PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai
keturunan. Salah satunya adalah alat reproduksi wanita yang berfungsi dalam proses
perkembangbiakan untuk menghasilkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka akan
menghambat dan mengganggu fungsi reproduksi wanita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari organ reproduksi wanita?
2. Apa saja bagian-bagian yang termasuk kedalam sistem reproduksi genitelia eksterna dan
genitelia interna?
3. Bagaimana Fisiologi dari sistem reproduksi wanita?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Organ reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak dalam rongga
panggul kecil. Alat kelamin eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora (bibir besar), labia
minora (bibir kecil), klitoris, vestibulum vagina, hymen (selaput dara), arifisium vagina,
bulbovestibularis (bulbus vaginalis), dan glandula vestibularis (bartolini). Alat kelamin
interna terdiri dari vagina, uterus, tuba falopii (uterin) dan ovarium. Organ keturunan
pembentuk keturunan terbagi menjadi dua, yaitu :
A. Genitelia Eksterna
Vulva termasuk alat kelamin bagian luar, tempat bermuaranya system urogenital yang
dilingkari oleh labia mayora ke belakang menjadi satu dengan kommisura posterior dan
perineum, dibawah kulit terdapat jaringan lemak (mons pubis). Bagian media dari bibir besar
ditemukan bibir kecil (labia minora), kearah perineum menjadi satu dan membentuk
frenulum labiorum pudendi.
2
Bagian depan frenulum terdapat fossa navikulare. Pada kiri dan kanan fosa navikulare
terdapat dua buah lubang kecil tempat bermuaranya glandula Bartholini. Bagian depan labia
minora menjadi satu membentuk prepusium klitoris dan dibawah prepusium klitoris terdapat
klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium uretra eksterna (lubang kemih),
di kiri dan kanan lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran buntu (duktus Skene).
Sebagian besar struktur vulva mendapat persyarafan yang memadai, karena struktur ini
sangat peka dan menjadi sumber respon seksual. Genitelia eksterna juga memiliki
vaskularisasi yang baik, yang berarti bahwa ia mudah berdarah apabila terkena trauma, tetapi
juga cepat sembuh.
Organ genital eksterna wanita secara kolektif dikenal sebagai vulva dan meliputi :
1. Mons Pubis
Mons pubis adalah suatu bantalan lemak subkutis yang ditutpi oleh kulit yang
menonjol dan melingkar didepan simfisis pubis, berfungsi sebagai bantalan sewaktu
berhubungan kelamin. Pada saat pubertas, bagian ini mulai ditutupi oleh rambut pubis, yang
kasar dan keriting karena folikel rambutnya sangat oblik.
Labia mayora (bibir besar) adalah lipatan kulit yang menonjol secara longitudinal
yang memanjang kebawah dan kebelakang dari mons pubis dan membentuk batas lateral
yang banyak mengandung saraf. Pada saat kedua labia mayora berjalan kebelakang ke arah
anus, kedua lipatan labia akan menjadi lebih datar dan menuju ke depan corpus perinealis.
Bagian akhir ligamentum teres berinsersi pada jaringan lemak ini. Permukaan sebelah dalam
labia mayora licin dikelilingi oleh folikel sebasea serta halus dan mengandung banyak
kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebacea), sedangkan
permukaan luarnya setelah pubertas akan ditutupi oleh rambut keriting. Disampingnya
terdapat pembuluh darah dan glandula membentuk kommisura labialis posterior.
Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan longitudinal jaringan yang lebih kecil
dan berwarna merah muda yang terdapat diantara labia mayora, bagian labia minora ini
elektril dan vaskular. Daerah yang ditutupi oleh kedua labia minora ini disebut vestibulum,
labia minora ini memiliki pigmen tidak berambut dan mengandung sejumlah glandula
3
sudorifera dan glandula sebacea, memanjang dari klitoris secara oblik kebawah dan samping
belakang sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina. Dibagian pasterior kedua labia minora
bertemu untuk membuat lipatan tipis yang disebut Fosca vestibuli vagibae (fourchette) yang
dapat mengalami robekan pada saat persalinan. Masing-masing labia minora terbagi menjadi
dua lipatan dibagian interior, yaitu :
a. Bagian atas mengelilingi klitoris bertemu dengan yang lain membentuk lipatan
prepusium yang menggantung pada glans klitoris.
b. Bagian bawah melekat pada permulaan bawah klitoris dan membentuk permukaan
bawah saling berhubungan, dinamakan frenulum klitoris.
4. Klitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang sangat
sensitif dengan panjang 2,5 cm, terdapat dibawah kommisura labia anterior dan sebagian
tersembunyi diantara ujung anterior labia minora. Klitoris banyak mengandung saraf, klitoris
adalah sumber perangsangan seksual yang penting, yang menyebabkan timbulnya refleks
respons pelumasan dari jaringan disekitarnya. Klitoris merupakan struktur yang dapat
disetarakan dengan penis pada pria, tetapi tidak seperti penis, pada klitoris tidak terdapat
uretha. Terdiri dari:
a. Korpus kavernosus yang mengandung jaringan erektil ditutupi oleh lapisan padat.
b. Membran fibrosa bergabung sepanjang permukaan medial oleh septum pektini formis.
5. Vestibulum Vagina
Vestibulum vagina (serambi atau bagian dari klitoris sampai fourchette) adalah celah
diantara labia minora, di belakang glans glitoris didalamnya terdapat orifisium ekstemum
uretra 2,5 cm dibawah klitoris dan tampak sebagai celah vertikal dengan tepi menonjol.
Lubang ini perlu dikenali pada wanita yang membutuhkan katerisasi. Dikedua sisi, sedikit
dibelakang meatus urinarius terletak lubang keluar duktus skene yang tampak mirip jerawat,
duktus ini menghasilkan mukus. Bagian belakang glans klitoris dan vagina merupakan muara
duktus vestibularis mayor, liang senggama, kelenjar Bartholini, dan kelenjar Skene kiri dan
kanan. Untuk memeriksa vestibulum maka kedua lipatan labia minora harus dipisahkan
(dibuka) agar vetibulum tampak. Terdapat enam muara pada vestibulum, yaitu :
4
a. Meatus urethrae
Dikenal sebagai ostium urethrae externum, dan muara ini terletak 2,5 cm di bawah
klitoris.
Muara kedua tubuli skene yang berjalan sejajar dengan urethra sepanjang kira-kira 6 mm
dan kemudian bermuara pada kedua sisi ostium urethrae externum.
c. Ostium vaginae
Disebut juga sebagai introitus vaginae, dan ini menepati dua pertiga bagian bawah
vestibulum. Pada gadis ( Virgo intacta ) ostium vaginae ini ditutupi oleh hymen.
Glandula bartholini ini terletak di kedua sisi vagina, berada pada ligamentum triangulare
bentuk dan besar kelenjar ini sebanding dengan kacang kapri, dan terdiri atas glandula
racemosa dan mensekresi mucus. Ductusnya merupakan muara kelenjar tersebut, dan
bermuara di luar hymen sehingga sekresi kelenjar tersebut akan mempertahankan genital
eskterna tetap lembab.
6. Hymen
Hymen yaitu suatu membran ( selaput dara ) lapisan tipis menutupi sebagian liang
senggama. Ditengahnya berlubang-lubang yang dapat dilewati darah menstruasi. Bentuknya
bervariasi dan bila teregang akan terbentuk cincin, hymen akan robek pada saat koitus
( Hubungan seks ) dan laserasi lebih lanjut pada saat melahirkan. Sisa-sisa robekan tersebut
dikenal sebagai caruncula myrtiformis. Diantara hymen dan frenulum labia terdapat lekukan
kecil yang disebut fosa navikularis.
5
Penyakit yang bisa timbul dari Organ ini adalah Hematocolpos yaitu, sebuah
penyakit yang timbul karena darah menstruasi tidak dapat mengalir keluar karena tertahan
oleh hymen yang tidak berlubang. Lubang-lubang pada hymen berfungsi sebagai tempat
keluarnya sekret dan darah haid.
7. Orifisium vagina
Orifisium vagina adalah celah yang terdapat dibawah dan dibelakang muara uretra,
ukurannya bergantung pada hymen, lipatan tepi dalamnya berkontak satu sama lainnya.
Orifisium vagina muncul sebagai celah diantara orifisium vagina. Bulbus vestibularis (bulbus
vaginalis) terdiri dari dua masa erektil dari masing-masing sisi orifisium vagina yang disebut
pars intermedis, masing-masing massa lateralis panjangnya 2,5 cm. Ujung posterior
diperpanjang dan berkontak dengan glandula vestibularis mayor. Ujung anterior bergabung
satu dengan yang lain oleh pars intermedia. Permukaan dalam lapisan superfisialis diafragma
ditutupi oleh M. bulbokavernosus. Glandula vestibularis mayor (bartholini) terdiri dari dua
bagian melingkar dengan warna merah kekuning-kuningan.
B. Genetalia Interna
6
1. Vagina
7
vagina seperti pipa potensial dindingnya secara normal terletak berdekatan satu sama lain,
tetapi sangat mudah dipisahkan. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk
forniks posterior, forniks lateralis sinistra, dan forniks lateralis dekstra.
Ruang antara serviks dan bagian atas dinding vagina disebut sebagai foniks anterior,
lateral, dan posterior. Vagina memiliki tiga fungsi utama, yaitu :
Menurut struktur mikroskopiknya terdapat epitel skuamosa, suatu jenis kulit yang
mengalami modifikasi dan membentuk lapisan dalam vagina, jaringan ikat vaskuler, dinding
otot dan fascia, dibentuk dari jaringan ikat longgar yang merupakan bagian dari jaringan
seluler pelvis.
Vagina tidak memiliki kelenjar, tetapi dipertahankan tetap basah oleh sekresi dari
kelenjar serviks dan transudat cairan dari pembuluh darah yang terletak dibawah lapisan
vagina. Lubang vagina sebagian ditutupi oleh himen protektif, yang mungkin sangat penting
untuk mencegah infeksi asendens sebelum pubertas saat Ph vagina kurang asam. Kelenjar
bartholin terletak disebelah posterior dikedua sisi vagina, kelenjar penghasil mukus ini
memiliki ukuran dan bentuk seperti kecambah kecuali apabila meradang,secara normal tidak
terlihat. Kecepatan sekresinya meningkat seiring dengan ereksi klitoris. Bulbus vestibulum
yang terletak dibagian posterior vagina juga membentuk jaringan spongiosa yang erektil.
Masalah kesehatan yang terjadi didalam vagina yaitu kanker vulva dan vagina.
Mayoritas bentuk kanker ini adalah sel skuamosa, dan sebagian besar kasus ditemukan pada
wanita yang berusia lebih dari 50 tahun. Tempat terjadi kanker vulva pada umumnya terjadi
di area labia mayora, sementara lokasi kanker vagina yang umum terjadi yaitu pada sepertiga
bagian atas dinding vagina. Penyakit vagina dapat diiringi dengan pendarahan, rabas
vaginayang banyak, dan ketidak nyamanan panggul.
2. Uterus
Uterus atau rahim adalah hormon responsif wanita organ seks reproduksi utama
manusia. Salah satu ujung leher uterus, membuka ke dalam vagina, sementara yang lain
adalah terhubung ke satu atau kedua saluran tuba, tergantung pada spesies. Dalam uterus
8
janin berkembang selama kehamilan. Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal
seperti buah alpukat atau buat pir yang sedikit gepeng, terlentang dalam rongga pelvis di
anatara rektum dan kandung kemih. Panjang uterus 7-7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm.
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam posisi
antervesiofleksi, membentuk sudut dengan vagina. Korpus uteri kearah depan membentuk
sudut 120-130 derajat dengan serviks uteri.
1. Fundus uteri (dasar rahim). Ditutupi oleh peritorium, berhubungan dengan fascies
vesikalis dan permukaan internalis, pada bagian atas bermuara tuba uterina yang
menembus dinding uterus. Dibawah dan didepan titik pertemuan ini terdapat
ligamentum dan dibelakang ligamentum terdapat ovarium.
2. Korpus uteri, didalamnya terdapat rongga (kavum uteri) yang membuka keluar
melalui saluran kanalis servikalis yang terletak pada serviks, bagian ini merupakan
tempat berkembangnya janin.
3. Serviks uteri, merupakan bagian uterus yang menyempit, berbentuk kerucut dengan
apeks yang menjurus kebawah dan kebelakang dan sedikit lebar dipertengahan.
Sumbu panjang serviks sama dengan sumbu panjang korpus, berbentuk garis bengkok
kedepan. Serviks dibagi atas dua bagian:
a. Parvio supravaginalis, dipisahkan dari vesika urinaria oleh para metrium yang
memanjang pada sisi lateral uterus diantara ligamentum latum uretra dan uterus,
berjalan kebawah dan kedepan dildalam parametrium sepanjang 2 cm dari serviks,
bagian posterior supravaginalis ditutupi oleh peritonium.
b. Porsio vaginalis, terdapat diantara forniks anterior dan forniks posterior. Pada
ujung porsio vaginalis terdapat orifisium eksterna uteri tempat serviks eksternus
uteri, dibatasi oleh suatu bibir (bibir atas dan bibir bawah) kedua bibir berkontak
dengan dinding posterior vagina.
9
Os internus membentuk lubang dibagian dalam serviks ditaut dengan korpus uterus. Os
eksternus terletak dibagian bawah kanalis servikalis dan membuka ke vagina. Di taut ini
bertemu dua jenis sel yang berbeda, yaitu sel kolumnar kanalis servikalis dan epitel skuamosa
serviks bagian luar.
Pada keadaan tidak hamil, uterus terletak didalam pelvis vena dengan berposisi
anteversi (condong kedepan) dan antefleksi (melengkung kedepan), terletak diposisi superior
terhadap kandung kemih, Posisi yng sesungguhnya beraneka ragam karena posisi tersebut
bergantung pada seberapa besar distensi (peregangan) vesica urinaria dan sedikit banyak juga
distensi rectum.
Uterus tidak hamil dilihat dari ukuran struktur makroskopik, mempunyai panjang 7,5
cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat uterus kira-kira 57 gram. Cervix, membentuk sepertiga
bagian bawah uterus dan telah diuraikan secara rinci didepan. Istmus, merupakan bagian yang
menyempit dengan tebal kira-kira 7 mm dan terletak diantara corpus uteri dengan cervix
uteri. Korpus, membentuk dua pertiga bagian dasar uterus, dan merupakan bagian uterus
yang terletak diatas cervix. Kornu, yaitu daerah pada uterus dimana tuba fallopi berinsersi,
lumen tuba fallopi ini bermuara pada kavitas uteri. Fundus, yaitu daerah uterus yang terletak
diatas dan diantara dua kornu. Kavitas, celah potensial yang berbentuk segita dibagian dalam
uterus, dinding uterus secara normal saling berhimpit. Dilihat dari struktur mikroskopiknya,
fungsi uterus, yaitu :
2. Uterus Hamil
Letak uterus hamil pada kehamilan 12 minggu, uterus akan naik ke luar dari pelvis
untuk menjadi organ abdomen. Uterus ini tidak lagi anteversi dan antefleksi, tetapi menjadi
vertikal. Pada saat uterus naik memasuki abdomen uterus tersebut condong ke kanan. Uterus
10
mencapai umbillicus pada kehamilan 24 minggu, dan mencapai xiphisternum pada kehamilan
36 minggu. Setelah kehamilan 36 minggu, mulai turun kedalam pelvis. Bentuknya, karena
cavitas uteri terisi oleh embrio yang sedang tumbuh, maka bentuk uterus menjadi membulat
(globuler). Antara kehamilan 12 minggu dan 36 minggu, panjang istmus berlipat tiga untuk
menyesuaikan dengan keadaan. Ukurannya, jumlah minggu kehamilan bisa ditaksir dengan
mengadakan palpasi ukuran uterus didalam abdomen. Uterus yang hamil cukup umur
panjangnya 30 cm, lebarnya 23 cm, tebalnya 20 cm. Berat uterus meningkat dari 57 g
menjadi 1 kg. Hormon relaksin meningkatkan kemampuan uterus untuk meregang dan terjadi
pertumbuhannya yang baru juga.
a. Endometrium
Terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar yang banyak mengandung pembuluh darah
yang berlekuk-lekuk. Bagian korpus uteri endometrium licin dan bagian serviks berkelok-
kelok. Kelenjarnya bermuara pada kanalis servikalis, pertumbuhan dan fungsi endometrium
dipengaruhi oleh hormon steroid ovarium.
b. Miometrium
Lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya pada waktu
persalinan dan dapat mengecil kembali setelah plasenta keluar.
Dilapisi oleh peritonium viseral, ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau
peritonium uterus, mendapat darah dari arteri uterinacabang dari arteri iliaka interna yang
menjadi anteri ovarika.
Penyokong utama uterus adalah diafragma pelvis, M. Levator ani dan fascia levator
ani. Uterus ditahan dalam posisi yang kuat dalam pelvis oleh vagina, ligamentum kardinale,
ligamentum latum, dan uterus sakralis. Jaringan lemak di sekitar ligamentum dan uterus
merupakan elemen penting dalam penyokong uterus.
Posisi uterus :
11
Uterus berbentuk piriformis dengan berat 14-17 gram, berada dalam rongaa pelvis.
Pada saat vesika urinaria kosong korpus uteri hampir horizontal, fundus berada 2 cm di
belakang simfisis pubis. Dalam keadaan menstruasi, uterus membesar, lebih banyak
vaskularisasi, dan permukaan membulat. Orifisium eksternus bentuknya bulat, labia
membengkak, endometrium menebal dan lebih lunak.
2. Selama kehamilan
3. Sesudah melahirkan
Uterus hampir kembali pada ukuran semula, beratnya 42 gram karena kavum uteri
lebih besar, pembuluh darah dan otot bertambah.
Uterus menjadi atrofi dan pucat sehingga lebih memisahkan uterus dan serviks.
12
Ligamentum
Parametrium membentuk suatu sistem penunjang uterus sehingga uterus terfiksasi relatif
cukup baik. Jaringan itu terdiri dari:
a. Ligamentum kardinale kiri dan kanan, merupakan ligamentum yang terpenting untuk
mencegah agar uterus tidak turun. Ligamentum ini terdiri dari jaringan ikat tebal,
berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding.
b. Ligamentum sakrouterium sinistrium dan dekstrum (kiri dan kanan), merupakan
ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan melengkung
dari belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah os sakrum kiri dn
kanan.
c. Ligamentum rotundum kiri dan kanan), menahan uterus dalam posisi antefleksi dan
berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan.
d. Ligamentum pubovesikale kiri dan kanan, berjaan dari os pubis melalui kandung
kemih selanjutnya keligamentum vesikouterinum sinistra dan ligamentum
vesikouterinum dekstra ke serviks.
e. Ligamentum latum kiri dan kanan, berjalan dari uterus ke lateral, tidak banyak
mengandung jaringan ikat, merupakan bagian dari peritonium viserale yang meliputi
uterus dan kedua tuba, bentuknya sebagai lipatan. Bagian lateral dan
belakangditemukan indung telur.
f. Ligamentum infundibulum pelvikum, menahan tuba falopi, berjalan dari arah
infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat saraf, saluran limfe,
arteri dan vena ovarika sebagai alat penunjang.
g. Ligamentum ovarii proprium sinistrum dan dekstrum, berjalan dari sudut kiri dan
kanan belakang fundus uteri ke ovarium. Ligamentum ini mudah dikendorkan
sehingga alat genital mudah berganti posisi. Ligamentum latum suatu lipatan
peritonium yang menutupi uterus dan kedua tuba.
3. Tuba Palopi
Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubunkan uterus (rahim) dengan
indung telur (ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) biasa disebut dengan saluran telur karena
berbentuk mirip saluran. Tuba uterina yang juga dikenal sebagai tuba fallofi atau oviduktus,
13
berjumlah dua buah dan memiliki panjang sekitar 12 cm dengan dinding berupa otot polos
yang dilapisi dibagian dalamnya oleh epitel bersilia dan sel sekretorik. Letaknya masing-
masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan ke kedua sisi dinding pelvis kemudian
membelok kebawah dan ke belakang sebelum mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini
terletak didalam ligamentum latum. Tuba fallopi berbentuk tubuler (seperti tabung). Lumen
setiap tuba berhubungan dengan cavitas uteri pada ujung proksimalnya, dan berhubungan
dengan cavitas peritonelis pada ujung distalnya.
Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm, Pars interstitialis 1 mm, Istmus 2,5 mm,
Ampulla dan infundibulum masing-masing 6 mm. Epitel mengalami perubahan jika ovum
mengalami fertilisasi tertanam didalam tuba. Jaringan ikat tersusun atas dua jaringan, yaitu:
a. Lapisan dalam, terdiri atas serabut otot involunter tersusun sirkuler involunter.
b. Lapisan luar, terdiri atas serabut otot involunter tersusun atas longitudital yang
melanjutkan diri ke dalam corpus uteri.
Ujung distal tuba uterina memiliki struktur khusus yang disebut fimbria, yang
mengelilingi lubang ke dalam tuba. Fimbria terletak dekat dengan ovarium dan saat ovulasi
membantu masukannya ovum ke dalam tuba uterina melalui gerakan “menggiring”, yang
mempermudah pergerakan cairan intraperitoneum. Lapisan dalam tuba uterina membentuk
banyak lipatan disebut plika dan terdiri atas sel epitel kolumnar bersilia diselang-selingi oleh
sel goblet yang mengeluarkan piruvat untuk memberi makan ovum. Silia mempermudah
pergerakan ovum sepanjang tuba uterina, hal ini diperkuat oleh kontraksi peristaltik terpadu
otot polos. Ujung distal tuba uterina memiliki bagian yang sedikit melebar yang disebut
ampula tempat biasanya terjadi pembuahan (fertilisasi) ovum oleh sperma. Otot dinding tuba
terdiri dari M. Longitudinal dan M. Sirkuler. Bagian dalam terdapat mukosa berlipat-lipat ke
arah longitudinal terutama pada bagian ampula.
14
4. Ovarium
Ovarium adalah badan berbentuk buah almon berwarna putih suram yang panjangnya
sekitar 4cm. Ovarium terletak didalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil di dinding
posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba fallopi yang
mengandung fimbriae kira-kira setinggi pintu masuk pelvis.
Ovarium diikat oleh ligamentum ovari dan melekat kelapisan posterior ligamentum
latum, suatu lipatan didalam peritoneum yang meluas dari uterus. Darah yang mengalir ke
ovarium berasal dari arteri ovarika yang berjalan disepanjang sisi liga mentum ovari, dan
cabang ovarium arteri uteurina. Pasokan darah yang ganda ini penting untuk
mempertahankan fungsi reproduksi apabila ovarium terpuntir, misalnya oleh tumor atau
pertumbuhan kistik, ligamentum ovari dapat menyumbat pasokan darah ke ovarium
sepanjang arteri ovarika. Ovarium terdiri dari dua lapisan tersendiri, lapisan luar adalah
korteks dan bagian dalam adalah mendula. Ovarium terletak didalam selubung jaringan ikat
tunika albuginea. Mendula terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah dan menyalurkan
prekursor untuk mempermudah pembentukan steroid didalam korteks. Setiap wanita
memiliki dua ovarium, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim
(uterus) terhadap dinding panggul di daerah yang dikenal sebagai fossa ovarium.
Fungsi ovarium, yaitu memiliki dua fungsi reproduksi utama dalam tubuh. Mereka
menghasilkan oosit (telur) untuk pemupukan dan mereka menghasilkan hormon reproduksi,
estrogen dan progesteron.
15
Hormon utama yang disekresi oleh ovarium adalah estrogen dan progesteron, kedua
hormon penting dalam siklus menstruasi. Produksi estrogen mendominasi di paruh pertama
siklus menstruasi sebelum ovulasi, dan produksi progesteron mendominasi pada paruh kedua
siklus menstruasi saat korpus luteum telah terbentuk. Jika pembuahan terjadi selama satu
siklus menstruasi, korpus luteum tidak kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dan terus
mengeluarkan estrogen dan progesteron, yang memungkinkan embrio untuk menanamkan
dalam lapisan rahim dan membentuk plasenta. Pada titik ini, perkembangan janin dimulai.
Salah satu masalah kesehatan dalam ovarium, yaitu kanker ovarium. Faktor risiko
yang berkaitan dengan kanker ovarium :
1. Menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah
dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi, selaput lendir
16
rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang, selama satu bulan mengalami empat
masa (stadium), yaitu:
Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan,
hanya lapisan tipis yang tinggal disebut statum basale yang berlangsung selama empat hari.
Dengan haid atau keluar darah, potongan endometrium dan lendir dari serviks. Darah ini
tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan mukosa, banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain, berlangsung kira-kira 5-14 hari dari hari pertama
haid.
Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk
mempersiapkan endometrium menerima telur. Stadium ini berlangsung 14-28 hari, kalau
tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi
siklus menstruasi.
17
Awalnya sel-sel ovarium menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah
dan mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama ovum. Keluarnya sel telur dari
follikel de Graaf pecah disebut ovulasi. Sel granulosa yang mengelilingi sel telur telah bebas,
disebut corona radiate. Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding follikel mengalami
perubahan dan mengandung zat warna kuning disebut lutein. Dengan demikian sisa follikel
berubah menjadi butir kuning disebut korpus luteum, mengeluarkan hormon yang disebut
progesteron di samping estrogen. Bergantung pada apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau
tidak, korpus luteum dapat menjadi korpus luteum gravidarum atau korpus
luteum menstruationum.
Korpus luteum graviditatum setelah terjadi ovulasi, maka sel telur masuk ke dalam
tuba dan diangkut ke kavum uteri. Hal ini terjadi pada waktu ovulasi ujung ampula tuba
menutup permukaan ovarium. Selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltik dan rambut
getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah kavum uteri, jika tidak terjadi kehamilan sel telur
mati dalam beberapa jam. Bila terjadi kehamilan maka terjadilah pertemuan dan
persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampula tuba. Sel telur yang telah dibuahi itu
18
berjalan ke kavum uteri menanamkan diri dalam endometrium (nidasi). Zigot (sel telur yang
dihamilkan) mengeluarkan hormon-hormon hingga korpus luteum yang biasanya hidup 8 hari
sekarang tidak mati bahkan tumbuh menjadi besar dinamakan korpus luteum graviditatum
yang hidup sampai bulan keempat kehamilan. Setelah bulan keempat fungsinya diambil alih
oleh plasenta. Karena korpus luteum tidak mati maka progesteron dan estrogen terus
terbentuk. Endometrium menjadi lebih tebal berubah menjadi desidua sehingga selama
kehamilan berlangsung tidak terjadi haid. Kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar
yang lebih tinggi keududukannya yaitu kelenjar hipofise.
Gangguan Menstruasi
Sindrom Pramenstruasi (PMS) adalah salah satu gangguan yang sulit di identifikasi
karena berubahnya siklik fisik, fisiologi, dan prilaku (misalnya perut menggembung,
perubahan suasana hati, perubahan nafsu makan). Gejala PMS yang dialami wanita
merupakan gejala normal yang di alami setiap wanita, namun wanita itu sendiri juga harus
menjaga nafsu prilakunya agar tidak melampiaskan suasana hati yang terganggu. Dalam
mengevaluasi wanita yang tampak PMS, langkah pertama adalah melakukan pengkajian
riwayat secara menyeluruh mengenai gejala PMS, hal yang terpenting bahwa gejala PMS
secara konsisten akan menghilang bersamaan dengan selesainya waktu menstruasi.
a. Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang
merangsang pertumbuhan organ seks perempuan, seperti halnya payudara dan rambut
kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada
19
banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium,
menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.
Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa
efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu:
a. Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab
terhadap tumbuh kembangnya payudara.
b. Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
c. Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari
estrogen-estrogen lain.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13 tahun.
Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan rahim (uterus),
vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada
saat itu rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di
bagian bawah tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat
estrogen mencapai level yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel
telur yang telah masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
b. Hormon Progesteron
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita,
mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
20
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Hormone ini mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus menerus
bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan
FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah cukup banyak,
yaitu keadaan hamil.
d. Hormon lutein
Hormon ini bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan subtansi progesterone dalam sel
granulosa.
e. Hormon prolactin
Hormon ini ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, banyak terdapat
pada wanita hamil, masa laktasi dan menopause. Dibentuk oleh sel alfa ( asidofil) dari lobus
anterior kelenjar hipofisis. Fungsinya untuk mempertahankan produksi progesteron dari
korpus luteum.
21
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Didalam anatomi sistem reproduksi wanita terdapat dua bagian yaitu bagian luar
(genitelia eksterna) yang terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris,
vestibulum vagina, hymen, dan orifisium vagina. Bagian dalam (genitelia interna) yang
terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi dan ovarium. Secara fisiologi didalam sistem
reproduksi juga terdapat suatu proses yaitu terjadinya proses menstruasi karena tidak
terjadinya pembuahan, tetapi apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum, akan
terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin. Adapun hormon-hormon yang
dihasilkan oleh seorang wanita antara lain, hormon estrogen, progesteron, perangsang polikel,
lutein, dan prolactin.
B. Saran
Mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang
belum anda ketahui termasuk organ reproduksi kita sendiri. Dengan pengetahuan yang
dimiliki, diharapkan kita dapat menjaga alat reproduksi kita agar tidak terjadi dampak yang
mengganggu kesehatan kita.
22
Daftar Pustaka
Syaifuddin (2014). Anatomi fisiologi kurikulum berbaris kompetensi untuk keperawatan dan
kebidanan, E/4. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Coad Jane, Dunstall Melvyn (2007). Anatomi fisiologi untuk bidan. Penerbit buku kedokteran
EGC, Jakarta.
Verralls Sylvia ( 1996). Anatomi & fisiologi terapan dalam kebidanan, E/1. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Verralls Sylvia (2003). Anatomi & fisiologi terapan dalam kebidanan, E/3. Penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta.
Varney Helen, Kriebs M Jan, Gegor L Carolyn (2006) Asuhan ebidanan, E/4. Penerbit buku
kedokteran, Jakarta.
Sarwono Prawirohardjo (2014). Ilmu Kebidanan, E/4. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
23