Anda di halaman 1dari 13

 

2.1        Sistem Reproduksi Wanita


            Sistem reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian, yaitu genetalia internal dan genetalia
eksternal

A.    Genetalia Internal
Genitalia internal terdiri atas :
1.      Vagina tempat spermatozooa di tumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin
2.      Uterus, tempat embrio dan janin  tumbuh
3.      Dua tuba fallopi, yang menjadi jalan ovum menuju uterus
4.      Dua ovarium, memproduksi hormon dan ovum
B.     Genetalia Eksternal
Genitalia eksternal terdiri atas :
1.      Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal
2.      Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama
3.      Klitoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus
4.      Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal
Anatomi Sistem Reproduksi pada Wanita

A.    Genetalia Internal
1.            Vagina

            Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke atas dan ke belakang dari
vulva ke uterus, paralel dengan permukaan pintu atas panggul. Dinding vagina saling berdempetan,
kecuali pada bagian atasnya tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior vagina panjangnya
9 cm, dan dinding anterior vagina panjangnya sekitar 7,5 cm karena posisi serviks yang demikian.
Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat resesus atau fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu
forniks anterior, posterior, dan lateral.

Dinding vagina terdiri atas empat lapisan :

1.      Lapisan dalam epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae yang memungkinkan vagina
menggembang luas sehingga janin dapat lewat

2.      Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah

3.      Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal di luar dan lapisan otot sirkuler di sebelah
dalam

4.      Lapisan luar jaringan ikat, berhubungna dengan organ-organ lain dalam panggul, termasuk
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf

Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapannya di jaga oleh sekret kelenjar servikal dan
adanya rembesan cairan dari kapiler darah. pH cairan ini asam yaitu 3,8-4,5, dan berfungsi untuk
menjagakuman komensal vagina yaitu basil Doderlein. Kuman komensal ini memakan glikogen, yang
terdapat di dinding vagina, dan mengubahnya menjadi asam laktatsehingga melindungi vagina dan
genitalia in ternal lainnya dari infeksi. Kadar glikogen juga turut berubah mengikuti kadar hormon
ovarium. Keseimbangna asam ini dapat terganggu saat kehamilan, sebelum pubertas, selama dan
setelah menepous, sehingga menyebabkan mikroorganisme patogen berkembang dengan mudah dan
meningkatkan  kemungkinan infeksi vagina.
Di depan vagina,  terdapat kandung kemih dan uretra. Di belakang vagina setinggi serviks, terdapat
ruang peritonium, di sebut kavum Douglas. Di belakang dinding posterior vagina juga terdapat rektum.
Korpus perineal, yang menyangga organ panggul, terletak di bawah introitus vagina.

Suplai darah vagina berasal dari arterihemoroidales media, arteri uterina, dan arteri vaginalis, yang
semuanya ini merupakan cabang arteri iliaka internal. Aliran vena berjalan menuju vena iliaka internal.
Persarafan vagina berasal dari pleksus sekral dan saraf  pudendal. Aliran limfe berjalan menuju nodus
limfe ilaka dan nodus limfe inguinal.

2.            Tuba Fallopi

            Terbentang dari tiap kornu uterus ke arah lateral, di antara lipatan ligamentum latum. Bagian
distal tuba uterine melipat ke belakang dan kearah bawah ke dinding posterior ligamentum latum
menuju ovarium, yang terletak di belakang ligamentum latum.

Tuba uterine memiliki panjang sekitar 10 cm dan terdiri atas :

·         Ismus

·         Ampula

·         Infundibulum

            Fimbrae terletak diatas di atas ovarium dan mengarah ke arah rongga panggul, dan makin dekat
ke ovarium saat ovulasi tiba. Lumen tuba uterine membuka ke rongga panggul dan fimbria. Ketika ovum
dilepaskan saat ovulasi, ovum akan tersapu masuk oleh fimbria ke dalam tuba fallopi, dan ovum akan
memulai perjalanannya menuju uterus.

