Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN POSTNATAL CARE

RSUD PASAR MINGGU


PERIODE : 26-31 Desember 2022
Mata kuliah : Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular, Respiratori, dan Hematologi

Disusun Oleh :
Intan Kusuma Wardhani 2110711075

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2022
BAB I
KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal
baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu
kebidanan, 2007). Masa nifas adalah priode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak,
ketika alat-alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Saifuddin,2002). Post partum adalah masa pulih kembali dari persalinan sampai alat-alat
kandung kembali seperti sebelum hamil, lama massa nifas yaitu 6-8 minggu
(Rustam,1991) Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa
setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti
semula tanpa adanya komplikasi.

B. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga
pelvis dan di topang oleh lantai pelvis, dan genetalia externa, yang terletak di perium.
Stuktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsangan
hormone ekstrogen dan progesterone (Syarifudin & Fratidhini, 2009)

1. Struktur Eksterna

- Vulva
Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur genetalia eksterna. Kata
ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri di batasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.

- Mons pubis

2
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak
dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis. Mons
pubis mengandung banyak kelenjar sebasea.
- Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Labia mayora
melindungi Labiya minora, meatus urinarius dan introitus vagina. Penurunan
produksi hormone menyebabkan atrofi labia mayora.

- Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, tidak berambut yang memanjang ke arah dari bawah
klitoris dan menyatu dengan fourchett. Kelenjar-kelenjar dilabia minola juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora
sensitive, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.

- Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari
pada badannya. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substasi
lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon.

2. Struktur Interna

- Ovarium Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di


belakang tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan
ovulasi dan memproduksi hormone.
- Tuba Fallopi Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan
berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10
cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
- Uterus Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung,
yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris. Uterus terdiri dari 3 bagian, fundus yang merupakan tonjolan
bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian
utama yang mengelilingi cavum oteri dan istmus. Diding uterus terdiri dari
3 lapisan.

● Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah


suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapis : lapisan

3
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan
lapisan dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan
miometrium.
● Peritoneum suatu membrane serosa, melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana
terdapat kandung kemih dan serviks.
● Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan
cepat terhadap stimulasi ekstrogen dan progesterone. Cairan vagina
berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Apabila pH naik di
atas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus
mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan relative vagina.

Fisiologi reproduksi wanita bagian interna terdiri dari :

1. Liang senggama (vagina) adalah liang atau saluran fibromuskuler elastis yang
menghubungkan uterus dan vulva, terletak di antara saluran kemih dan liang
dubur. Di bagian ujung yang atasnya terletak mulut rahim. Ukuran panjang
dinding 8cm dan dinding belakang 10cm bentuk dinding bagian dalamnya
berlipat-lipat, disebut rugae sedangkan dinding tengahnya dan bagian yang lebih
keras disebut kolumne rugarum. Lipatan lipatan ini memungkinkan vagina pada
persalinan melebar, sesuai fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir. Sedangkan
fungsi penting dari vagina adalah saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid
dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir waktu bersalin,
dengan sekretnya yang asam. Vagina merupakan barier untuk menghalangi
perjalanan infeksi secara asenderen.

2. Rahim (uterus) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat , bagian luarnya
ditutupi oleh peritoneum dan bagian dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Uterus
berbentuk seperti buah pear atau alpukat yang sedikit gepeng kearah muka
belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga atau dindingnya
terdiri dari otot otot polos. Bagian uterus antara lain :
a) Fundus uteri adalah bagian uteri proksimal, disini kedua tubafalopi masuk
ke uterus.
b) Korpus uteri adalah bagian uterus terbesar pada kehamilan, bagian ini
mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
c) Servik uteri terdiri dari pars vaginalis servisis uteri dan pars supra
vaginalis servisis uteri

4
Dinding uterus terdiri dari : endometrium melapisi kavun uteri dan mempunyai
arti penting setiap bulan berfungsi dalam siklus haid pada wanita dalam masa produksi,
tempat janin tumbuh dan berkembang.

Saluran telur (Tubafalopi) : adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan
dan kiri. Panjangnya 12 sampai 13cm, diameternya 3 sampai 8mm. Fungsi tuba sangat
penting yaitu sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang di lepaskan
saat ovulasi, tempat terjadi pembuahan.

C. PATOFISIOLOGI DAN PATOFLOW

1. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni hemokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh laktogenik hormon dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar kelenjar mama. Otot-otot uterus berkontraksi segera post
partum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan
diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan perut setelah janin
lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

2. Patoflow

5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:


1. Pemeriksaan umum:
- Tensi, nadi, keluhan dan sebagainya
- Keadaan umum: TTV, selera makan dll
- Payudara: air susu, putting
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum Sekres yang keluar atau
lochea
- Keadaan alat kandungan
2. Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001
Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum Ultrasonografi untuk melihat sisa
plasenta.

