PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai sistem reproduksi pada wanita baik dari
anatomi maupun fisiologinya.
2. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai fisiologi menstruasi dan dan menopause.
1.5
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Payudara
Disebut juga glandula mammaria merupakan alat reproduksi tambahan. Setiap
payudara terletak pada setiap sisi sterneum. Payudara ditopang oleh ligamentum
suspensorium sehingga tetap stabil, berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor
(cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla (cauda axillaris). Ukuran payudara
berbeda tiap orang, bergantung pada stadium perkembangan umur. Tidak jarang ukuran salah
satu payudar agak besar dari payudara yag lain, struktur makroskopik payudara terdiri atas
bagian-bagian yatu, cauda axillaris adalah jaringan payudara yang meluas ke arah axilla,
areola adalah daerah lingkaran yang terdiri atas kulit longgar dan mengalami
hiperpigmentasi, papilla mamae terletak di pusat areola mamae setinggi costa ke 4, bagian ini
merupakan tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen
dan sangat peka, papilla ini berlubang-lubang yang merupakan muara dari duktus laktiferus.
Ampulla adalah bagian dari duktus laktiferus yang melebar, yang merupakan tempat
menyimpan air susu, ampulla terletak di bawah areola.
Berdasarkan struktur mikroskopik, payudara terdiri dari dari alveoli, yaitu
mengandung sel-sel yang mengekskresi air susu, tubulus laktiferus adalah saluran kecil yang
berhubugan dengan alveoli, dan duktus laktiferus adalah saluran yang merupakan muara
beberapa tubulus latiferus. Suplai darah ke payudara berasal dari arteria mammaria interna,
eksterna, dan arteri intrcostalis superior, drainase vena melalui pembuluh darah yang akan
masuk ke dalam vena mammaria interna dan vena aksilaris (Ummi dkk, 2011). Sedangkan
Syaifuddin (1997) juga mengatakan bahwa payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada
wanita dan mengeluarkan air susu, buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah
antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat
puting susu yang di kelilingi oleh aerola mamae yang berwarna coklat. Dekat dasar puting
terdapat kelenjar montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas,
putting mempunyai lubang + 15-20 buat tempat saluran kelenjar susu. Struktur mamae terdiri
dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling
terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus
laktiferus. Pembesaran payudara pada masa awal menstruasi disebabkan pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang disekresi oleh ovarium. Pada masa menopause lama-kelamaan
ovarium terhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut.
2.4 Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004).
Suzannec (2001) mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup
reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004), siklus menstruasi merupakan rangkaian
peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
2.4.1 Fisiologi Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran
reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus
menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan
progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang
mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya
(Suzannec, 2001).
Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung
jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organorgan reproduktif wanita dan
karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan
peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam
uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama
siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan
endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum
yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap
plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga
dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam
perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001).
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah
menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen
yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan
terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan
berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan
jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini
dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar
6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).
2.4.2 Siklus Menstruasi
Siklus ovarium secara spesifik merujuk pada pristiwa yang terjadi di dalam ovary
pada seksual yang matang, wanita tidak hamil (nonpregnant women) selama siklus
menstruasi. Hipotalamus dan pituitari anterior menghasilkan hormon yang mengontrol
peristiwa tersebut. FSH dari pituitary anterior berperan dalam menginisiasi perkembanagan
folikel primer dan sebanayak 25 folikel mulai matang selamas setiap siklus menstruasi.
Folikel yang memulai perkembangannya akibat respon FSH dapat tidak mengalami ovulasi
selama siklus menstruasi yang sama dimana folikel-folikel tersebut mulai amtang, tetapi
folikel-folikel tersebut dapat mengalami ovulasi satu atau dua siklus selanjutnya. Meskipun
beberapa folikel mulai matang selama setiap siklus, normalnya hanya satu yang mengalami
ovulasi dan sisanya mengalami degenerasi. Folikel yag lebih besar dan lebih matang muncul
dan mensekresikan estrogen dan substansi lain yang mempunyai efek inhibitor terhadap
folikel lain yang kurang matang.
Awal siklus menstruasi ditandai dengan sekresi GnRH dari hipotalamus,
meningkatnya sensitivitas dari pituitary anterior akibat peningkatan GnRH. Perubahan
stimulasi tersebut memproduksi dan mensekresi FSH dan LH dari pituitary anterior. FSH dan
LH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel serta peningkatan sekresi estradiol
oleh folikel yang sedang berkembang. FSH menekankan efeknya pada sel-sel granulose
sedangkan LH efeknya dimulai pada sel-sel teka interna dan selanjutnya pada sel granulosa.
LH menstimulasi sel-sel teka interna untuk memproduksi androgen yang berdifusi
dari sel-sel teka menuju sel-sel granulose. FSH menstimulasi sel-sel granulosa untuk
mengubah androgen menjadi estrogen. Sebagai tambahan, secara berangsur-angsur FSH
meningkatkan reseptor LH pada sel-sel granulosa dan estrogen yang dihasilkan oleh sel-sel
granulosa meningkatkan reseptor LH dalam sel-sel teka. Setelah reseptor LH di dalam sel-sel
granulosa meningkat, LH menstimulasi sel-sel untuk memproduksi beberapa progesterone
yang berdifusi dari sel-sel granulosa menuju sel-sel teka interna dimana progesterone diubah
menjadi androgen. Sehingga produksi androgen oleh sel-sel teka interna meningkat dan
perubahan dari androgen menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa berpengaruh pada
peningkatan sekresi estrogen oleh sel-sel tersebut selama fase folikular, meskipun hanya
terjadi sedikit peningkatan pada sekresi LH. Level FSH mengalami penurunan selama fase
folikular karena folikel yang sedang berkembang memproduksi inhibin, dan inhibin
memberikan efek umpan balik negative terhadap sekresi FSH.
Sementara itu, level estrogen mulai mengalami peningkatan pada fase folikular,
dimana mereka memberikan efek umpan balik positif terhadap sekresi LH dan FSH oleh
hormone pituitary anterior. Peningkatan level estrogen penting untuk terjadinya efek umpan
balik positif. Sebagai respon dari efek umpan balik positif ini adalah peningkatan sekresi LH
dan FSH secara cepat dan dalam jumlah yang banyak namun hanya sampai sebelum ovulasi.
Peningkatan level LH disebut gelombang LH dan peningkatan level FSH disebut
gelombang FSH. Gelombang LH terjadi beberapa jam lebih awal dan kadar yang lebih tinggi
daripada gelombang FSH. Gelombang LH menginisiasi terjadinya ovulasi dan menyebabkan
folikel yang telah terovulasi menjadi korpus luteum. Sedangkan FSH dapat menjadikan
folikel lebih sensitif untuk mempengaruhi LH dengan menstimulasi sintesis peningkatan
reseptor LH di dalam folikel dan dengan menstimulasi perkembangan folikel yang dapat
mengalami ovulasi pada siklus ovary selanjutnya.
Gelombang LH menyebabkan oosit primer melengkapi pembelahan meiosis I hanya
sebelum atau selama proses ovulasi. Selain itu, gelombang LH menyebabkan beberapa
pristiwa seperti inflamasi atau peradangan di dalam folikel matang dan mengakibatkan
terjadinya ovulasi. Setelah ovulasi, produksi estrogen oleh folikel menurun dan produksi
progesterone meningkat yang menyebabkan sel-sel granulosa diubah menjadi sel-sel korpus
luteum. Setelah korpus luteum terbentuk, level progesterone menjadi lebih tinggi
dibandingkan sebelum ovulasi dan beberapa estrogen juga diprosuksi. Peningkatan estrogen
dan progesterone memeberiakn efek umpan balik negative terhadap sekresi GnRH dari
hipotalamus. Akibatnya, sekresi LH dan FSH dari pituitary anterior menurun. Estrogen dan
progesterone menyebabkan reseptor GnRH tidak teregulasi di dalam pituitary anterior dan
sel-sel pituitary anterior menjadi kurang sensitif terhadap GnRH. Karena penurunan sekresi
GnRH, laju sekresi LH dan FSH menurun menuju level paling rendah setelah ovulasi.
Jika terjadi fertilisasi, calon embrio akan mensekresikan substansii mirip LH yang
disebut HCG (Human Chorionic Gonadotropin), yang menjaga agar korpus luteum tidak
mengalami degenerasi. Akibatnya level estrogen dan progesterone tidak mengalami
penurunan dan menses tidak terjadi. Namun jika tidak terjadi fertilisasi, HCG tidak di
produksi. Sel-sel korpus luteum mulai meluruh pada hari ke-25 atau ke-26 dan level estrogen
dan progesterone menurun secara cepat yang menyebabkan terjadinya menses. Pada saat
terjadinya menses, terjadi kontraksi pada sel-sel otot polos yang terdapat di uterus. Kontraksi
tersebut di stimulasi oleh hormone oksitosin. Hormon oksitosin ini disintesis oleh badan sel
nucleus paraventrikularis pada hipotalamus.
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu:
1) Siklus Endomentrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :
Siklus uterus berarti perubaan yang terjadi pada endometrium dari uterus selama
siklus menstruasi. Di sisi lain juga terdapat perubahan yang terjadi dalam vagina dan struktur
lain selama siklus menstruasi. Sekresi siklik dari estrogen dan progesteron yang paling besar
menyebabkan perubahan tersebut.
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima
hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH
(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari
ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus
28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal
sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat
ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode
menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan
sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi
kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi.
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen
dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat,
arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan
terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi
dimulai.