TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
a. Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,
presentase belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan
panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. (Prawirohardjo, 2009).
b. Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Asrinah, 2010).
c. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Mitayani, 2009).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil,persalinan normal
adalah proses pengeluaran janin yang dapat hidup dari dalam uterus
dan keluar melalui vagina secara spontan pada kehamilan cukup
bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu
ataupun pada janin dengan presentasi belakang kepala berlangsung
dalam kurang dari 24 jam.
B. ANATOMI FISIOLOGI
C. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim ,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin
drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seuruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jlan lahir.
2. Persalinan buatan
Bila perslinan dengan bantuan tenaga diluar misalnya ekstraksi
dengan farceps atau dilakukan operasi section caesarea.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
lur dengan rangsangan, misalnya pemberian pitocin atau
prostaglandin dan pemecahan ketuban(Depkes, 2008).
Istilah yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan
1. Abortus
Adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup, berat
janin dibawah 1000 gram dan tua kehamilan dibawah 28 minggu.
2. Partus prematurus
Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehhamilan 28-36
minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara
1000-2500 gram.
3. Partus maturus atau aterm
Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat
badan diatas 2500 gram.
4. Partus post maturus ( seratinus )
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
persalinan yang ditaksir
5. Partus presipitatus
Adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin dikamar mandi,
dsb.
6. Partus percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh
bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik(Depkes,
2008).
D. TANDA DAN GEJALA
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
1. Kontraksi Braxton hicks
2. Ketegangan dinding perut
3. Ketegangan ligamentum rotandum
4. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
E. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus
yang dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya
keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.
Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi
dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan
terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10
menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi
area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai
implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan
robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang
dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan
plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi
dimulai. (Estiwidani, 2008)
F. PATHWAY
Terlampir
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)adalah pemerisaan jani
menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang dipantulkan
ke tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang disebut
sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat
informasi tentang kesehatan pasien, (Estiwidani, 2008).
H. PENATALAKSANAAN
Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap
ada his dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan
dengan demikian diafragma membantu otot dinding rahim mendorong
ke arah jalan rahim.
1. Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
2. Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu
diminta untuk bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan
mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
3. Menolong melahirkan kepala
a. Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak
terlalu cepat
b. Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi
duk steril agar tidak terjadi robekan.
c. Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk
membersihkan dari kotoran
4. Melahirkan bayi
Periksa tali pusat, bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan
bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua tempat dan dipotong
sambil melindungi leher anak.
Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
a. Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
(biparietal)
b. Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
depan dan tarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang
c. Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan
lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh
seluruhnya.
5. Merawat bayi
a. Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu
b. Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari
mulut dan hidung bayi
c. Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut
bayi dan klem kedua 2 cm dari klem pertama lalu dipotong
diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa
betadin atau kasa alkohol 70
d. Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan,
kontraksi uterus dan robekan perinium. Jika ada dilakukan
penjahitan.
II. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Anamnesa Obstetri
a. Kehamilan yang ke berapa?
b. Hari Pertama Haid Terakhir?
3. Riwayat Obstetri
a. Usia Kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm )
b. Proses persalinan : ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).
Riwayat kesehatan keluarga
c. Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
d. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat
ini).
4. Pada primigravida :
a. Lama kawin, pernikahan yang ke?
b. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.
c. Anamnesa tambahan:
Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan
sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan
(kebiasaan buang air kecil / buang air besar, kebiasaan
merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum
dan selama kehamilan).
5. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Biasanya ibu yang belum memiliki pengalaman dalam
persalinan akan merasa cemas karena ini pertama kalinya
menghadapi kehamilan dan persalinan
2) Pola nutrisi dan metabolik
Ibu memiliki nafsu makan yang baik.
3) Pola aktifitas dan latihan
Biasanya ibu berjalan – jalan untuk mempercepat proses
persalinannya.
4) Pola tidur dan istirahat
Ibu biasanya mengalami kurang tidur karena kontraksi dan
nyeri yang dirasakannya
5) Pola eliminasi
Ibu biasanya merasakan sakit perut saat adanya kontraksi
dan merasa seperti ingin mengedan.
6) Pola reproduksi dan seksual
Ibu membutuhkan waktu kembali untuk memperbaiki
organ reproduksinya
7) Pola kognitif dan perseptual
Ibu biasanya merasa takut dan cemas menghadapi
persalinannya
8) Pola persepsi dan konsep diri
Ibu
9) Pola koping dan toleransi
10) Pola Hubungan dan Peran
Ibu berusaha tenang untuk menghadapi persalinannnya
11) Pola nilai dan kepercayaan
Ibu selalu berdoa untuk kelancaran persalinannya.
1. Pengkajian kala I
a. Faselaten
Nyeri atauketidaknyamanan
Seksualitas :
Aktivitas / istirahat:
a) Laporankelelahan.
c) Letargi.
Integritas ego:
Sirkulasi :
Seksualitas:
4. Pengkajian kalaIV
Sirkulasi :
Eliminasi :
a) Hemoroid sering ada danmenonjol.
b) Kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis pubis atau
kateter urinariusterpasang.
c) Dieresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliaran urinarius, dan/atau cairan I.V.
diberikan selama persalinan dankelahiran.
Makanan/cairan : dapat mengeluh haus, lapar, ataumual.
Neurosensori:
a) Sensasi dan gerakkan ekstermitas bawah menurun
padaadanya anesthesia spinal atau analgesiakaudal/epidural.
b) Hiperrefleksia mungkin ada ( menunjukan terjadinya atau
menetapnya hipertensi, khususnya pada diabetika, remaja,
atau klien primipara)
Nyeri/ketidaknyamanan : dapat melaporkan ketidaknyamanan
dari berbagai sumber; mis, setelah nyeri, trauma
jaringan/perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau
perasaan dingin/otot tremor dengan “ menggigil“.
Keamanan:
a) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit ( pengerahan
tenaga, rehidrasi).
b) Perbaikan episiotomi utuh, dengan tepi jaringan merapat.
Seksual:
a) Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilicus.
b) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah
gelap, dengan hanya beberapa bekuan kecil ( sampai
ukuran plam kecil).
c) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis,
ataurabas.
d) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, danpayudara.
e) Payudara lunak, dengan puttingtegang.
f) Penyuluhan/pembelajaran : catat obat-obatan yang
diberikan, termasuk waktu danjumlah.
Pemeriksaan diagnostik : hemoglobin/hematokrit ( HB/HT ),
jumlah darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan lain mungkin
dilakukan sesuai indikasi dari temuanfisik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik (proses
persalinan)
2. Keletihan berhubungan dengan fisiologis (kehamilan : proses
persalinan)
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi terkait
kehamilan
4. Risiko infeksi berhubungan dengan pemajanan terhadap pathogen
N
C.DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
INTERVENSI
O