Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan

Menurut International Federation of Obstetricians and Gynecologists


(FIGO), kehamilan didefinisikan sebagai pembuahan atau penyatuan sperma dan sel
telur yang diikuti dengan implantasi. Jika dihitung dari saat pembuahan sampai
kelahiran bayi, maka kehamilan normal akan terjadi dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester,
Trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu 13
sampai minggu ke - 27) dan trimester ketiga 13 minggu ( minggu ke- 28 sampai
minggu ke-40). (Prawirohardjo, 2016)

Kehamilan adalah keadaan yang fisiologis, tetapi juga dapat menyebabkan


kecemasan karena berbagai ketidaknyamanan yang rasakan ibu selama kehamilan.
Banyak ibu hamil yang bingung dan takut menghadapi masa kehamilan. (Permatasari,
2022).

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017)

2.2 Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Ibu Hamil

1. Sistem reproduksi 
a. Uterus 

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi


hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pembesaran uterus
meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang
baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan sel ikat
dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan
meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulanbulan pertama
akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis.
Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi oleh hormone estrogen dan
sedikit progesteron. Pada awal kehamilan tuba falopii, ovarium dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan
akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga akan
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat sehingga
membuat uterus tidak rata. Seiring dengan perkembangan kehamilannya. Daerah
fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk seperti pada usia
kehamilan 12 minggu. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar
dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding
abdominal, mendorong usus kesamping atas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus bagian atas akan
berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis.

b. Serviks

Satu bulan setelah kondisi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadi edema dapa seluruh
serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar serviks.
Serviks merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami perubahan
yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat seperti katup yang
bertanggung jawab menjaga janin dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama
persalinan. Serviks didominasi oleh jaringan ikat fibrosa. Komposisinya berupa
jaringan matriks ekstraseluler terutama mengandung kolagen dengan elastin dan
proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblast, epitel serta
pembuluh darah.

c. Ovarium 

Proses ovulasi selama kehilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
tertunda. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative
minimal.

d. Vagina dan perineum 

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada


kulit dan otot-otot diperineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat berwarna
keunguan. Perubahan ini meliputi lapisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipetrofi pada sel-sel otot polos. Dinding vagina mengalami banyak
perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada saat
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan
hipetrofi sel otot polos.

2. Sistem kardiovaskuler 
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma.
Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular
sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Ventrikel kiri akan mengalami
hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi
kontraktilitasnya tidak berubah.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava


inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang, sehingga mengurangi
aliran balik ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output
sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan
sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah
sebanyak 20%-30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah hingga
mengakibatkan hemodelusi dan penurunan kadar hemoglobin mencapai 11 g/dL.

2.3 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan


Saat hamil, ibu sering seringkali mengalami ketidaknyamanna, baik pada trimester 1,
2 dan 3. Beberapa ketidaknyamanan saat hamil yaitu sering kencing (nocturia), mudah
lelah, nyeri ulu  hati, sesak napas, hemoroid, keputihan, berkeringat, tidak dapat tidur,
nyeri punggung, bengkak pada kaki, vena varikosa pada vulva, kram otot betis, mudah
lelah, dan konstipasi (Yuliani, 2021)
Ketidaknyamanan pada trimester 1:
 Mual muntah : hal ini karenaterjadinya peningkatan kadar HCG yang berasal dari
plasenta. Normalnya hormon ini berfungsi untuk menjaga kecukupan produksi
homon estrogen dan progesteron dari indung telur yang membuat kehamilan sehat
dan lancar. Namun pada trimester pertama hormon ini diduga berefek
meninbulkan mual dan muntah terlebih pada tiga bulan kehamilan dan akan
berkurang pada bulan keempat
 Morning sickness : terjadi pada awal kehamilan hingga usia 6 minggu. prevelensi
dan berat ringannya gangguan ini tidak sama pada setiap ibu hamil. Apabila mual
muntah terus terjadi hingga menganggu keseimbangna gizi dan cairan tubuh,
kondisi ini didiagnosa sebagai hiperemesis gravidarum
Adapun ketidaknyamanan lainnya seperti sering sakit kepala, kelelahan, ngidam,
keputihan, nocturia, dan gatal-gatal.

Ketidaknyamanan pada trimester 2 :

Ketidaknyamanannya berupa sulit buang air besar, perut kembung, dan heartbun.
 Perut kembung karena uterus yang semakin membesar dan penurunan motilitas
gastrointestinal
 Konstipasi terjadi arena penurunan dari peristaltik usus akibat peningkatan
hormon progesteron (Hartinah, 2017)
Ketidaknyamanan pada trimester 3:
Beberapa ketidaknyamanan pada trimester 3 sebagai berikut (Yuliani, 2021)
 Diare : karena perubahan hormonal dan makanan yang sudah terkontaminasi virus
 Keputihan : karena peningkatan hormon estrogen sehingga kadar produksi lendir
dan kelenjar endoservikal meningkat.
 Sering BAK : karena jnain semakin besar sehingga menekan uterus pad akandung
kemih
 Edema : pengaruh hormonal sehingga kadar sodium meningkat. 
 Mati rasa pada tangan dan kaki : karena terjadi perubahan postur tubuh sebagai
akibat dari uterus yang membesar sehingga terjadi penekanan pada saraf ulnat,
medial, dan sciatic
 Varises di kaki dan vulva : karena hormon estrigen yang mengakibatkan jaringan
elastis sehingga menjadi rapuh atau juga karena keturunan
 Pusing dan sakit kepala : sakit kepala karena ketegangan otot yang menyebabkan
kontraksi otot, perubahan hormonal, dinamika cairan sarah, dan alkalosis ringan
pada pernapasan. 
 Sering pusing : karena terjadi hipoglikemi, perubahan hemodinamis yang
berhubungan dengan hipertensi postural, penggumpalan darah di tungkai,
penurunan karfiak output dan peningkatan tekanan darah akibat tegangan
ortostatik
 Sulit tidur : sering terjaga pada malam hari karena sering merasa ingin BAK,
ketidaknyamanan fisik dan pertumbuhan janin juga menganggu istirahat ibu
 Sering BAK : progesteron dan tekanan pada kandung kemih karena pembesaran
rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga panggul. Karena ginjal bekerja lebih
berat dari biasanya sehingga banyak menghasilkan urin
 Nyeri punggung : perubahan postur rubuh ibu dan meningkatnya beban berat yang
dibawa dalam rahim 
2.4 Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang Pada Ibu Hamil
a. Kepala
 Inspeksi : 
1) Rambut: kebersihan, rontok/tidak
2) Muka : ada benjolan/ tidak, cloasma gravidarum
3) Mata : konjungtiva (merah/pucat), sclera (ikterus/tidak), kelopak (ada
endema/tidak)
4) Hidung : ada polip / tidak
5) Mulut : kebersihan, mukosa bibir, bibir pecah / tidak, gigi caries / tidak
b. Leher
Inspeksi :
1) Ada / tidak pembesaran kelenjer tiroid
2) Ada / tidak pembesaran vena jugalaris
c. Payudara
Inspeksi
1) Kesemetrisan payudara
2) Aeriola mamae
3) Puting menonjol / tidak
4) Untuk kehamilan besar dari 16 minggu, ada / tidak kolostrum
d. Abdomen
Inspeksi :
1) Lihat garis lurus dari pusat kebawah yaitu linea nigra (warna hitam kecoklatan) atau
linea alba (warna putih)
2) Lihat garis-garis memanjang atau gurat (striale) untuk menentukan kehamilan atau
multi yaitu striale albican (bewarna putih untuk multigravidarum) atau striale livide
(bewarna kebiruan untuk primigravidarum)
Palpasi :
Pemeriksaan Leopold terdiri atas 4 pemeriksaan yaitu :
1. Leopold I
Bertujuan untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU), dengan cara:
a. Kedua tangan pemeriksa berada pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid
terakhir
b. Bagian apa yang terletak di fundus uteri, pada letak membujur sungsang, kepala
bulat, keras melenting pada goyangan. Pada letak kepala akan teraba bokong pada
fundus, tidakn keras dan tidak melenting, tidak bulat. Pada letak lintang, tidak
keras dan tidak melenting, tidak bulat. Pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi
oleh bagian-bagian janin.
2. Leopold II
Bertujuan untuk menentukan punggung dari janin (puka atau puki), kedua
tangan pemeriksa diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa
yang terletak di samping.
a. Letak membujur dapat menetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan
tulang iga seperti papan cuci dan teraba bagian-bagian kecil (kaki dan tangan)
pada sisi sebelahnya.
b. Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin

3. Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah dari janin (bagian terbawah dari
simfisis pubis). Kepala akan teraba bulat dan keras, sedangkan bokong akan
teraba bulat dan lunak, dan pada letak lintang simfisis pubis akan teraba
bokong.
4. Leopold IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki klien. Untuk menetapkan bagian
terendah janin yang masuk ke pintu pap. Tangan pemeriksa akan konvergen
jika bertemu bila kepala belum masuk pap. Tangan pemeriksa akan divergen
jika kepala janin sudah masuk pap

Auskultasi 
  Auskultasi DJJ dialakukans edikit kebawah pusat sebelah kiri atau kanan untuk bayi
normal.
e. Vulva
Tanyakan kepada ibu apakah ada keputihan atau tidak. Jika ada keputihan, tanyakn
banyak atau sedikit, lalu apakah terasa gatal atau tidak. Setelah itu lakukan
pemeriksaan sekret (ada atau tidak, bengkak pada genetelia.
f. Kaki
Inspeksi : panjang kaki sama atau tidak, kebersihan kuku dan ada atau tidak odema
Perkusi : untuk melihat refleks patella
    Pemeriksaan Penunjang
a. Hematologi Lengkap
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat
dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan saat
persalinan.
Kelainan yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium selama
kehamilan antara lain anemia (hemoglobin rendah) yang umum terjadi pada ibu
hamil, kekurangan zat besi, kekurangan asam folat dan bahkan thalassemia yang
merupakan kelainan produksi hemoglobin yang bersifat genetik.
Tujuannya yaitu :
a. Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari 11 g/dl.
b. Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan warna
sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah karena
defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
c. Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang disebabkan
oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh serta potensi alergi.
Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul.
d. Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia dan
respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
e. Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan darah
bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah A-B-O yang
memerlukan tindakan pada bayi. Golongan darah juga perlu diketahui bila
diperlukan transfusi pada ibu. Dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
f. Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila rhesus istri
negatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat kemungkinan rhesus janin
positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu yang akan menimbulkan
antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat membahayakan janin
pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu hamil dengan rhesus negatif harus
diberi suntikan pada kehamilan 28 minggu untuk mengikat antibodi terhadap
rhesus positif, serta dalam 72 jam setelah melahirkan apabila bayinya rhesus
positif.
g. Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat
menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab anemia. Ferritin
dilakukan pada trimester pertama.
b. Glukosa
Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk mengetahui kadar glukosa
(gula) dalam darah:
a. Glukosa puasa (glukosa dalam keadaan puasa 10-12 jam).
b. Tes Toleransi Glukosa Oral (glukosa 2 jam setelah minum glukosa 75 gram). HbA1c
(Glycosylated hemoglobin) untuk mengetahui kadar glukosa darah rata-rata selama 3
bulan terakhir. Tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi DMG (diabetes
mellitusgestasional dalam kehamilan. Glukosa puasa dan tes toleransi glukosa oral
dilakukan bila terdapat risiko DMG pada trimester pertama atau saat pertama
terdiagnosis hamil, atau pada usia 24-28 minggu bila tidak ada risiko DMG.
c. Virus Hepatitis 
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam kandungan,
maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama kehamilan  
a. HBsAg (antigen hepatitis B), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis B.
Anti HBs (antibodi hepatitis B), untuk mendeteksi apakah sudah memiliki antibodi  
terhadap hepatitis B.
b. Anti HCV Total (antigen hepatitis C), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis 
c. Serologi
Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya sifilis - jika
terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin. Jika terdeteksi maka segera dilakukan
terapi. VDRL (VenerealDiseaseResearchLaboratory) yaitu skrining untuk penyakit
sifilis.TPHA (TreponemaPallidumHemagglutinationAssay), pemeriksaan lanjutan
untuk konfirmasi penyakit sifilis.
d. Anti HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan mendeteksi adanya
infeksi virus HIV yang berpotensi menular pada janin. Jika ibu hamil terinfeksi HIV
harus segera diterapi dengan antivirus dan persalinannya dilakukan secara bedah sesar
untuk mencegah bayi tertular virus HIV.Tes HBsAg, Anti HCV, TORCH, VDRL,
TPHA, anti HIV dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
e. Urine (Urinalisa)
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi saluran
kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik yang bermanifestasi
di urine/air seni. Jika infeksi di saluran kemih tidak diobati, dapat menyebabkan
kontraksi dan kelahiran prematur atau ketuban pecah dini. Tes ini dilakukan pada
trimester pertama atau kedua kehamilan. Tes urin juga untuk menentukna kadar
protein dan glukosa di dalam urin, apakah ibu hamil tersebut berpotensi mengalami
preeklamsi dimasa kehamilan.
f. Hormon Kehamilan 
Tes ini dilakukan pada trimester pertama, yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium :
a) Hormon bHCG darah, yaitu hormon kehamilan dalam darah untuk
mendeteksi kehamilan di trimester awal yang meragukan karena belum tampak
pada USG.
b) Hormon Progesteron: Hormon yang mensupport kehamilan, untuk mendeteksi
apakah hormon ini cukup kadarnya atau perlu suplemen progesteron dari luar.
c) Hormon Estradiol: hormon yang mensupport kehamilan, untuk mendeteksi
apakah kadarnya normal atau tidak.
g. Virus TORCH
a) Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu
pemeriksaan TORCH. TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap
penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCHterdiri dari toksoplasma, rubella, CMV
dan herpes. Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya antibodi yang muncul
sebagai reaksi terhadap infeksi. Terdiri dari:
b) ToxoplasmaIgG dan IgM: antibodi terhadap parasit toxoplasmagondii yaitu untuk
mendeteksi apakah terdapat infeksi Toxoplasma.
c)  Rubella IgG dan IgM: antibodi terhadap virus campak Jerman, untuk mendeteksi
apakah terinfeksi virus tersebut atau tidak.
d) Cytomegalovirus (CMV) IgG dan IgM: antibodi terhadap virus Citomegalo,
untuk mendeteksi apakah terinfeksi virus CMV atau tidak.
e) Herpes Simplex Virus 1 IgG dan IgM: antibodi terhadap virus herpes simplex 1,
untuk mendeteksi apakah terinfeksi HSV1.
f) Herpes Simplex Virus 2 IgG dan IgM: antibodi terhadap virus herpes simplex 2,
untuk mendeteksi apakah terinfeksi HSV2.
2.5 Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Pada Kehamilan Normal
Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan sebuah sel
sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang disebut zigot. Di dalam
perut ibu, zigot lama kelamaan akan tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia,
proses pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga (Neil, 2012).
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Minggu ini sebenarnya
masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal
perkiraan kelahiran dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Selama masa ini,
yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada
didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari. Sel ini
akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma
sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur yang
bersembunyi pada saluran sel telur, pada akhirnya hanya 1 sel sperma yang bisa
menembus indung telur (Neil, 2012).
Minggu ke-2 sampai minggu ke-3 perubahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam
setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari, sehingga
pada hari ke-12 jumlahnya bertambah dan membantu blastocyst (diameter 0,1-0,2 mm6 )
menempel pada dinding endometrium. Ibu mungkin beum sadar jika sedang
mengandung.
Minggu ke-4, darah mulai mengalir dari plasenta ke janin. Plasenta adalah organ
sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu memberi nutrrisi dan
oksigen ke embrio, termasuk dalam pembuangan sisa-sisa metabolism janin. Paru-paru
mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ
reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5 mm, jantung
mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih
dalam taraf yang sangat sederhana. Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap
pertumbuhan embrio berbentuk mangkuk setelah masa blastula hasil pembelahan zigot.
Tahap selanjutnya adalah tahap embrio yang berlangsung lima setengah minggu. Tahap
embrio dimulai setelah zigot tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini,
sistem organ dasar bayi mulai berbentuk dari susunan sel, meskipun bentuk luar masih
jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa (Syahruli, 2006) . 
Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5- 7 mm. pemebentukan
organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan makin sempurna (Syahruli, 2006).
Pada minggu ke-6, kepala dan leher sudah muncul, dan mata yang letaknya masih
berjauhan juga sudah ada. Hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat
walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah dan organ-organ penting
tubuh seperti ginjal, hati, sistem pencernaan sudah mulai terbentuk. Pada minggu ke-7,
besar embrio seukuran kuku jari kelingking atau 1 cm, tangan sudah ada dan berkembang
dengan cepat (Neil, 2012).
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm. secara
keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran berat janin sekitar 13-15
gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna (Rahmatia, 2008).
Embrio mulai bisa bergerak secara teratur, rata-rata 60 kali gerakan dalam 1 jam. Tubuh
embrio semakin menyerupai bayi . Minggu ke-9, masa perkembangan janin. Panjang
janin sekitar 3 cm, dengan berat 2 gram, memiliki tangan yang besarnya sekacang kapri
dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Organ genital
sudah mulai telihat jelas . Minggu ke-10, panjang janin adalah 4,5 cm dengan berat 5
gram. Rahang atas dan bawah sudah terbentuk dan janin sudah mulai memproduksi air
seni. Bentuk janin sudah hamper menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai
terbentuk . Pada kehamilan 8-10 mingu pembuluh darah janin mulai terbentuk. Dengan
menggunakan ultrasonography dapat diketahui sedini mungkin apakah jantung janin
telah berdenyut atau belum. Umumnya denyut jantung dapat dicatat pada minggu ke 12,
sedangkan dengan Leanec baru dapat terdengar pada kehamilan 20 minggu
(Prawirohardjo, 2010) . Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan legkap dan
mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm dengan berat 10 gram.
Janin mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya. Di minggu ke-12, struktur yang
telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang semakin sempurna. Di usia ini,
sistem saraf dan otot janin mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini janin juga
mulai mampu mencerna makanan . Pada minggu ke-13 panjang janin sekitar 65-78 mm
dengan berat kira-kira 20 gram. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang
disebut lanugo. Pada minggu-16, panjang janin sekitar 12 cm dengan berat kira-kira 100
gram. Reflek gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana. Di usia ini, janin
juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.
Termasuk detak jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu seperti gaduh atau
sapaan lembut (Kus, 2010) . 
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin meningkat. Pada minggu ke-18
taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-21,
beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18 cm, sistem organ tubuh
mengalami pematangan dan fungsi dan perkembangan  . Pada minggu ke-29, berat janin
sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. kelahiran bayi prematur harus
diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi sekitar 1800- 2000 gram dengan panjang
tubuh 42 cm (Sylvia, 2016) .
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm.
pada minggu ke-35, secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram.
Mulai minggu ini, fungsi paru bayi sudah matang. Pada permukaan paru-paru yang telah
matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi mengurangi tahanan pada permukaan
alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama oleh janin
(Prawirohardjo, 2010) . Pada minggu ke-36, berat bayi seharusnya mencapai 2500 gram
dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram
bayi dinyatakan sudah siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya sudah
matang dan bisa bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir, dan siap
lahir. Pada minggu ke-38, berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. meski
biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata lahir di usia
kehamilan 38 minggu (Rahmatia, 2008).
2.6 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Almatsier (2009) mengartikan status gizi sebagai keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dapat dibedakan
menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Berdasarkan pengertian status gizi
tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibuburuk
dalam kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya otak janin, abortus, dan
sebagainya, sehingga penting dilakukan pemantauan gizi ibu hamil (Mulyani, 2015).
Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama
kehamilan berlansung.Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat membantu
ibu hamil dan janin tetap sehat. Status gizi merupakan status kesehatan yang
dihasilkan oleh keseimbangan antara hubungan dan msukan nutrisi. Gizi ibu hamil
adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama kehamilan yaitu
dega porsi dua kali makan orang yang tidak hamil.(Yuanita, 2019).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban
dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan
untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan
ibunya (Sitanggang,2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan (Sitanggang, 2013).
Adapun kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain:
1. Karbohidrat 
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada
waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot
skelet meningkat pada akhir kehamilan. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber
energi. Kebutuhan karbohidrat kurang lebih 55-65% dari asupan makanan setiap
hari. Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria
pada kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral.
Normalnya, pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat
lebih kurang 65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.
2. Protein 
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Selama
kehamilan diperlukan tambahan protein rata-rata 17 gram perhari. Peran protein
selama kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion.Pertumbuhan jaringan
maternal seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus dan penambahan
volume darah. Kebutuhan akan akan protein selama kehamilan tergantung pada
usia kehamilan.
Pada trimester I kurang dari 6 gram/hari sampai trimester II, protein yang
diperlukan dan asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester awal
ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino esensial dari ibu,
namun asam amino non esensial (arginine dan Kristin) tidak dapat disintesis oleh
fetus. Pada saat memasuki trimester akhir, perkembangan janin sangat cepat
sehingga perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram/hari. Jenis
protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologi tinggi seperti
daging ikan, telur, tahu, tempe, kaccang-kacangan, biji- bijian,susu dan yougurt.
Bila seorang ibu tersebut adalah seorang vegetarian dan biasa mengkonsumsi
banyak kacang-kacangan, biji- bijian, sayuran dan buah-buahan maka ibu tersebut
tidak akan mengalami masalah kekurangan protein (Festi, 2018). 
Perkembangan janin dapat optimal bila asupan protein adekuat selama kehamilan.
Rekomendasi diet protein pada wanita yang tidak hamil adalah 0,8 g/kg/hari atau
36-44 g/hari sedangkan rekomendasi protein pada kehamilan adalah 1,2 g/kg/hari
atau ada tambahan sekitar 18-25 g/hari pada rata-rata berat 45-55 kg. kebutuhan
protein selama kehamilan meningkat. Peningkatan kebutuhan ini untuk
pertumbuha janin dan untuk mempetahankan kesehatan ibu. Protein didapatkan
pada makanan seperti ikan, susu, unggas, ayam, tahu, tempe dan telur.
3. Lemak 
Lemak merupakan tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk untuk membentuk energy dan serta
perkmbangan system saraf janin. Oleh karna itu, ibu hamil tidak boleh sampai
kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Kadar lemak akan meningkat pada trimester
III. Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi.Lemak juga
menghasilkan energy dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam funsi-
fungsi pertumbuhan jaringan plasenta dan janin.Bagi ibu hamil, lemak juga dapat
disimpan sebagai cadangan tenaga untuk menjalani persalinan dan pemulihan
pasca persalinan. Cadangan lemak yang terdapat pada ibu hamil juga bermanfaat
untuk membantu proses pembentuakan ASI. Namun, bila asupannya berlebihan
dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan
menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasa persalinan.
Karna itu ibu hamil dia dianjurkan makan-makanan yang mengandung lemak
tidak lebih dari 25-30% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari.Sumber lemak
yaitu minyak ikan, minyak jagung, kacang-kacangan dan hasil olahannya (Festi,
2018).
4. Vitamin 
Jika karbohidrat merupakan zat pembakar bagi tubuh, maka vitamin membantu
proses dalam tubuh. Viatamin penting untuk pembuahan dan pembentukan sel
baru. Misalnya vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel
dan jaringan janin.Tidak perlu penambahan suplemen selama konsumsi sayur dan
buah cukup.(Pipit Festi W, 2018) Selama hamil, kebutuhan asam folat dan vitamin
B lain seperti vitamin riboflafin dan niasin meningkat untuk membantu
pembentukan energy. Selain itu vitamin B6 diperlukan untuk membantu protein
membentuk sel-sel baru.Asam folat terutama diperlukan pada 3 bulan pertama
kehamilan untuk mengurangi resiko pertumbuhan kritis yang berlansung pada 3
bulan pertama kehamilan. (Festi, 2018) Ibu hamil membutuhkan lebih banyak
vitamin dibandingan wanita yang tidak hamil. 
Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:
a) Asam polat 
Asam polat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam
peranan penting dalam perkembangan embrio.Asam polat juga membantu
mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang
belakang.Kekurangan asam polat dapat menyebabkan keamilan premature, cacat
bawaan, anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan
janin terganggu.Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran
berarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. 
b) Vitamin A 
Vitamin A untuk penglihatan, imunitas pertumbuhan dan perkembngan
embrio.Kekurangan vitamin A menyebabkan kelahiran premature dan berat
badan lahir rendah. Sumber vitamin A antara lain: buah-buahan sayuran warna
hijau atau kuning, mentega, susu, kunng telur dan lannya. 
c) Vitamin B Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan
untuk membantu proses metabolism. 
Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah
merah.Vitamin B6 berperan dalam metabolism asam amino. 

