Anda di halaman 1dari 40

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA

A. Genitalia Externa
Yaitu alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi yang berfungsi untuk kopulasi { persetubuhan }.

Meliputi semua organ yang didapatkan antara os pubis, ramus


inferior dan perineum. Pada umumnya disebut Vulva, ialah :
1. Mons Veneris / mons pubis
Mons Veneris atau yang disebut juga dengan Tundun adalah sebuah bantalan
lemak yang terletak di depan simfisis pubis. Setelah pubertas kulit dari Mons
Veneris tertutup oleh rambut.

2. Labia Mayora
Adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva dan terdiri atas kulit dan
lemak,jaringan otot polos, pembuluh darah dan serabut saraf. Labia Mayora
Sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari
perineum, disebut Commisura Posterior (frenulum). Labia Mayora terdiri dari dua
permukaan yaitu :
• Facies eksterna, menyerupai kulit biasa dan berambut
•Facies interna , menyerupai selaput lendir dan mengandung kelenjar sebacea

3. Labia Minor
Merupakan lipatan kulit yang terdapat diantara kedua labium Minora.
Membentang dari clitoris sampai ke orificium vagina. Kearah anterior, labium
Minus melintasi Clitoris sebagai preputium clitoridis. Pada bagian ini terdapat
banyak pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

4. Clitoris
Homolog dengan penis pria. Letaknya anterior dalam Vestibula. Mengandung
banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah. Kira-kira sebesar
kacang hijau sampai cabai rawit dan ditutupi Frenulum Clitoridis. Glans Clitoris
berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitive karena memiliki
serabut saraf.

5. Vestibulum { serambi }
Merupakan rongga yang berada disebelah lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, disebelah anterior dibatasi oleh clitoris, disebelah dorsal dibatasi oleh
fourchet. Pada Vestibulum terdapat Muara-muara dari vagina urethra dan terdapat
pula 4 lubang kecil yaitu :
Dua muara dari Kelenjar Bartholoni yang terdapat di samping dan agak
kebelakang dari introitus vaginae.
Dua muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari Urethra.

6. Glandula Vestibularis Majora


Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan
secret Mucus terutama pada waktu Coitus { berhubungan seksual }. Terletak di
kanan dan kiri ostium vagina.

7. Hymen
Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae. Ada 4
macam bentuk Hymen yaitu :
 Hymen anullaris ( melingkar seperti cincin )
 Hymen seminullaris ( seperti bulan sabit )
 Hymen cribriformis ( seperti saringan tahu )
 Hymen imperforata ( tertutup / tidak berlubang ).
Penyakit yang bisa timbul dari Organ ini adalah Hematocolpos yaitu Sebuah
penyakit yang timbul karena darah menstruasi tidak dapat mengalir keluar karena
tertahan oleh hymen yang tidak berlubang. Lubang-lubang pada hymen berfungsi
sebagai tempat keluarnya sekret dan darah haid.

8. Urethra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Lapisan urethra pada wanita terdiri dari:
o Tunika muskularis ( sebelah luar )
o Lapisan spongiosa merupakan pleksus dari vena-vena
o Lapisan mukosa ( sebelah dalam )

B. Genitalia Interna
Suatu alat reproduksi yang berada didalam, yang tidak dapat dilihat kecuali
dengan jalan pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari :

1. Vagina
Suatu saluran musculo-membranosa yang menggambungkan uterus dengan
Vulva. Terletak antara Kandung Kencing dan Rectum.Ke dalam puncak vagina
menonjol ujung dari cervix. Bagian dari cervix yang menonjol dalam vagina
disebut portio. Oleh portio ini puncak vagina di bagi menjadi 4 bagian adalah
fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral dextra dan sinistra.

Vagina mempunyai faal penting :


• Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid
dan secret dari uterus.
•Sebagai alat persetubuhan.
•Sebagai jalan lahir pada waktu partus.
Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glikogen. Glikogen ini
menghasilkan asam susu oleh karena adanya basil-basil Doderlin hingga vagina
mempunyai reaksi asam dengan pH = 4,5 dan ini memberi proteksi terhadap
invasi kuman-kuman kulit.

2. Uterus
Uterus adalah organ otot yang berdinding tebal yang berfungsi sebagai tempat
implantasi ovum yang telah dibuahi dan juga sebagai tempat perkembangan dan
pemberian makanan kepada Janin yang berada didalamnya.
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk seperti buah pir dan terdiri
dari 4 bagian :
· Fundus uteri : Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran yang
berbentuk segitiga.
· Corpus uteri : Bagian uterus yang terbesar pada saat hamil, bagian ini berfungsi
sebagai tempat berkembanya janin. Rongga yang terdapat pada
corpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim.
• Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar
rahim).
– Isthmus uteri : Bagian antara servix dan corpus atau bagian bawah rahim,
bagian ini penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan
mengalami peregangan. Bagian tersebut dapat melebar selama
kehamilan dan disebut, segment bawah uterus. Bagian cervix
yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut portio vaginalis
atau dengan singkat portio, sedangkan bagian di atas portio
vaginalis disebut portio supra vaginalis
– Servix uteri : Terbagi menjadi dua bagian yaitu pars supra vaginal dan pars
vaginal / portio. Saluran yang menghubungkan orifisium uteri
interna dan ekstera di sebut canalis servicalis.

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :


o Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar.
o Myometrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal.
§ Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga
§ dapat mendorong isinya keluar pada persalinan. Diantara
§ serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah,
§ pembuluh lympa, dan urat syaraf.
o Endometrium
§ Merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang
§ membatasi cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang
§ lubang kecil, merupakan muara-muara dari saluran kelenjar
§ uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi
§ cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya,
§ susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena
§ dipengaruhi hormon2 ovarium.

Ligamentum-Ligamentum disekitar uterus antara lain :


§ Ligamentum Latum
Dibentuk oleh 2 lembar peritoneum untuk melapisi facies vesicalis, fundus
dan facies intestinalis dari Uterus dan meluas pada dinding lateral pelvs. Terletak
di kanan kiri Uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul.
§ Ligamentum Cardinale
Merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar Uterus tidak
turun. Ligamentum ini berjalan dari cervix dan puncak vagina kea rah lateral ke
dinding pelvis. Didalamnya terdapat arteri dan vena uterine.
§ Ligamentum Sacrouterina
Adalah ligamentum yang menahan Uterus supaya tidak banyak bergerak.
Berjalan melengkung dari bagian belakang cervix kiri dan kanan melalui dinding
rectum kea rah os sacrum kiri dan kanan.
§ Ligamentum Rotundum
Adalah ligamentum yang menahan uterus dalam posisi antefleksi dan
berjalan melengkung dari sudut fundus uteri ke kiri dan kanan daerah inguinal kiri
dan kanan. Melekat pada uterus sebelah ventrocaudal tempat masuknya tuba
uterine. Masuk canalis inguinalis dan berakhir pada labium Mayus.
§ Ligamentum pubovesicale
Berjalan dari os pubis melalui kandung kencing dan seterusnya sebagai
ligamentum Vesicouterina.
Pembuluh darah uterus :
a. Arteri uterina
b. Arteri ovarica

 Saraf-saraf Uterus
Innervasi uterus terutama teriri atas sistem saraf simpatis dan sebagian
terdiri atas sistem saraf parasimpatis dan serebrospinal. Sistem parasimpatis
berada di dalam panggul sebelah kiri dan kanan dari os. Sakrum, sedangkan
sistem simpatis masuk ke rongga panggul sebagai flexus hipogastrikus melalui
bifurkatio aorta dan promontorium dan melanjut ke bawah menuju ke flexus-
flexus frankenhauser. Serabut saraf tersebut memberi innervasi pada miometrium
dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan parasimpatik mengandung unsur
motorik dan sensorik. Saraf sensorik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi
dan saraf parasimpatis mencegah kontraksi dan menimblkan vasodilatasi .
SIKLUS HORMONAL
Pada seseorang tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di
pengaruhi oleh hormon-hormon yang di hasilkan oleh glandula hypophyse dan
ovarium.

Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon :


a. FSH
FSH dibentuk oleh sel β (basophil) dari lobus anterior hypophise. Pembentukan
FSH akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah
cukup, kehamilan. Pengaruh FSH yaitu dapat menimbulkan beberapa folikel
primordial yang dapat berkembang dalam ovarium menjadi folikel de graaf yang
membuat estrogen (yang menimbulkan proliferasi pada endometrium).
b. LH
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de graaf dan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulose.
Produksi LH bertambah sehingga menyebabkan produksi FSH dan LH yang
dapat merangsang terjadinya ovulasi.
c. Prolaktin
Dibentuk oleh sel alpha (acidophil) dari lobus anterior hypophyse, berfungsi
untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari corpus luteum.

Hormon-hormon dari ovarium


a. estrogen
terdiri dari campuran oestriol, oestradiol, oestron, diproduksi dibawah pengaruh
FSH. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium dan berperan dalam
merangsang timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder seperti tumbuhnnya buah
dada, rambut kemaluan, rambut ketiak, menambah kontraktilitas uterus, untuk
mengatur haid untuk pengobaatan menpouse, ada kalanya untuk memulai
persalinan,
b. progesteron
dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Pengaruh
hormon ini adalah pada alat-alat reproduksi terutama uterus dan mammae.
Progesteron berfungsi dalam mempersiapkan uterus untuk menerima dan
mengembangkan sel ovum yang telah dibuahi.
c. Relaxin
Relaxin berpengaruh pada penggenduran panggul, kelembutan serviks,
mendorong uterus untuk berkontraksi.

A. Siklus Ovarium
§ fase folikular
Hari 1-8
kadar FSH dan LH yang cukup tinggi mamacu perkembangan 10-20 folikel
dengan satu folikel dominan.folikel dominan tampak pada fase mid follicular, sisa
folikel mengalami atresia.
Hari ke 9-14
Saat ukuran folikel meningkat lokalisasi cairan tampak sekitar sel granulose dan
menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisisan cairan diruang
sentral (antrum) yang merupakan transformasi folikel primer menjadi folikel
graaf.
§ Folikel Primordial
Pematangan gamet wanita tergantung pada interaksi kompleks antara gamet yang
sedang berkembang dan sel di sekitarnya yang membentuk lapisan luar folikel.
Selama profase meiosis pertama, oosit merangsang organisasi sel di sekitarnya
untuk membentuk granulose folikel primordial.
§ Folikel Praantrum (primer)
Sejak pubertas, beberapa folikel primordial memulai kembali perkembangan dan
membentuk aliran kontinu folikel praantrum atau folilkel primer yang terus
tumbuh. Sebagian folikel dini gagal berkembang sempurna dan mengalami
atresia. Karena sebagian besar folikel mengalami regresi dan bukan terus
berkembang, ovarium memiliki populasi folikel atretik yang padat sehingga
permukaan luar ovarium menjadi kasar. Perkembangan folikel primordial menjadi
folikel primer memerlukan waktu sekitar 85 hari.
§ Folikel Antrum (sekunder)
Terbentuk suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli) yang makin lama
makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit
primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus.
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan
folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan
seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka
eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
§ Folikel de Graaf
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel. folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen.

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI PRIA

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).

1. Penis

Penis terdiri dari:

Akar (menempel pada didnding perut)

Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra


(saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit
depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:


2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan.

Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika


rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).

2. Skrotum

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi


testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena
agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum
akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).

3. Testis

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di
dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :

a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus


seminiferus.

b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg

Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran
ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan
saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.

2. Uretra

Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan


mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan
akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret
cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar
yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:

• Lobus posterior
• Lobus lateral

• Lobus anterior

• Lobus medial

Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki
panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.

Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber


makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir
di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa
yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.

5. Epididimis

Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral,
lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.

Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli


eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara
di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens

Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
6. Duktus Deferens

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini


berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang
kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan
selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung

Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis,


pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.

Struktur Sperma

Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai


memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian
besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi
sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah
ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan
adalah 40-100 juta per ml.

Spermatozoa masak terdiri dari :

1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma,
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian
membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut
akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.

2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.

3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai


penghasil energi untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas
deferen dan ductus ejakulotoris.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki

a. FSH : Menstimulir spematogenesis.

b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.

c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama


organ seks sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:

Sebelum lahir:

a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna

b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting


dalam spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.


Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder
berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan
spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg

Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut


spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat
dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada
saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250
lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal
(sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri,
sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma.

Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau


spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi
makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang


dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:

• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon


testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.

• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan


ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi
spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan


menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan
segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap
terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase


yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa
empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai
memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor.

Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding


Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon
inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi
FSH dan LH.

Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang


dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen
atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 –
400 juta sel spermatozoa.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN

1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi bertemunya sel telur dengan
sperma) dan berakhir dengan permulaan persalinan.
Kehamilan adalah mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir sampai
permulaan persalinan (FK.UNPAD, 1983)
Kehamilan berkaitan dengan perubahan tubuh wanita, khususnya genitalia
eksterna, genetalia interna sampai payudara, karena adanya peranan
hormone estrogen, progesterone, dan somatotropin (boyke, 1989).
2. Konsepsi dan nidasi
a. Pengertian
Konsepsi adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel
telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang telah
menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona pelusida masuk ke
dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui sperma lain.

Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang


telah dibuahi (fertilized egg) ke dalam endometrium. Sel telur yang
telah dibuahi (zygote) akan segera membelah menjadi blastomer. Pada
hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari ke-4 di dalam
morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
b. Proses
Setiap kehamilan harus ada spermatozooa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi.
1. Sel telur ( ovum )
Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge
Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :
a) BBL :750.000
b) Umur 6-15 :439.000
c) Umur 16-25 :159.000
d) Umur 26-35 :59.000
e) Umur 35-45 :39.000
f) Masa menopause : semua hilang

Urutan pertumbuhan Ovum ( Oogenesis )

 Oosit pertama(primary oocyte)


 kedua ovum Primary ovarian folliculi
 Pematangan pertama ovum
 Pematangan pada waktu sperma

Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-


perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula perpindahan dari oogonium-oogonium
ke arah korteks ovarii, hingga pada waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan
primordial ovarian follicles. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah
berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid.
Pertumbuhan selanjutnya terhenti - oleh sebab yang belum diketahui- sampal
folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti
dalam profase meiosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH meiosis
(pembelahan ke arah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama
disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di
dalam sitoplasma yang cukup banyak. Proses pembelahan ini terjadi sebelum
ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum, pematangan kedua ovum
terjadi pada waktu spermatozoa membuahi ovum.
2. Sel mani ( spermatozoa )
Setelah janin dilahirkm, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami
perubahan Tiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian
yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya
spermatozoon dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitif
tubulus-tubulus testishingga masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel
spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig mulai aktif
mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap
spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertama.
Spermatosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua,
spermatosit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid
masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk
jenis itu. Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa.

3. Konsepsi
Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida im
ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang
perivitellina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan darl sel-sel korona
radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran halus di zona
pellusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam Ovum yang dilepas oleh
ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum ke
arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase
pada pembelahan pernatangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma
yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak
zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum
hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada
perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat
melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida
segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi
lagi oleh spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus
kehilangan membran nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya.
Masuknya spermatozoa ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum
yang masih dalam. metafase untuk pembelahan-pembelahannya. Sesudah
anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung
juga jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang
pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang
mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X, dan suatu spermatozoon
22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom otosom serta I
kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom
otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang
44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot.
Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat
asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-
pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu
kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium
morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus, hingga volume
vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian,
zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi
tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars
ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke
arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan
kontraksi tuba.

4. Blastulasi nidasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka
akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi
cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut
blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung
selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah
memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus.
Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan
dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya
antara embryo pada endometrium uterus. Setelah memasuki uterus, mula mula
blastosis terapumg –apung di dalam lumen uterus. Kemudian 6-7 hari setelah
fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat
berkembang ke tahap selanjtnya. Peristiwa terpautnya antara embrio pada
endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap
pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
5. Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan
dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini
merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi
perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan
sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk
melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukansistem organ-
organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm
di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha
mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari
spesies yang bersangkutan.

6. Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau
disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau
ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga
berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu
notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi
setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan
berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi
ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah
bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang
menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm
terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada
bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka,
bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat
urogenitalia.

7. Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa
yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-
ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo
disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8. Plasentasi
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis.
Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis)
terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di
desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars
Fetalis).

Fungsi plasenta:

1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin


2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.

Plasenta dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar


(Umbilical Cord) yang mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena
umbilikalis. Mesoblast antara ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut
body stalk, menghubungkan embrio dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi
tali pusat.

3. Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda dan Gejala Presumptif (tidak pasti) Kehamilan
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Beberapa
peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan yang
meliputi:Amenorea, mual dan muntah, ngidam, singkope, sering miksi,
konstipasi (Cunningham, dkk, 2006).

a. Amenorea (berhentinya menstruasi)


Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan folikel
degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea
dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir
(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan
persalinan. Tetapi,

amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor


pituitary,perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan
emosionalseperti ketakutan akan kehamilan.

b. Mual (nausea) dan Muntah (emesis)

Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang


berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari
yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis,tetapi
bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum.

c. Ngidam (mengingini makanan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian


disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan dan
akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d. Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia


susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingasan. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah
16 minggu.

e. Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolism hasil konsepsi.
f. Payudara tegang

Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,sedangkan


progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama
somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

g. Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh


dansering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada triwulan pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.

h. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot menurun)


sehingga kesulitn untuk BAB.

i. Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

j. Epulis

Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama

k. Varises atau penampakkan pembuluh darah vena

Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah


terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar
genetalian eksterna, kaki dan betis serta payudara. Penampakkan pembuluh darah
ini dapat hilang setelah persalinan
2. Tanda dan Gejala Kemungkinan (Probability) Kehamilan

Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahn fisiologis yang dapat


diketahuioleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita
hamil. Tanda kemungkinan hamil menurut Hani, ddk (2010) terdiri dari:

1. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan ke empat
kehamilan.
2. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
3. Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti
ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri
biasanya timbul pada kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai
mendekati persalinan.
7. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus
ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk
janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.

8. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (planotest) Positif


ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic Gonadotropin
(hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama Pemeriksaan
kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma
darah), dan dieskresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke
30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurun
pada hari ke 100-130.

3. Tanda Pasti (Positive) Kehamilan


Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan menurut Hani, dkk (2010) terdiri atas hal-hal
berikut ini:
1. Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapt diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2. Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
3. Bagian-bagian Janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir). Bagin janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG
4. Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

o Masalah yang terjadi pada trimester I.,II,III


1. TRIMESTER 1
Masalah kehamilan yang sering muncul pada trimester pertama adalah
mual-muntah atau morning sickness. Mual-muntah ini dipengaruhi oleh
perubahan hormon sehingga organ pencernaan bekerja lebih lambat. Cara
mengatasinya adalah dengan makan sedikit-sedikit tapi sering,
menghindari makanan berlemak dan bersantan, serta menghindari
makanan yang berbau tajam.
Masalah lain yang pasti terjadi adalah sering BAK. Hal ini disebabkan
pembesaran rahim yang menekan kandung kemih. Meskipun kurang
nyaman, namun ibu tetap dianjurkan banyak minum air putih. Cara
mengurangi keluhan tersebut adalah dengan menghindari minuman yang
mengandung diuretik alami seperti teh dan senam kegel.

Gerak peristaltik usus yang melambat dapat menyebabkan masalah


kehamilan yaitu sembelit. Makanan yang berada di usus besar dalam
waktu lama akan mengeras karena banyak air yang diserap kembali. Untuk
menghindari hal tersebut, Anda dianjurkan mengonsumsi makanan
berserat.

2. TRIMESTER 2
Rahim yang terus membesar menyebabkan punggung menahan beban
berat. Akibatnya, ibu mengeluh sakit punggung. Sebaiknya hindari duduk
dan berdiri terlalu lama karena posisi tersebut menyebabkan tumpuan
beban di punggung. Anda juga dapat melakukan kompres panas dan
dingin di punggung selama 10-15 menit.

Pembesaran perut juga menyebabkan masalah kehamilan berupa gatal-


gatal karena peregangan. Gatal-gatal ini akan meninggalkan bekas kurang
baik jika digaruk. Oleh sebab itu, hindari menggaruk area yang gatal.
Sebagai gantinya, lakukan kompres hangat dan beri taburan bedak anti
gatal.
Hiperpigmentasi pada beberapa area tubuh seperti wajah dan perut
membuat ibu kurang nyaman. Pasalnya, hal tersebut dianggap mengurangi
kecantikan ibu. Gunakan pelindung dari bahan alami yang tidak
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin serta hindari sinar matahari
langsung secara berlebihan.
Ibu mungkin akan mengalami kram kaki dan varises sebagai masalah
kehamilan yang lain. Lakukan olahraga teratur untuk melancarkan
peredaran darah sehingga kram dan varises berkurang. Tinggikan kaki saat
tidur dan hindari duduk bersilangan atau kompres dengan air hangat.

3. TRIMESTER 3
Rahim yang terus membesar dapat menekan diafragma sehingga ibu
merasa sesak. Hindari membawa beban berat yang dapat memperparah
keluhan tersebut. Latihlah diri Anda untuk bernafas dalam secara teratur.
Hal ini bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen sekaligus membuat
relaksasi otot pernafasan. Tidur miring kiri dan olahraga ringan juga dapat
membantu mengurangi keluhan sesak nafas.
Pada trimester ketiga ini sebagian ibu akan mengalami bengkak kaki.
Bengkak disebabkan penumpukan cairan yang terjadi secara alami selama
kehamilan berlangsung. Bengkak kaki akan semakin parah apabila
peredaran darah kurang lancar. Oleh karena itu, letakkan kaki lebih tinggi
dari tubuh agar peredaran darah balik berjalan lancar.

Keluhan sering kencing dan sulit buang air besar kembali menjadi masalah
kehamilan pada masa akhir kehamilan. Cara mengatasinya sama dengan
trimester pertama. Jangan sekali-kali menahan kencing atau BAB agar
keluhan tidak menjadi parah.
o Adaptasi fisiologis dan psikologis pada ibu hamil

Adaptasi anatomi dan fisiologis yang terajadi pada wanita pada masa
kehamilan yang pendek begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera
terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Kebanyakan
adaptasi yang besar sekali ini terjadi sebagai respon terhadap stimulasi
fisiologis yang diberikan oleh janin atau jaringan janin, system komunikasi
ibu dan janin.

Perubahan anatomi: adalah suatu bentuk yang tidak sama dari bentuk
semula berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh dan
penamaannya.Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang
dilakukan tubuh untuk mengimbangi perubahan yang terjadi selama
kehamilan agar tetap berjalan dengan normal. Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis pada ibu hamil trimester I, II, dan III: adalah perubahan yang akan
dialami oleh seorang wanita hamil pada usia kandungan 0-9 bulan (aterm)
mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya. Perubahan akibat
kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya adalah system
reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna. Dalam hal ini
hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting.

1. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI

a. Uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau berat 30 gram akan mengalami
hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir
kehamilan, otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih
besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin. Pertumbuhan janin pada trimester I terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan hormon yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron.

Pembesaran uterus terjadi disebabkan karena :


• Meningkatnya dilatasi pembuluh darah dan vaskularisasi

• Hiperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik

• Perkembangan dari decidua setelah bulan ketiga pembesaran uterus karena


pertumbuhan fetus.

Perubahan bentuk uterus pada trimester I seperti buah pir tebalik, trimester II
berubah seperti bola, dan trimester III berbentuk oval dan naik dari rongga
pelvis kerongga abdomen.

b. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat dari hormon estrogen. Adanya
hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini biasa disebut tanda Chadwick.

c. Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh placenta,


terutama fungsi memproduksi progesterone dan estrogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan
folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus menstruasi.

d. Servik

Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat dibawah


pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak. Terjadi sekresi
kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga dapat berperan sebagai
pelindung yang meyumbat ostium uteri.

PERUBAHAN SISTEM PAYUDARA

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,


estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Papilla
mamma akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti seluruh
areola mamma karena hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut colustrum. Namun proses laktasi dihambat sampai kelahiran karena
adanya hormon estrogen dan progesterone selama hamil yang cukup tinggi
karena diproduksi oleh plasenta.

Perubahan payudara pada ibu hamil, yaitu:

1. Payudara menjadi lebih besar

2. Areola payudara makin hiperpigmentasi

3. Glandula Montgomery makin tampak

4. Puting susu makin menonjol

5. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi

6. Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga produksi ASI


dapat berlangsung.

3. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN/HORMON

Pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar gonadotropin korion


manusia, progesteron, somamotropin korion manusia. Pada bumil ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Sekresi hormon dapat
diukur dalam darah, menjelang 16 – 20 mgg setelah ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah.

1. Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon


pertumbuhan meningkat)

2. Neurohypophysis (oksitosin)

3. Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)

4. Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus


luteum)
5. Hormon plasenta

6. HCG

7. Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif


terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara,
pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)

8. Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen,


proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)

9. Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi


fetus terutama metabolisme glukosa dan lemak

10. Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran


maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :

o Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah


dibuahi dapat berimplantasi

o Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan


hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang
meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir
yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-
perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks
menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak
teraba).

o Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus

o Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh


darah

o leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal


kehamilan
11. Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan
mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya
adalah :

o Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah


dibuahi dapat berinflantasi

o Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu


pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena
relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut,
penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro intestinal yang
menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding
vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah
resiko terjadinya hemoroids/wasir.

o Menjaga peningkatan suhu basal ibu

o Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara

o Dengan hormon relaksin dapat melembutkan /mengendurkan jaringan ikat,


ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri
lingkar.

4. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN

Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya
peningkatan resiko infeksi.

5. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus


yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada akhir kehamilan,
bila kepala janin mulai turun ke bawah, keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter
kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Tetapi ureter kanan
lebih besar dari ureter kiri akibat berubahnya posisi uterus ke kanan oleh
kolon sigmoid.

Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga pelvis ke


abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia pada kandung
kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah. Dalam
keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh glucosa dan zat nutrien
lainnya sehingga kemungkinan ditemukan glucosuria pada ibu hamil. Ibu
hamil juga mengalami protein urine disebabkan peningkatan kebutuhan asam
amino meningkat kadar urin protein + tidak menunjukkan kondisi patologis.

6. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN

o Mulut, Selama hamil trimester I mengalami mual karena peningkatan HCG.


Trimester II nafsu makan mulai naik.

o Gusi, Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya kadar


estrogen.

o Gigi, Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan kurang
lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama kehamilan dan meningkat
0,4 gr untuk setiap elemen.

o Motilitas Gastrointestinal, Selama kehamilan motilitas gastrointestinal


mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesterone yang dapat
menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimulasi
pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal
lebih lama/ melambat dibanding pada wanita tidak hamil. Hal tersebut
menyebabkan peningkatan penyerapan air di usus besar sehingga sering
sembelit dan resiko haemmorroid meningkat. Sedangkan peningkatan
oestrogen menyebabkan menurunnya sekresi HCL lambung.

o Kandung Empedu, Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama


kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu. Waktu
pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat meningkatnya
kadar progesterone tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama
kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan aktifitas serum
alkhali fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena
meningkatnya isoenzim alkalin fosfatase placenta. Penurunan kadar albumin
atau globulin terjadi selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang
normal.

7. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan


normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar,
lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Terdapat
peningkatan mobilitas sendi sakroiliaca, sakrocoksigeal, dan sendi pubis
selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan hormonal. Mobilitas
tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu, dan selanjutnya
mengakibatkan rasa tidak nyaman dipunggung bagian bawah, terutama pada
akhir kehamilan. Selama trimester akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan
lemah kadangkala dialami pada ekstremitis atas. Hal ini kemungkinan
merupakan akibat lordosis nyata yang disertai dengan fleksi anterior leher dan
merosotnya gelang bahu.

8. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin sehingga terjadi
peningkatan cardial output. Perubahan posisi jantung seperti diafragma yang
terdorong ke atas, jantung mengalami elevasi ke atas dan berputar ke bagian
depan sebelah kiri. Perubahan auscultasi berhubungan dengan perubahan
ukuran, perubahan tempat, perubahan volume dan perubahan cardial output.

Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat pengukuran,


kecemasan, dan posisi maternal. Selama kehamilan trimester II terjadi
penurunan sistolik dan diastolic sekitar 5– 10 mm/ hg karena vase dilatasi
perifer akibat peningkatan hormon selama kehamilan. Wanita hamil
mengalami kompresi pada vena illica dan vena cava inferior oleh uterus dapat
menyebabkan meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran darah pada
kaki. Perubahan ini menimbulkan oedem dan varises.

o Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari


biasanya

o Peningkatan volume darah 25-30%, sel darah merah bertambah 20% yang
menyebabkan hemodilusi

o Denyut nadi meningkat

o Cardiac output meningkat karena adanya peningkatan volume darah

o Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30


minggu

o Peningkatan volume darah, bersamaan dengan distensi pada vena dan


tekanan uterus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal,
sehingga beresiko terjadi varises vena dan sering hemoroid

o Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome

9. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN/KULIT

o Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)

o Linea alba menjadi linea nigra

o Muncul striae gravidarum

10. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME

o Terjadi perubahan metabolisme

o Metabolisme basal meningkat

o Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin


o Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti
hiperemesis, diabetes dan lain-lain.

o Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial

11. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH

o Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai


maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan

o Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu

o WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi

o Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal

o Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX,


X), menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII
tidak berubah

12. PERUBAHAN BB DAN IMT

o 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

o 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg

o Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :

Berat badan (kg)

Janin 0,6, Plasenta 0,8, Cairan amnion 0,9, Peningkatan berat uterus 0,4,
Peningkatan berat payudara 1,5, Peningkatan volume darah 1,4, Cairan ekstra
seluler 3,5, Lemak 3-4 : Total 12,5 kg

13. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN


Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma menurunkan
volume paru saat istirahat namun terdapat peningkatan “tidal volume” sebesar
40% serta terjadi kenaikan “minute ventilation “ dari 7.25 liter menjadi 10.5
liter.

Tekanan CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma maternal
sehingga CO2 dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat
hiperventilasi pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun sekitar
8% dibandingkan pada masa sebelum kehamilan.

14. PERUBAHAN SISTEM PERSYARAFAN

• Gangguan pada efisiensi tidur

• Masalah pada pemusatan perhatian dan memori

Anda mungkin juga menyukai