Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi pada manusia memiliki struktur, fungsi, dan proses
yang kompleks. Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual, yang mana
individu baru terbentuk diawali dengan bersatunya sel kelamin pria. Organ
reproduksi membantu apa yang dikenal sebagai traktus genitalis yang
berkembang setelah traktur urinarius. Kelamin laki-laki maupun perempuan
sejak lahir sudah dapat di tentukan. Tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat
dikenal, sel produksi berkembang di sebelah depan ginjal yang tumbuh
sebagai koloni-koloni sel kemudian membentuk kelenjar reproduksi.
Perkembangan sifat terjadi pada umur 10-14 tahun. Perubahan penting
terjadi pada usia remaja ketika jiwa dan raga nya menjadi matang.
(sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi
manusia dibedakan atas organ reproduksi pria dan organ reproduksi
perempuan. Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara
lebih berat, pembesaran genetalia eksterna, tampilnya bulu diatas tubuh dan
muka. Pada wanita ditandai dengan menstruasi pertama (menarke), uterus
dan vagina membesar, buah dada membesar, serta jaringan ikat dan saluran
darah bertambah, sifat kelamin sekunder tampil, lengkung tubuh
berkembang, adanya bulu ketiak dan pubis pelvis melebar (Bobak, 2005).
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana sistem reproduksi pada wanita?
2. Bagaimana sistem reproduksi pada Pria?
3. Bagaimana proses permbentukan sel ovum dan sperma ?
4. Apa saja hormon reproduksi pada Manusia?
5. Apa saja gangguan pada sistem reproduksi pada manusia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami sistem reproduksi pada pria dan
wanita
2. Untuk mengetahui dan memahami pembentukan sel ovum dan sperma
3. Untuk mengetahui dan memahami hormon reproduksi pada manusia.
4. Untuk mengetahui gangguan pada sistem reproduksi pada manusia.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Sistem Reproduksi Wanita


Organ pelvis terletak dibawah, berhubungan dengan rongga abdomen,
dibentuk oleh os iski dan os pubis pada sisi samping dan depan. Os sacrum
dan os koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis dibentuk
oleh promontorium sacrum dibelakang iliopektinal sebelah sisi samping dan
depan tulang sacrum.Pintu keluar pelvis (pintu bawah) dibatasi ole hos
koksigis dibelakang simfisis pubis, di depan lengkung os pubis, os iski, serta
ligamentun yang berjalan dari os iski dan os sacrum di setiap sisi, pintu
keluaar ini membentuk dasar pelvis (Bobak, 2005).
Dasar pelvis dibentuk oleh dua berkas otot m.levator ani dan
m.koksigis yang bekerja sebagai diafragma pelvis. Perineum merupakan
bagian terendah dari badan, berupa sebuah garis yang menyambung kedua
tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian belakang
segitiga anal. Titik tengah nya disebut badan perineum terdiri dari otot
fibrus yang kuat disebelah depan anusDidalam rongga pelvis terdapat
kandungan kemih dan dua buah ureter yang terletak dibelakang simfisis,
kolon sigmoid sebelah kiri fosa iliaka dan rectum terletak disebelah
belakang limfe rongga mengikuti lengkung sacrum. Kelenjar limfe, serabut
saraf lexus, lumbosakralis untuk anggota gerak bawah, cabang pembuluh
darah arteri iliaka interna dan vena iliaka interna melengkapi isis rongga
pelvis. Genetalia pada wanita berpisah dari ureter yang mempunyai saluran
tersendiri (Bobak, 2005). Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
2.1.1 Struktur Eksterna
1) Mons Pubis
Mons pubis atau mon veneris adalah jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dna padat serta merupakan jaringan
ikat jarang diatas simfisis pubis. Mons pubis mengandung
banyak kelenjar sebasea atau (minyak) dan ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni
sekitar 1-2 tahun awitan haid. Rata-rata menarke (awitan haid)
terjadi pada usia 13 tahun. Mons berperan dalam sensual dan
melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan seksual).
Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
berkurang dan rambut pubis menipis.
2) Labia Manora.
Labia mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikal yang menyatu dengan mons
pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengelilingi labia minora, berakhir di perineum pada garis
tengah. Labia mayora melindungi labia minora, meatus
urinarius, dan introitus vagina (muara vagina). Pada wanita yang
belum pernah melahirkan anak pervagina, kedua labia mayora
terletak berdekatan di garis tengah, menutupi struktur-struktur di
bawahnya.
3) Labia Minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panajng, sempit dan tidak berambut yang
memanjang ke arah bawah klitoris dan menyatu dengan
fourchette. Sementara bagian lateral dan anterio labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama
dengan mukosa vagina : merah muda dan basah. Pembuluh
darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah
kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila
ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di
labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat
banyak membuat labia minora sensitive, sehingga meningkatkan
fungsi erotiknya. Ruangan diantara kedua labia minora disebut
vestibulum.
4) Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang
terletak tepat dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak
terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar 6 x 6 mm atau
kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitive
daripada badannya. Saat wanita secra seksual terangsang, glans
dan badan klitoris membesar. Kelenjar sebasea klitoris
menyekresi smegma, suatu subsanti lemak seperti keju yang
memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa
organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan
anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan
respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stumialsi erotis pada
pria). Istilah klitoris berasal dari kata bahasa yunani, yang
berarti kunci karna klitoris di anggap sebagai kunci seksualitas
wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak
membuat klitoris sangat sensitive terhadap suhu, sentuhan dan
sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris ialah menstimulasi dan
meningkatkan ketengangan seksual .
5) Prepusium Klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah
menjadi bagian medial dan lateral. Bgaian lateral menyatu
dibagian atas klitoris dan membentuk prepusium, menutup yang
berbentuk seperti kait. Bagina medial menyatu dibagian bawah
klitoris utnuk membentuk prenulum. Kadang-kadang prepusium
menutupi klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti suatu
muara yang dapat disalahartikan sebagai meatus uretra, bila
perawat tidak mengidentifikasi struktur-struktur dalam vulva
dengan seksama. Usaha untuk memasukkan kateter ke daerah
yang sensitive ini dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak
nyaman.
6) Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris, dan
fourchette. Vestiblum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra (vestibulum minus atau skena), vagina dan kelenjar
para vagina (vestibulum mayus, vulvovagina atau bartolin).
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah
teriritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman
busa sabun), panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat).
Walaupun bukan yang merupakan bagian system reproduksi
yang sejati, metaus urinarius (uretra) juga di masukkan dalam
bagian ini karena letaknya dekat dan menyatu dengan vulva.
elenjar vestibulum mayora ialah gabungan dari dua kelenjar di
dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi
orifisium vagina. Kelenjar menyekresi sejumlah kecil kelenjar
yang jernih dan lengket, terutama selama koitus. Keasaman
lender yang rendah (ph tinggi) baik untuk sperma.
7) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
minora di garis tengah di bawah orifisium vagina. Suatu
cekungan kecil dan fosa nafikularis terletak diantara fourchette
dan hymen.
8) Perineum
Perineum ialah daerah muskulas yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan
perineum. Penggunaaan istilah vulva dan perineum kadang-
kadang tertukar, tetapi secara tidak tepat.
2.1.2 Struktur Interna
1) Ovarium
Sebuah Ovarium terletak disetiap sisi uterus, dibawah dan
dibelakang tuba fallopi. Dua ligamen mengikat ovarium pada
tempatnya yak ni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira
Setinggi kristailiaka anterosuperior dan ligamentum ovari
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,
ovarium dapat digerakkan. Saat ovulasi ukuruan ovarium dapat
menjadi dua kali lipat untuk sementara. ovarium yang berbentuk
oval ini memiliki Konsistensi yang padat dan kenyal. Sebelum
menarke, Permukaan ovarium licin . Setelah maturitas seksual ,
luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar. Dua fungsi
ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir ovarium wanita normal mengandung sangat
banyak ovum primordial (primitif). Diantara interfal selama
masa usia Subur (umumnya setaip bulan) Satu atau lebih
ovummatur dan mengalami ovulasi . ovarium Juga merupakan
tempat utama produksi hormon seks teroid (exstrogen,
progesteron, dan endrogen) dalam juga ayang dibutuhkan untuk
pertumbuhan,perkembangan,dan fungsi wanita normal.
2) Tuba Falopii (Tuba Uterin)
Sepasang tuba falopii melekat pada fundus uteris. Tuba ini
memanjang ke arah lateral,mencapai ujung bebas ligamen lebar
dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang Tuba
ini kira-kira sepanjang 10cm dengan diameter 0,6cm. Seriap
tuba mempunyai lapisan Peritoneum dibagian luar,lapisan otot
tipis dibagian tenga, dan lapisan mukosa dibagian dalam.
Lapisan Mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, beberapa
dianataranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan
Skret. Lapisan Mukosa paling tipis saat Menstruasi. Setiap tuba
dan lapisan Mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan
vagina. Tuba falopi berubah disepanjang strukurnya. 4 segmen
yang berbeda yang dapat diidentifikasi:
a. Infundibulum merupakan bagian yang paling distal.
Muaranya berbentuk seperti terompet dikelilingi oleh
fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hampir erektil
saat ovulasi.
b. Ampula membangun segmen distal dan segmen tengah
tuba. sperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di
ampula.
c. Istmus, terletak proksimal terhadap ampula . Istmus kecil
dan padat,sangat mirip dengan ligamentum teres uteri.
d. Bagian interstisial (intramural) melewati miometrium
anatara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen
berukuran paling kecil (terowongan), berdiameter kurang
dari 1 mm. Sebelum ovum dibauahi dapat melewati
lumen ini, ovum tersebut harus melepaskan sel-sel
granulosa yang membungkusnya.
3) Uterus
Antara kelahiran dan masa pubertas uterus secara bertahap turun
dari bagian bawah abdomen ke pelvis sejati. Setelah pubertas,
uterus biasanya terletak di garis tengah pada pelvis sejati,
posterior terhadap simpisis pubis dan kandung kemih, serta
anterior terhadap rektum. Pada kebanyakan wanita saat kandung
kemih kosong, uterus berada di dalam posisi anterversi (ujung
condong kedepan) dan sedikit anterfleksi (melengkung
kedepan), dengan korpus bersandar pada bagian atas dinding
posterior kandung kemih. Serviks mengarah ke bawah dan
kebelakang ujung sakrum sehingga serviks biasanya berada pada
sekitar sudut kanan badan vagina. Pada wanita lain uterus
mungki berada posisi tengah atau ujung, condong kebelakang
(retroversi). Uterus yang melengkung lebih dari biasa sehingga
fundus (atas) lebih dekat ke serviks tersebut berada dalam posisi
antefleksi atau retroflkesi. Uterus adalah organ berdindimg
tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip buah pir
terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di
tekan, licin dan teraba padat.
4) Dinding Uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium,
miometerium, dan sebagian lapisan luar peritoneumparietalis.
5) Serviks
Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta
sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Serviks seorang
wanita nulipara mempunyai bentuk seperti kumparan yang
hampir seperti kerucut ,bundar dan agak padat. Muara sempit
antara kavum uteri dan kanal endoserviks (kanal didalam serviks
yang menghubungkan kavum uteri dengan vagina) disebut
ostium interna.
6) Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks dan uterus.
Kanal uterus pada wanita tidak hamil di tekan oleh dinding otot
yang tebal, sehingga kanal hanya merupakan suatu ruangan
potensial ,datarr dan berbentuk segitiga. Fundus membentuk
dasar segitiga. Tuba faloppi membentuk dasar segitiga. Puncak
Segi tiga mengarah ke bawah dan membentuk ostium interna
kanal serviks.
7) Pembuluh darah
Aorta abdomen bercabang saat mencapai tinggi umbilikus,yakni
menjadi dua arteri iliaka. Setiap arteri iliaka bercabang
membentuk dua arteri, yang lebih besar disebut arteri
hipogastrika. Artei-artei uterus merupakan cabang dari arteri
hipogastrika. Kedekatan letak uterus dari aorta menjamin
kecukupan suplai darah untuk pertumbuhan uterus dan konsepsi
. Selain itu, artei ovarium, subdivisi langsung aorta,mula-mula
meperdarahi ovarium kemudian berlanjut untuk bergabung
dengan arteri uterus,sehingga menambah suplai darah ke uterus.
8) Vagina
Vagina adalah suatu struktur tubular yang terletak di depan
rektum dan dibelakang kandung kemih dan uretra memanjang
dari intrroitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia
minora vulva) sampai serviks. Saat wanita berdiri,vagina
condong ke arah belakang dan ke atas. Vagina terutama
disokong oleh perlekatannya dengan otot dan fasia dasar pelvis.
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat
dan mampu meregang secara luas. Karena tonjolan serviks ke
bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina hanya
sekitar 7,5 cm sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9
cm. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol
tersebut disebut forniks, kanan, kiri, anterior, dan posterior.
Forniks Posterior lebih dalam dari pada tiga forniks yang lain.
Pap smear, yang diseluruh dunia dipakai untuk mendeteksi
kanker melalui pemeriksaan sel (sitilogi), merupakan apusan
mukosa vagina dari forniks posterior vagina dan merupakan
kerokan sambungan squamokolumnar serviiks yang difiksasi
dengan etileter dan alkohol dan kemudian diwarnai dengan
pewarna trikrom nukloesitoplasmik. Sejumlah besar suplai darah
ke vagina bersal dari cabang-cabang desenden arteri uterus,
arteri vaginalis, dan arteri pudenda interna.
9) Perineum dan Dasar Pelvis
Diafragma pelvis, diafragma urogenital atau segitiga dan otot
genitalia eksterna serta anus membentuk dasar pelvis dan
perineum. Perineum kadang-kadang didefinis mencakup semua
otot,fasia,dan ligamen difragma atas (pelvis) serta ligamen
diafragma bawah (urogenital). Badan perineum menambah
kekuatan struktur-stuktur ini. Difragma pelvis atas yang tersusun
atas otot dan fasia serta ligamen otot tersebut membentang
sepanjang bagian bawah kavum pelvis seperti sebuah tempat
tidur gantung. Pernineum teletak dibawah difragma pelvis atas
dan bawah. Otot-otot dan fasianya memperkuat diafragma pelvis
serta membantu muara kandung kemih, vagina, dan anus unutk
konstriksi. Serabut otot bulbokavernosus berasa dari dalam
badan perineum dan mengelilingi muara vagina sebagai serbut
otot yang menjorok ke depan memasuki pubis. Badan Perineum
merupakan lanjutan septum antara rektum dan vagina. Jaringan
ini pipih dan meregang seiring pergerakan janin melalui jalan
lahir.
10) Payudara
Payudara adalah sepasang kelenjar mamae yang terletak diantara
tulang iga kedua dan keenam. Sekitar dua pertiga payudara
terletak diatas otot pektoralismayor,antara sternum dan garis
aksilaris tengah, dengan perluasan ke arah aksila yang disebut
sebagai ekor spence. Sepertiga bagian bawah payudara terletak
diatas otot seratus anterior. Payudara melekat pada otot oleh
jaringan ikat atau fasia.
2.1.3 Fisiologi Reproduksi Wanita
Pubertas pada wanita dalam masa itu mulai produktif artinya
masa mendapa keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun.
Setelah itu wanita memasuki masa klikmaterium, merupakan masa
peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium
(kemunduruan). Haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan
kemudian berhenti sama sekali yang disebut monopause. Selanjutnya
terjadi pengunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh, dan
kemampuan fisik.
1) Menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungan yang disebut menstruasi.
Siklus menstruasi, selaput lendir rahim dari hari kehari terjadi
perubahan yang berulang selama 1 bulan mengalami empat masa
(stadium).
2) Stadium Menstruasi (Desquamasi)
Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut
stratum basale berlangsung selama 4 hari. Dengan haid, keluar
darah, potongan endometrium dan lendir dari serviks. Darah ini
tidak membeku karena ada fermen (biokatalissator) yang
mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa,
banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
3) Stadium Post-Menstruasi
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, berangsur-angsur
ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel
epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal endometrium
kira-kira 0,5 mm dan berlangsung selama 4 hari.
4) Stadium Pramenstruasi (sekresi)
Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan
mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel
telur. Perubahan ini untuk mempersiapakn endometrium
menerima telur. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan
atas yang padat (stratum kompaktum) yang hanya ditembus oleh
saluran-saluran keluar dari kelenjar, lapisan stratum spongeosum
yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari
kelenjar dan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini
berlangsung 14-28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan maka
endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus
menstruasi.
5) Siklus Ovarium
Dalan ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi
oleh sel gepeng bangunan ini disebut folikel premordial. Sebelum
pubertas ovarum masih dalam keadaan istirahat. Pada waktu
pubertas pada pengaruh hormon dari lobus anterior hipofise yaitu
FSH. Folikel premodial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang
masak kemudian pecah dan yang lainnya mati. Pemasakan folikel
premordial terjadi sebagai berikut.
a. Mula-mula sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda
kemudian tibul diantara sel-sel rongga yang berisi cairan
follikuli. Ovum terdesak kepinggir dan terdapat ditengah
tumpukan yang menonjol kedalam rongga
follikel,tumpukan sel dengan sel telur didalamnya disebut
cumulus ophurus. Antara sel telur dan sel sekitarnya
terdapat zona pellucida. Sel-sel granulosa lainnya
membatasi ruanf follikel yang disebut membran.
b. Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar
follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk dua
lapisan yaitu theca interna yang banyak mengandung
pembuluh darah dan theca eksterna terdiri dari jaringan
ikat padat. Follikel yang masak disebut follikel de Graaf
menghasilkan estrogen tempat permukaan hormon ini
pada theca interna. Sebelum pubertas terdapat pada lapisan
dalam korteks ovarium dan tetap tinggal dilapisan
tersebut.
c. Setelah pubertas follikel tersebut mendekati permukaan
dan menonjol keluar karena ligamentum follikuli
terbentuk terus maka tekanan dalam follikel makin lama
makin tinggi. Tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya
bergantung pada tekanan tinggi tersebut tetapi juga harus
mengalami perubahan-perubahan nekrobiotik pada
permukaan follikel.
d. Awalnya sel-sel ovarium menjadi tipis sehingga pada
suatu pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor follikuli
bersama ovum. Keluarnya sel teus dari follikel de Graaf
pecah disebut ovulasi. Sel granulosa yang mengelilingi sel
telur telah bebas, disebut corona radiata. Setelah ovulasi
sel-sel granulosa dari dinding follikel mengalami
perubahan dan mengandung zat warna kuning disebut
lutein. Dengan demikian sisa follikel berubah menjadi
butir kuning disebut korpus luteum,mengeluarkan hormon
yang disebut progesteron disamping estrogen. Bergantung
pada apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau
tidak,korpus luteum gravidarum atau korpus luteum
menstruationum.
e. Korpus luteum menstruationum mempunyai masa hidup 8
hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jarigan ikat
yang menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang
berdegenerasi disebut korpus albikan yang berwarna putih
dengan terbentuknya korpus albikan maka pembentukan
hormon progesteron dan estrogen mulai berkurang
malahan berhenti sama sekali. Ini menghasilkan iskemia
dan nekrose endometrium dan disusul dengan mentruasi.
Estrogen dapat menyebabkan proliferasi dari
endometrium. Fase ini disebut fase follikuler yang
berlangsung hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
f. Korpus luteum graviditatum setelah terjadi ovulasi maka
sel telur masuk kedalam tuba dan diangkut ke kavum
uteri. Hal ini terjadi pada waktu ovulasi ujung ampula tuba
menutup permukaan ovarium. Selanjutnya sel telur
digerakkan oleh peristaltik dan rambut getar dari sel-sel
selaput lendir tuba kearah kavum uteri,kalau tidal tejadi
kehamilan sel telur mati dalam beberapa jam. Bila terjadi
kehamilan maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan
dari sel telur dan sel mani dalam ampula tuba. Sel telur
yang telah dibuahi itu berjalan kekavum uteri
menaanamkan diri dalam endometrium (nidasi).
g. Zigot (sel telur yang dihamilkan) mengeluarkan hormon-
hormon hingga korpus luteum yang biasanya hidup 8 hari
sekarang tidak mati bahkan tumbuh menjadi lebih besar
dinamakan korpus luteum graviditatum yang hidup sampai
bulan ke empat dari kehamilan. Setelah bulan keempat
fungsinya diambil alih oleh plasenta. Karena korpus
luteum tidak mati maka progesteron dan ekstrogen terus
terbentuk. Endometrium menjadi lebih tebal berubah
menjadi desidua sehingga selama kehamilan berlangsung
tidak terjadi haid. Perubahan pada endometrium
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan
kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang
lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hipofise.
6) Hormon pada Wanita
a. Hormon ekstrogen.Disekresi oleh sel-sel traceintravolikel
ovarium, korpus latum dan plasenta, sebagian kecil oleh
korteks ardenal mempermudah pertumbuhan polikel
ovarium dan meningkatkan tubauterina dan jumlah otot
uterus dan kadar protein kontraktil uterus. Ekstrogen
mempengaruhi oragan endokrin dengan menurunkan
sekresi FSH, dalam beberapa keadaan menghambat
sekresi LH, dan pada keadaan lain meningkatkan LH.
Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus duktus yang
terdapat pada kelenjar mamae dan merupakan hormon
feminisme wanita terutama disebabkan hormon androgen.
Kerja ekstrogen pada uterus, pada vagina, dan beberapa
jaringan lainya menyangkut interaksi dan repseptor protein
dalam sitoplasma sel. pengaruh terhadap organ seksual,
pembesaran ukuran tubafalopi, uterus,vagina,
pengendapan lemak pada mons veneris, dan labia
mengawali pertumbuhan mamae. Kelenjar mamae
bergembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang
dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan axcila serta
kulit menjadi lembut.
b. Hormon progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh korpus
luteum dan plasenta,yang bertanggung jawab atas
perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam
serviks dan vagina. Progresteron memiliki pengaruh anti
extrogenik pada sel-sel miometrium, yang menurunkan ke
pekaan otot tersebut. Sensitifitas miometrium terhadap
oksitosin dan aktivitas listrik spontan, miometrium
sementara meningkatkan potensial membran serta
bertanggung jawab meningkatkan suhu basal tubuh pada
saat ovulasi. Efek progesteron terhadap tubavalopi
meningkatkan sekresi dan mukosa, pada kelenjar mamae
meningkatkan perkembangan leobulus dan alveolus
kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, peningkatan
sekresi air dan natrium.
c. Folliche stimulating hormone (FSH). Mulai ditemukan
pada garis umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus
bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus
anterior kelenjar hopofise. Pembentukan FSH ini akan
berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalam
jumlah yang cukup, suatu keadaan yang terjadi pada
kehamilan.
d. Luteinizing hormone (LH). LH bekerja sama dengan FSH
menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de
Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari
progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk
dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan
pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH
bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan
LH dapat merangsang terjadinya ovulasi.
e. Prolaktin (luteotropin, LTH). Hormon ini ditemukan pada
wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urin
wanita hamil, masa latasi dan menopause dibentuk oleh
sel alfa (asidofil) dari lobus anterior kelenjar hipofise.
Fungsi hormon ini adalah mempertahankan produksi
progesteron dari korpus luteum kelenjar hipofise,
dirangsang dn diatur oleh pusat yang lebih tinggi
hipotalamus untuk menghasilkan gonotrophin releaing
factor.
f. Estrogen disekresi oleh ovarium adalah estrodial.
Sebagian besar dibentuk oleh jaringan perifer dari
androgen yang di sekresi oleh sel ovarium. Estriol adalah
estrogen yang lemah, merupakan produksi eksidasi yang
berasal dari estrodial perubahan terjadi terutama dalam
hati. Potensial dari estrogenik dianggap sebagai estrogen
utama walaupun efek estrogenik dan estrogen tidak dapat
di abaikan.Progestin yang paling penting dari progestin
adalah progesteron dan sebagian kecil progestin yaitu
hidroksi progesteron yang disekresi bersama dengan
progesteron mempunyai efek yang sama. Padaa wanita
normal progesteron disekresi dalam jumlah cukup banyak
selama akhir siklus ovarium dan progesteron juga
disekresi oleh plasenta selama kehamilan khususnya
setelah kehamilan bulan ke empat.Estrogen dan
progesteron keduanya disintesis dalam ovarium terutama
dari kolesterol yang berasal dari darah dalam jumlah kecil.
Diperoleh dari asetil koenzim A, membentuk inti steroid
yang tepat. Selama sintesis progesteron dan hormon
kelamin pria atau testosteron akan disintesis pertama kali,
baru kemudian fase folikular dari siklus ovarium. Hampir
semua stestosteron dan sebagian besar progesteron di ubah
menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Selama fase luteal
dari siklus jauh lebih banyak progesteron yang di bentuk
yang semuanya akan di ubah dalam plasma wanita oleh
ovarium.
2.1.4 Pembentukan Ovum
Proses pembentukan sel telur (ovum) disebut oogenesis, oogenesis
terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak sel
oogonium. Oogonium merupakan sel pemula dari sel telur (ovum)
yang bersifat diploid (2n). Oogonium akan membelah diri secara
mitosis sehingga terbentuk lebih banyak oogonium. Oogonium
akan membelah secra meiosis I menjadi oosit primer. Selanjutnya,
oosit primer membelah secara meiosis II menghasilkan oosit
sekunder dan badan kutub I. Oosit sekunder bentuknya lebih besar,
mengandung kuning telur, dan sitoplasma. Badan kutub I
merupakan sel kecil yang hanya terdiri dari inti. Badan kutub I
akan membelah menjadi dua sel.oosit sekunder terus membelah
menghasilkan satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel badan
kutub. Sel ootid akan berkembang menjadi sel telur yang siap
diovulasikan.

2.2 Sistem Reproduksi Pada Pria


Sistem reproduksi pria terdiri dari genetalia eksterna dan organ-organ
interna yang terletak dirongga pelvis. Sistem reproduksi pria mulai
berkembang sebagai respons terhadap testoteron selama kehidupan awal
janin. Pada hakikatnya, testoteron tidak diproduksi selama masa kanak-
kanak. Testoteron yang dproduksi kembali pada awitan pubertas
mestimulasi. Pertumbuhan dan malurasi strukstur reproduksi dan
karakterisitik seks sekunder. ukuran dan menampilkan genitalia eksterna
bervariasi sesuai usia, keturunan, ras dan kebudayaan.
2.2.1 Struktur Interna
1) Mons Pubis
Pada saat dewasa, rambut pubis panjang, padat, kasar dan ikal,
membentuk pola berbentuk intan, dari umbilicus ke anus .
Daerah diatas simfisis pubis disebut dengan mons pubis.
2) Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis.
Pada bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut
preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan
sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari
otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi
ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan
dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat
saluran yang berfungsi mengeluarkan urine, saluran ini untuk
mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai saluran
pengeluaran sperma dan urine.
3) Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan
berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum
berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot
polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam
menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya.
Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan
menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan
demikian lebih hangat. Sebaliknya, pada cuaca panas skrotum
akan membesar dan kendur, akibatnya luas permukaan skrotum
meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
2.2.2 Strukrur Interna
1) Testis
Testis merupakan tempat pembentukan sperma dan beberapa
jenis hormon kelamin jantan (androgen). Peristiwa
pembentukan sperma di dalam testis disebut spermatogenesis.
Testis terletak di dalam skrotum atau kantung pelir yang
berfungsi untuk mengatur suhu tests agar sesuai dalam
pembentukan sperma.
2) Duktus (kanal) Testis
Untuk keluar dari tubuh , sperma harus melalui sistem saluran
dengan lengkap secara berurutan. Tubulus seminiferus (sudah
disebutkan diatas) , Epididimis testis memiliki satu tuba yang
menggulung ketat dengan panjang sekitar 6 m (20 kaki). Tuba
ini, epididimis (lihat gambar 3-23)terbentang disepanjang
bagian atas dan sisi setiap testis epididimis ialah tempat
penyimpanan untuk pematangan sperma dan menghasilkan
sebagian kecil seminalis (semen). Tubulus seminiferus
menyambung dengan epididimis yang kemudian berhubungan
dengan vasdeferen
3) Kelenjar reproduksi aksesori
Kelenjar reproduksi aksesori menykereksi cairan yang
menyokong kehidupan dan fungsi sperma. Kelenjar aksesori
ini terdiri dari sepanjang fisikula seminalis yang terdapat
disepanjang permukaan posterior bawah kandung kemih ,
kelenjar prostat yang mengelilingi uretera prostartik, dan
kelenjar bulboretralis, (cover) yang terletak dibawah prostat,
masing-masing 1 disetiap sisi uretera membronosa
4) Semen
Semen ialah cairan yang diejakulasi pada saat orgasme.semen
mengandung sperma dan sekresi dari vesikulasemilasis,
kelenjar prostat,dan kelenjar bulbouretralis Semen bewarna
putih sampai bening dengan berat jenis 1, 028. semen
mempunyai ph basah dengan rentan ph 7,35 sampai 7,5.
Hitung sperma rata rata 100 juta/ml dengan bentuk abnormal
kurang dari 20% sekitar 60% cairan semen total berasal dari
vesikula semnalis dan sekitar 20% kelenjar prostat . sejumlah
kecil cairan disekitar sekresi oleh kelenjar pulbouretralis dan
kemungkinan juga oleh kelenjar ureteralis kurang dari 5%
ejakulat mengandung sperma dan cairan dari testis dan
epididemis. vasektomi hanya mempengaruhi produksi bagian
ejakulat ini saja, sehingga tidak terlihat perubahan
volum,bahkan setelah tidak ada lagi sperma untuk transport
melalui sistem saluran yang tersisa.
2.2.3 Hormon pada pria
1) Testosteron. Hormon kelamin laki-laki yang disekresikan oleh
sel interstitial.Yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruang antara
tubulus-tubulus semi niferus,testis di bawah rangsangan
hormon,juga dinamakan ICSH (Inters Cel stimulating
hormone) dari hipofisis. Pengeluaran testoteron bertambah
nyata paa pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin
sekunder yaitu: tumbuhnya jenggot,suara lebih
berat,pembesaran genitalia.
2) Hormon Gonadotropin,kelenjar hipofise anterior mengsekresi
dua hormon gonadotropin, FSH (Follicle stimulating
Hormone). Dan LH (luteinizing Hormone). Kedua hormone ini
mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual
pria.
3) FSH (Follicle Stimulating Hormone), pengaturan
spermatogenesis,perubahan spermatosid primer menjadi
spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar
spermatogenesis berlangsung sempurna.
4) LH (Luteinizing Hormone), mengurangi sekresi testoteron
kembali ke tingkat normal untuk melindungi terhadap
pembentukan testoteron yang selalu sedikit.
2.2.4 Proses pembentukan sperma

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis.


Spermatogenesis tejadi di dalam testis. Di dalam tetis terdapat sel
kelamin pemula yang disebut sel spermatogonium.