d) Vitamin C 
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan
dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan sinyal ke
otak.Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi didalam tubuh.Ibu hamil
disarankan mengonsumsi 85 miligram per hari.Sumber vitamin C didapat dari
papaya, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. 
e) Vitamin D 
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan kalsium
dan fosfor.Mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia pada ibu.
Sumber vitamin D terdapat pada susu, kuning telur, dan dibuat sendiri oleh tubuh
dengan bantuan sinar matahari. 
f) Vitamin E 
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta integrase sel
darah merah selama kehamilan wanita hamil dianjurkan menkonsumsi 2 miligram
per hari. 
g) Vitamin K 
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan pendarahan pada bayi,
pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi.Karna vitamin K terdapat
banyak pada jenis makanan dan dapat juga disintesis oleh bakteri usus (Ana
Samiatul M, 2018). 
5. Mineral 
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan sebelum
hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara lain :
a) Zat Besi 
Zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama kehamilan yang
dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi
hemoglobin.Yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke
jaringan tubuh. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan
rentan infeksi. Resiko persalinan premature dan berat badan bayi lahir
rendah.Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea (mual muntah).
Zat besi dapat ditemukan pada daging, ikan kerang, unggas, sereal, dan kacang-
kacangan. 

b) Zat Seng 
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung saraf tulang belakang.
Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan bayi
lahir rendah. Kebutuhan seng pada mengandung zat seng antara lain: kerang,
daging, kacang-kacangan, sereal. 
c) Kalsium 
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal saraf.
Kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium di dapat dari teri
susu,udang, sarden, sayuran hijau dan youghurt. 
d) Yodium 
Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi yodium sekitar 200 miligram dalam bentuk
garam beryodium.Kekurangan yodium dapat menyebabkan hipotirodisme yang
berkelanjutan menjadi kretinisme. 
e) Fosfor 
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta kenaikan
metabolism kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan kram pada
tungkai.
f) Flour
Flour diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan flour
terdapat dalam air minum. 
g) Natrium 
Natrium berperan dalam metabolism air dan bersifat mengikat cairan dalam
jaringan sehingga memengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu
hamil.Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja ginjal.
Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu (Samiatul, 2018). 
6. Suplemen yang dibutuhkan ibu saat hamil
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari
di malam hari selama 90 hari berturut-turut,karena pada sebagianibu yang
hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare,  dan susah
buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging
segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna
hijautua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun  diambil dari
tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap
harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijaugelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU),
vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga,
pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
2.7 Antenatal Care Sesuai Usia Kehamilan
ANC adalah suatu perawatan rutin ibu hamil yang diberikan pada periode
kehamilan(Kemenkes, 2014). Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat
penting, diantaranya dapat dilakukan dalam mendeteksi dan melakukan tata laksana
sejak dini terhadap komplikasi pada saat persalinan. Menurut Permenkes RI nomor 97
tahun 2014, pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilakukan minimal 4 kali selama
masa kehamilan yaitu satu kali kunjungan pada trimester satu (0-12 minggu), satu kali
kunjungan pada trimester kedua (>12- 24 minggu) dan dua kali kunjungan pada
trimester ketiga (>24 minggupersalinan) (Kemenkes, 2016).

a. Pemeriksaan Kehamilan usia 8-12 minggu


Merupakan kunjungan pemeriksaan kehamilan awal. Klien akan ditawarkan untuk
mengikuti jadwal pemeriksaan kehamilan rutin di tempat tersebut. Untuk
pemeriksaan awal klien akan ditanya mengenai riwayat kesehatan Anda, dan
pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul, pemeriksaan laboratorium,
termasuk golongan darah dan hemoglobin (Hb), skrining infeksi menular seksual,
dan tes urine.  
b. Pemeriksaan Kehamilan usia 15 sampai 20 minggu
Pada periode ini klien akan ditawarkan untuk periksa USG antara 18 dan 20
minggu guna melihat organ-organ janin dan mengukur pertumbuhan janin
dan plasenta.
c. Pemeriksaan Kehamilan usia 27 atau 28 minggu 
Pada periode ini, klien akan dianjurkan untuk pemeriksaan tes glukosa darah
untuk menyaring ada tidaknya diabetes gestational. Hemoglobin mungkin juga
diperiksa ulang. Beberapa penyedia melakukan pemeriksaan panggul. 
d. Pemeriksaan Kehamilan usia 28-36 minggu 
Setelah 28 minggu, kunjungan prenatal terus dilakukan dan lebih sering yakni
setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu. Bidan akan terus
mencatat pertumbuhan janin, mendengarkan detak jantung janin, dan akan
memeriksa posisi janin. 
e. Pemeriksaan Kehamilan usia 36 minggu 
Pada kunjungan ini, bidan akan melakukan pemeriksaan panggul. Skrining tes
untuk infeksi menular seksual dapat diulang pada kunjungan ini. Pemeriksaan
posisi dan ukuran janin. Jika kepala janin tidak berada di bawah atau kearah pintu
atas panggul, bidan biasanya menyarankan latihan agar janin mengubah posisinya,
atau menyarankan manipulasi fisik yang disebut versi eksternal.
f. Pemeriksaan Kehamilan usia 36 sampai 40 minggu 
Pemantauan berat badan dan tekanan darah, dan ukuran janin, posisi, dan detak
jantung janin. Bidan mungkin juga memeriksa leher rahim klien untuk melihat
pelebaran. 
2.8 Penyusunan Birth Plan
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota
keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa
ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Birth Plan atau perencanaan
persalinan adalah salah satu bentuk konsep atau program yang sesuai dengan filosofi
kebidanan. Filosofi kebidanan : Normal and Natural Child Birth, Women Center Care,
Continuity Of Care. 

Penyusunan Birth plan antara lain mencakup : penolong, tempat persalinan, model
dan cara bersalin, pendamping persalinan, antisipasi gawat darurat
Langkah Birth Plan (Perencanaan Persalinan) 
1. What 
Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota
keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan
bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Birth Plan adalah
"rancangan" berupa catatan tentang pilihan metode, tempat dan persiapan bersalin
selama hamil. Menurut berbagai penelitian, ibu dapat "menciptakan" pengalaman
positif terhadap persalinan dengan membuat birth plan (perencanaan kelahiran).
Birth vision adalah "gambaran" secara ide atau visi yang dituangkan di dalam birth
plan.
2. Where 
Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik
maupun di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan
dan keluarga. Perencanaan ini biasanya diputuskan ketika TM III karena sudah
diketahui apakah kelahiran bisa normal atau tidak, karena apabila ada penyulit maka
biasanya proses kelahiran akan dilakukan di rumah sakit ataupun rumah bersalinan
dengan fasilitas yang lengkap untuk menghindari terjadinya masalah.
3. When 
Birth plan biasa dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir
terjadi saat TM III. 
4. Why
Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak
terjadi masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses
persalinan.
5. How
komponen penting dalam rencana persalinan : 
Langkah 1: Membuat rencana persalinan 
Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat suatu
rencana persalinan. Hal-hal dibawah ini harus digali dan diputuskan dalam membuat
rencana persalinan tersebut: 
a. Tempat persalinan 
b. Memilih tenaga kesehatan yang terlatih 
c. Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut 
d. Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan 
e. Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
f. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan
biaya tersebut. 
g. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada. 

Langkah 2: Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi


kegawatdaruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak ada. 
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan: 
a. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga 
b. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada
saat terjadi kegawatdaruratan? 

Langkah 3:  Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan 


Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari
elemen-elemen dibawah ini: 
a. Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah sakit) 
b. Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawat
daruratan 
c. Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk 
d. Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan · Bagaimana
cara mencari donor darah yang potensial 

Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung 


a. Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga
dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawat
daruratan. Banyak sekali kasus ,dimana ibu tidak mencari asuhan atau
mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun,
bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka
persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke
dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal
terjadi bisa lebih dicermati. Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan
tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh
hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih
teratasi. 
Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan. 
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Setelah
minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit.
Dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih
baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit
pada saat hari yang ditunggu tersebut tiba.

Dalam mempersiapkan persalinan, penting memerhatikan beberapa topik


pendidikan kesehatan khusus untuk  mempersiapkan persalinan, kelahiran, dan
pengasuhan anak mencakup diskusi tentang di mana harus melahirkan, apa yang
diharapkan selama persalinan dan kelahiran, kelas pendidikan persalinan, pemberian
makan bayi baru lahir dan prosedur bayi baru lahir seperti sunat, dan mempersiapkan
rumah untuk bayi baru lahir (Brucker, 2019)
a. Kelas Persiapan Persalinan
Seseorang dapat berargumen bahwa pendidikan melahirkan telah ada
selamanya dalam bentuk informasi yang dibagikan oleh wanita dan bidan. Bahkan
saat ini, ibu hamil memperoleh sebagian besar informasi yang mereka terima tentang
kelahiran dari media elektronik, buku, atau teman dan keluarga, daripada penyedia
layanan kesehatan atau pendidik persalinan (Zwelling, 1996). Namun demikian, kelas
pendidikan persalinan, seperti vitamin prenatal, umumnya direkomendasikan,
meskipun tanpa bukti kuat untuk keefektifannya. Saat ini, sebagian besar kelas
persalinan juga mengajarkan wanita tentang prosedur medis yang dapat terjadi selama
persalinan; fokus pada kelahiran tanpa pengobatan bervariasi dengan teknik tertentu. 
Efektivitas pendidikan persalinan terbukti sulit ditentukan, karena tujuan dari
program-program tersebut agak berbeda dan mungkin ada perbedaan antara kelompok
perempuan yang mencari kelas dan mereka yang tidak. Secara keseluruhan,
pendidikan persalinan formal tampaknya meningkatkan pengetahuan, menurunkan
kecemasan, dan meningkatkan efikasi diri. Pengaruh pendidikan melahirkan pada
persepsi nyeri persalinan adalah yang terbaik (Openshaw, 2019)

b. Mempersiapkan Menyusui
ASI adalah bentuk nutrisi yang optimal untuk bayi baru lahir dan
bayi.menyusui Prenatal. Pendidikan memiliki beberapa keuntungan yang mencakup
tingkat yang lebih tinggi menyusui eksklusif dan durasi (Dyson, 2005). Meskipun
kebanyakan wanita inisiasi menyusui dalam periode postpartum segera, beberapa
orang memilih untuk tidak menyusui. Diskusi tentang rencana pemberian makan bayi
adalah proses pengambilan keputusan bersama. Pendidikan menyusui sebelum
melahirkan memiliki banyak komponen dan paling baik dilakukan dalam beberapa
kunjungan. Melalui pengkajian ini, bidan dapat mengidentifikasi kontraindikasi
menyusui, tujuan ibu menyusui, dan pengalaman menyusui sebelumnya. Diskusi lebih
lanjut kemudian dapat disesuaikan dengan individu dan bidan dapat membantu wanita
tersebut mengembangkan rencana untuk mengatasi masalah yang mungkin
diantisipasi. Setiap riwayat trauma atau pelecehan seksual harus didiskusikan
sehubungan dengan rencana menyusui setelah hubungan terapeutik telah ditetapkan
karena dapat memicu stres yang mendasari yang dapat mempengaruhi hubungan
menyusui. Keluarnya kolostrum dapat terlihat setelah usia kehamilan sekitar 16
minggu. Kolostrum mungkin jernih, kekuningan, atau seperti susu, dan menandakan
perubahan normal yang konsisten dengan persiapan laktasi. Namun, ketidakmampuan
untuk mengekspresikan kolostrum sebelum lahir tidak boleh ditafsirkan sebagai tanda
kegagalan laktasi yang tertunda. Asimetri payudara yang signifikan atau ruang yang
lebar antara payudara dapat menjadi penanda untuk jaringan fungsional marginal atau
tidak memadai. Variasi luas ada dalam konfigurasi puting, ukuran dan bentuk.
Persiapan jaringan puting tidak perlu dan belum terbukti bermanfaat. Demikian juga,
penggunaan pelindung payudara sebelum melahirkan untuk wanita yang memiliki
puting terbalik tidak meningkatkan hasil menyusui dan tidak direkomendasikan.
Konsultasi pascapersalinan dengan konsultan laktasi mungkin bermanfaat bagi wanita
dengan konfigurasi payudara yang tidak biasa atau puting terbalik.
c. Kontrasepsi Pascapersalinan
Percakapan awal tentang kontrasepsi pascapersalinan dimulai sebelum lahir.
Wanita sering memikirkan ukuran keluarga mereka selama trimester ketiga. Niat
tentang kehamilan di masa depan dapat dieksplorasi, dan rekomendasi ditinjau bahwa
jarak kehamilan setidaknya 18 bulan, atau 2 tahun dalam kasus operasi caesar. Pilihan
kontrasepsi juga tergantung pada pilihan makanan bayi. Beberapa wanita beranggapan
bahwa kehamilan tidak dapat terjadi saat mereka sedang menyusui dan tidak sedang
menstruasi. Wanita harus diberitahu bahwa mereka mungkin memiliki kembali
kesuburan sebelum kembalinya menstruasi. Juga, pendidikan kesehatan harus
diperhatikan bahwa menyusui tidak dapat diandalkan untuk mencegah kehamilan,
bahkan jika itu mencegah kembalinya menstruasi yang teratur, kecuali jika
persyaratan metode amenore laktasi terpenuhi sebagaimana diuraikan dalam bab
Kontrasepsi Nonhormonal. Sementara kontrasepsi pascapersalinan secara tradisional
dimulai pada kunjungan pascapersalinan 6 minggu, metode hanya progesteron dapat
dimulai pada periode postpartum segera, termasuk Depo-Provera dan kontrasepsi
reversibel kerja panjang (LARC). Wanita yang tidak mungkin menghadiri kunjungan
pascapersalinan dapat ditawarkan inisiasi pascapersalinan segera untuk membantu
mereka mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Penundaan inisiasi kontrasepsi
yang mengandung estrogen dianjurkan sampai 8 minggu pascapersalinan untuk
mengurangi risiko tromboemboli (Openshaw, 2019).
d. Persiapan Rumah
Wanita sering kali memiliki pertanyaan tentang barang-barang yang
dibutuhkan untuk penitipan anak. Rekomendasi American Academy of Pediatrics saat
ini menyatakan bahwa bayi harus tidur telentang di buaian atau buaian terpisah
dengan permukaan tidur yang kokoh, sebaiknya di kamar yang sama dengan orang
tuanya selama tahun pertama kehidupannya (AAP, 2016). Banyak wanita, meskipun
sadar dari rekomendasi untuk tidur yang aman, pilihlah untuk tidur bersama dengan
bayi mereka, yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang praktik tidur
yang aman. Kursi mobil bayi diwajibkan oleh hukum untuk semua bayi yang
ditempatkan di dalam mobil, dan memeriksanya sering kali merupakan bagian dari
proses pemulangan setelah melahirkan di rumah sakit. Kursi mobil dan keranjang bayi
terkadang tersedia melalui perusahaan asuransi kesehatan atau program lokal untuk
wanita dengan sumber daya terbatas.

Anda mungkin juga menyukai