            Tuba fallopi sangat sempit dan dilapisi oleh epitel bersillia. Setelah memasuki tuba fallopi ovum
akan didorong oleh sillia di sepanjang lumen, dan lipatan epitel bersillia akan memperlambat prosses ini
sehingga ovum selama mungkin tetap berada di dalam tuba fallopi. Sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi fertilisasi di ampula.  Setelah dibuahi ovum akan didorong ke uterus. Perjalanan ini
juga berlangsung lambat untuk member waktu bagi ovum untuk mencapai tingkat kematangan sebelum
tertanam ke endometrium uterus, jika fertilisasi tidak terjadi, perjalanan ini memerlukan waktu
beberapa hari. Ovum yang tidak dibuahi akan ikut meluruh dalam alir an mensruasi.

            Disekitar lapisan epitel terdapat lapisan otot, yaitu lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan
lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan otot ini membantu pendorongan ovum di sepanjang tuba
uterine dengan membuat gelombang peristaltis. Tuba uterine diselimuti oleh peritoneum, yang
kemudian membentuk ligamentum latum.

            Arteri dan vena uterine dan ovarika menyplai darah tuba uterine. Persarafan tuba uterine berasal
dari pleksus ovariaka, dan aliran limfe dibawa ke nodus limfe lumbalis.

            Tuba fallopi ditopang oleh ligament infundibulopelvis. Ligament ini merupakan lipatan
ligamentum latum, yang terbentang dari infundibulum hingga dinding lateral panggul.
3.            Uterus

            Uterus merupakan orga berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang terletak dalam  rongga
panggul di anatara kandung kemih dan rektum. Posisi uterus adalah anteversi (menekuk ke depan) dan
antefleksi (membelok ke depan). Uterus matur memiliki panjang sekitar 7,5 cm, lebar 5 cm (pada
diameter terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya sekitar 60 g.

Makrostruktur dari Uterus

Uterus terdiri atas dua bagian utama :

1.      Korpus, atau badan

2.      Serviks, atau leher

            Korpus uteri berada di dalam rongga panggul dan bagian atasnya berlanjut menjadi dua tuba
uterina. Serviks tertanam ke arah vagina. Korpus atau badan uterus merupakan dua pertiga uterus yang
panjangnya sekitar 5 cm. Di dalam korpus terdapat rongga, berbentuk segitiga, dan aspeknya menunjuk
ke arah serviks. Dinding anterior dan posterior rongga uteri biasanya saling berdempetan. Bagian atas
korpus di sebut fundus bagian uterus tempat masuknya tuba uterina di sebut kormu. Ismus adalah
daerah yang sedikit menyempit di perbatasan korpus uteri dan serviks, panjangnya sekitar 7 mm.

            Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul ke dalam vagina. Pada bagian
bawah serviks terdapat kanal servikal, yang pada ujungnya  terdapat bukaan-bukaan ke uterus –ostium
interna dan di sisi lainnya yaitu ke bukaan arah vagina-ostium eksterna.

Mikrostruktur dari Uterus

Uterus dan serviks terdiri atas tiga lapisan jaringan :

1.      Lapisan epitel didalam, endometrium

2.      Lapisan otot ditengah, miometrium

3.      Jaringan ikat diluar, perimetrium

A.    Lapisan Endometrium

Pada uterus lapisan endometrium tersusun atas dua lapisan :

1.      Lapisan Fungsional : jaringan epitel yang banyak mengandung  kelenjar dan setelah pubertas
lapisan ini dibangun dan meluruh pada setiap siklus menstruasi akibat pengaruh hormone. Mengandung
banyak pembuluh darah dan arteri spiral, yang member nutrisi bagi poliferasi sel selama siklus
reproduksi. Ketika ovum telah dibuahi maka ovum akan tertanam di endometrium, lapisan tersebut
menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio selama
kehamilan.

