Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ESSAY

ADAPTASI TERHADAP KEHAMILAN

Nama : Reksa Samoedra


NIM : 020.06.0071
Kelas : B
Blok : Reproduksi I
Dosen : dr. Adib Ahmad S, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting
meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan sesorang. System
reproduksi laki-laki dan wanita berbeda dari segi anatomi dan fisiologi. System reproduksi
wanita memiliki fungsi yang lebih kompleks daripada laki-laki. Selain berfungsi untuk
menghasilkan sel reproduksi dan hormonal, system reproduksi wanita berfungsi untuk
memelihara janin ketika terjadi pembuahan oleh sperma. Setelah melahirkan, system
reproduksi wanita masih menjalankan fungsi lainnya yaitu menghasilkan asi untuk bayi yang
lahir. Selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami perubahan-perubahan pada tubuhnya yang
dialami secara fisiologis. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan janin yang
dikandungnya. Pembahasan kali ini akan membahas mengenai perubahan-perubahan tersebut
yang dialami oleh ibu hamil.
BAB II

PEMBAHASAN

Kehamilan adalah suatu mata rantai yang saling berkesinambungan yang terdiri dari
ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah
pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentuka plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi dampai aterm
(Manuaba, 2012). Dalam proses kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester
pertama mulai dari usia kehamilan 0-12 minggu, trimester kedua mulai dari usia kehamilan 13-
24 minggu, dan trimester tiga yaitu >24 minggu.

Kejadian fertilisasi dan konsepsi menyebabkan perubahan terhadap tubuh ibu selama
kehamilan. Perubahan ini terjadi guna mendukung perkembangan janin, persiapan seorang ibu
pada saat bayi telah lahir dan mempertahankan kesehatan ibu sepanjang periode childbearing
(hamil, melahirkan dan nifas). Perubahan tersebut membuat ibu merasa tidak nyaman serta
dapat mempengaruhi aktifitas ibu sehari-hari. Kondisi tersebut terkadang membutuhkan
beberapa bantuan dan informasi guna membantu ibu untuk menerima keadaannya. Dengan
demikian ibu dapat menjadi lebih sehat, lebih tenang dengan kondisinya saat ini dan diharapkan
kehamilannya dapat bertahan hingga aterm. Berikut adalah perubahan pada sistem sistem organ
selama kehamilan :

1. System reproduksi
• Ovarium dan tuba
Selama kehamilan, ovarium dan tuba akan semakin membesar seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Membesarnya uterus dan tuba diakibatkan oleh
vaskularisasi yang semakin meningkat. Hingga minggu ke-9 usia kehamilan,
korpus luteum akan tetap mensekresikan progesterone hingga plasenta sudah
terbentuk dengan sempurna yang kemudia akan mengambil alih fungsi dari
korpus luteum. Tingginya kadar estrogen dan progesterone yang disekresikan
oleh plasenta akan menimbulkan efek inhibisi pada hipotalamus dan hipofisis
anterior untuk sekresi GnRH, LH, dan FSH sehingga tidak terjadi ovulasi dan
siklus menstruasi.
• Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama
kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu
setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70
gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan
dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram. Tinggi
fundus uteri akan berubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

• Serviks
Ketika uterus mengalami hipertrofi, serviks juga akan ikut mengalami
hipertrofi. Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang
disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warna menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick.
• Vagina dan vulva
Akibat peningkatan hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva berwarna tampak lebih
cerah, agak kebiruan.
• Perubahan payudara
Selama kehamilan, ductus-duktus pada payudara berkembang akibat dari
hormone estrogen serta alveolus-lobulus pengaruh dari hormone progesterone.
Akan tetapi akibat dari tingginya estrogen dan progesterone tersebut
mengakibatkan inhibisi dari sekresi prolactin sebagai hormone sintesis asi di
payudara. Oleh sebab itu selama kehamilan tidak ada asi yang keluar. Puting
payudara juga akan membesar serta areola akan tampak lebih gelap.
2. Perubahan kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada kulit akibat meningkatnya Melanocyte Stimulating
Hormon (MSH) serta tampaknya line nigra yaitu linea yang lebih gelap dari sekitarnya
yang berada di mediana antara umbilicus-symphysis pubis. Kemudian akibat
peregangan pada kulit di bagian perut yang semakin membesar akan timbul stretch
mark pada perut. Pada saat hamil akan terdapat striae gravidarum kemudian setelah
persalinan akan tampak striae albicans.
3. Sistem kardiovaskular
• Perubahan darah
Volume darah akan meningkat selama kehamilan untuk menunjang kebutuhan
janin dan agar tidak membuat ibu hamil mengalami syok akibat banyaknya
darah yang hilang jika tidak terjadi peningkatan volume darah sebesar 40% di
atas wanita yang tidak hamil. Volume plasma akan meningkat sebesar 40% dan
sel darah meningkat sebesar 18%. Peningkatan volume plasma dan sel darah
tidak seimbang ini akan mengakibatkan hemodilusi atau encernya darah dan
anemia fisiologis. Eritrosit akan menurun yang semula 4,5 juta menjadi 3,7 juta
akibat meningkatnya volume plasma sedangkan leukosit akan meningkat untuk
mencegah terjadinya infeksi.
• Cardiac Output
Cardiac output maternal meningkat sekitar 30 sampai 50% selama kehamilan.
cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester pertama atau kedua
kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan. Cardia posisi output tergantung
pada posisi ibu. Jika ibu posisi telentang, uterus yang membesar menekan vena
cava inferior, mengurangi aliran balik vena ke jantung sehingga menurunkan
cardiac output. Pengaruh ini lebih besar pada saat kehamilan aterm. Antara 1
sampai 10 persen ibu hamil mengalami supine hypotension syendrome/ sindrom
hipotensi pada saat berbaring telentang dan mengalami penurunan tekanan
darah disertai gejala – gejalan seperti pusing, pening, mual dan rasa akan
pingsan.
• Tekanan Darah
Penurunan tehanan vaskular prefier selama kehamilan terutama disebabkan
karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon progesteron.
Penurunan dalam peripheral vascular resistance, mengakibatkan penurunan
darah delama trimester pertama kehamilan. tekanan sistolik turun sekitar 5
sampai 10 mmHg dan distolik 10 sampai 15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24
minggu, tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan
darah sebelum hamil pada saat aterm. Tekanan vena pada ekstrimitas inferior
(vena femoralis) akan meningkat 8-24cm H2O karena penekanan uterus pada
vena iliaca serta terjadi dilatasi vena akibat relaksasi otot polos vena yang
dipengaruhi oleh hormone progesterone. Oleh karena itu pada ibu hamil akan
terjadi insidensi varises pada ekstrimitas inferior.
4. System respirasi
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan
kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap
percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan
payudara.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen dan kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru
berkurang. Tinggi diafragma bergeser 4 cm selama masa hamil. dengan semakin tuanya
kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernafasan dada
menggantikan pernafasan perut.
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan kadar
estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar,
terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faringm laring, trakea, dan bronkus.
Kongesti di dalam jaringan traktus 14 respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa
kondisi yang umum terlihat selama hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan
respon peradangan menyolok bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang
ringan sekalipun.
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal, volume gas
beergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap terikan nafas). Karena
volume tidal meningkat maka PO2 meningkat dan PCO2 menurun. Keadaan ini
memberikan keuntungan bagi janin sehingga benyak oksigen yang ditransfer melalui
plasenta ke sirkulasi ibu. Progesteron dan oksigen diduga menyebabkan peningkatan
sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida
5. System pencernaan
Peningkatan hormonal pada awal kehamilan berdampak terhadap perubahan
sistem pencernaan. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain : mual muntah,
sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, motilitas lebih rileks, distensi
vaskuler pada daerah gusi (epulsi).
Peningkatan frekuensi mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil
berpengaruh terhadap menurunnya cairan elektrolit di dalam tubuh. Namun perubahan
tersebut tidak selalu dialami oleh ibu hamil. Beberapa refenrensi menyatakan bahwa
ibu primi gravida, usia remaja dan kehamilan yang tidak diinginkan beresiko ibu
mengalami hiperemesis. Kesiapan psikologi menghadai perubahan fisik selama hamil
membuat ibu lebih tenang menghadapi kehamilan. ibu akan lebih sering mengeluarkan
air ludah yang bersifat asam. Sehingga nafsu makan ibu akan berkurang. Kondisi ini
lebih sering dialami pada saat trimester pertama.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi. Ibu akan lebih sering melakukan mengedan. Tindakan tersebut
menyebabkan ibu mengalami haemoroid. Untuk mencegah terjadinya haemoroid maka
ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat, minum cairan yang banyak.
Jika kondisi ini berlanjut maka lambung akan mengalami penurunan asam lambung dan
perlambatan pengosongan lambung, yang menyebabkan kembung. Meningkatnya
volume darah membuat semua vaskuler mengalami distensi termasuk pembuluh darah
yang ada di gusi. Gusi akan mengalami 18 pembengkakan dan berwarna merah.
6. System urinaria
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-
1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Filtrasi
glomelurus meningkat sekitar 69% selama kehamilan peningkatannya dari awal
kehamilan relatif tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post
partum.
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung bayaknya pembentukan
urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter terhambat karena pengaruh
progesterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan
disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri.
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena
posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang air
kecil. Terutama pada trimester I, trimester II tekanan uterrus terhadap blass berkurang.
Karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III sering
terjadi rangsangan kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga panggul.
Selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya
hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine
bertambah dan kapasitas blass sampai 1.500 ml.
7. System musculoskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33% tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi pelvik
sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik
kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui
penyebabnya, mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor,
kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang.
8. System endokrin
Meningkatnya hormone steroid mengakibatkan penurunan gonadotropin. Untuk
mempersiapkan asi, kelenjar hipofisis anterior akan membesar untuk sekresi prolactin
setelah persalinan.
9. Perubahan metabolisme
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam hormon selama
masa kehamilan, termasuk tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks, maka laju
metabolisme basal pada wanita hamil meningkat sekitar 15% selama mendekati masa
akhir dari kehamilan.
BAB III
KESIMPULAN
Selama kehamilan sampai dengan setelah persalinan, akan terjadi perubahan-parubahan
pada ibu hamil baik itu dari segi anatomi maupun dari segi fisiologi system-sisytem organ
tubuhnya. Pada uterus akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang semakin membesar
ke arah rongga abdomen, rongga panggul semakin lebar, rongga torak juga semkain besar.
Perubahan fisiologis pada system-system organ diantaranya yaitu system kardiovaskular,
system urinaria, system pencernaan, system muskuloskletal, system endokrin serta perubahan
pada kebutuhan metabolismenya.
DAFTAR PUSTAKA
Kuliah pakar dr. Adib Ahmad S, Sp.OG. Adaptasi terhadap Kehamilan. Universitas Islam Al-
Azhar, Mataram.2021.
Tortora, J. Gerard, Derrickson Bryan.2018.Dasar Anatomi &Fisiologi. Edisi ke-13. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai