Anda di halaman 1dari 54

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ORGAN REPRODUKSI WANITA

By Fibrinika Tuta Setiani


TUJUAN INSTRUKSIONAL
1.Menjelaskan tentang fungsi organ reproduksi wanita
2.Menjelaskan tentang anatomi fisiologi organ reproduksi
wanita
3.Menjelaskan tentang hormon yang mempengaruhi organ
reproduksi wanita
4.Menjelaskan tentang ciri- ciri kematangan orga reproduksi
wanita
5.Menjelaskan tentang organ reproduksi/ organ seksual
ekstragonadal
6. Menjelaskan tentang menstruasi
FISIOLOG
ANATOMI
I
• Ilmu yang
Anatomi mempelajari
fisiologi bentuk, susunan
serta fungsi
organ organ
reproduksi reproduksi
wanita tubuh wanita
Organ Reproduksi Wanita
Merupakan Organ ini sudah
suatu organ yang ada sejak bayi
terbuka karena tetapi baru
berhubungan berfungsi setelah
dengan udara tanda pubertas.
luar.
FUNGSI ORGAN REPRODUKSI
WANITA

Memproduksi sejumlah kecil ovum yaitu sel telur matur.

Menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum oleh


spermatozoon.

Menyediakan lingkungan yang cocok sehingga embrio


mendapatkan nutrisi dan dapat berkembang serta matur.
ANATOMI FISIOLOGI ORGAN
REPRODUKSI WANITA

genetalia genetalia
eksterna interna
1. Genetalia Eksterna
       

(bagian luar)
Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan
lemak dan sedikit jaringan ikat yang terletak di atas
shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris
tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk
melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu
untuk estetika.
Labia Mayora (bibir besar)
◦ Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol,
berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini
di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva).
Permukaan ini terdiri dari :
◦ 1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
       

mons veneris.
◦ 2) Bagian dalam
        : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak)
◦ Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
Labia Minora atau Nimfae
(bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir
besar, tanpa rambut. Dibagian atas
klitoris, bibir kecil bertemu membentuk
prepusium klitoridis dan di bagian
bawahnya bertemu membentuk frenulum
klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi
orifisium vagina.
Clitoris
(kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
◦ Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa
dengan penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat
syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah
sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam
vestibula.
◦ Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya serta merupakan daerah erotik yang
mengandung pambuluh darah dan syaraf.
Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh
kedua bibir kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang
(bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum
terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk
mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina
pada saat bersenggama.
Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)

Merupakan kelenjar terpenting di daerah


vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan
lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat
hubungan seks, dan salurannya keluar antara
himen dan labia minora.
Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina,
bersifat rapuh dan mudah robek. Himen ini
berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila
himen tertutup seluruhnya disebut hymen
imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah
mendapat menstruasi.
Lubang kencing
(Orifisium Uretra Externa)
Tempat keluarnya air kencing yang
terletak dibawah klitoris. Fungsinya
sebagai saluran untuk keluarnya air
kencing.
Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya
kurang lebih 4cm.Terdapat otot-otot yang penting
yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta
dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-
cabangnya
2. Genetalia Interna (bagian dalam)

  Vagina (liang senggama)


◦ Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan vulva.
◦ Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum.
◦ Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
◦ Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur rugae dan terutama di
bagian bawah.
◦ Pada puncak (ujung) vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi
forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks
sinistra (kiri).
◦ Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan
PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi
Fungsi utama vagina
1)   sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat
mengalirkan darah pada waktu haid dan sekret
dari uterus.
2)   sebagai alat persetubuhan.
3)   sebagai jalan lahir pada waktu partus.
Uterus (rahim)
◦ Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk
buah pir, terletak di dalam pelvis (panggul), antara
rektum di belakang dan kandung kencing di depan.
◦ Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan.
Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat
normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar
rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Diding rahim terdiri dari 3 lapisan
1)      Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi
tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2)      Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe
dan urat syaraf.
3)      Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya
berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam
kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Tuba Uterina (saluran telur)

Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada


tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, mulai dari ostium tuba internum pada
dinding rahim.Tuba fallopi merupakan tubulo
muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan
diametrnya 3 dan 8 mm.
Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:

1)  Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari


ostium internum tuba.
2)  Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
3)  Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4)  Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut
fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu
untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi,tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula, yang siap
mengadakan implantasi
Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut
oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan.
Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan
kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
HORMON-HORMON YANG
MEMPENGARUHI ORGAN
REPRODUKSI WANITA
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing
Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian
dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon-hormon gonadotropin
(FSH / LH ).
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.


Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya
periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel
granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial
Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel
teka interna folikel di ovarium secara primer, dan
dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di
kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen.
Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.Berfungsi
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
(proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.

Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.

Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.

Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada
wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon
estrogen (sintetik) pengganti.
5. Progesteron

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus


luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar
adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses
perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan
endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan


trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH
(Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental
Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH
hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi
gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa
amenorhea.
CIRI-CIRI KEMATANGAN ORGAN
REPRODUKSI WANITA
Datangnya menstruasi
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Pertumbuhan payudara
Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina
Panggul mulai melebar
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar
Vagina mengeluarkan cairan
Keringat bertambah banyak
Kulit dan rambut mulai berminyak
Pantat bertambah lebih besar
ORGAN REPRODUKSI / ORGAN
SEKSUAL EKSTRAGONADAL
◦ Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral.
Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di
bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air
susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi
utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin
pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk
sebagai sexually responsive organ.
Kulit

Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang


lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di
daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit
steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai
‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat
di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone
ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Badan pineal

Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari
bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer
otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki
hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi
serabut-serabut saraf.

Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.


Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya
melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat
juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan
sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset
mulainya fase pubertas.
Hipotalamus

Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai
hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas :
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing
Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone
Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga
hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis

Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.


Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang
bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang
pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH –
Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein
(LH – luteinizing hormone). Selain hormon-hormon
gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-
hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
Ovarium

Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel


telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen
(dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari
hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi
hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal
dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi,
endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada
pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
MENSTRUASI
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis
atau normal, merupakan peristiwa
pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel
secara berkala yang berasal dari mukosa
uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari
menarche sampai menopause, kecuali pada
masa hamil dan laktasi.
SIKLUS MENSTRUASI

• fase folikuler
Siklus ovarium • fase ovulasi
• fase luteal

• fase menstruasi
Siklus • fase proliferasi
endometrium • fase ekskresi
HORMON DALAM SIKLUS
MENSTRUASI
Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan
baku dari hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis.
Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis dengan mensekresi
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) suatu deka-peptide
yang disekresi secara pulsatif oleh hipotalamus. Pulsasi
sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui pembuluh darah
kecil di sistem portal kelenjar hipofisis anterior,
gonadotropin hipofsis memacu sintesis dan pelepasan
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone
(LH).
Esterogen_Progesteron_FSH_LH
Pada masa pubertas, tiap ovarium mengandung 200.000
oogonia, setiap bulan sebanyak 15-20 folikel dirangsang
untuk tumbuh oleh follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH) yang disekresi oleh kelenjar
hipofise anterior. Jika satu
ovum dilepaskan dan
tidak terjadi kehamilan maka selanjutnya
akan terjadi menstruasi.
GnRH FSH dan LH

Folikel Primer
Korpus Luteum
Terpilih

Menstruasi
Siklus Endometrium
Fase Proliferasi
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah endometrium
mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan endometrium dibentuk kembali dengan
metaplasia sel-sel stroma dan pertumbuhan keluar sel-sel epitel kelenjar
endometrium dan dalam tiga hari setelah menstruasi berhenti, perbaikan seluruh
endometrium sudah selesai. Pada fase proliferatif dini, endomentrium tipis,
kelenjarnya sedikit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid, dan stromanya padat. Fase
regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus menstruasi hingga hari ke tujuh,
ketika proliferasi semakin cepat. Kelenjar-kelenjar epitel bertambah besar dan
tumbuh ke bawah tegak lurus terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner
dengan nukleus di basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat dan berbentuk
kumparan. Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma. Pada saat menembus
endometrium basal, masing-masing arteri berjalan lurus, tetapi pada lapisan
superfisial dan media arteri berubah menjadi spiral.
Fase Luteal
Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase proliferatif, tetapi
meningkat secara signifikan setelah ovulasi. Vakuol-vakuol sekretorik
yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang melapisi kelenjar
endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut terdapat di bagian
basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya cepat
meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada hari ke enam
setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah
melewati nukleus. Beberapa di antaranya telah mengeluarkan mukus ke
dalam rongga kelenjar. Arteri spiral bertambah panjang dengan
meluruskan gulungan. Apabila tidak ada kehamilan, sekresi estrogen dan
progesteron menurun karena korpus luteum menjadi tua.
Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan
media dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium
dipertahankan. Endometrium yang lepas bersama dengan
cairan jaringan dan darah membentuk koagulum di dalam
uterus. Koagulum ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan
cairan, yang tidak berkoagulasi yang dikeluarkan melalui
serviks dengan kontraksi uterus. Jika jumlah darah yang
dikeluarkan pada proses ini sangat banyak mungkin
fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita in
mengeluarkan bekuan darah dari serviks.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai