjadi
karena pengaruh hormonal dan biokimia. 7 relaksasi otot dan kartilago
toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik
sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2 cm. Kapasitas
inspirasi meningkat progresif selama kehamilan volume tidal meningkat
sampai 40%
e. Perubahan Sistem urinaria dalam kehamilan
Selama kehamilan, ginja bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volume meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya
terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan
rahim yang membesar).
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung bayaknya
pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter
terhambat karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar
dan terjadi perputaran ke kanan disebabkan karena terdapat kolon dan
sigmoid di sebelah kiri. Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan
tertekan oleh uterus karena posisi blass berada di depan uterus sehingga
akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester I,
trimester II tekanan uterrus terhadap blass berkurang. Karena uterus sudah
mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi
rangsangan kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga
panggul.
Selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun.
Terjadinya hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat
sehingga pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1.500
ml
f. Perubahan Sistem gastrointestinal dalam kehamilan
Rahim yang semakin membbesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah.sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin
berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas didada dan
sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di
dalam lambung.
g. Perubahan Sistem endokrin dalam kehamilan
Perubahan besar pada sistem endokrin yang esensial terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pascapartum.
Trimester III hormon oksitosin mulai meningkat sehingga menyebabkan ibu
mengalami kontraksi. Oksitosin merupakan salah satu hormon yang sangat
diperlukan dalam persalinan dan dapat merangsang kontraksi uterus ibu. Selain
hormon oksitosin ada hormon prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat
kehamilan aterm.
h. Perubahan Sistem payudara dalam kehamilan
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan
hipertropik sistem saluran, sedangkan progesteron menambah selsel pada
payudara
Pada kehamilan setelah 12 minggu dari puting susu dapat mengeluarkan
cairan putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi. Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara semakin meningkat.
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron,
dan somatotropin. Kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di
bawah 9 kulit akan lebih terlihat, puting payudara akan membesar, berwarna
kehitaman, dan tegak.
Beberapa perubahan yang dapat dialami oleh ibu adalah sebagai berikut:
1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
3) Bayangan vena-vena lebih membiru.
4) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning
(Sulistyawati, 2012).

i. Fisiologi plasenta
Plasenta (uri) merupakan hasil dari kehamilan yang berfungsi sebagai
alat yang menghubungkan antara janin dengan ibu. Plasenta merupakan
alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Plasenta
merupakan organ penghubung sementara yang menghubungkan ibu dan
janin dan mengirim oksigen dan nutrisi-nutrisi dari ibu ke janin. Plasenta
berbentuk cakram dan pada masa sepenuhnya berukuran tujuh inches
dalam diameternya (garis tengahnya). Tempat perlekatan plasenta adalah
pada uterus. Plasenta terdiri dari vili-vili dan kotiledon yang berfungsi
sebagai jalan makanan dan oksigen bagi janin (prawirohardjo, 2014).
Pembentukan plasenta bayi dimulai sejak awal kehamilan, yaitu 7–10
hari setelah pembuahan. Kemudian pada usia kehamilan tiga minggu,
folikel yang berada di indung telur (korpus luteum) meluruh. Setelahnya,
hormon progesteron mulai diproduksi dan menyediakan nutrisi bagi janin
selama trimester pertama kehamilan. Ketika usia kehamilan memasuki
minggu ke-4, sejumlah sel yang menempel di dinding rahim memisahkan
diri dan menggali dinding rahim lebih dalam. Salah satu dari sekian sel
tersebut bertugas membentuk plasenta untuk mengambil alih tugas korpus
luteum dalam menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin. Seiring berjalannya waktu, plasenta akan bertambah besar, sehingga
mampu mengambil alih dalam memenuhi nutrisi dan oksigen yang lebih
banyak bagi janin. Plasenta akan terbentuk dengan sempurna pada usia
kehamilan 12–18 minggu, rata-rata pada usia kehamilan 16 minggu.
Selama kehamilan, aliran darah meningkat cepat seiring dengan
pembesaran uterus. Pada masa kehamilan , perbedaan O2 arterivena di
uterus tidak besar, dan diperkirakan estrogen bekerja pada pembuluh darah
untuk meningkatkan aliran darah uterus melebihi kebutuhan O2 jaringan.
Walaupun aliran darah uterus meningkat 20 kali selama kehamilan,
peningkatan ukuran janin jauh lebih besar,yang berubah dari sebuah sel
menjadi janin plus plasenta dengan berat 4-5 kg pada saat aterm.
Akibatnya, makin banyak O2 yang diekstraksi dari darah uterus selama
kehamilan tahap lanjut, dan saturasi O2 darah uterus menurun. Darah ibu
masuk melalui lempeng basal dan terdorong ke atas ke lempeng korion
oleh puncak tekanan arteri ibu sebelum terjadi dispersi ke lateral. Setelah
membasahi permukaan mikrovilus eksterna vilus korion, darah ibu
mengalir kembali melalui lubang-lubang vena di lempeng basal dan
masuk ke vena-vena uterus. Dengan demikian, darah ibu melintasi
plasenta secara acak tanpa melalui saluran yang sudah ada, didorong oleh
arteri ibu. Arteri spiralis berjalan tegak lurus, vena berjalan sejajar,
terhadap dinding uterus, membentuk suatu 14 tatanan yang mempermudah
vena menutup saat uterus berkontraksi dan mencegah terperasnya darah
ibu dari ruang antarvilus. Di dalam kandungan, plasenta adalah paru-paru
janin. Di dalam plasenta terdapat penjuluran vilidari bagian janin yang
mengandung cabang-cabang halus arteri dan vena umbikalis janin. O2
diserap oleh darah janin dan CO2 dikeluarkan ke dalam sirkulasi ibu
melalui dinding vili. Lapisan-lapisan sel yang membungkus vili lebih tebal
dan kurang permeabel dibandingkan dengan membran alveolus paru, dan
pertukaran yang terjadi jauh kurang efisien. Plasenta juga merupakan rute tempat
masuknya semua zat makanan ke janin dan keluarnya zat sisa dari janin ke dalam
darah ibu.

