A. Genitalia Externa
Yaitu alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi yang berfungsi untuk kopulasi { persetubuhan }.
2. Labia Mayora
Adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva dan terdiri atas kulit dan
lemak,jaringan otot polos, pembuluh darah dan serabut saraf. Labia Mayora
Sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari
perineum, disebut Commisura Posterior (frenulum). Labia Mayora terdiri dari dua
permukaan yaitu :
• Facies eksterna, menyerupai kulit biasa dan berambut
•Facies interna , menyerupai selaput lendir dan mengandung kelenjar sebacea
3. Labia Minor
Merupakan lipatan kulit yang terdapat diantara kedua labium Minora.
Membentang dari clitoris sampai ke orificium vagina. Kearah anterior, labium
Minus melintasi Clitoris sebagai preputium clitoridis. Pada bagian ini terdapat
banyak pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
4. Clitoris
Homolog dengan penis pria. Letaknya anterior dalam Vestibula. Mengandung
banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah. Kira-kira sebesar
kacang hijau sampai cabai rawit dan ditutupi Frenulum Clitoridis. Glans Clitoris
berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitive karena memiliki
serabut saraf.
5. Vestibulum { serambi }
Merupakan rongga yang berada disebelah lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, disebelah anterior dibatasi oleh clitoris, disebelah dorsal dibatasi oleh
fourchet. Pada Vestibulum terdapat Muara-muara dari vagina urethra dan terdapat
pula 4 lubang kecil yaitu :
Dua muara dari Kelenjar Bartholoni yang terdapat di samping dan agak
kebelakang dari introitus vaginae.
Dua muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari Urethra.
7. Hymen
Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae. Ada 4
macam bentuk Hymen yaitu :
Hymen anullaris ( melingkar seperti cincin )
Hymen seminullaris ( seperti bulan sabit )
Hymen cribriformis ( seperti saringan tahu )
Hymen imperforata ( tertutup / tidak berlubang ).
Penyakit yang bisa timbul dari Organ ini adalah Hematocolpos yaitu Sebuah
penyakit yang timbul karena darah menstruasi tidak dapat mengalir keluar karena
tertahan oleh hymen yang tidak berlubang. Lubang-lubang pada hymen berfungsi
sebagai tempat keluarnya sekret dan darah haid.
8. Urethra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Lapisan urethra pada wanita terdiri dari:
o Tunika muskularis ( sebelah luar )
o Lapisan spongiosa merupakan pleksus dari vena-vena
o Lapisan mukosa ( sebelah dalam )
B. Genitalia Interna
Suatu alat reproduksi yang berada didalam, yang tidak dapat dilihat kecuali
dengan jalan pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari :
1. Vagina
Suatu saluran musculo-membranosa yang menggambungkan uterus dengan
Vulva. Terletak antara Kandung Kencing dan Rectum.Ke dalam puncak vagina
menonjol ujung dari cervix. Bagian dari cervix yang menonjol dalam vagina
disebut portio. Oleh portio ini puncak vagina di bagi menjadi 4 bagian adalah
fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral dextra dan sinistra.
2. Uterus
Uterus adalah organ otot yang berdinding tebal yang berfungsi sebagai tempat
implantasi ovum yang telah dibuahi dan juga sebagai tempat perkembangan dan
pemberian makanan kepada Janin yang berada didalamnya.
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk seperti buah pir dan terdiri
dari 4 bagian :
· Fundus uteri : Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran yang
berbentuk segitiga.
· Corpus uteri : Bagian uterus yang terbesar pada saat hamil, bagian ini berfungsi
sebagai tempat berkembanya janin. Rongga yang terdapat pada
corpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim.
• Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar
rahim).
– Isthmus uteri : Bagian antara servix dan corpus atau bagian bawah rahim,
bagian ini penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan
mengalami peregangan. Bagian tersebut dapat melebar selama
kehamilan dan disebut, segment bawah uterus. Bagian cervix
yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut portio vaginalis
atau dengan singkat portio, sedangkan bagian di atas portio
vaginalis disebut portio supra vaginalis
– Servix uteri : Terbagi menjadi dua bagian yaitu pars supra vaginal dan pars
vaginal / portio. Saluran yang menghubungkan orifisium uteri
interna dan ekstera di sebut canalis servicalis.
Saraf-saraf Uterus
Innervasi uterus terutama teriri atas sistem saraf simpatis dan sebagian
terdiri atas sistem saraf parasimpatis dan serebrospinal. Sistem parasimpatis
berada di dalam panggul sebelah kiri dan kanan dari os. Sakrum, sedangkan
sistem simpatis masuk ke rongga panggul sebagai flexus hipogastrikus melalui
bifurkatio aorta dan promontorium dan melanjut ke bawah menuju ke flexus-
flexus frankenhauser. Serabut saraf tersebut memberi innervasi pada miometrium
dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan parasimpatik mengandung unsur
motorik dan sensorik. Saraf sensorik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi
dan saraf parasimpatis mencegah kontraksi dan menimblkan vasodilatasi .