E. PENATALAKSANAAN

6
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
- Sakit perut
- Perdarahan
- nyeri pada luka jahitan
- takut bergerak
c. Riwayat Kehamilan
- Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
d. Riwayat Persalinan
- Tempat persalinan
- Normal atau terdapat komplikasi
- Keadaan bayi
- Keadaan ibu
e. Riwayat Nifas Yang Lalu
- Pengeluaran ASI lancar / tidak
- BB bayi
- Riwayat ber KB / tidak
f. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum pasien
- Abdomen
- Saluran cerna
- Alat kemih
- Lochea
- Vagina
- Perinium dan rectum
- Ekstremitas
- Kemampuan perawatan diri
g. Pemeriksaan psikososial
- Respon dan persepsi keluarga
- Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik ( D.0077 ) SDKI Edisi 1
Cetakan III (Revisi) Hal. 172
b. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif. ( D.0142 ) SDKI Edisi
1 Cetakan III (Revisi) Hal. 304

8
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal ( D.0142 )
SDKI Edisi 1 Cetakan III (Revisi) Hal. 304

9
C. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan & Rasional Paraf &
Keperawatan Nama Jelas

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ( SLKI: I.08238, Intan Kusuma
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Hal 201)
Agen Pencedera diharapkan masalah nyeri akut Observasi
Fisik teratasi dengan kriteria hasil - Identifikasi lokasi
( D.0077 ) SDKI : karakteristik, durasi,
Edisi 1 Cetakan III frekuensi, kualitas, intensitas
Tingkat Nyeri (SLKI:
(Revisi) Hal. 172 nyeri
L.08066, Hal 145)
- Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri
- Identifikasi respon nyeri
menurun
nonverbal
2. Meringis menurun
- Identifikasi faktor nyeri
3. Geliasan menurun
- Monitor pengaruh
4. Kesulitan tidur
keberhasilan terapi
menurun
komplementer yang telah
5. Frekuensi nadi
diberikan
membaik
- Monitpr efek samping
pemberian analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
meurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat ras nyeri

10
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
meredakn nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (SIKI: I.14539, Intan Kusuma
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam Hal 278)
efek prosedur diharapkan masalah Risiko
invasif. ( D.0142 ) Observasi
infeksi teratasi dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala
SDKI Edisi 1 hasil :
Cetakan III (Revisi) infeksi lokal dan sistemik
Hal. 304 Tingkat Infeksi (SLKI: Terapeutik
L.14137, Hal 139) - Batasi jumlah pengunjung

11
1. Demam menurun - Cuci tangan sebelum dan
2. Kemerahan sesudah kontak dengan
menurun pasien
3. Nyeri menurun - Pertahankan eknik aseptik
4. Kadar leukosit pada pasien beresiko tinggi
membaik Edukasi
5. Bengkak menurun - Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan cara memeriksi
kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

3. Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Konstipasi ( SIKI : I. Intan Kusuma


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam 04155 )
penurunan motilitas diharapkan masalah konstipasi
gastrointestinal ( teratasi dengan kriteria hasil : Observasi
D.0049 ) SDKI Edisi - Periksa tanda dan gejala
1 Cetakan III Fungsi Gastrointestinal konstipasi
(Revisi) Hal. 114 (SLKI:L.03019, Hal 139) - Periksa pergerakan usus,
1. Mual menurun karakteristik usus

12
2. Muntah - Identifikasi faktor risiko
menurun konstipasi
3. Dispepsia - Monitor tanda gejala fuptur
menurun Terapeutik
4. Nyeri - Ajarkan diet tinggi serat
abdomen - Lakukan masase abdomen
menurun - Lakukak evakuasi feses, jika
5. Regurgitasi perlu
menurun - Berikan enema atau irigasi
6. Jumlah residu Edukasi
cairan dalam - Jelaskan etologi masalah, ada
lambung saat alasan tindakan
aspirasi - Anjurkan peningkatan asupan
menurun cairan
7. Frekuensi - Ajarkan cara mengatasi
BAB membaik konstipasi
8. Konsistensi Kolaborasi
feses membaik - Konsultasi tim medis
9. Peristaltik - Kolaborasi obat pencahar, jika
usus membaik perlu

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keberhasilan
adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai

13
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, Harif. Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator diagnostik.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017.
Fadhillah, Harif. Standar intervensi keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.
Fadhillah, Harif. Standar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2019.
Karjatin, Atin. KEPERAWATAN MATERNITAS, Pusdik SDM Kesehatan, 2016. Accessed 25 12
2022.

14

Anda mungkin juga menyukai