Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai
menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini
diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk
hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak
dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.Pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita
yang meliputi struktur organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan
organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi
mons veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ
reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam
kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta
oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika
memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu

1
pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-
14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi
(menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan
pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga
perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk
menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium
akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi
berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi
merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan
darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang
wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi Wanita?
2. Apa yang dimaksud Genetalia Eksterna dan Internal?
3. Apa yang dimaksud sperma dan ovum?
4. Apa yang dimaksud panggul
5. Apa yang dimaksud fertilisasi dan implantasi?
6. Apa saja gangguan pada reproduksi wanita?

1.3 Tujuan Makalah


Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:

2
1. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita;
2. Anatomi sistem reproduksi wanita;
3. Fisiologi sistem reproduksi wanita;
4. fertilisasi dan implantasi
5. Gangguan pada reproduksi wanita.

1.4 Kegunaan Makalah


Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan mengenai reproduksi wanita. Secara praktis makalah ini berguna bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang
kebidanan khususnya tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan
siklus menstruasi.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

1.5 Metode Penelitian


Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode studi literatur. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil
data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema
makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
meneksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita


Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi;  Ana= bagian, memisahkan, Tomi
(tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja,
Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu
bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan
berpusat di ovarium.Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

2.1.1     Genetalia Eksterna dan Internal


A. Genetalia Eksterna

4
1. Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut
kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut
lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.
2. Labia Mayora (bibir besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang
dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor
membentuk komisura posterior.
3. Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan
suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah
klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina
bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan).
4. Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit
dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi,
sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
5. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra
dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini
akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga terdapat disini.
6. Hymen (selaput dara)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang
membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek
pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis).
Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah
haid.

5
7. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.
8.Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi
perineum.

B. Genetalia Interna
Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah
dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
1. Vagina (liang sanggama)
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan
dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan
disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum.
Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan
kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk
ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan
posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai
darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria
hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
 Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim.
 Alat untuk bersenggama.
 Jalan lahir pada waktu bersalin.

2. Uterus (rahim)
Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam

6
keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung
kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat 
yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
 badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
 leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
 rongga rahim (kavum uteri)
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan
bagian proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan
pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5
cm x 5,5-6 cm x  3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram
pada multipara.  Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars
vaginal (portio) saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan
orifisium uteri eksterna (oue) disebut kanalis servikalis.  Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini
penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
 lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
 lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
 lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium.
Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena
disokong dan dipertahankan oleh :
 tonus rahim sendiri
 tekanan intra abdominal
 otot-otot dasar panggul
 ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :
a. Ligamentum Latum

7
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan
dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar
dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana
berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua
ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri
dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan
uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat
diraba dengan pemeriksaan luar.
c. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii propium.
d.  Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding
panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi
tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e.  Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi
rektum.
f.  Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
Letak Uterus :
a. Ante dan retrofleksio uteri
Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk sudut, jika membuka ke
depan disebut : antefleksio, jika membuka ke belakang disebut : retrofleksio.
b. Ante dan retroversio uteri
Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika membuka ke depan disebut :
ante versio, jika membuka ke belakang disebut : retro versio.

8
c. Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke
kanan (dextro), ke depan (antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).
d. Torsio
Letak uterus biasanya agak berputar
Pembuluh darah  uterus :
 Arteri uterine
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju
ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan 
bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
 Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo
pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.

Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang
sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke
dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
Seraf-seraf uterus :
Kontraksi dinding uterus adalah autonom,  uterus dipengaruhi serat-
serat saraf  sympathis maupun parasympatis yang menuju ke ganglion
cervicale dari Frankenhauser yang terletak dipangkal ligamen sacro uterinum.
Fungsi utama uterus :
1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya
perubahan dan pelepasan dari endometrium.
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3. Tempat melekatnya plasenta.
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk
lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
3. Tuba Falopii (saluran telur)
Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari

9
kornu uteri kanan kiri. Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm.
Tuba ini dibagi 4 bagian :
 Pars interstisialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.
 Pars ismika
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba
yang lurus dan sempit.
 Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba
yang paling lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.
 Infundibulum
Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae,
lubangnya disebut ostium abdominale tuba.
Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas
ovarium ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.
4.  Ovarium (indung telur)
Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen
ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara
ligamen infundibulo pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium.
 Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5 gram.
 Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut
fossa ovarica Waldeyeri.
 Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla).
Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap
bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara
bersamaan, folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla
terdapat pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha.
Fungsi ovarium adalah:
1. mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,
2. mengeluarkan telur setiap bulan.

10
5. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum
disebut parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :
 Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing
 Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
 Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
 Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium
Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium
ini terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterina.
Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii,
uterus, vagian bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung
kemih, anus).

2.1.2 Panggul

Panggul yang dikenal penting dalam ilmu kebidanan adalah panggul kecil
(pelvis minor) yang merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk
jalan lahir. Sedangkan panggul besar (pelvis mayor) berfungsi mendukung isi
perut dan bisa menggambarkan keadaan panggul kecil.
Panggul wanita terdiri dari :
1. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang:
 2 tulang pangkal paha (os coxae)
 1 tulang kelangkang (os sacrum)

11
 1 tulang tungging (os coccygis)
2. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :
 Pars muskularis levator ani
 Pars membranasea
 Regio perineum
A. Bagian Panggul Yang Keras:
Tulang pangkal paha terdiri atas 3 tulang yang berhubungan satu sama lain
pada acetabulum (cawan untuk kepala tulang paha;caput femuralis) yaitu:
 Tulang usus (os ilium)
Merupakan tulang terbesar dari panggul  dan membentuk bagian atas dan
belakang dari panggul.
 Tulang duduk (os ischium)
Terdapat sebelah bawah dari tulang usus, pinggir belakang berduri ialah
spina ischiadica, pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah
yang mendukung berat badan kalau kita duduk yang disebut tuber
ischiadicum.
 Tulang kemaluan (os pubis)
Terletak dibawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk tulang
ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen
obturatorium, tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang
usus disebut ramus superior ossis pubis, sedang yang behubungan dengan
tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus kiri kanan
membentuk arcus pubis. Sedang hubungan antara kanan dan kiri disebut
symphisis.
 Tulang kelangkang
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di
bagian bawah. Tulang ini terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang
terdiri dari dan mempunyai ciri :
 Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.

12
 Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari
kanan maupun kiri.
 Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui
saraf :foramina sacralia anterior.
 Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke-5
 Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan
disebut promontorium.
 Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha
melalui artikulasiosacro-iliaca.
 Ke bawah tulang kelangakng berhubungan dengan tulang tungging.
 Tulang tungging
Bentuk segitiga dan terdiri 3-5 ruas yang bersatu. Pada waktu persalinan
ujung tulang ini dapat ditolak sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul
bertambah besar.

B. Bagian Panggul Yang Lunak


Yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis yang dibentuk  oleh :
1.  Pars muskularis levator ani yang terdiri dari :
 Muskulus pubococcygeus dari ossis pubis ke septum anococcygeum
 Muskulus iliococcygeus, dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os
coccygeus dan septum anococcygeum
 Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum dan
os coccygis
2.  Pars membranasea
a. Hiatus urogenitalis
 Terletak antara ke dua muskulus pubococcygeus
 Berbentuk segitiga
b.   Diafragma urogenitalis
 Menutupi hiatus urogenitalis

13
 Dibagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina.
3. Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a.  Bagian anal; (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang
senggama bagian bawah.
b. Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei
superfisialis.
Ligamen-ligamen yang penting adalah :
 ligamen sakro-iliaka
 ligamen sakro-spinosum
 ligamen sakro-tuberosum
Fungsi umum panggul wanita
1. Bagian keras panggul wanita
Panggul besar untuk menyangga isi abdomen
Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
2. Bagian lunak panggul wanita
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas
c. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

3. Panggul Kecil (Pelvis Minor)


Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti penting karena
merupakan tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan
lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda sehingga dapat
menentukan posisi dan letak terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut:
1. Terdiri dari 4 bidang

14
a. Pintu atas panggul
b. Bidang terluas panggul
c. Bidang tersempit panggul
d. Pintu bawah panggul
2. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :
 Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm
 Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm
 Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah berputar 90
 Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul terjadi
pada bidang tersempit
 pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi 2 segitiga
dengan dasar pada :
 segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan ujung
belakangnya os sacrum.
 segitiga depannya dengan ujung  (puncak) pada symphisis pubis.
Pintu atas panggul
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping
dan di batasi oleh:
 Promontorium
 Sayap os sacrum
 Linea terminalis kanan kiri
 Pinggir atas symphisis pubis
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu
ukuran muka belakang (konjugata vera), ukuran melintang (diameter
transversa), dan ukuran serong (diameter obliqua).
 Konjugata Vera
Panjang sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi
ukurannya dapat diperhitungkan melalui pengukuran konjugata
diagonalis. Panjang konjugata diagonalis antara promontorium dan tepi

15
bawah symphisis pubis. Konjugata vera (CV) = CD-1,5 cm. konjugata
obstetrika yaitu ukuran antara promontorium dengan tonjolan
symphisis pubis.
 Ukuran Melintang
Jarak antara kedua linea terminalis diambil tegak lurus pada konjugata
vera, ukurannya12,5 cm-13,5 cm.
 Ukuran Obliqua
Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum pubikum yang
bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang
masih hidup. Ukuran normalnya 13 cm.
3. Bidang terluas panggul
Merupakan bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang ini terbentang
antara pertengahan symphisis, pertengahan asetabulum, dan pertemuan antara
ruas kedua dan ketiga tulang kelangkang. Ukuran muka belakang 11,75 cm,
ukuran melintang 12,5 cm.
4. Bidang sempit panggul
Bidang ini mempunyai ukuran-ukuran terkecil jalan lahir. Membentang
setinggi tepi bawah symphisis menuju kedua spina ischiadika dan memotong
tulang kelangkang setinggi 1-2 cm diatas ujungnya. Ukuran muka belakang
11,5 cm dan ukuran melintangnya 10 cm. bidang ini merupakan titik putar
dari PAP menjadi PBP. Kesempitan PBP biasanya disertai kesempitan bidang
sempit panggul
5. Pintu bawah panggul
PBP terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama
 Segitiga depan: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus
pubis
 Segitiga belakang: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh
ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri. Ukuran muka belakang 11,5
cm (tepi bawah simfisis menuju ujung tulang kelangkang, ukuran
melintang 10,5 cm jarak antara kedua tuber ossis ischiadica kanan kiri,

16
diameter sagitalis posterior 7,5 cm (ujung tulang kelangkang ke
pertengahan ukuran melintang.
Ukuran-Ukuran Panggul :
1. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal
23-26 cm.
2. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29 cm.
3. Konjugata Eksterna (Boudeloque)
Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosum ruas
tulang lumbal ke V  18-20 cm.
4. Ukuran Lingkar Panggul
Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior
superior dan trocanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang
sama, di pihak yang lain ukurannya  80-90cm.
Inclinatio Pelvis
Adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri sudut
ini sebesar 55. Besar dan kecilnya bisa berpengaruh pada proses
persalinan.
Sumbu Panggul Adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa
bidang di dalam panggul berupa garis yang lurus dibagian atas sampai suatu
titik sedikit diatas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di
daerah PBP.

Bidang Hodge Adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian
depan anak turun ke dalm rongga panggul.
Hodge I           = sama dengan PAP
Hodge II         = sejajar Hodge I melalui pinggir bawah symphisis
Hodge III        = sejajar Hodge I melalui spina ischiadika
Hodge IV        = sejajar Hodge I melalui ujung os coccygis
Bentuk Panggul

17
Caldwell-Moloy mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yang didasarkan
pada bentuk segmen posterior dan anterior dari PAP yaitu :
1.      panggul gynecoid
2.      panggul android
3.      panggul anthropoid
4.      panggul platypelliod

2.1.3 SIKLUS HORMONAL

Dalam kehidupan wanita siklus hormonal merupakan sesuatu yang sangat


penting dan menentukan dalam reproduksi wanita. Siklus ini akan melibakan
siklus ovarium (pertumbuhan folikel ovulasi, dan pembentukan korpus luteum).
Ada 4 organ utama yang terlibat dalam siklus ini yaitu hipotalamus, hipofisis,
uterus dan ovarium.
a.  Siklus Hipotalamus-Hipofise
Menjelang akhir menstruasi yang normal, kadar progesterone estrogen
darah menurun. Dengan kadar rendahnya kadar hormone ovarium dalam darah
ini akan memacu hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin-releasing hormone
(Gn-RH). Gn-RH bekerja sebaiknya itu menstimulasi sekresi hipofisis anterior
FSH. Pengaruh hormone FSH ini, dapat menstimulasi perkembangan folikel de
Graff ovarium dan reproduksi estrogennya. Dengan menurunnya kadar estrogen
menyebabkan Gn-RH hipotalamus memacu hipofise anterior mengeluarkan
luteinaizing hormone (LH)
Pada hari ke 12 terjadi lonjakan LH yang menyolok dan kadar estrogen
berada dibawah puncak, sehingga dalam waktu 24- 36 jam mengawali ekspulsi
ovum dari folikel de Graff. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-
14 pada siklus 28 har. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada
waktu itu, kadar progesteron dan estrogen menurun terjadi menstruasi dan
hipotalamus sekali lagi distimulasi untuk menyekresi GN-Rh. Proses ini disebut
siklus hipotalamus-hipofisis.

18
b. Siklus Menstruasi
peristiwa menstruasi atau haid adalah peristiwa pengeluaran sel telur yang
tidak dibuahi atau berimplantasi bersama lapisan endrometrium, darah dan lender
yang meluruh dan keluar dari tubuh.
Dalam kehidupan seorang wanita ia akan mengalami menstruasi dimana
pada saat itu tidak kurang dari empat ratus kali akan mengalami pengelupasan
dan regenerasi pada endometrium darah yang keluar lewat menstruasi seluruhnya
tidak kurang dari 3 kali jumlah total besi yang ada pada orang dewasa.
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kaandungannya. Siklus menstruasi, selaput lender
rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan
mengalami 4 masa (stadium).
1. Stadium menstruasi ( desqumasi)
Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan
pendarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut startum basale berlangsung
selama 4 hari. Dengan haid, keluar darah, potongan endometrium dan lendir dari
servik. Darah ini tidak membeku karena ada fermen ( biokatalisator) yang
mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa, banyaknya
perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
2. Stadium post-menstruum ( regenerasi)
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, beransur-ansur ditutup
kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar
endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm dan
berlangsung selama 4 hari.
3. Stadium interstruum (Proliferasi)
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain, berlangsung kira-kira
5-15 hari dari hari pertama haid.
4. Stadium pramenstruum ( Sekresi)

19
Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai
makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur. Ada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat
( stratum kompaktum ) yang hanya tembus oleh saluran-saluran keluar dari
kelenjar, lapisa stratum spongoesum yang banyak lubang-lubangnya disini
terdapat rongga dari kelenjar dan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium
ini berlangsung 14-28 hari, jika tidak terjadi kehamilan maka endometrium
dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.
c. Siklus Ovarium
Berbagai hormone akan dikeluarkan oleh hipofisis ( lobus anterior ), dua
diantaranya sangat penting dalam fisiologi reproduksi. Kedua hormone tersebut
adalah FSH (Folikel Stimulating Hormon dan LH Luteinazing Hormon). Kedua
hormone ini dieluarkan oleh sel-sel bêta dan sangat dibutuhkan oleh folikel yang
selanjutnya menghasilkan estrogen. Prolaktin dikeluarkan oleh sel-sel alfa.
Hormone-hormon yang diproduksi dalam ovarium :
1. Estrogen
Estrogen menimbulkan proliverasi dari endometrium, tetapi pengaruhnya
lebih luas karena menyebabkan timbulnya tanda kelamin sekunder
( pertumbuhan payudara, rambut kelamin dll). Hormone ini dipergunakan untuk
mengatur haid untuk pengobatan menopause
2. Progestron
Progesterone dibentuk oleh korpus luteum setelah terjadi ovulasi. Selain
itu plasenta grandula supra renalis, juga merupakan sumber pembuatan
progesterone.

20
2.2 Konsepsi

Konsepsi  disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian  konsepsi 


adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Peristiwa konsepsi terjadi
di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi  normal.
Ovulasi  adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.

2.2.1 Ovum dan Sperma


a. Pengertian Ovum dan Sperma
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk
manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal
biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm,
dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari
pihak wanita,terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui.
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium
hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat
dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang
bertumbuh-kembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa
berkurang, sejalan dengan bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem
informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin
besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan.
Secara umum, batasan usia reproduksi sehat bagi wanita berkaitan dengan.
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang berarti
"benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi
seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam
ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan
bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh
kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati,

21
mengurangi kualitas sperma. Sel sperma datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan
"perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan
setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa kromosom X,
sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa
kromoso
b.  Struktur Ovum
Beberapa lapisan pelindung, yaitu :
1.  Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian
tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit
dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.

Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi


(penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan.
Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang
sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ.
Membran plasma dari sel telur disebut membran vitelline, dan memiliki
fungsi yang sama seperti pada sel lain, terutama untuk mengontrol apa yang masuk
dan keluar dari mereka.
Zona pelusida, lebih dikenal sebagai ‘jelly mantel’, adalah yang tebal,
lapisan berbasis protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu
melindungi sel telur. Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama
pembuahan dan mencegah lebih dari satu sperma memasuki sel telur.

Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel
granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel.
Korona radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan bertindak seperti
pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni tuba falopi.

22
c. Struktur Sperma
Sperma yang pertama kali terlihat pada tahun 1677 oleh Antonie van
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop, ia menggambarkan mereka sebagai
animalcules (binatang kecil), mungkin karena keyakinannya pada
preformationism, yang meskipun masing-masing berisi bahwa sperma manusia
sepenuhnya terbentuk tetapi kecil.
Sel sperma terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti
dengan kromatin yang padat serat melingkar, dikelilingi oleh akrosom anterior,
yang berisi enzim yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian
tengah memiliki inti berfilamen pusat dengan berputar di sekitar itu banyak
mitokondria, digunakan untuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim, leher
rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau "flagel" mengeksekusi gerakan
cambuk yang mendorong spermatosit tersebut.
Pada manusia laki-laki, sel sperma terdiri dari 5 pM kepala oleh 3 pM dan
50 ekor pM panjang. Para flagelata ekor, yang mendorong sel sperma (sekitar 1-3
mm / menit pada manusia) dijahit dalam kerucut elips. Semen memiliki sifat
alkali, dan mereka tidak mencapai motilitas penuh (hipermotilitas) sampai mereka
mencapai vagina dimana pH basa dinetralkan oleh cairan vagina bersifat asam.
Proses bertahap memakan waktu 20-30 menit. Saat ini, fibrinogen dari vesikula
seminalis bentuk gumpalan, mengamankan dan melindungi sperma. Sama seperti
mereka menjadi hypermotile, fibrinolisin dari prostat melarutkan bekuan, yang
memungkinkan sperma untuk kemajuan optimal.

d. Kelainan Ovum dan Sperma


1. Kelainan Ovum
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi
tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah
pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi

23
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium hasilnya pun positif.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted
ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Karena gejalanya yang tidak spesifik,
maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi keguguran
spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang
membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor
rahim atau penyakit usus.
Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes
mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis
seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum.
Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma
atau ovum menjadi turun.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita
yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula
darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan
kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

2. Kelainan sperma
1. Jumlah sperma
Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi sewaktu senggama disebut
cairan semen. Volume normal cairan semen sekitar 2-5 ml. Dalam cairan
semen inilah jumlah spermatozoa merupakan penentu keberhasilan
memperoleh keturunan. Yang normal, jumlah spermatozoanya sekitar 20
juta/ml. Pada pria ditemukan kasus spermatozoa yang kurang
(oligozoospermia) atau bahkan tak ditemukan sel sperma sama sekali
(azoospermia).

24
Salah satu kriteria kesuburan pria menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) adalah terdapat 15 juta ekor sperma dalam setiap mililiter cairan mani.
Jika ada kelainan jumlah, bisa dikatakan pria tersebut mengalami gangguan
kesuburan.
Beberapa kondisi medis memang bisa menyebabkan rendahnya
kualitas sperma: 
A. Kegemukan
B. Obat impotensi (obat disfungsi ereksi)
C. Kekurangan zinc
D. Radiasi ponsel
E. Kurang asupan serat
F. Merokok
G. Depresi
2. Kelainan Bentuk (Morfologi)
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala,
tubuh, dan ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan
mempengaruhi pergerakan sperma. Ini tentu saja akan mempersulit sel sperma
mencapai sel telur.
3. Pergerakan Lemah
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap
dijumpai. Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan
spermatozoa dibagi dalam 4 kategori:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
d.Tak bergerak.
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan
kategori a lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau
sama dengan 50% Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan
bergerak sesuai arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu,

25
spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak
bergerak. "Keadaan tersebut dikatakan terjadi aglutinasi”. Aglutinasi dapat
terjadi karena terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak sel
sperma.
4. Cairan Semen Terlalu Kental
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit
bergerak. Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil mencapai
sel telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan semen dalam bentuk
yang kental akan mencair (liquifaksi) antara 15-60 menit.
5. Saluran Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran
yang sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa
keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga karena
kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan kehidupan
virus atau bakteri.
6. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan,
gonorrhea, sifilis, dan sebagainya. Untuk diketahui, testis merupakan pabrik
sperma. Dengan demikian kesehatannya harus dijaga. Soalnya, testis yang
sehat akan menghasilkan sperma yang baik secara kualitas dan
kuantitas. Testis ini sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-
faktor luar. Jika testis terganggu, produksi sperma bisa terganggu. Mungkin
saat berhubungan, pria tetap mengeluarkan sperma. Hanya saja tanpa sel
sperma (azoospermia)

2.2.2 Fertilisasi dan Implantasi


Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/koitus) terjadi ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, dimana akan
melepaskan cairan mani yang berisi sel-sel sperma kedalam saluran reproduksi
wanita. Jika senggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (“masa subur”) maka ada

26
kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan
sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan atau
penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau
fertilisasi.
Dalam keadaan normal in vivo, umumnya Pembuahan, proses penyatuan
gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian
terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat
bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk
ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot
uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita,
spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi
dan reaksi akrosom.
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu
selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput
plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang
mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi
akrosom.
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi
oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa
tripsin.
Pada fertilisasi mencakup 3 fase:
Fase 1 : penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin
wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya
yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya
membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang

27
melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas
menembus sel korona.
Fase 2 : penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus
zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit.
Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan
oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul
korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini
menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat
penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa
pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa
menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.
Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput
plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala
akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi
adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala
sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma
oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan
masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka

28
desidua. Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat
fundus uteri.
Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula.
Sel-sel yang lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm
dan yolk salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan
membentuk ruang amnion. Sehingga terbentuk lempeng embrional (embryonal-
plate) diantara ruang amnion dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic
membrane) yang nantinya menjadi korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2
lapisan yaitu: sitotrofoblas (bagian dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar).
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang
disebut chorion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion leave.
Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic
gonadotropin (HCG).
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon
ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi
hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi.
Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan
tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel
setelah hari ke-12 dari fertilisasi.
Setelah terjadi implantasi, blastosit akan mengalami tahap perkembangan
selanjutnya yaitu menjadi gastrula dan neurula. Selanjutnya zigot ini akan
berkembang menjadi embrio.
Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan
jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm
tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian
terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur

29
(Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak
berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan
ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm.
Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian
tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan
membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka,
otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari organ genetalia externa dan interna,
organ wanita untuk pembentukan keturunan, vagina, uterus, dan ovarium. Vagina adalah
tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang khusus dialiri
pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Uterus adalah organ yang tebal,
berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan kandung
kencing  di depan. Ovarium memiliki tiga fungsi yaitu produksi ova, produksi estrogen, dan
produksi progesteron. Eestrogen dan progesterone digunakan untuk pengaturan menstruasi.
Sedangkan organ reproduksi pada pria berfungsi untuk ejakulasi atau pengeluaran sperma.
Konsepsi  disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan.Pengertian konsepsi adalah
peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.Peristiwa konsepsi terjadi di ampula
tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah
peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.

3.2 Kriktik Dan Saran


Makalah ini jauh dari kesempurnaan.Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk
kedepannya

31
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anjarwati, Andari, Desi. 2012. Modul Asuhan Kebidanan. Stikes Aisyiyah Yogyakarta.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC

32
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 2
1.3. Tujuan Makalah…………………………………………………………. 2
1.4. Kegunaan Makalah……………………………………………………… 3
1.5. Metode Penelitian……………………………………………………….. 3
BAB II Pembahasan
2.1 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita…………………………… 4
2.1.1  Genetalia Eksterna dan Internal………………………………… 4
2.1.2 Panggul………………………………………………………….. 11
2.1.3 Siklus Hormonal………………………………………………… 18
2.2 Konsepsi…………………………………………………………………… 21
2.2.1 Ovum dan Sperma………………………………………………. 21
2.2.2 Fertilisasi dan Implantasi……………………………………….. 26
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 31
3.2 Saran……………………………………………………………………. 31
Daftar Pustaka

ii
33
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “ Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita ” dengan
baik tanpa halangan apapun.
            Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna,karena manusia pasti
mempunyai kekurangan. Penulis juga tidak lepas dari sifat kekurangan itu,sehingga apa
yang tertulis dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis usahakan
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi menjadi lebih sempurna.
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih  kepada
dosen pembimbing dan rekan-rekan yang telah membantu pembuatan makalah ini, Semoga
Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa, kebaikan-kebaikan, serta bantuannya
yang telah diberikan kepada penulis.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Jambak, 01 April 2016


Penulis

34
i
MAKALAH

Tentang

ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA

DI SUSUN OLEH

1. Lendra Yeni
2. Setna Julita

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT ( YPSB )


AKADEMI KEBIDANAN PASAMAN BARAT
AKBID PASBAR TP 2014-2015

35

Anda mungkin juga menyukai