A. SISTEM REPRODUKSI
1. Uterus
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan. Pada
menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah
keputihan.
2. Vagina / vulva
warna ungu kebiruan pada mukosa vagina dan serviks (tanda Chadwick). Selama
kehamilan keasaman (pH) sekresi vagina berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan
pH ini membuat wanita hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi vagina
3. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
4. Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
1. Sistem Pernafasan
dan curah jantung, anemia relatif akibat pengaruh hormon, tahanan perifer
vaskular menurun, tekanan darah arterial menurun, curah jantung bertambah 30-
lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai
akhir kehamilan.
3. Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah,
selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan terus (mengidam), juga
akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi
gravidarum).
(ginggivitis tidak spesifik). Hal ini dapat menimbulkan karies gigi jika kondisi
4. Sistem Perkemihan
Sejak minggu ke sepuluh gestasi pelvis ginjal dan ureter berdilatasi karena
ureter terkompresi antara uterus dan PAP. Dinding otot polos ureter mengalami
hiperplasia, hipertropi dan relaksasi tonus otot. Perubahan ini membuat pelvis
dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan
memperlambat laju aliran urin. Irritabilitas kandung kemih, nokturia, dan sering
pada awal kehamilan. Mendekati aterm gejala pada kandung kemih dapat
kembali muncul.
5. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil
penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan
Sejak trimester II kebutuhan kalsium meningkat 33%. Sendi pelvik sedikit dapat
dan lumbal lebih lengkung, Sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak
dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak
seimbang.
Otot dinding meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama
trimester III otot rektus abdominis dapat memisah menyebabkan isi perut
menonjol di garis tengah tubuh. Umbilicus menjadi lebih datar atau menonjol.
Setelah melahirkan tonus otot secara bertahap kembali, tetapi pemisahan otot
6. Sistem Integumen
striae lividae pada perut, dsb. Respon alergi kulit meningkat. Kelenjar sebaseus,
keringat dan folikel rambut lebih aktif. Striae gravidarum terlihat dibawah
8. Sistem Endokrin
Pada sistem endokrin ibu hamil terjadi perubahan pada kelenjar tiroid,
Pada saat kehamilan, janin membutuhkan glukose sehingga kadar glukosa darah
ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin.
kortisol oleh kelenjar adrenal. Estrogen, progesteron dan kortisol secara kolektif
A. ADAPTASI MATERNAL
bukan saja bagi janin berkembang tetapi juga bagi keluarga yakni dengan hadirnya
anggota keluarga yang baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga.
ibu dan janinnya, telah menyadari adanya perilaku atau gerakan janin, mulai
belajar mengenal identas diri sebagai ibu dengan banyak mencari informasi
pada ibu, ibu lebih egosentris, serta emosinya lebih labil dan mood yang sering
berubah.
1. Menerima kehamilan
yang simultan yang dialami ibu untuk mempersiapkan diri untuk suatu peran
yang baru.
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang
wanita, banyak wanita menanti untuk menjadi seorang ibu. Hal ini akan
mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap
terhadap kehamilan dan menjadi ibu. Lederman (1984) dalam Bobak (2005)
mencatat empat komponen penting hubungan antara seorang wanita hamil dan
kenangannya.
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suami. Semakin
pasangannya akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih
sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah menyesuaikan diri selama hamil
dan nifas.
5. Hubungan ibu-anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika
B. ADAPTASI PATERNAL
Selain adaptasi maternal calon ayah juga mengalami adaptasi, yang dikenal dengan
adaptasi paternal. Kepercayaan dan perasaan ayah tentang ibu dan ayah yang ideal
dan harapan budaya akan perilaku yang pantas selama hamil akan mempengaruhi
akan informasi berubah-ubah sepanjang masa hamil. May (1982) dalam Bobak
(2005) menguraikan tiga tahap yang menandai tugas pengembangan yang dialami
ayah, yaitu :
1. Fase Pengumuman
terhadap kepastian akan kehamilan meliputi rasa sukacita, atau rasa terkejut.
Penerimaan kehamilan tampaknya lebih lambat pada ayah yang tidak mengenali
2. Fase Moratorium
Mereka semakan menilik diri dan semakin terlibat dalam banyak diskusi tentang
filosofi kehidupan, agama, praktik membesarkan anak dan mengasuh anak serta
pada kesiapan pria itu dalam menghadapi kehamilan, tahap ini dapat relatif
3. Fase Pemusatan
Dimulai pada trimester terakhir dan ditandai dengan keterlibatan aktif sang ayah,
lakukan selama masa bersalin dan mempersiapkan diri menjadi orangtua. Pada
1. Menerima kehamilan
keuangan yang relatif cukup, huubungan yang stabil dengan pasangan dan
Ingatan ayah tentang cara ia dirawat ayahnya, pengalamannya merawat anak dan
persepsinya terhadap peran pria dan ayah akan mempengaruhi tugas dan
tanggung jawabnya.
Peran pasngan dalam kehamilan dapat sebagai orang yang memberi asuhan,
sebagai orang yang berespon terhadap perasaan rentan wanita hamil, baik pada
aspek biologis maupun dalam hubungannya dengan ibu sendiri. Pikiran wanita
hamil yang tertuju pada anaknya membuat ia semakin tergantung pada pemberi
jasa pelayanan kesehatan, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman
4. Hubungan ayah-anak
Ikatan ayah-anak dapat sama kuat dengan hubungan ibu-anak dan ayah dapat
semampu ibu dalam mengasuh bayi. Dalam banyak hal pria mempersiapkan diri
untuk menjadi ayah dengan cara sama yang dilakukan wanita dalam
5. Antisipasi persalinan
Perhatian utama ayah ialah membawa ibu ke fasilitas medis tepat waktu untuk
Calon kakek-nenek dapat merupakan sumber krisis maturasi bagi calon orangtua.
asuhan (Barranti, 1985 dalam Bobak, 2005). Perawatan maternitas agar berpusat pada
usia subur.
Kehadiran seorang adik laki-laki atau perempuan yang baru dapat merupakan krisis
utama bagi seorang anak. Anak yang lebih besar sering mengalami perasaan
kehilangan atau merasa cemburu karena “digantikan” oleh bayi yang baru.
Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak antara lain umur, sikap
orangtua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan kunjungan di rumah
sakit, dan bagaimana anak itu disiapkan untuk suatu perubahan (Spero, 1993 dalam
Bobak, 2005)
Respon saudara kandung terhadap kehamilan berbeda-beda tergantung pada usia dan
3. Usia 3-4 tahun : ingin diceritakan asal muasal mereka, senang mendengar
orangtua mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak et al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing) ed.4. alih bahasa
Wijarini, M.A. Jakarta: EGC
Hutahean, S. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas Dan ginekologi. Jakarta: Trans
Info Media