Disusun Oleh :
ASTRI TUNGGAL DEWI
NPM 23340027P
i. Fisiologi plasenta
Plasenta (uri) merupakan hasil dari kehamilan yang berfungsi sebagai
alat yang menghubungkan antara janin dengan ibu. Plasenta merupakan
alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Plasenta
merupakan organ penghubung sementara yang menghubungkan ibu dan
janin dan mengirim oksigen dan nutrisi-nutrisi dari ibu ke janin. Plasenta
berbentuk cakram dan pada masa sepenuhnya berukuran tujuh inches
dalam diameternya (garis tengahnya). Tempat perlekatan plasenta adalah
pada uterus. Plasenta terdiri dari vili-vili dan kotiledon yang berfungsi
sebagai jalan makanan dan oksigen bagi janin (prawirohardjo, 2014).
Pembentukan plasenta bayi dimulai sejak awal kehamilan, yaitu 7–10
hari setelah pembuahan. Kemudian pada usia kehamilan tiga minggu,
folikel yang berada di indung telur (korpus luteum) meluruh. Setelahnya,
hormon progesteron mulai diproduksi dan menyediakan nutrisi bagi janin
selama trimester pertama kehamilan. Ketika usia kehamilan memasuki
minggu ke-4, sejumlah sel yang menempel di dinding rahim memisahkan
diri dan menggali dinding rahim lebih dalam. Salah satu dari sekian sel
tersebut bertugas membentuk plasenta untuk mengambil alih tugas korpus
luteum dalam menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin. Seiring berjalannya waktu, plasenta akan bertambah besar, sehingga
mampu mengambil alih dalam memenuhi nutrisi dan oksigen yang lebih
banyak bagi janin. Plasenta akan terbentuk dengan sempurna pada usia
kehamilan 12–18 minggu, rata-rata pada usia kehamilan 16 minggu.
Selama kehamilan, aliran darah meningkat cepat seiring dengan
pembesaran uterus. Pada masa kehamilan , perbedaan O2 arterivena di
uterus tidak besar, dan diperkirakan estrogen bekerja pada pembuluh darah
untuk meningkatkan aliran darah uterus melebihi kebutuhan O2 jaringan.
Walaupun aliran darah uterus meningkat 20 kali selama kehamilan,
peningkatan ukuran janin jauh lebih besar,yang berubah dari sebuah sel
menjadi janin plus plasenta dengan berat 4-5 kg pada saat aterm.
Akibatnya, makin banyak O2 yang diekstraksi dari darah uterus selama
kehamilan tahap lanjut, dan saturasi O2 darah uterus menurun. Darah ibu
masuk melalui lempeng basal dan terdorong ke atas ke lempeng korion
oleh puncak tekanan arteri ibu sebelum terjadi dispersi ke lateral. Setelah
membasahi permukaan mikrovilus eksterna vilus korion, darah ibu
mengalir kembali melalui lubang-lubang vena di lempeng basal dan
masuk ke vena-vena uterus. Dengan demikian, darah ibu melintasi
plasenta secara acak tanpa melalui saluran yang sudah ada, didorong oleh
arteri ibu. Arteri spiralis berjalan tegak lurus, vena berjalan sejajar,
terhadap dinding uterus, membentuk suatu 14 tatanan yang mempermudah
vena menutup saat uterus berkontraksi dan mencegah terperasnya darah
ibu dari ruang antarvilus. Di dalam kandungan, plasenta adalah paru-paru
janin. Di dalam plasenta terdapat penjuluran vilidari bagian janin yang
mengandung cabang-cabang halus arteri dan vena umbikalis janin. O2
diserap oleh darah janin dan CO2 dikeluarkan ke dalam sirkulasi ibu
melalui dinding vili. Lapisan-lapisan sel yang membungkus vili lebih tebal
dan kurang permeabel dibandingkan dengan membran alveolus paru, dan
pertukaran yang terjadi jauh kurang efisien. Plasenta juga merupakan rute tempat
masuknya semua zat makanan ke janin dan keluarnya zat sisa dari janin ke dalam
darah ibu.
1. Anatomi
a. Vulva
b. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastic, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan
berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah saat menstruasi dan merupakan
jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang
terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan
istilah selaput dara. Bentuknya berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini
akan robek saat bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu
dalam, olah raga dan lain sebagainya.
c. Serviks
Servik disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan
dari rahim dan menonjol kedalam vagina, sehingga berhubungan dengan
vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi,
mucus ini menjadi banyak, elastik dan licin. Hal ini membantu
spermatozoa mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan
menipis dan membuka saat proses persalinan di mulai
d. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam
reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga
melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear, berongga dan berotot.
Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan
lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil
mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi
sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim
memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika
terjadi pertumbuhan janin.
e. Ovarium
f. Tuba falopi
Tuba falopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah
sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang 10
cm. saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fibria.
Ujung yang satu dari tuba falopi akan bermuara dirahim sedang ujung yang
lainny merupakan ujung bebas dan terhubung kedalam rongga abdomen.
Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini
disebut fibbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat di lepas oleh
ovarium. Dari fibria, telur digerakkan oleh rambut- rambut halus yang
terdapat didalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
1. Fisiologi
Secara garis besar, kembar di bagi menjadi dua. Monozigot, kembar
yang berasal dari satu telur dan dizigot, kembar yang berasal dari dua telur.
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu di
buahi sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam
waktu bersamaam. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72
jam, 4-8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan
terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik
atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua,
selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-
masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup
besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur
menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot
yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja adalah pembelahan
pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya di kaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan masalah lingkungan
2. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan
ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya
serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi dengan reaksi-
reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas
pertama.
Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem bertekanan rendah.
Karena paru adalah organ tertutup yang berisi cairan, paru memerlukan aliran
darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi melalui
paru dan malah mengalir melalui lubang antara atrium kanan dan kiri yang
disebut foramen ovale. Darah yang kaya akan oksigen ini kemudian secara
istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang ada pada unit
janin-plasenta terputus. Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan
sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang
segera terjadi setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh
darah sistemik (systemic vascular resistence). Peningkatan ini terjadi pada
waktu yang bersamaan dengan tarikan nafas pertama BBL. Oksigen dari
nafas pertama tersebut menyebabkan sistem pembuluh darah paru relaksasi
dan terbuka. Paru sekarang menjadi sistem yang bertekanan rendah.
Kombinasi tekanan yang meningkat dalam sirkulasi sistemik, tetapi
menurun dalam sirkulasi paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah
dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi kiri jantung
menyebabkan foramen ovale menutup. Duktus arteriosus, yang mengalirkan
darah plasenta teroksigenasi ke otak dalam kehidupan janin, sekarang tidak
lagi diperlukan. Dalam 48 jam duktus itu mengecil dan secara fungsional
menutup akibat penurunan kadar prostaglandin E2 yang sebelumnya disuplai
oleh plasenta. Darah teroksigenasi ini yang sekarang secara rutin mengalir
melalui duktus arteriosus, juga menyebabkan duktus itu mengecil. Akibat
perubahan dalam tahanan sistemik dan paru, dan penutupan pintu duktus
arteriosus serta foramen ovale melengkapi perubahan radikal pada anatomi
dan fisiologi jantung. Darah yang tidak kaya oksigen masuk ke jantung
neonates, menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru dan dipompa ke
semua jaringan tubuh lainnya.