Anda di halaman 1dari 47

Organ Sistem Reproduksi Wanita

Mengenal tentang sistem reproduksi pada manusia adalah hal yang penting. Pemahaman tentang
sistem reproduksi wanita akan membuat kita mengetahui bagaimana cara merawat organ reproduksi
tersebut. Setelah memahami tentang sistem reproduksi, kita juga bisa dapat lebih tanggap dan
memahami masalah yang mungkin terjadi pada organ reproduksi.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa organ yang menjalani fungsinya masing-masing. Jika
ditinjau dari letaknya, terdapat dua jenis alat reproduksi wanita yaitu yang berada di dalam tubuh dan
di luar tubuh. Berikut adalah alat reproduksi wanita yang menyusun sistem reproduksi wanita.

Alat Reproduksi Bagian Dalam:

1. Ovarium

Bagian pertama dari alat reproduksi bagain dalam adalah ovarium atau indung terlur. Ovarium adalah
organ yang memproduksi sel telur dan juga berbagai hormon seks wanita yaitu estrogen dan
progesteron. Ovarium berada di sisi kiri dan kanan dan terhubung dengan rahim melalui tuba fallopi.
Ovarium kiri dan kanan mengeluarkan sel telur secara bergantian setiap 28 hari sehingga terciptalah
siklus menstruasi.

2. Tuba fallopi

Alat reproduksi bagian dalam pertema terdiri dari tuba fallopi atau oviduk atau saluran telur. Tuba
fallopi adalah saluran yang membentang dari ujung kanan hingga kiri. Tuba fallopi memiliki beberapa
fungsi seperti jalan ovum menuju rahim, bisa menjadi tempat terjadinya pembuahan, tempat persiapan
hasil pembuahan sebelum menuju rahim.
3. Uterus

Uterus atau rahim adalah bagian organ dari sistem reproduksi wanita yang bentuknya menyerupai
buah pir. Uterus merupakan ruang untuk janin tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan.
Uterus tersusun dari lapisan otot yang memiliki sifat elastis sehingga bisa membesar mengikuti
perkembangan janin. Ketika proses persalinan, otot uterus akan mengalami kontraksi yang akan
membantu janin keluar melalui jalan lahir.

4. Serviks

Serviks atau leher rahim merupakan jalan masuk antara uterus dan juga vagina. Bentuk dari serviks
adalah dinding sempit, namun serviks memiliki sifat fleksibel dan bisa melebar ketika proses persalinan.
Serviks bisa dikatakan meruapakan salah satu alat reproduksi wanita yang rentan terhadap penyakit.
Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka pengidap kanker serviks.

5. Vagina

Bagian dari alat reproduksi wanita bagian dalam selanjutnya adalah vagina. Banyak yang mengira
bahwa vagina dapat terlihat di bagain luar sistem reproduksi wanita, padahal letak vagina sebenarnya
adalah di dalam. Letak vagina adalah berada di belakang kandung kemih. Vagina memiliki beberapa
fungsi seperti jalan utama masuknya sperma menuju rahim atau tuba fallopi, jalan keluar dari darah
menstruasi, hingga sebagai jalur lahirnya bayi.

Alat Reproduksi Bagian Luar:


1. Mons veneris

Mons veneris merupakan alat reproduksi wanita di bagian paling luar. Mons veneris yang tersusun dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat adalah bagian menonjol yang menutupi tulang kemaluan.
Bagian ini adalah bagian yang ditumbuhi rambut kemaluan ketika wanita sudah beranjak dewasa.
Nama lain dari mons veneris adalah gunung venus.

2. Labia mayora

Bagian kedua adalah labia mayora atau yang disebut juga dengan bibir kemaluan besar. Labia pada
dasarnya memang memiliki bentuk seperti bibir. Labia mayora berada di bawah mons verenis dan
mamanjang hingga ke perineum (area kulit antara lubang vagina dan anus). Labia mayora tersusun dari
jaringan lemak dan kelenjar keringan. Rambut kemaluan yang menutupi bagian labia mayora
sebenarnya adalah rambut yang tumbuh di mons veneris.

3. Labia minora

Bagian selanjutnya adalah labia minora atau bibir kemaluan kecil. Letaknya berada di dalam labiya
mayora dan tidak ditumbuhi rambut kemaluan sama sekali. Labia minora tersusun dari jaringan lemak
yang memiliki banyak pembuluh darah. Baik bagian labia mayora dan labia minora, keduanya
merupakan bagian sensitif yang dapat menerima rangsangan seksual.
4. Klitoris

Bagian alat reproduksi bagian dalam selanjutanya adalah klitoris. Berbentuk gumpalan kecil, klitoris
terletak di bagian atas dari labia minora. Klitoris merupakan bagian paling sensitif terhadap rangsangan
saat berhubungan seksual. Sifat erektil pada klitoris hampir sama seperti penis pada pria.

5. Vestibulum

Vestibulum adalah rongga pembatas antara dua sisi labia minora. Leteknya di bagain bawah, sedangkan
di bagian atasnya adalah klitoris. Pada vestibulum terdapat saluran kencing atau uretra dan muara
vagina. Pada bagian ini juga terdapat kelenjar Bartholin atau vestibular yang menghasilkan cairan yang
menjadi pelumas ketika melakukan hubungan seksual.

6. Himen

Himen atau yang dikenal dengan selaput dara adalah sebuah selaput mebran tipis yang menutupi
vagina. Darah menstruasi biasanya keluar dari himen kerena himen umunya memiliki satu lubang yang
ukurannya sedikit lebih besar. Himen sering dikaitkan dengan keperawanan wanita, tetapi hal ini masih
menimbulkan perdebatan dari beberapa ahli. Banyak yang berpendapat bahwa selaput dara tidak bias.

Mungkin terdapat beberapa bagain dari alat reproduksi wanita ini yang tidak banyak dikenal, namun
sebenarnya setiap bagian adalah sama penting dan juga sudah memiliki tugasnya masing-masing. Jika
salah satu bagian bermasalah, tentunya akan mengganggu kerja sistem reproduksi.

Skip to content

HOME

SMP

SMA
SMK

S1

S2

MATEMATIKA

UMUM

Top of Form

Bottom of Form

10 Organ Sistem Alat Reproduksi Wanita Beserta Fungsi Dan Bagiannya

Oleh bitarDiposting pada 07/10/2019

10 Organ Sistem Alat Reproduksi Wanita Beserta Fungsi Dan Bagiannya – Apa yang dimaksud dengan
sistem reproduksi pada manusia ? Sistem reproduksi manusia adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan tentang
Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar bagi setiap
pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan membahas hal
tentang Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 12+ Sistem Anatomi Tubuh Manusia, Fungsi, Penjelasan,
dan Gambar Lengkap

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk spermake dalam tubuh wanita
dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.Saluran kelamin wanita
memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit
bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual. (evelyn pearce, 2002).

Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ genetalia interna. Organ
genatalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ genetalia interna untuk
ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Lambung : Anatomi Dan Fisiologi Lambung
Manusia

Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim. Permukaannya terdiri atas selapis sel
kolumnar yang bersilia dengan kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam
stroma selular. Kelenjar dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan
dan pertumbuhan baru setiap sekitar 28hari.

Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan nidasi
(implantasi) hasil konsepsi. Setiap spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala) yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian yang silindrik(leher)
yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran spermatozoa dapat bergerak cepat.
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Rantai Makanan : Pengertian, Jenis, Jaring, Contoh,
Gambar

Lihat Daftar Inti Pelajaran :

Pengertian Alat Reproduksi Wanita

Alat Reproduksi wanita ialah suatu organ – organ yang berperan dalam serangkaian proses yang
mempunyai tujuan untuk berkembangbiak atau memperbanyak suatu keturunan. Agar manusia bisa
mempunyai anak, maka harus mempunyai sebuah organ – organ reproduksi dengan fungsi dan dalam
keadaan normal.

Organ Sistem Reproduksi Wanita

Organ reproduksi luar dan

Organ reproduksi dalam


Bagian – Bagian Alat Reproduksi Wanita

Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR/ Organ kelamin luar (Eksternal)

Organ kelamin luar


(Internal)

Mons Pubis/ Mons Veneris

Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak


yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis.

Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut.

Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita akan berkurang dan rambut
pubis akan menipis.
Labia Mayora

Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol yang
berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang yang mengelilingi labia minora.

Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut, dan
bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.

Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan dari perinium disebut
Commisura posterior/ frenulum.

Homolog dengan skrotum pada laki laki.

Labia Minora

Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan yang terlihat jika labia
mayora dibuka.

Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas disebut – preputium klitoris, dan di
bagian bawah disebut frenulum klitori

Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati garis tengah dan menyatu
dengan fuorchette.

Clitoris/ Klentit

Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak diujung superior vulva.

Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh pembuluh darah.
Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap
suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan keregangan seksual.

Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya.

Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah sekitar 6×6 mm atau kurang pada
saat tidak terangsang dan akan membesar jjika secara seksual terangsang.

Klitoris analog dengan penis pada laki-laki.

Vestibulum

Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua


labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.

Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar
bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan
2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
Kelenjar Bartholini dan Skene

Kelenjar yang penting di daerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.

Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.

Kelenjar Bartholini dan Skene

Ostium Uretra

Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan ke dalam bagian ini karana
letaknya menyatu dengan vulva.
Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

Ostium Vagina

Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama
sekali oleh labia minora dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh himen.

Ostium Vagina

Hymen (Selaput dara)

Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.

Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga darah
menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata),
atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya
dengan hymen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
Hymen (Selaput
dara)

Perineum

Perineum Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan anus.

Perineum
2. Organ reproduksi dalam (Internal)

Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).

Ovarium

Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang berada disamping
uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum latum, postero-
caudal tuba falopii.

Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.

Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral


Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan tepi posterior yang bebas.
Ligamentum penyangga ovarium adalah :

ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulo-pelvicum ) dan

ligamentum Ovarii Proprium.

Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang merupakan cabang aorta
abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica.

Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada testis.

Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam disebut medula yang
mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf.
Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing folikel
mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa lapisan sel.

Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh
beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa.

Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi.

Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (sguamoues epithelium).

Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit.

Folikel sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel granulosa.

Ruangan tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang disebut
sebagai antrum.

Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang sangat dominan dan folikel
biasanya menonjol keluar permukaan ovarium.

Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari ovarium,
peristiwa ini disebut ovulasi.

fungsi ovarium

Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.

Saluran reproduksi

Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk ( tuba falopi )

Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang
sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum
terdapat jumbai-jumbai (fimbrae).

Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh
infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju
uterus.
Uterus

Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang
berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher
rahim). Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina
memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir
menjadi licin.

Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim
terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah
yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan
kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).

Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak
dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh
sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah
sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi).
Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang
hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba
falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari
sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri
dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan
endometrium.

Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal
pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.

Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara
pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir,
bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.

Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir
tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang
berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula
setelah janin dikeluarkan.

Proses Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita

Oogenesis
Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat
diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan
cara mitosis membentuk oosit primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia
sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan
membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan
sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer
tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer.
Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja.
Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang
menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I
akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang
berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil
disebut badan polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit
sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi.
Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi.

Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali.
Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu
sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah
menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh
menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel
pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber
makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi
oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit
primer.

Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada
saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi,
folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari
folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan
mengkerut menjadi korpus albikan.
Menstruasi (Haid)

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan
endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28
hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan
adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa
yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk
periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari
pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase
pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.

Fase menstruasi

Fase Menstruasia
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).

Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya
menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari.
Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.

Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.
Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer
akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan
ovum di dalamnya.

Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium.
Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat
asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH.
LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu
saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya
ovulasi terjadi pada hari ke-14.

Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan
FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen
(namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu
progesteron.

Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium
dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang
sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki
kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan
progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan
selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi
berikutnya.

Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma
dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa
yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.

Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona
pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus
oosit sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling
mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:

Hialuronidase, Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.

Akrosin, Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.

Antifertilizin, Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.

Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein
dengan fungsi :

Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

Menarik sperma secara kemotaksis positif.

Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder
mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma
lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder ,
sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan
satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.

Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar.
Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot
dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.

Gestasi (Kehamilan)

Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot
membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama
besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.

Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di
dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian
dalam.

Sel-sel bagian luar blastosit

Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada
uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai
kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta
mencairkan sel-sel endometrium.

Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar
zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah
(berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi,
ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya
lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.

Sakus vitelinus

Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari
perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus
berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.

Korion

Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion
(jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan
dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan
jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi
embrio.

Amnion

Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan
amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk
menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang
drastis serta guncangan dari luar.

Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio
dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon
dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.

Sel-sel bagian dalam blastosit

Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas
terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm).
Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada
minggu ke-4 sampai minggu ke-8.

Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot,
jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ
yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.

Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan
berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.

Laktasi

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi)
berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari
jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar
(duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin
merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga
sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-
saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan
lemak disekitarnya juga bertambah besar.

Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama
kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu.
Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu.

Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari
minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar
somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong
prolaktin dari hipofisis ibu.

Menopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut
usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat
mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir
sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Sekitar
80 persen wanita mulai melompat-lompat menstruasinya.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fisiologis Sistem Reproduksi Manusia

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia yang dapat dikelompokkan sebagai
berikut
Faktor Organobiologik

Reproduksi manusia yang bersifat biseksual, dipengaruhi oleh faktor organobiologik, baik pada pria
maupun pada wanita. Faktor organobiologik ini mencakup berbagai kelainan anatomis maupun
fungsional dari pada alat tubuh manusia, terutama kelainan alat dan fungsi reproduksi, yang dapat
mengakibatkan kelainan pada kualitas dan kuantitas reproduksi manusia.

Dalam kelompok faktor oganobiologik ini, termasuk :

Umur manusia.

Diketahui bahwa puncak kesuburan umumnya berada pada usia sekitar 24 – 25 tahun. Fungsi
reproduksi menurun setelah usia itu.

Faktor gizi.

Penyakit infeksi, seperti radang kelenjar parotis pada mulut (gondongan), tuberkulosis, kencing nanah,
radang prostat, kusta, cacar dan sebagainya.

Alergi dan gangguan imunologik.

Gangguan metabolisme umum, seperti kencing manis dan sebagainya.

Kegagalan ginjal menahun.

Kelumpuhan bagian bawah anggota badan (papaplegia).

Kelainan endoktrim pada kelenjar hipofise otak.

Kelainan kromosom.

Pengaruh dari luar : obat, zat kimia, radiasi, suhu ling¬kungan sekitar, dan sebagainya.

Faktor Psikoedukatif
Reproduksi manusia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tergolong psikoedukatif, yaitu faktor
kejiwaan dan pendidikan atau pengetahuan manusia.

Kesadaran akan gawatnya masalah kependudukan suatu negara, merupakan motivasi untuk upaya
pentingnya memelihara kesehatan ibu dan anak serta keluarga, membuat para pasutri mempraktekkan
keluarga berencana. Dalam banyak hal, pendidikan kaum wanita berpengaruh positif terhadap
pengendalian reproduksinya.

Faktor Sosiokultural

Faktor yang tergolong dalam kelompok sosial budaya memberi pengaruh pula terhadap reproduksi
manusia. Pandangan bahwa anak laki-laki lebih berharga daripada wanita, banyak anak banyak rejeki
seringkali menjadi pendorong pemacuan terhadap fungsi reproduksi, bahkan seringkali dengan
melupakan akibat buruk terhadap kesehatan ibu dan anak.

Hormon-Hormon Pada Sistem Reproduksi Wanita

Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih
kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi
adalah dalam siklus menstruasi.

Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.

Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.

FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun
pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon
steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi
HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu
oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL /
Human Placental Lactogen).

Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan
(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid
berupa amenorhea.

Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita

Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore
sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa
perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau
lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya
disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina
dan kelenjar limfe panggul.

Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan
dengan pembedahan dan kemoterapi.

Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.

Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika
tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita
usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi,
jamur atau bakteri.
Keputihan (Fluor Albus)

Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara lain jamur Candida
albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas vaginalis, bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai
lingkungan yang mengandung gula dan hangat. Jamur ini sering ditemukan pada perempuan hamil dan
penderita diabetes melitus (kencing manis).

AIDS

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency Syndrome (sindrom hilangnya kekebalan
karena bentukan). Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus). Sampai
sekarang, penyakit mematikan ini belum ada obatnya. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung
menderita AIDS.

Penyakit ini baru terlihat setelah enam bulan sampai lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh
seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Akibatnya, jika terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan. penderita
AIDS dapat meninggal.

Kista
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita.
Kebanyakan kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri
haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan
kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

Myom
Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah mudahnya, daging tumbuh
di rahim.
Gejala-gejala myom:

Nyeri perut atau pinggul.

Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.

Nyeri saat bersenggama.

Gejala anemia karena kehilangan darah haid.

Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.

Tekanan pada panggul.

Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dan pendarahan tidak normal (lebih banyak atau lebih
lama).

Gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah membesar.

Kesimpulan

Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu: Organ-organ eksternal, berfungsi
kopulasi, terdiri dari: Vulva, mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, vestibulum,
introitus/orificium vagina, vagina, prineum.

Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, dan kelahiran terdiri dari: Uterus, servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga
uterus. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (sel telur) yang terjadi didalam ovarium. Hasil
dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.

Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium pada perempuan tampak pada awal
kehidupan janin. Kejadian, bagaimana sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah
ditentukan, yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah.
Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan pengetahuan serta
kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih dalam tahap pembelajaran
sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian untuk dapat membimbing dan
membantu pembelajaran lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta: Erlangga.

http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubungan_Dengan_Sist
em_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/25/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-reproduksi/

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/23/organ-reproduksi-pria/

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/organ-reproduksi-wanita.html

http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-2-reproduksi-pada-manusia/

Nangsari, Nyanyu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.

2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Itulah ulasan tentang Pengertian Dan Bagian-Bagian Alat Reproduksi Wanita Beserta
Fungsinya Lengkap. Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terima Kasih.

0
0

Total: 1

Posting terkait:

√ Pengertian Koperasi Sekolah, Fungsi, Tujuan Dan Cirinya Lengkap


√ Pengertian Prasasti Serta Definisi Dan Sejarahnya Di Indonesia

Klasifikasi Hemichordata, Urochordata Dan Cephalochordata

Posting pada Biologi, IPA, S1, SMA, SMPDitag #bagian alat reproduksi wanita, #bagian organ reproduksi
wanita, #fungsi alat reproduksi wanita, #fungsi organ reproduksi wanita, #pengertian alat reproduksi
wanita, #pengertian organ reproduksi wanita, 7 Fakta Penting Tentang Organ Reproduksi Wanita, Alat
Reproduksi Wanita, alat reproduksi wanita bagian luar, alat reproduksi wanita dan bagiannya, alat
reproduksi wanita dan fungsinya lengkap, alat reproduksi wanita normal, anatomi organ reproduksi
wanita, biologi wanita, fungsi endometrium, fungsi infundibulum, fungsi ligamen ovarium, fungsi
myometrium, fungsi organ reproduksi wanita brainly, fungsi ovarium, fungsi oviduk pada wanita, fungsi
perineum, fungsi serviks, fungsi serviks pada reproduksi wanita, fungsi tambahan sistem reproduksi
wanita, fungsi tuba falopi, fungsi uterus, fungsi vestibulum, gangguan pada ovarium, gangguan
reproduksi wanita pdf, jelaskan proses pembentukan sel ovum, jelaskan tujuan reproduksi pada
manusia, kelainan pada sistem reproduksi pria, kelenjar skene, Mengenal Organ Reproduksi
Wanita, reproduksi manusia dan hewan, ringkasan sistem reproduksi, sistem reproduksi adalah, sistem
reproduksi manusia pdf, Sistem Reproduksi Wanita dan Organ Penyusunnya, teknologi sistem
reproduksi, tuliskan alur perubahan letak testis, uterus, vestibular bulb adalah, vestibulum sistem
reproduksi

Pos-pos Terbaru

√ Pengertian Koperasi Sekolah, Fungsi, Tujuan Dan Cirinya Lengkap

√ 11 Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Akuntansi Biaya Menurut Para Ahli

Inkaso : Pengertian, Warkat, Mekanisme, Jenis, Manfaat, Keuntungan Dan Contohnya

√ Pembentukan Identitas Nasional Menurut Para Ahli Dan Unsurnya


√ Mediasi: Pengertian, Jenis, Tahapan Serta Efektivitasnya

√ Pengertian Prasasti Serta Definisi Dan Sejarahnya Di Indonesia

Klasifikasi Hemichordata, Urochordata Dan Cephalochordata

√ Pengertian, Ciri, Bagian Dan Jenis Komet Serta Contohnya

Penjelasan Nemathelminthes Beserta Ciri, Klasifikasi, Reproduksi Dan Peranannya

√ Makalah Peristiwa Rengasdengklok Lengkap Hingga Proklamasi Kemerdekaan

Materi Pilihan

Sejarah BPUPKI

Sejarah PPKI

Tugas DPR Hak, Dan Fungsi DPR

Laju Reaksi

Nama Nama Tarian Daerah Indonesia

Kingdom Monera

Kingdom Protista

Jaringan Ikat

Panca Indera

Sejarah Pramuka Di Indonesia

Lensa Cembung

Anatomi Tubuh Manusia

Sejarah Bahasa Indonesia

Rantai Makanan Dan Contohnya

Gelombang Elektromagnetik
Gotong Royong

Jangka Sorong

Sejarah Nama Kerajaan Di Indonesia

Penulisan Daftar Pustaka

Tes Pauli

Tes Kraepelin

Tes Wartegg

Dioda

Kenakalan Remaja

29+ Contoh Surat Kuasa

Seni Rupa Murni

Tabel Periodik

Rukun Shalat

Mandi Wajib

Created By : GuruPendidikan.Com | 2014

/* */

Home

SMP

Agama

Bahasa Indonesia

Kewarganegaraan

Pancasila
IPS

IPA

SMA

Agama

Bahasa Indonesia

Kewarganegaraan

Pancasila

Akuntansi

IPA

Biologi

Fisika

Kimia

IPS

Ekonomi

Sejarah

Geografi

Sosiologi

SMK

S1

PSIT

PPB

PTI
E-Bisnis

UKPL

Basis Data

Manajemen

Riset Operasi

Sistem Operasi

Kewarganegaraan

Pancasila

Akuntansi

Agama

Bahasa Indonesia

S2

Matematika

Umum

Top of Form

Bottom of Form

Tutup Menu

undefined

Anda mungkin juga menyukai