Spermatogonium bersifat diploid (2n) atau jumlah kromosom
rangkap dua. Setelah individu mencapai masa untuk berkembang
biak, sel spermatogonium akan membelah berulang-ulang secara
mitosis, sehingga dihasilkan banayk sel spermatogonium. Sebagian
dari sel-sel spermatogonium tersebut terus membelah secara
mitosis, sedangkan sebagian yang lain membesar menjadi
spermatosit primer yang bersifat diploid (2n). Kemudian
spermatosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan
spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit
sekunder membelah lagi secara meiosis II menghasilkan 4 sel
spermatid. Masing-masing spermatid memiliki ukuran yang sama
dan bersifat haploid (n). Selsel spermatid akan mengalami
diferensiasi menjadi sel spermatozoa atau sperma, peristiwa ini
disebut spermiogenesis.
2.3 Gangguan Pada sistem Reproduksi
2.3.1 Keputihan
Keputihan adalah salah satu nama penyakit reproduksi kaum
wanita, yang berupa keluarnya cairan berwarna putih dari vaginanya,
yang berupa lendir. Kadang-kadang lendir yang keluar dari vagina itu
berbau busuk, namun kadang-kadang tidak begitu berbau sama
sekali.Jika keluarnya lendir putih itu masih dalam kadar tidak
seberapa, dianggap masih wajar saja, selama siklus haid setiap bulan
lancar. Cairan itu merupakan pembasahan yang alamiah, yang
kemungkinan berasal dari dinding vagina yang sudah terkelupas.
Warna cairan ini tidaklah berwarna, asalkan jumlahnya tidak demikian
banyak. Dan tidak menimbulkan bau yang kurang sedap.
Salah satu penyebab keputihan disinyalir karena terjadinya
infeksi oleh jamur atau bakteri. Disamping itu bisa juga disebabkan
oleh gangguan keseimbangan hormon, stres atau karena kelelahan
kronis. Ia bisa pula disebabkan oleh ada peradangan alat kelamin atau
adanya beda dalam alat kelamin. Bila keputihan ini tidak oleh adanya
kelainan kandungan seperti adanya kanker rahim dan sebagainya.
Bila seorang perempuan mengalami keputihan seperti itu,
kemungkinan gejala yang dapat diamati adalah kearah cairan atau
lendir yang berwarna putih atau kekuning-kuningan pada vagina.
Jumlah lendir ini bisa tidak begitu banyak namun ada-kalanya banyak
sekali. Kadang-kadang diikuti oleh rasa gatal yang amat mengganggu
kenyamanan wanita itu. Bisa saja cairan yang keluar dari vagina itu
sedikit, jernih, dan tidak berbau. Namun ada kalanya berbau tidak
sedap
Panty liner itu biasanya terjadi pada saat keputihan biasa ada
rasa tidak nyaman yang waktu itu, pemakaian pembalut wanita
sebenarnya akan tidak digunakan sepanjang waktu. Walau panty liner
itu dapat lendir, tetapi tetap saja membuat vagina dalam keadaan
lembab. Maka dengan cara itu vagina dapat selalu kering dan bersih.
Suatu hal yang perlu diingat adalah setiap selesai buang air kecil,
vagina harus di basuh dengan air bersih, kemudian dilap sehingga
kering dengan kain atau tisu yang bersih. Karena itu pilihan panty
liner yang tidak mengandung parfum. Sebab hal itu perlu untuk
menghindarkan tidak mudah terserang oleh alergi kulit bagi sebarang.
Alergi bisa menimbulkan rasa gatal yang luar biasa.
2.3.2 Impotensi
Impotensi sering juga disebut dengan disfungsiereksi, artinya
ketidak mampuan penis untuk melakukan penetrasi kedalam vagina
istri ketika berhubungan seksual. Penyebab impotensi ini bisa bersifat
fisik yang lebih banyak ditemukan pada pria usia lanjut, sedangkan
masalah spisikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Dengan demikian semakin bertambah usia, semakin besar
kemungkinan terjadi impotensi ini. Dengan demikian impotensi
merupakan proses penuaan. Karena itu impotensi ini disebabkan oleh
berbagai gangguan dan penyakit, baik fisik maupun mental. Penyakit
fisik yang menyebabkan impotensi adlah diabetes melitus (kencing
manis), anemia, kurang gizi, penyakit kelamin, penyakit otak dan
sumsum tulang. Semua penyakit itu bisa muncul karena operasi,
seperti operasi prostat pada pria, tumor atau kanker rahim pada
wanita, menurunnya kadar hormon, akibat pembedahan indung telur,
penggunaan narkoba, obat penenang, alkohol dan merokok.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari perubahan ciri
seksual pria, testis, payudara, bagi wanita.Pemeriksaan lainnya yang
mungkin dilakukan seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
TSHG dan USG penisPada wanita penyebab impotensi ini adlah
psikosis, scizophrenta, dan sebagainya. Penyebab impotensi biasanya
merupakan akibat dari kelainan pembuluh darah, kelainan
persyarafan, kelainan pada penis, atau masa psikis yang
mempengaruhi gairah seksual.
Impotensi sebenarnya masih bisa diobati dan diatasi. Obat
viagra misalnya awalnya direncanakan untuk mengobatijantung,
namun segera juga dapat diketahui untuk membuat penis mengalami
ereksi. Obat ini bekerja dengan berpengaruh pada penis yang
menyebalkan otot-otot disekitarnya lebih santal, sehingga
memungkinkan darah mengalir ke penis.
2.3.3 Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang sifatnya dapat menular dari
satu penderita ke penderita lain. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis
bakteri yang disebut sporochaeta palida. Bakteri ini terdapat di
seluruh dunia termasuk juga Indonesia. Penyakit ini banyak sekali
membawa malapetaka bukan saja pada penderita sendiri, tapi juga
pada orang lain. Ia menular pada orang lain dengan menimbulkan
infeksi.
Biasanya gejala-gejala yang timbul adalah munculnya penyakit
kelamin itu sekitar 10 sampai 90 hari setelah yang bersangkutan
melakukan senggama dengan pasangan yang sebelumnya sudah
terinfeksi sifilis. Ketika penularan ini terjadi penderita tidak merasa
sakit sama sekali. Luka yang terbuka biasanya terdapat pada batang
penis atau dalam vagina. Luka ini biasanya mengandung kuman
kuman sifilis.Luka ini baik diobati atau tidak akan mengering dan
kemudian menghilang. Namun tanpa pengobatan kuman sifilis itu
sebenarnya tetap hidup dalam tubu penderita. Tapi satu sampai 6
bulan sesudahnya, sifilis tingkat kedua akan semakin berkembang.
Kali ini tukak itu akan berwarna kemerah-merahan yang bertumbuh
diatas kulit. Ia bisa juga berupa lendir yang berwarna keputih-putihan
yang menempel di mulut, juga di dalam vagina, rambut penderita
mulai rontok dan kelenjar membengkak.
Untuk mencegah tertularnya penyakit kelamin ini yang jelas
sicalon penderita tidak melakukan hubungan seksual dengan orang
yang sebelumnya sudah terjangkiti, seperti pecajur, yang
kemungkinan sudah tertular sifilis. Bila seseorang laki-laki atau
perempuan atau wanita sudah terjangki dengan penyakit kelamin
sifilis ini tentu upaya terakhir adalah melakukan pengobatan. Obat
yang terbaik merupakan suntikan penisilin. Pengobatan dengan
penisilin ini paling kurang harus berlangsung setidaknya 10 Hri
beturut-turut. Sedangkan bagi penderita sifilis yang tdak tahan
penisilin, dapat juga digunakan terasiklin atau obat eritromisin. Obat
itu harus dimakan selama 15 hari berturut-turut. Pengobatan untuk
penyakit sifilis ini harus dilakukan oleh seorang dokter ahli, agar
semua kumannya benar-benar mati
2.3.4 Gonorhe
Penyakit gonorea disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria
gonorrhoeae. Masa inkubasinya dalah 2-10 hari setelah kuman masuk
ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Gonorea menyerang
selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki,
gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari
uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna
hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak
menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai
terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-
laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan.
Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi.
Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika
tidak segera mendapat pertolongan.
2.3.5 Kandidiasis Vagina
Kanididiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh
jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di
kulit maupun di dalam vagina. Akan tetapi pada keadaan tertentu
jamur ini menimbulkan keputihan. Gejalanya berupa keputihan seperti
susu, bergumpul, disertai rasa gatal, panas, an kemerahan pada alat
kelamin dan bagian di sekitarnya
2.3.6 HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena
teinfeksi HIV (Human Immunodeficienc Virus). Orang yang terinfeksi
oleh virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain
karena sistem kekebalan tubuhnya menurun secara derastis. Penyakit
ini sampai sekarang belum ada obatnya, yang ada hanyalah menolong
penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuh penderita.
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh penderita AIDS, tetapi yang
dapat ditularkan hanya terdapat pada darah, sperma, dan cairan
vagina. Penularan HIV dapat terjadi karena, memakai jarum suntik
bekas orang yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang
terinfeksi HIV, ibu yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi
dalam kandunganya, dan berganti-ganti pasangan seksual atau
berhubungan seksual dengan penderita.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
reproduksi manusia ada dua, yaitu sistem reproduksi pada pria dan wanita.
Sistem reproduksi pria terdiri dari mons pubis, penis, skrotum, testis,
epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan uretra.
Sedangkan, sistem reproduksi wanita terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, klitoris, ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis, sedangkan proses
terbentuknya ovum disebut oogenesis. Siklus menstruasi berkaitan dengan
pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium (dinding rahim).
Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria adalah gonadotrofin,
FSH, LH, dan testoteron. Sedangkan, hormon yang mempengaruhi sistem
reproduksi wanita adalah gonadotrofin, FSH, LH, estrogen dan progesteron.
Serta beberapa penyakit atau gangguan pada sistem reproduksi seperti:
Keputihan, Impotensi, sifilis, kandidiasis, Gonorhe, serta HIV/AIDS.
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks &seksualitas hendaknya dimiliki oleh
semuaorang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapatmenjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas
tanpa mengatahuidampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dantidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapirangsangan dari luar dengan cara yang
sehat, matang dan bertanggung jawab. Serta saran untuk penulis terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M, dkk. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta:
EGC
Saydam, syafni G. Waspadai Penyakit sistem reproduksi anda.

. Thibodeau, Anatomy and physiology hal. 716, 1987, Times Miror Mosby

Anda mungkin juga menyukai