2. Adaptasi anatomi dan fisiologi dalam kelahiran dan persalinan


a. Anatomi dan fisiologi organ reproduksi dalam persalinan

1. Anatomi
a. Vulva

Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas


mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons
pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bawah perut. Daerah
ini dapat di kenali dengan mudah karena di tutupi oleh rambut pubis. Rambut
ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan
berbentuk bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri atas dua bibir,
yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir dalam disebut labium mayora,
merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium
minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris
terletak pada pertemuan antara kedua labia mayora dan dasar mons pubis.
Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf
sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitive dan berperan besar
dalam fungsi sexual.

b. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastic, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan
berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah saat menstruasi dan merupakan
jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang
terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan
istilah selaput dara. Bentuknya berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini
akan robek saat bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu
dalam, olah raga dan lain sebagainya.

c. Serviks
Servik disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan
dari rahim dan menonjol kedalam vagina, sehingga berhubungan dengan
vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi,
mucus ini menjadi banyak, elastik dan licin. Hal ini membantu
spermatozoa mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan
menipis dan membuka saat proses persalinan di mulai

d. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam
reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga
melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear, berongga dan berotot.
Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan
lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil
mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi
sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim
memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika
terjadi pertumbuhan janin.

e. Ovarium

Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur.


Letak ovarium disebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah.
Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan
mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi
yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel
telur disebut juga dengan ovum.

f. Tuba falopi

Tuba falopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah
sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang  10
cm. saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fibria.
Ujung yang satu dari tuba falopi akan bermuara dirahim sedang ujung yang
lainny merupakan ujung bebas dan terhubung kedalam rongga abdomen.
Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini
disebut fibbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat di lepas oleh
ovarium. Dari fibria, telur digerakkan oleh rambut- rambut halus yang
terdapat didalam saluran telur menuju ke dalam rahim.

1. Fisiologi
Secara garis besar, kembar di bagi menjadi dua. Monozigot, kembar
yang berasal dari satu telur dan dizigot, kembar yang berasal dari dua telur.
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu di
buahi sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam
waktu bersamaam. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72
jam, 4-8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan
terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik
atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua,
selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-
masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup
besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur
menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot
yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja adalah pembelahan
pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya di kaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan masalah lingkungan

b. Adaptasi fetus dalam persalinan


Beberapa saat dan beberapa jam pertama kehidupan ekstrauterine adalah
salah satu masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Pada saat
lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian
fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi.
1. Perubahan Pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan
dari lingkungan intrauterine ke lingkungan ekstrauterine, bayi baru lahir harus
segera mulai bernafas begitu lahir ke dunia. Organ yang bertanggung jawab
untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta. Janin
mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan
gerakan bernafas sepanjang trimester kedua dan ketiga. Alveoli berkembang
sepanjang gestasi, begitu juga dengan kemampuan janin untuk menghasilkan
surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat
pertemuan antara udara-alveoli. Ruang interstitial sangat tipis sehingga
memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk
pertukaran udara.
Janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari
sebelum persalinan dan selama persalinan. Itu terjadi sebagai respons
terhadap peningkatan hormon stress dan terhadap peningkatan protein plasma
yang bersirkulasi. Pada saat lahir hingga 35% cairan paru janin hilang.
Terdapat peristiwa-peristiwa biokimia, seperti hipoksia relatif di akhir
persalinan dan stimulus fisik terhadap neonates seperti udara dingin, nyeri,
cahaya, yang menyebabkan perangsangan pusat pernafasan.
Upaya mengambil nafas pertama dapat sedikit dibantu dengan penekanan
toraks yang terjadi pada menit-menit terakhir kehidupan janin. Tekanan yang
tinggi pada toraks ketika janin melalui vagina tiba-tiba hilang ketika bayi
lahir. Cairan yang mengisi mulut dan trakea keluar sebagian dan udara mulai
mengisi saluran trakea.
Beberapa perubahan fisiologis pada transisi fetal neonatal antara lain
adalah :
a. Sebelum lahir, paru terisi cairan dan oksigen yang dipasok oleh plasenta.
Pembuluh darah yang memasok dan mengaliri paru mengalami kontraksi
sehingga sebagian besar darah dari sisi kanan jantung melewati paru dan
mengalir melalui duktus arteriosus menuju aorta
b. Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan, produksi cairan paru
berkurang
c. Selama menuruni jalan lahir, dada bayi tertekan dan sejumlah cairan paru
keluar melalui trakea
d. Sejumlah rangsangan (stimulus) baik yang bersifat termal, kimiawi,
maupun taktil memulai terjadinya pernafasan
e. Tarikan nafas pertama biasanya terjadi dalam beberapa detik pascalahir.
Tekanan intratoraks yang tinggi diperlukan untuk mencapai hal ini.
sebagian besar cairan paru terserap ke dalam aliran darah atau limfatik
dalam beberapa menit setelah lahir
f. Pengisian udara ke dalam paru disertai dengan peningkatan tegangan
oksigen arterial, aliran darah arteri pulmonalis meningkat dan resistensi
vaskuler pulmonal kemudian turun
g. Penjepitan tali pusat menghilangkan sirkulasi plasenta yang memiliki
resistensi rendah. Keadaan ini menyebabkan peningkatan resistensi
vaskuler perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik
h. Terdapat penutupan fungsional duktus arteriosus akibat penurunan
resistensi vaskular pulmonal dan peningkatan resistensi vaskular sistemik.

2. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan
ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya
serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi dengan reaksi-
reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas
pertama.
Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem bertekanan rendah.
Karena paru adalah organ tertutup yang berisi cairan, paru memerlukan aliran
darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi melalui
paru dan malah mengalir melalui lubang antara atrium kanan dan kiri yang
disebut foramen ovale. Darah yang kaya akan oksigen ini kemudian secara
istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang ada pada unit
janin-plasenta terputus. Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan
sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang
segera terjadi setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh
darah sistemik (systemic vascular resistence). Peningkatan ini terjadi pada
waktu yang bersamaan dengan tarikan nafas pertama BBL. Oksigen dari
nafas pertama tersebut menyebabkan sistem pembuluh darah paru relaksasi
dan terbuka. Paru sekarang menjadi sistem yang bertekanan rendah.
Kombinasi tekanan yang meningkat dalam sirkulasi sistemik, tetapi
menurun dalam sirkulasi paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah
dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi kiri jantung
menyebabkan foramen ovale menutup. Duktus arteriosus, yang mengalirkan
darah plasenta teroksigenasi ke otak dalam kehidupan janin, sekarang tidak
lagi diperlukan. Dalam 48 jam duktus itu mengecil dan secara fungsional
menutup akibat penurunan kadar prostaglandin E2 yang sebelumnya disuplai
oleh plasenta. Darah teroksigenasi ini yang sekarang secara rutin mengalir
melalui duktus arteriosus, juga menyebabkan duktus itu mengecil. Akibat
perubahan dalam tahanan sistemik dan paru, dan penutupan pintu duktus
arteriosus serta foramen ovale melengkapi perubahan radikal pada anatomi
dan fisiologi jantung. Darah yang tidak kaya oksigen masuk ke jantung
neonates, menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru dan dipompa ke
semua jaringan tubuh lainnya.

3. Termoregulasi dan adaptasi fisiologi sistem metabolisme


Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena
perubahan suhu lingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit,
janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,60C dari
pada suhu ibu. Pada saat lahir, faktor yang berperan dalam kehilangan panas
pada bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas,
berbagai tingkat insulsi lemak subkutan, dan derajat fleksi otot. Kemampuan
bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai
dua hari setelah lahir.
Pasca lahir, neonatus harus menyesuaikan terhadap lingkungan dengan
suhu yang lebih rendah. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap hipotermi
karena :
a. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan
massanya, sehingga terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan
panas (yang berhubungan dengan massa), dengan kehilangan panas (yang
berhubungan dengan luas permukaan tubuh)
b. Memiliki kulit yang tipis dan permeabel terhadap panas
c. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas)
d. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas, karena
bergantung pada thermogenesis tanpa menggigil dengan menggunakan
jaringan adiposa (lemak) bentuk khusus yaitu lemak coklat (the brown fat),
yang terdistribusi di area leher, di antara scapula, dan di sekitar ginjal dan
adrenal.
e. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang
sangat buruk, menggigil hanya terjadi pada suhu kurang dari 160C pada
bayi aterm dan tidak terjadi pada bayi prematur sampai usia 2 minggu.
f. Bayi prematur tidak dapat meringkuk untuk mengurangi terpajannya kulit.
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari hipotermi adalah peningktana konsumsi
oksigen dan energi sehingga menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik, dan
hipoglikemia, apnea, cedera dingin pada neonatus, berkurangnya
koagulabilitas darah, kegagalan untuk menambah berat badan, dan
meningkatkan kematian bayi baru lahir.

4. Perubahan pada sistem Hematologi


Pada janin, tekanan oksigen rendah. Untuk mengkompensasi hal ini,
hemoglobin fetal (Hb F) memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan Hb F ini
memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan
hemoglobin dewasa (Hb A). Oleh karena itu, saat lahir konsentrasi Hb jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan saat dewasa. Hb juga dipengaruhi oleh
waktu penjepitan tali pusat pada saat lahir dan posisi bayi relatif terhadap
plasenta. Jika tali pusat langsung dijepit, Hb akan lebih rendah jika
dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan transfuse plasental akibat
penjepitan yang terlambat dan dengan bayi diletakkan lebih rendah daari
plasenta.
Untuk saat ini salah satu perawataan rutin pada BBL adalah pemberian
vitamin K sebagai profilaksis terhadap penyakit perdarahan pada BBL.
Vitamin K dapat diberikan dalam dosis besar tunggal melalui injeksi
intramuscular yang memberikan pencegahan yang dapat dipercaya. Vitamin
K dapaat membantu sintesis protrombin di hepar bayi sehingga dapat
mengurangi manifestasi perdarahan kulit yang umumnya terjadi pada BBL.

5. Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal


Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur.
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan
menelan. Refleks muntah dan batuk yang matur telah lengkap pada saat
lahir. Sfingter jantung (sambungan esophagus bawah dan lambung) tidak
sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada
bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung pada bayi cukup terbatas,
kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan.
Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot yang menyusun
organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa
sehingga gelombang peristaltic tidak dapat diprediksikan. Kolon pada BBL
kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon orang dewasa sehingga
BBL cenderung mengalami komplikasi kehilangan cairan. Kondisi ini
membuat penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi muda.

6. Perubahan Pada Sistem Imun


Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang signifikan.
Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonatus rentan terhadap banyak
infeksi dan respons alergi. Sistem imun yang matur memberikan baik
imunitas alami maupun yang diadapat.
Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Beberapa contoh imunitas alami meliputi (1)
perlindungan barier yang diberikan oleh kulit dan membran mukosa, (2) kerja
seperi saringan saluran pernafasan, (3) kolonisasi pada kulit dan usus oleh
mikroba pelindung, dan (4) perlindungan kimia yang diberikan oleh
lingkungan asam pada lambung. Imunitas alami juga tersedia pada tingkat sel
oleh sel-sel darah yang tersedia pada saat lahir untuk membantu bayi baru
lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga tipe sel yang bekerja melalui
fagositosis : (1) neutrofil polimorfonuklear, (2) monosit, (3) makrofag.
Imunitas yang didapat janin melalui perjalanan transpalsenta dari
immunoglobulin varietas IgG. Imunoglobulin lain seperti IgM dan IgA tidak
dapat melewati plasenta. Neonatus tidak akan memiliki kekebalan pasif
terhadap penyakit atau mikroba kecuali jika ibu berespons terhadap infeksi-
infeksi tersebut selama hidupnya. Secara bertahap bayi muda mulai
menghasilkan antibodi sirkulasi IgG yang adekuat. Respons antibodi penuh
terjadi bersamaan dengan pengurangan IgG yang di dapat pada masa prenatal
dari ibu.

7. Perubahan Pada Sistem Ginjal


Ginjal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan
dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga menyebabkan
kehilangan natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit
lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengosentrasikan urine dengan baik, yang
tercermin dalam berat jenis urine dan osmolalitas yang rendah. Bayi baru
lahir mengekresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, seringkali
hanya 30-60 ml.

c. Hormon yang berpengaruh dalam persalinan


Hormon yang berperan dalam persalinan :
a. Penurunan kadar progesterone Progesterone menimbulkan relaksasi otot-
otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen
didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga menimbulkan his.
b. Teori oksitosin Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi oto-otot rahim.
c. Peregangan otot-otot Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah
otot otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
d. Pengaruh janin Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang
peranan penting oleh karena itu anchepalus kelahiran sering lebih lama.
e. Teori prostaglandin Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke -
15 hingga aterm, terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi
miometrium .

d. Kontraksi dalam persalinan


His (kontraksi uterus) Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi
simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.
a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:
(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.
(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin
kuat, teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat,
teratur, simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.

Anda mungkin juga menyukai