a. Struktur Eksterna
1) Mons Pubis
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu
2) Labia Mayora
yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons
3) Labia Minora
4) Klitoris
5) Prepusium Klitoris
6) Vestibulum
dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
8) Perineum
tertuk
b. Struktur Intenal
proprium.
janin dari serangan sel-sel kekebalan tubuh dimana sel telur yang di
3) Uterus
a) Fundus Uteri
b) Korpus Uteri
c) Serviks Uteri
servikalis.
d) Dinding Uterus
posterior.
a. Kulit
2) Lapisan Dermis
3) Lapisan subkutan
b. Fasia
lemak yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan
bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot,
c. Otot perut
costalis di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh
Serat externus berjalan kea rah bawah dan atas ; serat obliquus
iliaca.(Gibson, J. 2010)
B. Definisi
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau
Post partum adalah suatu masa yang dimulai setelah partus selesai dan
berakhir kira-kira 6 minggu, tetapi setelah alat genetalia pulih kembali seperti
bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang
dari 5 cm (Mochtar,2010).
persalinan.
C. Etiologi
kekuatan membran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
a. Servik incompeten
Yaitu kelainan pada servik uteri di mana kanalis servikalis selalu terbuka.
peningkatan tekanan pada kulit ketuban di atas ostium uteri internum pada
Misalnya pada letak sunsang dan letak lintang,karena tidak ada bagan
terendah yang menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi tekanan
disproporsi.
e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
f. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden
dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya
a) Letak lintang
Multipara letak lintang dapat lebih dulu dengan cara yang lain
b) Letak bokong
Kontra indikasi
janin hidup kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk
melakukan operasi.
D. Patofisiologi
juga adanya molekul perusak jaringan lunak yang di sebut Reactive Oxigen
enzime kolagenase yang akan merusak jaringan kolagen dari selaput ketuban.
Kemungkinan jugatrombosis vaskuler plasenta juga turut berperen karena
E. Penatalaksanaan
Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau
tanpa komlikasi harus di rujuk di rumah sakit. Bila janin hidup dan terdapat
polap tali pusat pasien di rujuk dengan posisi panggul lebih tinggi
dari badanya, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalau perlu posisi kepala
janin di dorong keatas dengan 2 jari agar tidak tertekan kepala janin. Tali
Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau
ketuban pecah lebih dari 6 jam, berikan antibiotik seperti penisilin prokain
1,2 juta IU intra muskuler tiap 12 jam dan ampisilin 1 gr per oral. Bila pasien
posisi berbaring miring, berikan antibiotik pinisilin prokain 1,2 juta IU intra
muskuler tiap 12 jam dan ampicilin 1 gr peroral dengan di ikuti 500 mg tiap 6
konservatif yaitu tirah baring, diberi sedatif berupa fenobarbital 3x30 mg.
dexametason 3x5 mg selama 2 hari. Berikan pula tokolisis bila terjadi infeksi,
akhiri kehamilan
Sedangkan pada kehamilan lebih dari 2 minggu, bila ada his, mimpin
meneran dan lakukan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his
lakukan induksi persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor
pelvik kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dengan skor pelvic
lebih dari 5, sectio cesaria bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor
penatalaksanaan Post Seksio Sesaria antara lain periksa dan catat tanda –
tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 4 jam
Mobilisasi karena pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari
tempat tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita
sudah dapat berjalan ke kamar mandi dengan bantuan. Dan pada tahap akhir
Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan sedikit- sedikit atau sekaligus banyak. Dapat disertai demam bila
sudah ada infeksi. Janin mudah diraba. Pada pemeriksa dalam selaput
ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering. Inspekulo: tampak air ketuban
mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering ( Arif
mansjoer, 2011).
Kelebihan :
uteri spontan
b. Sectio Caesarea ismika (profunda)
cm.
Kelebihan :
4) Perdarahan kurang
Kekurangan :
hebat.
1. Fase Inflamasi.
2. Fase Proliferatif.
3. Fase Maturasi.
endotel / mesotel
perupaan kembali
I. Komplikasi
2. Perdarahan
plasenta.
3. Emboli pulmonal
(normal).
J. Pemeriksaan penunjang
kehamilan
2. Test Nitrazin atau test lakmus
K. Pengkajian fokus
Tinjauan ulang catatan pre natal dan intra operatif dan adanya indikasi
2. Sirkulasi
ml.
3. Integritas ego
situasi baru.
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
epidural
7. Nyeri / Ketidaknyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema, bengkak dan
nyeri tekan
10. Seksualitas
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
Ketuban
pecah dini
Persalinan
L. Pathways Keperawatan
Tindakan SC
Progestero Adekuat
Dependen, Belajar Mampu Penurunan Penurunan Proteksi Perangsa Kompone T
n dan
butuh hal baru menyelesa saraf kerja otot tubuh ngan n darah idak
estrogen
pelayanan dan ikan pernafasan saluran kurang area menurun Adek
turun
dan mengalam dengan cerna sensorik uat
perlindung i keluarga motorik Sel darah
an perubahan
Prolaktin
dan Involusi Perdarahan Kurang volume
Akumalasi merah cairan dan
Defisit
Kurang mandiri sekret Kembu Invasi Bakteri menurun oksitosin elektrolit
pengetahuan Menimb meningk
paeawatan diri ng ulkan
Penurunan Mual reflek at Lochea Hb turun Dehidrasi
spasme
reflek munta otot
h Perfusi
batuk Produksi
jaringan
menurun ASI
Resti infeksi Kebersi Lem
Tidak efektifnya Nyeri Payud Isapan Gangguan
bersihan jalan nafas
han ah hipotalamus
Resiko Nutrisi Kelema ara bayi pada
kurang dari Keterbatasan kurang Intoleransi
kebutuhan tubuh han bengk aktivitas Peningkatan
fisik ak suhu tubuh
mobilitas Peraw Peraw Ejeksi ASI
atan atan
baik tidak Resti infeksi
baik
Potensial efektif
M. Diagnosa keperawatan
dalam pembedaran
dengan bayi
perawatan diri
N. Intervensi dan rasional
anestesi
reflek batuk )
mengalir ke bawah.
menghalangi nafas.
Kriteria Hasil :
infeksi)
meningkat.
kenyamanan.
disertai nyeri
Intervensi :
aktifitas.
b. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada
fungsio laesa)
Intervensi :
adanya pus.
berlebihan.
dalam pembedahan
Hb: 12 gr Intervensi :
besar resiko untuk mual. Mual yang lebih dari 3 hari Post Op
obat lain.
hemoragi.
dengan bayi
Intervensi
Intervensi :
perubahan suhu
normal Intervensi :
oral.
Kriteria Hasil :
tersedia.
Intervensi :
flebitis.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi,
perasaan kesejahteraan.
diri.
diharapkan.
Intervensi :
tugas baru.
DAFTAR PUSTAKA