2.      Lapisan Basal : lapisan permanen yang membentuk lapisan fungsional setiap kali setelah
menstruasi. Lapisan basal juga mendapat suplai darah dari arteti.

            Serviks dilapisi oleh epitel kolumnar, yang menyekresi mucus untuk membentuk sumbat
pelindung di kanal servikal untuk melindungi genetalia internal dari infeksi. Beberapa sel epitel memiliki
silia untuk membantu jalannya spermatozoa. Perubahan pembentukan mucus selama siklus menstruasi
dapat berfungsi untuk mencegah penetrasi spermatozoa memasuki genetalia internal. Endometrium
serviks juga berlipat-lipat seperti di vagina, yang disebut arbor vitae, yang memungkinkan dilatasi
selama persalinan. Lapisan endometrium serviks tidak ikut meluruh saat menstruasi.

B.     Lapisan Miometrium

Lapisan miometrium tersusun atas tiga lapisan :

1.      Lapisan otot sirkuler dibagian dalam

2.      Lapisan otot oblik dibagian tengah

3.      Lapisan otot longitudinal dibagian luar

      Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan dan kelahiran. Miometrium serviks
mengandung beberapa otot polos longitudinal yang merupakan kelanjutan dari uterus namun sebagian
besar sel ototnya sirkuler.

C.     Lapisan Perimetrium

      Merupakan lapisan peritoneum yng membungkus uterus dan tuba uterina. Di permukaan lateral
uterus, terdapat lipatan ganda perimetrium yang mencapai dinding samping rongga panggul,
membentuk ligament penyangga yang lebar. Ada dua rongga dalam peritoneum yaitu kavum douglas
yang terletak diantara uterus dengan rectum, serta kavum vesikouterina yang terletak diantara uterus
dan kandung kemih.

Struktur Penyokong

Uterus dan Serviks dipertahankan pada posisinya dalam panggul oleh ligament yaitu :

1.      Ligamen kardinal : terbentang dari permukaan lateral serviks dan vagina ke dinding lateral rongga
panggul

2.      Ligamen Puboservikal :  terbentang dari serviks, dibawah kandung kemih, kea rah depan ke tulang
pubis.
3.      Ligamen Uterosakral : terbentang dari serviks ke arah atas dan belakang, ke periosteum sacrum,
dan mengitari rectum.

4.      Ligament Lebar (Latum) : terikat ke dinding lateral uterus dan berfungsi menopang uterus

5.      Ligament Rotundum : terbentang dari kornu uterus ke bawah ke arah labia mayor, dan berfungsi
mempertahankan uterus dalam posisi anteversi dan antefleksi.

4.            Ovarium

            Ovarium adalah gonad  atau organ seks wanita ovarium terletak di dalam rongga peritoneal, pada
cekungan dinding posterior ligamentum latum dikedua sisi iterus, dekat fimbria tuba uterina. 

            Ovarium berwarna keputihan dan berbentuk seperti kacang almond dan permukaannya irreguler.
Setelah pubertas ovarium memiliki ukuran panjang sekitar  3cm, lebar 2 cm, dan tebal 1cm. Berat
ovarium sekitar 5-8 g.

Genetalia Eksternal

      Genitalia eksternal, secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari mons pubis di anterior
ke perineum di posterior. Secara lateral, genitalia eksternal memanjang sampai keluar labia mayora.

      Mons pubis merupakan lapisan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis pada panggul, yang
di tutupi oleh kulit dan setelah pubertas di tutupi oleh rambut. Mons pubis bukan merupakan struktur
sistem reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan tulang panggul bawah. Perineum adalah area
dengan otot kuat yang menyongkong organ internal rongga panggul.

1.      Labia Mayora

            Labia mayora merupakan dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit, yang terbentang dari
mons pubis di anterior bergabung dengan otot perineum. Permukaan luar labia mayora di tutupi oleh
rambut setelah pubertas dan permukaan dalam lebih lembut dan mengandung kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat

2.      Labia Minora

            Labia minora merupakan dua lipatan tipis kulit menutupi labia mayora. Labia minora lembut,
tidak di tutupi rambut, dan mengandung beberapa kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Di bagian
anterior, labia minora masing-masing di bagi menjadi dua lipatan kulit dan bersatu membentuk
prepusium di depan klitoris, dan frenulum di belakang klitoris. Di posterior labia minora
bertemu   fourchette, lipatan kulit tebal dibelakang orifisisum vagina.

3.      Klitoris

            Klitoris adalah penonjolan kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-kira 2,5 cm, kaya akan suplai
pembuluh darah dan serabut saraf sebagai respon terhadap rangsangan, klitoris menjadi ereksi dan
terisi dengan darah dengan cara yang sama yang terjadi pada penis laki-laki.

4.      Orifisium Vagina

            Orifisium vagina, atau introitus, terletak anatara dua pasang labia yang biasanya disebut dengan
vestibulum. Orifisium vagina terletak di belakang orifisium uretra bagian dari sistem perkemihan.
Orifisium vagina di tutupi oleh membran kulit yang di sebut himen, yang memberikan perlindungan
untuk vagina dan organ internal lainnya pada sistem reproduksi. Himen ruptur saat kejadian koitus
pertama kali, walaupun mungkin juga ruptur sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti menunggang
kuda), atau menggunakan tampon. Sisa himen biasanya dapat dilihat sebagai jaringan kecil, yang di
sebut carunculae myrtiformes.

            Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang kelenjar duktus bartholini. Kelenjar ini
bermuara ke vagina  dan menyekresi mucus untuk melembabkan genetalia eksternal. Di vestibulum,
disamping orisium uretra, juga terdapat kelenjar lain, kelenjar Skene, yang juga menyekresi mucus untuk
melembabkan genetalia eksternal

Darah, Saraf, dan Limfe

      Genitalia eksternal mendapat suplai darah dari arteri pudendal dan vena yang berjalan bersamanya.
Vulva sangat kaya pembuluh darah dan jika mengalami kerusakan akan cenderung mengalami
pendarahan banyak, namun sebaliknya juga sembuh dengan cepat. Genitalia eksternal terutama di
persarafi oleh saraf  pudendal, yang merupakan cabang fleksus sakral. Limfe dialirkan ke kelenjar iliaka
eksternal dan kelenjar inguinal.

Anatomi Sistem Reproduksi Pria


   
1.  Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah
zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang
tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah,
maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal,
testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster
pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH)
dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2.  Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. 

Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian
belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya
(misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.

2. Uretra
       Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
     Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah
dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang
terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama
dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari
vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi
cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian
ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian
dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas
deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan
memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam
rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran
vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.

OVARIUM
Fungsi ovarium :

 Produksi sel germinal

 Biosintesis hormon steroid

Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing


folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit
primordial  ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel
granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel
yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid
dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon
steroid bekerja pada jaringan target.

   
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar
100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium
primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru
terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada
tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau
mengalami degerasi menjadi folikel atresia.

Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat
folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel
mengempis (collaps)  dan terbentuk corpus luteum

TUBA FALOPII

Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak
konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan
implantasi pada endometrium

UTERUS

Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus
mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos
miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat
miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin.
Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik
pada struktur dan fungsi kelenjar

HISTOLOGI SALURAN REPRODUKSI PRIA

Organ Reproduksi Pria


Struktur dan fisiologi alat reproduksi pada pria berbeda dengan alat reproduksi pada wanita. Bagian –
bagian yang penting dalam alat reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, dan penis.

FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar
hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk membentuk
Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan dengan testosterone dan
masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara spermatogenesis.

LH – Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada sistem
reproduksi yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone testosteron

Testosteron – Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau sel
leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi penting
diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria,
menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi, serta
memberikan kemampuan untuk bersetubuh

Anda mungkin juga menyukai