Anda di halaman 1dari 19

RESUME

“ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPROSUKSI WANITA”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah”

ANATOMI FISIOLOGI
Dosen Pengmpu:
Ni Gusti Kompiang Sriasih,SST.,M.Kes

Disusun Oleh Kleompok 4:


1. Anak Agung Ayu Satri Astuti (02)
2. Cherensiana Helnia Gome (04)
3. Dwy Fajar Fatmawati (06)
4. Margareta Dapa Ole (24)
5. Maria Ludwina Tada (25)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
2023
ABSTRAK

Anatomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ana: bagian, memisahkan; tomi (tomie):
Tommeimei: iris, potong. Fisiologi berasal dari kata fisis (phisis); alam atau cara kerja; logos
(logi) ilmu pengetahuan. Dari kata tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian Anatomi
fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan tubuh atau potongan
tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja secara normal.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara
keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau
bagian dari alat-alat tubuh. Dalam kegiatan belajar satu ini secara berurutan kita akan
membahas istilah-istilah dalam anatomi kemudian dilanjutkan dengan struktur tubuh manusia.
Organ reproduksi memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan hidup sekaligus menjadi salah satu upaya untuk mencegah kepunahan. Namun,
organ reproduksi wanita tentunya tidak sama dengan organ reproduksi pada pria.
Alai reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul.
Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian yang terlihat
dari luar (genitalia eksternal ) dan bagian yang berada di dalam panggul ( genitalia internal ).
Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan (vulva) dan liang sanggama
(vagina).Genetika interna terdiri dari rahim ( uterus ), saluran telur ( tuba ), dan indung telur
( avarium ). Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari tulang
kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal.
Pada saat pubertas bagian kulitnya akan ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi
oleh selaput tipis yang biasanya berlubang sebesar ujung jari yang disebut selaput dara
(hymen). Di belakang bibir vulva terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di
ujung atas bibir terdapat bagian yang disebut clitoris, merupakan bagian yang mengandung
banyak urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak kedalam terdapat lubang kecil yang
merupakan lubang saluran air seni (urethra). Agak ke bawah lagi terdapat vagina yang
merupakan saluran dengan dindi ng elastis, tidak kaku seper ti dinding pipa. Saluran ini
menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim terdapat pada bagian yang disebut
leher rahim (cervrz), yaitu bagian ujung rahim yang menyempit.
Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B-9 cm. Letaknya
terdapat di belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan. Dindingnya terdiri
dari dua lapisan Mot yang teranyam saing metintang. Lapisan dinding rah im yang terdalam
disebut endometrium, merupakan lapisan setaput kndir. tvtutai dari ujung atas kanan kiri
rahim terdapat saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan.
lndung tekur berukuran 2,5x1,5x0,6 cm, mengandung sel-sel telur (ovum) yang jumtahnya
lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya
menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu
tetap berada pada tempatnya.
ANATOMI FISIOLOGI ORAGN REPRODUKSI WANITA
A. Definisi Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Anatomi fisiologi system reproduksi wanita adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang suatu rangkaian dan interaksi organ dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.

1. ANATOMI ORGAN REPROSUKSI WANITA


Sistem Reproduksi Wanita Sistem reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian,
yaitu genetalia internal dan genetalia eksternal.

1.1 Genetalia Eksternal


Genitalia eksternal, secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari
mons pubis di anterior ke perineum di posterior. Secara lateral, genitalia
eksternal memanjang sampai keluar labia mayora. Mons pubis merupakan
lapisan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis pada panggul, yang
di tutupi oleh kulit dan setelah pubertas di tutupi oleh rambut. Mons pubis
bukan merupakan struktur sistem reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan
tulang panggul bawah. Perineum adalah area dengan otot kuat yang
menyongkong organ internal rongga panggul.
Genitalia eksternal terdiri atas :
a. Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal
b. Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama
c. Klitoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus.
d. Orifisium Vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru serta mempertahankan keturunan agar tidak terjadi kepunahan.
Manusia sebagai makhluk hidup juga memiliki alat reproduksi, yakni penis
untuk laki-laki dan vagina bagi perempuan.
 Labia Majus
Labia Majus atau disebut juga Labia Mayora adalah lipatan kulit yang
menonjol dan berfungsi untuk melindungi bagian organ orificium
vagina serta uretra. Masing-masing labia majus memiliki lapisan lemak
subkutan yang mengandung otot polos serta ligament uterus.
 Labia Minora
Labia Minora atau disebut juga bibir vagina merupakan lipatan kulit
bebas lemak dan tidak memiliki rambut. Labia Minora dibungkus
dalam pudendal cleft di dalam labia majora serta mengelilingi uretra
externa dan muara orifisium vagina.
 Klitoris
Klitoris adalah organ reproduksi wanita yang terletak di antara
pertemuan labia minora di sebelah anterior. Klitoris sangat sensitif dan
merupakan salah satu titik rangsangan pada tubuh wanita.
 Orifisium Vagina
Orifisium vagina, atau introitus, terletak anatara dua pasang
labia yang biasanya disebut dengan vestibulum. Orifisium vagina
terletak di belakang orifisium uretra bagian dari sistem perkemihan.
Orifisium vagina di tutupi oleh membran kulit yang di sebut himen,
yang memberikan perlindungan untuk vagina dan organ internal
lainnya pada sistem reproduksi.
Himen ruptur saat kejadian koitus pertama kali, walaupun
mungkin juga ruptur sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti
menunggang kuda), atau menggunakan tampon. Sisa himen biasanya
dapat dilihat sebagai jaringan kecil, yang di sebut carunculae
myrtiformes. Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang
kelenjar duktus bartholini. Kelenjar ini bermuara ke vagina dan
menyekresi mucus untuk melembabkan genetalia eksternal. Di
vestibulum, disamping orisium uretra, juga terdapat kelenjar lain,
kelenjar Skene, yang juga menyekresi mucus untuk melembabkan
genetalia eksternal
1.2 Genetalia Internal
1. Vagina
Vagina adalah saluran yang memiliki tabung berotot guna
menghubungkan leher rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina
juga berguna sebagai saluran untuk melahirkan bayi.
Dinding vagina terdiri atas empat lapisan :
a. Lapisan dalam epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae
yang memungkinkan vagina menggembang luas sehingga janin
dapat lewat
b. Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
c. Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal di luar dan
lapisan otot sirkuler di sebelah dalam
d. Lapisan luar jaringan ikat, berhubungna dengan organ-organ lain
dalam panggul, termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe, dan
serabut saraf
Fungsi penting vagina adalah :
a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari
rahim
b. Alat untuk bersenggama
c. Jalan lahir pada waktu bersalin
2. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kecil dengan bentuk oval yang terletak
pada kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur yang akan
dilepaskan saat ovulasi serta memproduksi hormon estrogen dan
progesteron.
Fungsi ovarium adalah:
a. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone.
b. Mengeluarkan telur setiap bulan.

3. Saluran Tuba Falopii


Saluran tuba adalah dua tabung tipis yang menghubungkan ovarium ke
rahim. Proses pembuahan biasa terjadi pada saluran tuba, sebelum
pada akhirnya sel telur diangkut menuju rahim agar dapat terbentuk
janin.

4. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah alpukat , sebesar telur ayam yang
berongga, dindingnya terdiri dari otot polos. Uterus berukuran panjang
7 – 7,5 cm, lebar 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm.
secara fisiologis uterus dalam keadaan anteversiofleksi (serviks
kedepan dan memebentuk sudut dengan vagina, demikian juga korpus
uteri kedepan dan membentuk sudut dengan serviks uteri).
Uterus terdiri dari:
a. Endometrium, terdiri dari epitel kubik, kelenjar – kelenjar dan
jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endomeptrium melapisi
seluruh cavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid
wanita.
b. Miometrium yang terdiri dari otot polos
c. Perimetrium. Lapisan otot polos sebelah dalam berbentuk sirkuler,
bagian tengah berbentuk obliq dan bagian luar berbentuk
longitudinal, seluruh lapisan ini sangat penting dalam persalinan
karena setelah plasenta lahir bagian ini berkontraksi untuk menjepit
pembuluh darah.
5. Servik
Servik adalah bagian yang menghubungkan antara vagina dan uterus,
serviks memiliki beberapa bagian yaitu
a. Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio.
b. Pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang
terdapat diatas vagina Saluran yang terdapat di serviks dikenal
kanalis servikalis berbentuk saluran dengan panjang 2.5 cm. pintu
saluran serviks sebelah dalam disebut dengan ostium uteri internum
dan bagian luar disebut dengan ostium uteri eksternum.

1.3 Kelainan Organ Reproduksi Wanita


1. Kelainan Diferensiasi dan perkembangan seksual wanita
1. Kelainan Struktural
Kelainan struktural pada uterus, serviks, dan vagina, merupakan
kelainan diferensiasi seksual yang paling sering ditemukan pada
wanita. Kelainan ini timbul dari kelainan embriologis
perkembangan sistem Mullerii.
Beberapa kelainan pada duktus Mullerii yang sering ditemukan :
a. Uterus ganda / Uterus Didelfis : merupakan bentuk kelainan
penyatuan yang paling parah terjadi ketika duktus mullerii
gagal bersatu disepanjang garis, menyebabkan pembentukan
dua vagina, dua serviks, dan dua tanduk uterus yang terpisah
b. Uterus Bikornuata / Uterus Bikornus : kelainan pada bagian
atas uterus yang gagal bersatu, badan uterus dapat tetap terpisah
sebagai dua tanduk.
c. Uterus Akuarta : adanya suatu cekungan yang didapatkan pada
kontur fundus uteri
d. Uterus Unikornuata /Uterus Unikornus : merupakan
berkembangnya satu sisi sistem Mullerii yang menyebabkan
terbentuknya hemiuterus dan satu buah tuba Fallopi.
Wanita dengan kelainan saluran Mullerii dapat timbul dengan
gejala amenorea primer, keguguran berulang, persalinan perterm,
dan presentasi bokong saat aterm.
2. Hiperplasia Adrenal Kongenital
Defek utama pada semua jenis CAH (Congential Adrenal
Hyperplasia) adalah tidak adanya satu dari enzim-enzim yang
diperlukan untuk steroidogenesis, oleh karena keadaan ini tidak ada
produk akhir steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai
umpan balik pada aksis hipotalamus-hipofisis dan meregulasi
sekresi ACTH.
ACTH yang berlebihan akan terus menstimulasi adrenal untuk
menghasilkan lebih banyak produk steroid sebelum terjadi blok
enzimatik. Produk ini kemudian digunakan pada jalur pembentukan
androgen. Dengan demikian akan terjadi hiperplasia adrenal
dengan produksi androgen yang berlebihan.
3. Sindrom Turner Efek
Yang mendasar pada pasien sindrom Turner adalah tidak adanya
kromosom seks yang kedua, yaitu karotipe 45X. Pada keadaan
tidak adanya kromosom yang kedua, sel germinal pada gonad tidak
dapat bertahan melewati masa embrionik dan ovarium atau testis
yang normal tidak berkembang.
4. Amenorea Primer
Merupakan kondisi tidak terdapatnya menstruasi pada wanita
berusia 16 tahun dengan ciri-ciri seksual sekunder yang normal
atau tidak terdapatnya mestruasi pada wanita berusia 14 tahun
tanpa tanda-tanda pematangan seksual. Penyebab amenorea sangat
luas dan melibatkan semua tingkat aksis hipotalamus-
hipofisisgonad-organ target. Amenorea dibagi menjadi 2 kategori:
1. Kategori Pertama, ditandai oleh anovulasi kronik. Pada pasien
ini kegagalan ovarium untuk menghasilkan esterogen dan
progesteron siklis menimbulkan sangat tidak teraturnya atau
tidak adanya peluruhan endometrium yang distimulasi tidak
seperti biasanya.
Anovulasi kronik disebabkan oleh 4 mekanisme patofisiologis
umum :
a. Hipotalamus gagal membuat sinyal GnRH siklis terhadap
kelenjar hipofisis
b. Hipofisis gagal merespons sinyal dari hipotalamus
c. Mekanisme umpan balik steroid seks normal gagal untuk
mengatur lonjakan LH pada tengah siklus
d. Pengaruh umpan balik steroid gonad oleh sistem endokrin
lainnya. Kategori kedua, meliputi kelainan organ target
yang mempengaruhi kemampuan organ ini untuk
merespons produksi steroid ovarium siklis yang normal dan
menyebabkan pendarahan endometrial.
5. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi yang sering ditemui pada
wanita. Endometriosis termasuk kelainan yang timbul ketika
jaringan yang membentuk lapisan endometrium (dinding dalam
rahim) tumbuh di luar rongga rahim. Jaringan ini tumbuh di
ovarium, usus, dan pada jaringan yang melapisi panggul.
Atas pengaruh hormonal dalam siklus menstruasi menyebabkan
jaringan yang salah tempat tadi menjadi nyeri atau meradang dan
membesar hingga membentuk kista.
Pertumbuhan jaringan dapat menyebabkan masalah kesuburan
akibat perlengketan, nyeri haid yang berat, nyeri saat bersanggama,
benjolan perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
6. Cystitis
Cystitis merupakan sindrom klinis kompleks yang
diidentifikasi oleh peradangan akut atau kronis akibat infeksi pada
lapisan kandung kemih. Wanita rentan mengalami infeksi kandung
kemih disebabkan saluran kencing yang lebih pendek dibandingkan
pria.
Gejalanya ditandai oleh sering berkemih (anyang-anyangan),
nyeri di akhir berkemih, serta nyeri di bagian panggul.
Ketidaknyamanan pada penyakit ini dapat berkisar dari sensasi
terbakar ringan hingga nyeri yang cukup parah. Tingkat
ketidaknyamanannya juga beragam, bisa terus-menerus atau jarang.
7. Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan
dinding rahim yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa. Wanita
pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini. Ukuran pada
mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga
sebesar buah semangka. Mioma uteri cenderung terjadi pada
wanita berusia 35 tahun dan lebih.
Gejala umum mioma uteri antara lain durasi menstruasi lebih
dari seminggu, pendarahan menstruasi yang berat, nyeri pada
bagian panggul, sering buang air kecil, nyeri saat berhubungan
seksual atau saat menstruasi, serta pembengkakan pada perut.
Mioma uteri juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan
bergantung ukuran dan lokasi mioma pada dinding rahim.
8. Kanker Serviks
Secara singkat, kanker serviks merupakan jenis kanker yang
dimulai di leher rahim yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi
virus papiloma manusia (human papiloma virus). Leher rahim
berbentuk silinder berlubang yang berfungsi menghubungkan
bagian bawah rahim wanita ke vagina.
Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai
45 tahun, terutama yang sudah aktif secara seksual. Kebanyakan
wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengidap kanker serviks
dikarenakan gejala yang tidak terlalu terlihat.
Gejala pada umumnya dirasakan ketika penyakit sudah menjadi
lanjut sehingga penting sekali dilakukan pemeriksaan lebih awal
pada mereka dengan faktor risiko untuk deteksi lebih dini. Gejala
yang biasanya dikeluhkan adalah perdarahan, keputihan yang
berbau busuk, nyeri saat buang air kecil, kesulitan buang air besar,
dan nyeri panggul.
9. HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Jika
seseorang wanita terkena HIV, ia dapat yg menularkan kepada
pasangannya, kepada janin yang dikandungnya, dan akan lebih
rentan terhadap penyakit infeksi dan keganasan/kanker.
Penularan virus ini dapat terjadi melalui saat cairan tubuh
seseorang yang mengidap HIV ke tubuh orang lain dengan
berbagai cara, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom,
penggunaan alat suntik secara bersama-sama, transfusi darah,
kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta saat hamil,
persalinan, dan menyusui.
Jangan anggap sepele gangguan kesehatan pada sistem
reproduksi Anda. Jika memiliki gejala-gejala penyakit di atas,
sebaiknya periksakan diri ke dokter Siloam Hospital terdekat untuk
mendapatkan penanganan yang dibutuhkan.
1.4 Fisiologi Alat Reproduksi Wanita

NO Sistem Reproduksi Fisiologi


Wanita
1 Vagina - Sebagai sawar terhadap infeksi asendens
- Sebagai tempat tumpahan dan jalan lintasan
spermatozooa selama senggama
- Sebagai jalan keluar bagi janin dan produk
konsepsi lainnya
- Menjadi jalan keluar aliran menstruasi
2 Uterus - Menerima, melindungi, dan menghidupi
janin
- Membantu pengeluaran (ekspulsi) janin,
plasenta, dan ketuban, saat Kelahiran
- Mengontrol kehilangan darah dari tempat
plasenta
3 Tuba Fallopi - Mendorong ovum ke uterus
- Menjadi jalan spermatozoa mencapai ovum
untuk fertilisasi
4 Ovarium - Menghasilkan ovum secara teratur selama
usia subur
- Menghasilkan hormon esterogen dan
progesteron
5 Labia Mayora Melindungi vagia dengan cara menutupi orifisum
vagina dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan

6 Labia Minora Lapisan terdalam labia minora normalnya


berhubungan dengan satu sama lain dan juga
memiliki fungsi melindungi vagina
7 Klitoris Sebagai alat ereksi pada wanita dan meningkat kan
pengalaman koitus yang menyenangkan
8 Orifisium Vagina Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang
duktus kelenjar bartholini. Kelenjar ini bermuara ke
vagina dan berfungsi menyekresi mukus untuk
melembabkan genitalia eksternal

2. ANATOMI FISIOLOGI PAYUARA


2.1 Anatomi Payudara
Kelenjar susu atau disebut juga dengan payudara adalah pelengkap
organ reproduksi wanita dan mengeluarkan air susu. Payudara terletak di
dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila serta
memanjang dari kira-kira tulang rusuk kedua atau ketiga ke tulang rusuk
keenam atau ketujuh. Berat dan ukuran payudara berbeda, selama masa
pubertas ukurannya bertambah secara bertahap dan meningkat selama
kehamilan serta setelah melahirkan; dan menjadi atrofi di usia tua.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar susu atau jaringan alveolar, yang
terdiri dari lobus yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat dan
jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara
ke dalam duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-
duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam
saluran sekretorik. yang bergabung dengan saluran lain untuk membentuk
saluran yang lebih besar dan berakhir di saluran sekretori.
Saat saluran-saluran ini mendekati puting, mereka melebar membentuk
reservoir susu yang disebut sinus laktiferus, kemudian menyempit dan masuk
ke puting dan berlubang di permukaannya. Sejumlah besar lemak hadir di
jaringan di permukaan payudara, serta di antara lobulus. Saluran limfatik
sering ditemukan. Saluran limfatik dimulai sebagai pleksus kecil di ruang
antara jaringan kelenjar, yang bergabung dan membentuk saluran yang lebih
luas, mencapai kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar susu internal
dan garis supraklavikula. Suplai darah berasal dari cabangcabang arteri
aksilaris, interkostalis, dan mammaria interna, dan suplai darah berasal dari
saraf kutaneus toraks.
2.2 Fisiologi Payudara
Secara fisiologi, unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah
asinus. Sel epitel asinus memproduksi air susu dengan 9 komposisi dari unsur
protein yang disekresi apparatus golgi bersama faktor imun IgA dan IgG,
unsur lipid dalam bentuk droplet yang diliputi sitoplasma sel. Dalam
perkembangannya, kelenjar payudara dipengaruhi oleh hormon dari berbagai
kelenjar endokrin seperti hipofisis anterior, adrenal, dan ovarium.
Kelenjar hipofisis anterior memiliki pengaruh terhadap hormonal siklik
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) (Pearce,
2013). Organ payudara adalah bagian dari organ reproduksi dan fungsi
utamanya adalah untuk mengeluarkan susu untuk memberi makan bayi sejak
minggu ke-16. Setelah bayi lahir, payudara mengeluarkan sekret berupa cairan
bening yang disebut kolostrum atau ASI pertama.
ASI pertama ini kaya akan protein dan diekskresikan dalam 23 hari
awal. Ini akan meningkatkan aliran susu dan menjadikannya susu yang
sempurna. Prolaktin, hormon dari kelenjar hipofisis anterior, penting dalam
merangsang produksi ASI.

3. Hubungan Ovarium dan Gonadotropin Hormon


Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang berbentuk bulat dan terletak di panggul.
Organ ini memiliki banyak folikel yang mengandung sel telur yang akan dilepaskan
saat ovulasi. Sementara itu, hormon gonadotropin adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar pituitari di otak yang mempengaruhi fungsi ovarium.
Kedua hal ini saling terkait karena hormon gonadotropin merangsang pertumbuhan
folikel di ovarium dan memicu ovulasi. Ketika hormon gonadotropin dilepaskan ke
dalam darah, maka akan merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Estrogen bertanggung jawab atas perkembangan karakteristik seksual
sekunder wanita dan mempersiapkan rahim untuk menerima janin. Sedangkan
progesteron membantu mempertahankan kehamilan. Keduanya sangat penting untuk
kesehatan tubuh wanita.
Hormon gonadotropin adalah jenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di
otak. Hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur fungsi reproduksi pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormon gonadotropin mempengaruhi ovarium dengan
merangsang produksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron merupakan
hormon yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan fungsi ovarium, serta
mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.

3.1 Efek hormon ovarium


Hormon ovarium adalah zat kimia yang diproduksi oleh ovarium atau
indung telur wanita. Hormon ini memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan reproduksi dan kesehatan mental wanita. Efek hormon ovarium
dapat mempengaruhi siklus menstruasi, ovulasi, kehamilan, menopause,
depresi, kecemasan, dan suasana hati. Oleh karena itu, penting bagi wanita
untuk memahami efek hormon ovarium dan cara menjaganya agar tetap sehat.

 Siklus Menstruasi dan Fase-Fasenya


Siklus menstruasi terdiri dari empat fase, yaitu fase menstruasi, fase
folikel, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada fase menstruasi, rahim
mengeluarkan lapisan dalamnya yang tidak dibutuhkan jika terjadi
kehamilan. Pada fase folikel, folikel di ovarium mulai berkembang
dan melepaskan hormon estrogen. Pada fase ovulasi, sel telur
dilepaskan dari ovarium dan bergerak ke saluran tuba. Pada fase luteal,
sisa folikel yang dilepaskan sel telur menjadi korpus luteum dan
menghasilkan hormon progesteron. Hormon ovarium, seperti estrogen
dan progesteron, memainkan peran penting dalam mengatur siklus
menstruasi.
Estrogen membantu membangun lapisan rahim dan mempersiapkan
ovarium untuk melepaskan sel telur. Progesteron membantu
mempertahankan lapisan rahim dan mempersiapkan tubuh untuk
kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar hormon estrogen dan
progesteron menurun dan siklus menstruasi dimulai kembali.
 Efek Hormon Ovarium Pada Kesehatan Reproduksi Wanita
Hormon ovarium memiliki peran penting dalam kesehatan reproduksi
wanita, terutama dalam proses ovulasi dan kehamilan. Hormon ini
mempengaruhi produksi sel telur dan mempersiapkan rahim untuk
kehamilan. Selain itu, hormon ovarium juga mempengaruhi
menopause, yaitu saat menstruasi berhenti dan produksi hormon
menurun. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes,
insomnia, dan mood swings. Untuk menjaga kesehatan ovarium, perlu
dilakukan pemeriksaan rutin dan menghindari faktor risiko seperti
merokok dan obesitas.
 Penyakit Yang Berhubungan pada Hormon Ovarium
Penyakit yang berhubungan dengan hormon ovarium adalah masalah
kesehatan yang sering dialami oleh wanita. Salah satu penyakit yang
paling umum adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS
terjadi ketika ovarium menghasilkan terlalu banyak hormon laki-laki,
yang dapat menyebabkan masalah seperti infertilitas, jerawat, dan
pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan pada wajah dan tubuh.
Kanker ovarium juga merupakan penyakit yang berhubungan dengan
hormon ovarium. Kanker ini dapat menyebar dengan cepat ke organ
lain dalam tubuh jika tidak segera diobati. Gejala kanker ovarium
termasuk nyeri panggul, perut kembung, dan perubahan siklus
menstruasi. Untuk mencegah dan mengobati penyakit yang
berhubungan dengan hormon ovarium, penting untuk menjaga pola
makan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan
berkonsultasi dengan dokter secara teratur.

3.2 Sekresi hormon ovarium


Sekresi hormon ovarium adalah proses di mana ovarium atau indung telur
menghasilkan hormon. Hormon-hormon ini penting bagi kesehatan wanita
karena mereka memainkan peran penting dalam regulasi siklus menstruasi
dan kesuburan. Hormon-hormon ovarium terdiri dari estrogen dan
progesteron. Estrogen membantu mempertahankan kesehatan organ
reproduksi wanita, mempengaruhi pertumbuhan tulang, dan berperan dalam
metabolisme lipid dan karbohidrat. Progesteron, di sisi lain, membantu
mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan mempertahankan kehamilan jika
terjadi pembuahan.
 Fungsi Hormon Esterogen
Hormon estrogen adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh
ovarium. Hormon ini berperan penting dalam menjaga kesehatan
reproduksi wanita. Estrogen membantu mengatur siklus menstruasi,
mempersiapkan rahim untuk kehamilan, dan mempengaruhi
perkembangan organ seksual sekunder seperti payudara. Selain itu,
estrogen juga memiliki efek pada kesehatan tulang dan jantung.
Hormon ini membantu menjaga kepadatan tulang dan mencegah
osteoporosis pada wanita menopause. Estrogen juga dapat membantu
meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar
kolesterol buruk (LDL), sehingga dapat membantu mencegah penyakit
jantung.
 Fungsi Hormon Progesteron
Hormon progesteron diproduksi oleh ovarium setelah ovulasi terjadi.
Fungsinya adalah untuk membantu mempersiapkan rahim agar siap
menerima janin yang akan berkembang. Progesteron juga membantu
mempertahankan kehamilan dengan menjaga lapisan rahim tetap tebal
dan menghambat kontraksi otot rahim yang dapat menyebabkan
keguguran.
Selain itu, hormon progesteron juga mempengaruhi produksi lendir
serviks dan suhu tubuh basal. Peningkatan suhu tubuh basal
menandakan bahwa ovulasi telah terjadi dan ini dapat membantu
wanita dalam merencanakan kehamilan.

4. Kehamilan dan Laktasi


4.1 Kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (apermatozoa). Perubahan pada wanita hamil
meliputi perubahan fisiologis dan perubahan psikologis (Saminem,2009:1).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami
kehamilan.
 Pembagian Kehamilan dan Tanda-Tanda Kehamilan
 Pembagian Kehamian
a. Trimester pertama: Dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
(0-12 minggu).
b. Trimester kedua: Dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28
minggu).
c. Trimester ketiga : Dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42
minggu).
 Tanda-tanda Kehamilan
Gejala tidak pasti (keluhan pasien):
1. Amenore (tidak dapat haid).
2. Mual dan muntah.
3. Mengidam.
4. Pingsan.
5. Mamae tegang dan membesar.
6. Anoreksia.
7. Sering miksi.
8. Konstipasi.
9. Hipertropi dari papilla gusi (epulis).
10. Perubahan pada perut.
11. Leukore (keputihan).
Tanda-tanda mungkin
1. Reaksi kehamilan positif
Dasar darier kehamilan adalah pemeriksaan hormon\
chorionicgonadrotropin sub unit beta (beta heg) dalam
urine, dapat dideteksi dalam darah dan urine mulai
enam hari setelah implantasi. Cara kahas yang dipakai
untuk menentukan adanya human chorionicgonadrotropin
pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi
hari. Dengan ter kehamilan tertentu air kencing pagi
hari ini dapat membantu membuat diagnosis kehamilan
sedini-dininya.
2. Suhu basal
Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2°C sampai
37,8°C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
Gejala ini sering dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.
3. Uterus membesar Uterus akan mengalami perubahan
bentuk, besar dan konsistensi.
4. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah segmen bawah rahim melunak., tanda
hegar tanda ini terdapat pada dua pertiga kasus dan
biasanya muncul pada minggu ke enam dan kesepuluh
serta terlihat lebih awal pada perempuan yang hamil
berulang. Pada pemeriksaan bimenual, segmen bawah
uterus terasa lebih lembek. Tanda ini sulit diketahui pada
pasien gemuk atau dinding abdomen yang tegang.
5. Tanda Chadwick.
Tanda ini biasanya muncul pada minggu kedelapan dan
terlihat jelas pada wanita yang hamil berulang tanda
ini berupa 6 perubahan warna. Warna pada vagina dan
vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul
karena adanya vaskularisasi pada daerah tersebut.
6. Tanda goodel
Tanda ini biasanya muncul pada minggu keenam dan
terlihat lebih awal pada wanita yang hamilnya berulang
tanda ini berupa servik menjadi lebih lunak dan jika
dilakukan pemerisaan dengan speculum, servik terlihat
berwarna lebih kelabu kehitaman. –
7. Tanda piscaseek
Uterus membesar secara sistimatis menjauhi garis
tengah tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari
yang lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat
pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan.
Selain dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran
uterus menjadi semakin simetris.
8. Tanda piscaseeck, dimana uterus membesar kearah satu
jurusan hingga menonjol kejurusan pembesaran tersebut. -
9. Tanda Braxtonhick
Tanda tersebut, bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada
keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilannya misalnya pada mioma uteri, tanda ini tidak
ditemukan
Tanda pasti (tanda positif)
Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG). Terlihat
adanya gambaran janin. Ultrasonografi mendeteksi jantung
pada kehamilan pada minggu ke-5 sampai ke-7 dan pada 42
hari setelah konsepsi yang normal atau sekitar minggu ke-8
dapat diketahui panjang janin, kepala, dan bokong dan
merupakan metode yang akurat dalam menentukan usia
kehamilan. Pemeriksa merasakan gerakan janin Pada
minggu ke-20, terlihat adanya gambaran kerangkan janin
dengan pemeriksaan radiologi, melalui pemeriksaan dengan
ultrasonografi Doppler dapat dideteksi denyut jantung janin
padaminggu ke-8 sampai ke-12 setelah menstruasi terakhir
dengan stetoskop leanec denyut jantung janin terdeteksi
pada minggu ke-8 sampai ke-20.
4.2 Laktasi
4.2.1 Anatomi Fisiologi Payudara
Dalam istilah medik, payudara disebut glandullamammae yang
berasal dari bahasa latin Payudara ( mammae, susu ) adalah kelenjar
yang terletak di bawah kulit, diatas otot dada. Terletak sekitar iga
kedua atau ketingan sampai iga keenam atau ketujuh. Ukuran
normal10-20 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200 gram.
Pada wanita aterm mencapai 400-600gram dan pada masa laktasi
sekitar 600-800 gram. Payudara menjadi besar saat hamil dan
menyusui dan biasanya akan mengecil setelah menopouse. Pembesaran
ini terutama di sebabkan oleh perttumbuhanstroma jaringan penyangga
dan penimbunan jaringan lemak. Biasanya payudara tidak menjamin
banyaknya jumlah air susu yang dihasilkan. Payudara berkembang
sejak usia kehamilan enam minggu dan cepat membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Estrogen meningkatkan
pertumbuhan duktus-duktus dan ampulla sedangkan progesteron
merangsang pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain
seperti prolaktin, growth hormon, adrenokostikosteroid dan tiroid juga
diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan
jaringan lemak. Dilihat dari luar, payudara terbagi menjadi tiga bagian
utama, yaitu:
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang besar.
b. Areola , yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman.
c. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara.
Secara Mikroskopis payudara perempuan memiliki 3 unsur,
yakni kelenjar susu (alveolus) yang menghasilkan susu, saluran
susu ( duktus laktiferus ) dan jaringan penunjang yang mengikat
kelenjar-kelenjar susu.
4.2.2 Fisiologi Dari Proses Laktasi
Selama kehamilan hormon yang dihasilkan placenta yaitu
laktogen, koriogonadrotopin, estrogen dan progesteron menginduksi
perkembangan alveoli dan duktus laktiferus di dalam payudara.
Hormon laktogen dan placenta dan hormon prolaktin dan hipofisis
( glandullapititari ) anterior merangsang produksi kolostrum.
Namun, produksi ASI tidak berlangsung sampai sesudah kelahiran
bayo meskipun kadar prolaktin cukup tinggi karena dihambat oleh
estrogen.
Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun
dengan lepasnya placenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi
sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen,
maka produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang
berkesinambungan disebabkan oleh menyusuinya bayi pada payudara
itu.
Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuroendrokrin.
Rangsangan sentuhan pada payudara yaitu bayi menghisap akan
merangsang produksi prolaktin yang memacu sel-sel kelenjar
memproduksi ASI, sehingga semakin bayi menyusui semakin
banyak prolaktin yang diproduksi sehingga makin banyak produksi
air susu, proses ini dikenal dengan refleks prolaktin.
Dengan bayi mengisap juga merangsang hipofisis (glandula
pituitari) posterior mengeluarkan horonoksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel - sel miopitel. Proses ini disebut
refleks letdown atau pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia
buat bayi. Dalam hari-hari dini laktasi, reflek pelepasan ASI ini
tidak dipengaruhi olehkeadaan emosi ibu. Nantinya, pelepasan ASI
dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ibu merasa
takut,lelah,malu, dan merasa tidak pasti atau bila merasa nyeri.
Hisapan Bayi memicu pelepasan ASI dan alveolimammae
melalui duktus ke sinus laktiferus. Hisapan merangsang produksi
oksitosi oleh kelenjar hipofisis (pituitari) posterior.oksitosin
memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel miopitel yang
mengelilingi alveolimammae dan ductuslactiferus. Kontraksi sel
miopitel ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui
ductuslaktiferus.menuju ke sinus laktiferusdimana ia akan disimpan.
Pada saat bayi mengisap, ASI dalam sinus ini dinamakan letdown atau
pelepasan. Pada akhirnya letdown dapat dipicu tanpa tanpa rangsangan
hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi
mendengar atau sekedar memikirkan bayinya. Letdown penting
sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa letdown, bayi dapat
mengisap terus menerus tetapi hanya memperoleh sebagian dari
ASI yang tersedia dan tersimpan di dalam panyudara.
4.2.3 Hormon-Hormon Yang Memengaruhi Hormon Laktasi
Laktasi Adela Proses produksi, sekresi dan pengeluaran
ASI. Hormon yang mempengaruhi laktasi ada lima hormon, yakni
progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental
laktogen. Hormon-hormon berikut mempunyai fungsi tewrhadap
pembentukan asi, hormon-hormon ini muncul pada saat bulan ketiga
dari kehamilan. Fungsi dari masing-masing hormon adalah sebagai
berikut:
1. Progesteron yaitu mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran
alveoli. Tingkat progesteron menurun sesaat setelah
kelahiran. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen menstimulasi saluran asi untuk membesar. Tingkat
estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah, selama
sang ibu masih menyusui. Karena itu, ibu menyusui
mengghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena
dapat mengurangi jumlah produksi asi.
3. Prolaktin berperan dalam membesarnya alveolidalam
kehamilan. Prolaktin merupakan sauatu hormon yang
disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki
peranan penting untuk memproduksi asi, dan meningkat
selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta
pada akhir akan membuat kadar estrogen dan progesteron
berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan
dan diaktifkannya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan
menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah pada malam
hari dan penghentian pertama pemberian air susudilakukan
pada malam hari.
4. Oksitosin mengencangkan otot halus pada rahim saat
proses melahirkan dan setelahnya, seperti halnya dalam
organisme. Setelah melahirkan oksitosin juga
mengencangkan otot halus disekitaralveoli untuk memeras asi
menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunya susu.
5. Human placentallactogen (HPL) sejak bulan kedua
placenta sering mengeluarkan HPL, yang berperan dalam
pertumbuhan payudara,puting dan areola sebelum
melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam dalam masa
kehamilan, payudara siap memproduksi asi.
Namun, asi dapat diproduksi tanpa proses kehamilan.
Kelenjar payudara mengalami pertumbuhan selama
kehamilan sebagai akibat kerja sinergis beberapa hormon
tersebut. Salah satu efek hormon tersebut adalah proliferasi
alveolisekretoris ujung ductusintralobularis. Alveolisteris terdiri
atas epitel kuboid dengan sel mioepitel stela di antara kelenjar
bervariasi antar lobulus dan bahkan di dalam setiap lobulus.
Ketika alveoli dan sistem ductus tumbuh dan berkembang selama
kehamilan sebagai persiapan laktasi, stroma menjadi kurang
mencolok. Jaringan ikat longgar dalam lobulusterifiltrasi oleh
limfosit dan sel plasma. Sel plasma menjadi lebih banyak pada
kehamilan, ketika sel-sel ini mulai memproduksi imunoglobulun
(IgAsekretoris). Pada kehamilan lanjut, alveoli dan ductus
kelenjar melebar oleh tumpukan kolostrum, suatu cairan yang
kaya akan protein, vitamin A, elektrolit, dan antibodi.
Setelah melahirkan, kadar esterogen dan progesteron dalam
darah menurun dan alveoli kelenjar payudara menjadi sangat
aktif memproduksi air susu, yang terutama dipengaruhi oleh
hipofisis anterior. Bila wnita menyusui, isapan anak akan
merangsang reseptor taktil pada putting susu, yang berakibat
pelepasan hormon oksitosin dari hipofisis posterior. Hormon ini
menimbulkan kontraksi otot polos di sinus dan ductuslactiferi, serta
sel mioepitelalveoli yang menimbulkan reflexejeksi air susu.

5. Faktor Hormon dalam Rekproduksi Wanita


Faktor pengaruh hormon dalam reproduksi wanita
Hormon ternyata juga dapat mengalami ketidakseimbangan biasanya disebabkan
karena perubahan atau faktor dibawah ini:
 Masa pubertas
 Kehamilan
 Perimenopause dan menopause
 Penggunaan alat kontrasepsi
 hormonal atau terapi hormon
Sedangkan masalah ketidakseimbangan hormon lain bisa menjadi tanda adanya
kondisi yang lebih serius seperti:
 PCOS atau sindrom ovarium polikistik. Gangguan endokrin yang kerap
dialami wanita dan menyebabkan siklus menstruasi berantakan serta gangguan
kesuburan.
 Kelebihan androgen. Ketidakseimbangan hormon ini disebabkan karena
kelebihan produksi hormon pria sehingga menyebabkan kemandulan,
menstruasi tidak teratur, jerawat dan kebotakan.
 Hirsutisme. Kondisi ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan pada wajah,
dada, perut, rambut, punggung dan sebagainya. Kondisi ini disebabkan
hormon pra berlebihan dnabisa menjadi tanda PCOS.
 Hipogonadisme atau kekurangan hormon wanita
 Keguguran atau kehamilan abnormal
 Kehamilan ganda
 Tumor ovarium
Masalah hormon reproduksi wanita
Ada beberapa tanda masalah pada hormon reproduksi wanita, antara lain:
- Mual di pagi hari atau terdapat tanda kehamilan
- Hasrat menurun dalam berhubungan seksual
- Vagina terasa kering dan sering nyeri saat berhubungan seksual
- Siklus menstruasi yang semakin tidak teratur
- Sulit hamil
- Nyeri panggul
- Rambut rontok atau pertumbuhan rambut tidak normal
- Depresi setelah melahirkan
- Gejala menopause yang mengganggu aktivitas dan berkepanjangan

B. KESIMPULAN
Kesimpulan dari resume materi yang kami buat yaitu, kami dapat memahami anatomi
fisiologi organ reproduksi dimana kami memahami definisi anatomi dan fisiologi dalam
pembahasan organ reproduksi wanita.
1. Anatomi fisiologi system reproduksi wanita adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang suatu rangkaian dan interaksi organ dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem Reproduksi Wanita Sistem
reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian, yaitu genetalia internal dan genetalia
eksternal. Kelainan organ reproduksi wania serta hormone-hormon yang
memengaruhi organ reproduksi wanita.
2. Memahami hubungan ovarium dan gonadotropin hormone. Efek hormone
ovarium, sekresi hormone ovarium, kehamilan dan laktasi, serta faktor hormone
yang memengaruhi reproduksi wanita
C. SARAN
Saran yang dapat kami kemukakan yaitu pahami anatomi dan hormon-hormon yang
memengaruhi serta masalah-masalah pada organ reproduksi wanita, sehingga kita sebagai
seorang wanita bisa lebih menjaga organ reprod

Anda mungkin juga menyukai