SIKLUS HORMONAL
Pada seseorang tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di
pengaruhi oleh hormon-hormon yang di hasilkan oleh glandula hypophyse dan
ovarium.
A. Siklus Ovarium
§ fase folikular
Hari 1-8
kadar FSH dan LH yang cukup tinggi mamacu perkembangan 10-20 folikel
dengan satu folikel dominan.folikel dominan tampak pada fase mid follicular, sisa
folikel mengalami atresia.
Hari ke 9-14
Saat ukuran folikel meningkat lokalisasi cairan tampak sekitar sel granulose dan
menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisisan cairan diruang
sentral (antrum) yang merupakan transformasi folikel primer menjadi folikel
graaf.
§ Folikel Primordial
Pematangan gamet wanita tergantung pada interaksi kompleks antara gamet yang
sedang berkembang dan sel di sekitarnya yang membentuk lapisan luar folikel.
Selama profase meiosis pertama, oosit merangsang organisasi sel di sekitarnya
untuk membentuk granulose folikel primordial.
§ Folikel Praantrum (primer)
Sejak pubertas, beberapa folikel primordial memulai kembali perkembangan dan
membentuk aliran kontinu folikel praantrum atau folilkel primer yang terus
tumbuh. Sebagian folikel dini gagal berkembang sempurna dan mengalami
atresia. Karena sebagian besar folikel mengalami regresi dan bukan terus
berkembang, ovarium memiliki populasi folikel atretik yang padat sehingga
permukaan luar ovarium menjadi kasar. Perkembangan folikel primordial menjadi
folikel primer memerlukan waktu sekitar 85 hari.
§ Folikel Antrum (sekunder)
Terbentuk suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli) yang makin lama
makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit
primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus.
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan
folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan
seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka
eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar).
§ Folikel de Graaf
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel. folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen.
1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
1. Penis
2. Skrotum
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di
dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran
ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan
saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
3. Kelenjar Prostat
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki
panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
4. Vesikula seminalis.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral,
lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Struktur Sperma
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma,
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian
membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut
akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Sebelum lahir:
Spermatogenesis
Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Proses Spermatogenesis :
1. Spermatocytogenesis
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan
segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap
terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi bertemunya sel telur dengan
sperma) dan berakhir dengan permulaan persalinan.
Kehamilan adalah mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir sampai
permulaan persalinan (FK.UNPAD, 1983)
Kehamilan berkaitan dengan perubahan tubuh wanita, khususnya genitalia
eksterna, genetalia interna sampai payudara, karena adanya peranan
hormone estrogen, progesterone, dan somatotropin (boyke, 1989).
2. Konsepsi dan nidasi
a. Pengertian
Konsepsi adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel
telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang telah
menglami proses kapasitasi dapat melintasi zona pelusida masuk ke
dalam vitellus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui sperma lain.
3. Konsepsi
Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida im
ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang
perivitellina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan darl sel-sel korona
radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran halus di zona
pellusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam Ovum yang dilepas oleh
ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum ke
arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase
pada pembelahan pernatangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma
yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak
zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum
hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada
perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat
melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida
segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi
lagi oleh spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus
kehilangan membran nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya.
Masuknya spermatozoa ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum
yang masih dalam. metafase untuk pembelahan-pembelahannya. Sesudah
anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung
juga jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang
pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang
mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X, dan suatu spermatozoon
22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom otosom serta I
kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom
otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang
44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot.
Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat
asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-
pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu
kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium
morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus, hingga volume
vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian,
zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi
tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars
ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke
arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan
kontraksi tuba.
4. Blastulasi nidasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka
akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi
cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut
blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung
selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah
memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus.
Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan
dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya
antara embryo pada endometrium uterus. Setelah memasuki uterus, mula mula
blastosis terapumg –apung di dalam lumen uterus. Kemudian 6-7 hari setelah
fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat
berkembang ke tahap selanjtnya. Peristiwa terpautnya antara embrio pada
endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap
pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
5. Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan
dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini
merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi
perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan
sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk
melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukansistem organ-
organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm
di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha
mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari
spesies yang bersangkutan.
6. Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau
disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau
ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga
berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu
notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi
setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan
berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi
ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah
bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang
menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm
terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada
bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka,
bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat
urogenitalia.
7. Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa
yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-
ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo
disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8. Plasentasi
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis.
Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis)
terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di
desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars
Fetalis).
Fungsi plasenta:
3. Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda dan Gejala Presumptif (tidak pasti) Kehamilan
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Beberapa
peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan yang
meliputi:Amenorea, mual dan muntah, ngidam, singkope, sering miksi,
konstipasi (Cunningham, dkk, 2006).
d. Syncope (pingsan)
e. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolism hasil konsepsi.
f. Payudara tegang
g. Sering miksi
i. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
j. Epulis
1. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan ke empat
kehamilan.
2. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
3. Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti
ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri
biasanya timbul pada kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai
mendekati persalinan.
7. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus
ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk
janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.
2. TRIMESTER 2
Rahim yang terus membesar menyebabkan punggung menahan beban
berat. Akibatnya, ibu mengeluh sakit punggung. Sebaiknya hindari duduk
dan berdiri terlalu lama karena posisi tersebut menyebabkan tumpuan
beban di punggung. Anda juga dapat melakukan kompres panas dan
dingin di punggung selama 10-15 menit.
3. TRIMESTER 3
Rahim yang terus membesar dapat menekan diafragma sehingga ibu
merasa sesak. Hindari membawa beban berat yang dapat memperparah
keluhan tersebut. Latihlah diri Anda untuk bernafas dalam secara teratur.
Hal ini bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen sekaligus membuat
relaksasi otot pernafasan. Tidur miring kiri dan olahraga ringan juga dapat
membantu mengurangi keluhan sesak nafas.
Pada trimester ketiga ini sebagian ibu akan mengalami bengkak kaki.
Bengkak disebabkan penumpukan cairan yang terjadi secara alami selama
kehamilan berlangsung. Bengkak kaki akan semakin parah apabila
peredaran darah kurang lancar. Oleh karena itu, letakkan kaki lebih tinggi
dari tubuh agar peredaran darah balik berjalan lancar.
Keluhan sering kencing dan sulit buang air besar kembali menjadi masalah
kehamilan pada masa akhir kehamilan. Cara mengatasinya sama dengan
trimester pertama. Jangan sekali-kali menahan kencing atau BAB agar
keluhan tidak menjadi parah.
o Adaptasi fisiologis dan psikologis pada ibu hamil
Adaptasi anatomi dan fisiologis yang terajadi pada wanita pada masa
kehamilan yang pendek begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera
terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Kebanyakan
adaptasi yang besar sekali ini terjadi sebagai respon terhadap stimulasi
fisiologis yang diberikan oleh janin atau jaringan janin, system komunikasi
ibu dan janin.
Perubahan anatomi: adalah suatu bentuk yang tidak sama dari bentuk
semula berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh dan
penamaannya.Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang
dilakukan tubuh untuk mengimbangi perubahan yang terjadi selama
kehamilan agar tetap berjalan dengan normal. Perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis pada ibu hamil trimester I, II, dan III: adalah perubahan yang akan
dialami oleh seorang wanita hamil pada usia kandungan 0-9 bulan (aterm)
mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya. Perubahan akibat
kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya adalah system
reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna. Dalam hal ini
hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting.
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau berat 30 gram akan mengalami
hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir
kehamilan, otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih
besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin. Pertumbuhan janin pada trimester I terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan hormon yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron.
Perubahan bentuk uterus pada trimester I seperti buah pir tebalik, trimester II
berubah seperti bola, dan trimester III berbentuk oval dan naik dari rongga
pelvis kerongga abdomen.
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat dari hormon estrogen. Adanya
hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini biasa disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium
d. Servik
2. Neurohypophysis (oksitosin)
6. HCG
Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya
peningkatan resiko infeksi.
o Gigi, Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan kurang
lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama kehamilan dan meningkat
0,4 gr untuk setiap elemen.
Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin sehingga terjadi
peningkatan cardial output. Perubahan posisi jantung seperti diafragma yang
terdorong ke atas, jantung mengalami elevasi ke atas dan berputar ke bagian
depan sebelah kiri. Perubahan auscultasi berhubungan dengan perubahan
ukuran, perubahan tempat, perubahan volume dan perubahan cardial output.
o Peningkatan volume darah 25-30%, sel darah merah bertambah 20% yang
menyebabkan hemodilusi
Janin 0,6, Plasenta 0,8, Cairan amnion 0,9, Peningkatan berat uterus 0,4,
Peningkatan berat payudara 1,5, Peningkatan volume darah 1,4, Cairan ekstra
seluler 3,5, Lemak 3-4 : Total 12,5 kg
Tekanan CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma maternal
sehingga CO2 dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat
hiperventilasi pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun sekitar
8% dibandingkan pada masa sebelum kehamilan.