Anda di halaman 1dari 42

10 Organ Sistem Alat Reproduksi

Wanita Beserta Fungsi Dan Bagiannya


Oleh bitarDiposting pada 27 Januari 2021
10 Organ Sistem Alat Reproduksi Wanita Beserta Fungsi
Dan Bagiannya – Apa yang dimaksud dengan sistem
reproduksi pada manusia ? Sistem reproduksi manusia
adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri
dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan
tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia
merupakan ilmu yang paling dasar bagi setiap pelaku kesehatan
reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan
membahas hal tentang Anatomi dan Fisiologi Sistem
Reproduksi Wanita.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 12+ Sistem


Anatomi Tubuh Manusia, Fungsi, Penjelasan, dan Gambar
Lengkap

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan


masuk spermake dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ
kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.Saluran kelamin
wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar,
sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual. (evelyn pearce, 2002).
CELLARIN
Gadis Ini Berusia 53 Tahun. Ditemukan Resep Peremajaan Wajah
PELAJARI LEBIH→
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia
eksterna dan organ genetalia interna. Organ genatalia eksterna
dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ genetalia
interna untuk ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi
blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi


Lambung : Anatomi Dan Fisiologi Lambung Manusia

KONTEN PROMOSI

Gadis Ini Berusia 53 Tahun. Ditemukan Resep Peremajaan Wajah


Simpan Barang Ini di Rumah dan Uang akan Berlimpah!

Ilmuwan Jepang Temukan Cara Tumbuhkan Rambut dalam Hitungan Hari


Seluruh Peramal Indonesia Menetapkan 3 Zodiak Ini Kaya Raya 2021
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim.
Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan
kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam
stroma selular. Kelenjar dan stroma mengalami perubahan yang
siklik, bergantian antara pengelupasan dan pertumbuhan baru setiap
sekitar 28hari.

Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan


ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap
spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala) yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor
dan bagian yang silindrik(leher) yang menghubungkan kepala dengan
ekor. Dengan getaran spermatozoa dapat bergerak cepat. (Sarwono
Prawirohardjo, 2012)

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Rantai


Makanan : Pengertian, Jenis, Jaring, Contoh, Gambar
Pengertian Alat Reproduksi Wanita
Alat Reproduksi wanita ialah suatu organ – organ yang
berperan dalam serangkaian proses yang mempunyai tujuan untuk
berkembangbiak atau memperbanyak suatu keturunan. Agar manusia
bisa mempunyai anak, maka harus mempunyai sebuah organ – organ
reproduksi dengan fungsi dan dalam keadaan normal.

Organ Sistem Reproduksi Wanita


1. Organ reproduksi luar dan
2. Organ reproduksi dalam

Bagian – Bagian Alat Reproduksi Wanita


 Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR/


Organ kelamin luar (Eksternal)
 
Organ
kelamin luar (Internal)

1. Mons Pubis/ Mons Veneris

 Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak


yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis.
 Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-
rambut.
 Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
akan berkurang dan rambut pubis akan menipis.

2. Labia Mayora

 Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong


dan menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan
kebawah dan ke belakang yang mengelilingi labia minora.
 Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai
kulit biasa dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam
menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak
kelenjar sebacea.

 Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan


batas depan dari perinium disebut
Commisura posterior/ frenulum.
 Homolog dengan skrotum pada laki laki.

3. Labia Minora

 Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan


berwarna kemerahan yang terlihat jika labia mayora dibuka.
 Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian
atas disebut –  preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut
frenulum klitori
 Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora
memanjang mendekati garis tengah dan menyatu dengan
fuorchette.

4. Clitoris/ Klentit

 Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang


terletak diujung superior vulva.
 Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh
pembuluh darah.
 Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat
klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi
tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan keregangan seksual.

 Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada
badannya.
 Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat
adalah sekitar 6×6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang
dan akan membesar jjika secara seksual terangsang.
 Klitoris analog dengan penis pada laki-laki.

4.
5. Vestibulum

 Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua


labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.

 Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang


yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di
samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan
2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal
urethra.

6. Kelenjar Bartholini dan Skene

 Kelenjar yang penting di daerah vulva karena


dapat mengeluarkan lendir.
 Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.

Kelenjar Bartholini dan


Skene
7. Ostium Uretra
 Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun
dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu
dengan vulva.
 Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

8. Ostium Vagina

 Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada


gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora
dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh himen.

Ostium Vagina

9. Hymen (Selaput dara)

 Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar


introitus vagina.
 Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan
sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar.
Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis),
bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata).
Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya
dengan hymen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.

Hymen
(Selaput dara)
10. Perineum

 Perineum Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara


introitus vagina dan anus.
Perineum

2. Organ reproduksi dalam (Internal)


 Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium
dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
 Ovarium
Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk
seperti buah almond yang berada disamping uterus didekat dinding
lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum latum,
postero-caudal tuba falopii.

Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral

1. Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium)


dan tepi posterior yang bebas. Ligamentum penyangga ovarium
adalah :

1. ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum


infundibulo-pelvicum ) dan
2. ligamentum Ovarii Proprium.

Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri


ovarica yang merupakan cabang aorta abdominalis dan
selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica.
Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan
yang dijumpai pada testis.
Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan
dibagian dalam disebut medula yang mengandung banyak
pembuluh darah besar serta syaraf.
Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel
ovarium kecil. Masing-masing folikel mengandung ovum
immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa
lapisan sel.

Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut
dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel
tersebut dinamakan sel granulosa.
Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai
derajat maturasi.

Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih
(sguamoues epithelium).
Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa
kubis yang mengitari oosit.
Folikel sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan
diantara sel granulosa.

Ruangan tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence)


membuat cavum sentral yang disebut sebagai antrum.
Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum
yang sangat dominan dan folikel biasanya menonjol keluar
permukaan ovarium.
Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak
mengeluarkan oosit dari ovarium, peristiwa ini disebut ovulasi.

fungsi ovarium
 Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta
hormon estrogen dan progesteron.

 Saluran reproduksi

1. Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus


dan vagina.

 Oviduk ( tuba falopi )


Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan
dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal
oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada
infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae).

Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium.


Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk.
Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju
uterus.

 Uterus

Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga


pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan
bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher
rahim). Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.  Selama masa
reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-
kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir
menjadi licin.

Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan
terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih
dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks
merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina.
Korpus biasanya bengkok ke arah depan.
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang
serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar
untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke


dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya
merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).

Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit


sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi
pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal
dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum
terjadinya ovulasi.  Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah
sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan
(fertilisasi).

Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga
mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.  Sperma ini
kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba
falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang
dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan
kehamilan.
Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila
terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan
yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan
endometrium.

Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan


membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir
dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat
menstruasi.

 Vagina

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian


dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki
dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput
berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam
berupa jaringan ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat
terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar
Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis
yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan
dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.

 Proses Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita


1. Oogenesis
Oogenesis
Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel
indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23
pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara
mitosis membentuk oosit primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam


kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam
kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer
akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada
oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh
menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer
tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya


mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas,
anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja.
Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama
pertumbuhannya.

Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami


perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan
meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan
menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama
merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit
sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan
polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis


kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung
diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi
ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami
degenerasi.

Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit


sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit
sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan
satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder).
Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua.
Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh
menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel


telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang
menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber
makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan
perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi.
Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer.

Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang


menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel
sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi,
folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang).
Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi
korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan
mengkerut menjadi korpus albikan.

2. Menstruasi (Haid)
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik
dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi
jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28
hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium
disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara
hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus
menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi,


patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu
ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi.
Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi
pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus
menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi,
fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
 Fase menstruasi

Fase
Menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh
sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi
hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang
menebal (endometrium).

Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau


meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada
endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya
berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-
rata sekitar 50mL.

 Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus
mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang
hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang
pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu
oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai
hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf
dengan ovum di dalamnya.

Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen.


Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi)
sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium.
Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga
mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa.
Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada
serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

 Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi
perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase
pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.
Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH.

LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada


saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi
terjadi pada hari ke-14.
 Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit


sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah
menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen
(namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
hormon lainnya, yaitu progesteron.

Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding


dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang
sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada
payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut
berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus
bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-
28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan
memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang
rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan
menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan
FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan
tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

3. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang


mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi
segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum
sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus
menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit
sekunder yang disebut korona radiata.

Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona


radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di
sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus
oosit sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun


oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu,
sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:

 Hialuronidase, Enzim yang dapat melarutkan senyawa


hialuronid pada korona radiata.
 Akrosin, Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein
pada zona pelusida.
 Antifertilizin, Antigen terhadap oosit sekunder sehingga
sperma dapat melekat pada oosit sekunder.

Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin


yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :

 Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.


 Menarik sperma secara kemotaksis positif.
 Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di
bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang
menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma
lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian
meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses
meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar
dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.

Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada


kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan
berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23
kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom
(haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang
kromosom (2n) atau 46 kromosom.

4. Gestasi (Kehamilan)

Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus.


Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-
kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama
besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap
morula.

Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini


disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel
(blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian
dalam.

1. Sel-sel bagian luar blastosit


Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan
membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik
yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel
endometrium.

Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor


secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut.
Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah
(berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai
membran kehamilan.

Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu


proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting
lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-
lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari
luar, termasuk kekeringan.

 Sakus vitelinus

Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung


yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan
terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat
pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama
embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk
korion.

 Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio.
Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium.
Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan
pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium
uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk
plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.

 Amnion

Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio


dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion
dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk
menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi
embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.

 Alantois

Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali


pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium
uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan
sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang
oleh ibu.

2. Sel-sel bagian dalam blastosit

Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio


(embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang
terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan
tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan
berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-
4 sampai minggu ke-8.

Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm


akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa
dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang
berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.

Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum


kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan
tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.

5. Laktasi

Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu


dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar
susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari
jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar
susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum
berkembang.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang


oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang
dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin,
ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan
oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara
tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan
jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar.
Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan
fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari
kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu.
Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu
meningkatkan sekresi air susu.

Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan


konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5
kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi
sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga
memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari
hipofisis ibu.

6. Menopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi


yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita
yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat
mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan
menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause
kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Sekitar 80
persen wanita mulai melompat-lompat menstruasinya.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fisiologis


Sistem Reproduksi Manusia
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut
 Faktor Organobiologik

Reproduksi manusia yang bersifat biseksual, dipengaruhi oleh faktor


organobiologik, baik pada pria maupun pada wanita. Faktor
organobiologik ini mencakup berbagai kelainan anatomis maupun
fungsional dari pada alat tubuh manusia, terutama kelainan alat dan
fungsi reproduksi, yang dapat mengakibatkan kelainan pada kualitas
dan kuantitas reproduksi manusia.

Dalam kelompok faktor oganobiologik ini, termasuk :

1. Umur manusia.

Diketahui bahwa puncak kesuburan umumnya berada pada usia


sekitar 24 – 25 tahun. Fungsi reproduksi menurun setelah usia itu.

2. Faktor gizi.
3. Penyakit infeksi, seperti radang kelenjar parotis pada mulut
(gondongan), tuberkulosis, kencing nanah, radang prostat,
kusta, cacar dan sebagainya.

4. Alergi dan gangguan imunologik.


5. Gangguan metabolisme umum, seperti kencing manis dan
sebagainya.
6. Kegagalan ginjal menahun.
7. Kelumpuhan bagian bawah anggota badan (papaplegia).
8. Kelainan endoktrim pada kelenjar hipofise otak.
9. Kelainan kromosom.
10. Pengaruh dari luar : obat, zat kimia, radiasi, suhu
ling¬kungan sekitar, dan sebagainya.

 Faktor Psikoedukatif
Reproduksi manusia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
tergolong psikoedukatif, yaitu faktor kejiwaan dan pendidikan atau
pengetahuan manusia.

Kesadaran akan gawatnya masalah kependudukan suatu negara,


merupakan motivasi untuk upaya pentingnya memelihara kesehatan
ibu dan anak serta keluarga, membuat para pasutri mempraktekkan
keluarga berencana. Dalam banyak hal, pendidikan kaum wanita
berpengaruh positif terhadap pengendalian reproduksinya.

 Faktor Sosiokultural

Faktor yang tergolong dalam kelompok sosial budaya memberi


pengaruh pula terhadap reproduksi manusia. Pandangan bahwa anak
laki-laki lebih berharga daripada wanita, banyak anak banyak rejeki
seringkali menjadi pendorong pemacuan terhadap fungsi reproduksi,
bahkan seringkali dengan melupakan akibat buruk terhadap
kesehatan ibu dan anak.

 Hormon-Hormon Pada Sistem


Reproduksi Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan
perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada
pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi
adalah dalam siklus menstruasi.

 Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll.

Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk


ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

 Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone


mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

 Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.


GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone)
di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan
menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

 FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing


Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi


oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

 HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan


trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).

Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum


dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi
HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

 LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /


meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara.
Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga
diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).

Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa


laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi
terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan
(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Wanita
1. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa
perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah
mengalami siklus menstruasi.

2. Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan
ovarium.

3. Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan


terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus.
Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

4. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di


seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe panggul.
5. Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa
berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat
dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

6. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium


terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk
atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.

Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan


nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis
dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah
laser.

7. Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal.


Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara
lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi,
jamur atau bakteri.

8. Keputihan (Fluor Albus)


Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai
parasit, antara lain jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis
Trichomonas vaginalis, bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai
lingkungan yang mengandung gula dan hangat. Jamur ini sering
ditemukan pada perempuan hamil dan penderita diabetes melitus
(kencing manis).

9. AIDS

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency


Syndrome (sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit
ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus).
Sampai sekarang, penyakit mematikan ini belum ada obatnya. Orang
yang terinfeksi virus HIV tidak langsung menderita AIDS.

Penyakit ini baru terlihat setelah enam bulan sampai lima tahun,
bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang
sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Akibatnya, jika terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa
tidak membahayakan. penderita AIDS dapat meninggal.

10. Kista 
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang
berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan
kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan
masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga
penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan
kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.
11.Myom
Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor
jinak. Istilah mudahnya, daging tumbuh di rahim.
Gejala-gejala myom:

 Nyeri perut atau pinggul.


 Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
 Nyeri saat bersenggama.
 Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
 Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
 Tekanan pada panggul.
 Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dan pendarahan tidak
normal (lebih banyak atau lebih lama).

Gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah


membesar.

 Kesimpulan

Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu:


Organ-organ eksternal, berfungsi kopulasi, terdiri dari: Vulva, mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, vestibulum,
introitus/orificium vagina, vagina, prineum.

Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum,


transpoertasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan
kelahiran terdiri dari: Uterus, servik uteri, corpus uteri, ligamentum
penyangga uterus.  Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (sel
telur) yang terjadi didalam ovarium. Hasil dari oogenesis yaitu ovum
dan tiga badan polar.
Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium pada
perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana
sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan,
yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah.

 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal
tersebut terjadi karena penulis masih dalam tahap pembelajaran
sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian
untuk dapat membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

 Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta: Erlangga.

 http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubungan_Dengan_Sistem
_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1

 http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/25/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-reproduksi/

 http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/23/organ-reproduksi-pria/

 http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/organ-reproduksi-wanita.html

 http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-2-reproduksi-pada-manusia/

 Nangsari, Nyanyu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.

 Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

 Pratiwi, dkk. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.

 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Itulah ulasan tentang Pengertian Dan Bagian-Bagian


Alat Reproduksi Wanita Beserta Fungsinya Lengkap.
Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai