Anda di halaman 1dari 9

Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil

Perubahan yang terjadi pada tubuh  pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan

yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan

dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi

dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut :

1.     Uterus

Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol  atau beratnya 30 gram akan mengalami

hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat

mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010)

2.     Ovarium

Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu

corpus luteum kehamilan  dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya

berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya

menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta

untuk menghasilkan estrogen dan progesterone.

3.      Vagina dan Perineum

Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan

vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,

pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah

vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks

yang meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)

4.     Payudara

Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan

perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara
akan bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting

payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman.

Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.

5.      Sirlukasi Darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel

darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat

jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan

sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang

disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).

6.      Sistem Respirasi

Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi

juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal

volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil

(Aprillia, 2010; h. 71-72).

7.      Sistem pencernaan

Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin

membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada

penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam

hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.

Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa

menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga

merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada

bagian bawah karena pembesaran uterus.

8.      Sistem perkemihan

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga

pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).

9.     Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh

melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola

mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan

hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).

10. Metabolisme

Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:

a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.

b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq

per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan

protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.

d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:

1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.

2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.

3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.

4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.

f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5

kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil

Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin

dalam kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama

dari imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya

imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh

bayi. Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.

Perubahan pada Sistem Pencernaan

Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon

progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan

Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :

1.   Trimester I

Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat

siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”.

Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada

beberapa wanita ditemukan adanya  (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan

persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat

defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.

2.   Trimester II dan III

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu

perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut

yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah

atas dan lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering  pada kehamilan sebagian besar akibat

konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas
perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus

bagian bawah.

Perubahan Sistem Muskoloskeletal

Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal

dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat

gravitasi.

Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil Trimester II & III:

Hormon progresteron dan hormon relaxing  menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-

otot, hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini

memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan

proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi

sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul

yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita

secara bertahap mengalami perubahan karena  janin membesar dalam abdomen sehingga

untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang

lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri

punggung pada beberapa wanita.

Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang

disebabkan lordosis yang besar  dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu

yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan De Francesco,

1964). Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang

mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.

Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari

pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain
itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan

yang terjadi.

Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :

1. Trimester I

Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya

kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan

progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi

darah.

2. Trimester II & III

Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan

permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena

cava inferior. Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon

estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya

ketebalan ephitel tersebut. Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.

Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang

membesar apabila ibu pada posisi tidur terlentang. Timbul spider nevi dan palmar erythema

karena meningkatnya aliran darah ke daerah kulit. Varises pada kaki dan vulva karena

kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan

kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh hormon estrogen.

Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil

Seperti pada perubahan fisiologis, perubahan psikologis pada ibu hamil juga mengalami

perubahan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Perubahan psikologis pada ibu

hamil dapat di bagi dengan melihat waktu kehamilan yaitu Trimester I, Trimester II, dan

Trimester III.
Perubahan psikologis pada ibu hamil terbagi atas tiga periode di atas (Trimester I

Trimester II, dan Trimester III). Masing-masing periode membawa perubahan sendiri-sendiri.

A. Trimester I

1) Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa

minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.

2) Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat,

menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran

payudara.

3) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.

4) Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-beda,

kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.

5) Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.

6) Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

7) Khawatir kehilangan bentuk tubuh.

8) Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan emosi

dan suasana hati.

B. Trimester II

1) Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin

membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak

memperhatikan lagi.

2) Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan

sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih

bersemangat.

3) Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama

trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
4) Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.

5) Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.

6) Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.

C. Trimester III

1) Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu

ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini

menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala

akan terjadinya persalinan.

3) Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu

ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan

perhatian yang khusus diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu

membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.

4) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut

ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi

karena kelahiran bayi.

5) Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak

normal dan semakin ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran dan resah.

6) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.


DAFTAR  PUSTAKA
Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis.
Salemba medika. Jakarta

Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.


Yogyakarta

Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan. Jakarta: Gagas
Media; 2010. 

Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB
untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010. 

Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009. 

Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai