Pudenda sering disebut sebagai vulva dan meliputi semua struktur yang terlihat diantara
pubis sampai perineum.
Mons Pubis ( mons veneris ) terdiri dari jaringan lemak yang berada pada dinding depan
abdomen diatas simfisis pubis.
Labium Majus
Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan
belakang
Labia majora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan
dari perineum, disebut : commisura posterior (frenulum)
Terdiri dari 2 permukaan :
Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut
Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar
sebacea
Homolog dengan scrotum laki - laki
Labium Minus. Berupa dua buah lipatan kulit yang berjalan dari klitoris dan menyatu
dibagian posterior untuk membentuk frenulum labia minora atau fourchette.
Klitoris. Berada di ujung anterior labia minor. Terdiri dari 2 buah corpus cavernosum yang
merupakan jaringan erektil di dalam selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya
menyatu sepanjang tepi medial untuk membentuk korpus klitoris. Analog dengan penis laki-
laki.
Vestibulum vaginae. Berupa cekungan memanjang antara labia minor dan orifisium
vaginae. Lokasi klitoris berada dibagian ujung anterior vestibulum yang berbentuk segitiga.
Pada orang dewasa memiliki 6 buah lubang yaitu :
Urethra
Vagina
2 buah saluran kelenjar Bartholine
2 buah saluran kelenjar paraurethral (Skene)
Meatus urethra eksternus. Terletak 2 – 2.5 cm dibagian posterior basis klitoris. Pada kedua
sisi MUE terdapat 2 pasang saluran kelenjar paraurethralis (Skene’s) yang mempunyai arti
klinis dalam infeksi Gonococcus atau infeksi non-spesifik lain.
Bulbus vestibuli. Struktur jaringan erektil yang berada dikedua sisi orofisium vaginae yang
menempel dengan permukaan inferior diafragma urogenitalis dan tertutup oleh muskulus
Bulbocavernosus (sfingter vaginae).
Bulbus vestibuli berukuran panjang 3 – 4 cm dan diameter 1 – 2 cm. Mudah cedera saat
persalinan dan menyebabkan hematoma vulva atau perdarahan eksternal.
Glandula Bartholine. Sepasang kelenjar yang terletak pada kedua sisi orifisium vaginae.
Berupa masa bulat dengan ukuran bervariasi antara 0.5 – 1 cm. Masing-masing kelenjar
memiliki saluran sepanjang 2 cm dengan orifisum yang terletak diantara labia minor dan
orifisium vagina. Fungsinya adalah menghasilkan sekret pada saat libido meningkat. Mudah
mengalami infeksi dengan kuman Gonococcus. Struktur ini identik dengan glandula
Bulbourethral (Cowper’s) pada laki-laki.
Orifisium Vaginae. Terletak postero-inferior dari Meatus Urethrae Eksternus dengan bentuk
dan lebar yang derajatnya sesuai dengan virginitas – usia dan paritas.
Himen. Lipatan selaput membran tipis yang melingkari orifisium vagina. Terdapat berbagai
jenis lubang hymen: annular – cribiformis – septum – imperforatus.
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae. Biasanya
hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat
mengalir ke luar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus,
hanya tinggal sisa – sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut: carunculae myrtiformis.
Di bagian anterior, vagina berbatasan dengan trigonum vesicalis ; dan di bagian posterior
dengan rektum.
Dibagian posterior, ¼ bagian distal vagina terpisah dari saluran anus dengan corpus
perinealis ; 2/4 bagian tengah vagina berhimpitan dengan ampula recti ; ¼ bagian proksimal
vagina dibelakang fornix posterior tertutup dengan peritoneum membentuk Cavum
Douglassi.
Lendir yang membasahi vagina berasal dari servik yang menjadi asam akibat fermentasi
glikogen epitel oleh bakteri vagina.
Sel – sel dari lapisan atas epithel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini menghasilkan
asam susu oleh karena adanya bacil – bacil Doderlein hingga vagina mempunyai reaksi asam
dengan pH = 4,5 dan ini memberi proteksi terhadap invasi kuman – kuman.
• Pada dinding vagina terdapat lipatan – lipatan yang berjalan circulair dan disebut :
rugae, terutama pada bagian bawah vagina
• Setelah melahirkan, sebagian dari pada rugae akan menghilang
Vagina terdiri dari lapisan epitel pipih bertatah, otot dan jaringan ikat dibagian luar.
Fungsi vagina : organ copulasi, saluran keluar (darah haid), dan sebagai jalan lahir.
Perineum.
Perineum dibentuk oleh sejumlah struktur seperti terlihat pada gambar 5 dan 6. Sebagian
besar fungsi penyangga perineum merupakan tugas dari diafragma pelvik dan diafragma
urogenitalis
Diafragma pelvik terdiri dari :
mm. Levator Ani
m. Coccygeus (dibagian posterior)
Diafragma urogenitalis terletak diluar diafragma pelvis dan meliputi daerah segitiga
antara tuberischiadica dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis terdiri dari :
m. Tranversus perinealis profunda
m. Constrictor urethrae
fascia penutup bagian superfisial dan profunda.
Gambar 5 dan 6 memperlihatkan adanya kedekatan lokasi antara sfingter ani eksterna
dengan comissura posterior.
Pasokan darah pada perineum terutama berasal dari arteri Pudenda Interna dan
percabangannya antara lain a.rectalis inferior dan a.labialis posterior.
Inervasi perineum terutama melalui n.Pudendus dan percabangannya. N.Pudendus
berasal dari S 2-3-4
Genitalia Interna
UTERUS
Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika urinaria disebelah
anterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm dan lebar 4 – 5 cm dengan
berat sekitar 60 gram.
Bagian uterus diatas isthmus disebut corpus uteri dan bagian dibawah isthmus disebut servik.
Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim) Pinggir
kanan / kiri tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium kanan /
kiri.
Dalam keadaan normal posisi uterus adalah antefleksi – anteversi.
Servik uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis dan pars supravaginalis ; dibagian
dalam servik terdapat kanalis servikalis.
Corpus uteri. Merupakan bagian terbesar uterus ; dibagian anterior menempel pada
vesika urinaria dan dibagian posterior menempel pada intestinum ; dibagian lateral
menempel pada berbagai struktur yang berada didalam ligamentum latum ( tuba falopii –
ligamentum rotundum – ligamentum ovarii proprium – vasa uterina dan ureter).
Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus. Titik
persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri berbentuk segitiga
dengan kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium tuba falopii dan apex
bagian bawah setinggi ostium uteri internum. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan:
Serosa ( peritoneum visceralis)
Miometrium
Endometrium
Selama kehamilan, serabut otot tersebut tidak bertambah banyak namun mengalami
hipertrofi.
Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak yang mengandung sejumlah kelenjar
dan dilapisi dengan “ciliated collumnar epithelium” ; bentuk kelenjar dan stroma
bervariasi sesuai dengan siklus haid ; ketebalan pasca menstruasi dini ± 1 – 2 mm dan
menjelang menstruasi ± 4 – 7 mm.
Letak Uterus :
1. Ante dan retrofleksi uteri
Sumbu servix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke
depan, disebut anteflexio, jika membuka ke belakang disebut retroflexio.
2. Ante dan retroversio uteri
Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan,
disebut anteversio, jika membuka ke belakang disebut retroversio.
3. Positio
Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri, lebih ke
kanan, lebih ke depan, lebih ke belakang, disebut sinistro, dextro, antero, dorso positio.
4. Torsio
Letak uterus biasanya agak terputar. Pembuluh darah uterus: A. uterine dan a. ovarica
Aspectus posterior uterus dan adneksa. Terlihat ligamentum sacro uterina dan
Ligamentum infundibulo pelvicum
LIGAMENTUM LATUM
Sepasang ligamen berjalan dari sisi lateral uterus menuju dinding lateral panggul yang
menyerupai sayap. 2/3 medial tepi atas ligamentum latum membentuk meso salphynx ;
1/3 lateral tepi atas ligamentum latum yang berasal dari ujung fimbriae tuba falopii
berjalan kearah dinding pelvic membentuk ligamentum infundibulo-pelvicum.
Dasar ligamentum latum berupa jaringan ikat keras dan menyatu dengan dasar panggul
disebut sebagai ligamentum Cardinale (Mackenrodt ).
4. Ligamentum cardinale
Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri
internum ke dinding panggul. Menghalangi
pergerakan ke kiri atau ke kanan.
VASKULARISASI UTERUS
Pasokan darah uterus terutama berasal dari arteri uterina dan arteri ovarica.
Arteria Uterina
Adalah cabang utama arteria Iliaca Interna (arteria Hypogastrica) yang masuk uterus
melalui ligamentum latum. Pada tempat setinggi servik pars supravaginalis, arteria
Uterina terbagi menjadi dua, sebagian kecil menjadi arteria servicovaginalis kearah
bawah, dan sebagian besar berjalan kearah atas melalui dinding lateral uterus.
Kira-kira 2 cm lateral servik, arteria uterina menyilang ureter dan hal ini perlu
memperoleh perhatian saat melakukan histerektomi atau ligasi arteri uterina.
Arteria Uterina dan arteri lain yang berhubungan ( catatan : pada ganbar ini arteria
ovarica sudah di transeksi pada titik keluarnya dari ligamentum suspensorium ovarii )
Arteria Ovarica
Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum latum melalui ligamentum
infundibulopelvicum. Didaerah hillus ovarii, arteria ovarica terbagi menjadi sejumlah
cabang kecil yang masuk ovarium. Cabang utama arteria ovarica selanjutnya berjalan
sepanjang mesosalphynx.
Pasokan darah pada ovarium , tuba falopiii dan sisi kiri uterus. Terdapat anastomosis
pembuluh arteri uterina dan ovarica . Perhatikan adanya arteri dan vena uterina yang
menyilang ureter didekat servik
TUBA FALOPII. Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus
kearah lateral dengan panjang masing-masing sekitar 8 – 14 cm. Saluran ini
menghubungan cavum uteri dengan cavum peritoneale.
OVARIUM. Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah
almond yang berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada
lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.
Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral
Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan tepi posterior yang
bebas.
- Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglasi dan permukaan lateral
- Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan
uterus (extremitas tubaria dan extremitas uterina)
- Pinggir yang menghadap ke muka (margo mesovaricus) melekat pada lembar belakang
lig. Latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap ke belakang
(margo liber).
Ovarium ini letaknya pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa
ovarica Waldeyeri.
Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang merupakan cabang
aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica.
Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada testis.
Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam disebut
medula yang mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf.
Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-
masing folikel mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau
beberapa lapisan sel.
Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila
dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa.
Daerah korteks: mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari
sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta sel
granulose yang mengelilinginya. Terdapat 3 macam folikel yaitu :
1. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk kubus
dan terjadi pembentukan zona pelusida. Adalah suatu lapisan glikoprotein yang terdapat
diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus berlapis
banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberapa celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat stroma di luar
stratum granulose membentuk theca intern(mengandung banyak pembuluh darah) dan theca
extern (banyak mengandung serat kolagen).
5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap diovulasikan
dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapis sel granulose berada dalam suatu
jorokan ke dalam stratum disebut cumulus ooforus. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit
disebut korona radiate.Antrum berisi liquor follicul yang mengandung hormone esterogen.
Corpus luteum
Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah ovulasi telah
terjadi. Dinding folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang merupakan karakteristik
untuk korpus luteum. Vaskularisasi meningkat dan jaringan jaringan ikat yang terbentuk.
Teka interna dan sel granulosa tiga dalam ukuran dan mulai mengumpulkan lutein (Yang
hormon merangsang proses ini Dimana hormon ini diproduksi??) Dalam beberapa jam
setelah ovulasi. Mereka sekarang disebut sel granulosa lutein dan lutein teka sel dan
menghasilkan progesteron dan estrogen.
Sekresi hormon dalam korpus luteum berhenti dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi jika oosit tidak dibuahi. Dalam kasus ini, korpus luteum berdegenerasi menjadi
albicans corpus - jaringan parut keputihan dalam ovarium. Sekresi hormon berlanjut
selama 2-3 bulan setelah ovulasi jika terjadi pembuahan.
Oviduk
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
peritoneum.
Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan sel-sel kelenjar
Lapisan otot : tersusun atas
Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa
Berkas otot menyerupai darah
Lapisan sub peritoneal adalah serabut seperti kisis-kisi dan pita.
Lapisan peritoneum :memungkinkan tuba uterine bergerak terhadap sekitarnya.
UTERUS
Saluran berdinding tebal, berfungsi untuk menyalurkan sperma ke tempat
fertilisasi, sebagai tempat terjadinya implantasi dan perkembangan embrio.
Dindingnya terdiri atas 3 lapis :
1. Endometrium (Mukosa) : bagian dalam dilapisi epitel selapis silindris bersilia dan terdapat
pula kelenjar uterus yang bermukosa dari permukaan.
2. Miometrium (dinding otot): terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga
lapisan otot tersebut adalah
Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong
dengan banyak pembuluh darah.
Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Peritoneum : adalah serosa khas khas terdiri selapis sel mesotel yang ditunjang oleh jaringan
ikat tipis.
Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran
reproduksi betina. Berbentuk pipa
panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3
lapis yaitu :
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan
mendatar dan tersusun atas epitel berlapis
pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat
lamina propria yang tersusun atas jaringan
ikat padat dengan banyak serat elastin,
leukosit, limfosit dan nodulus limfatikus
(jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot
polos yang tersusun berjalinan.
3. Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan
tipis yang tersusun dari jaringan ikat yang
berbaur dengan adventisia organ sekitarnya.
SIKLUS ENDOMETRIUM
Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Bila tidak terjadi pembuahan
sampai 2 hari sebelum akhir dari siklus bulanan maka corpus luteum akan beregresi dan
terbentuk jaringan parut (corpus albicans ) dengan berkurangnya kapiler-kapiler dan
diikuti menurunnya sekresi estrogen dan progesteron (involusi endometrium sebesar 65%
) pembuluh darah endometrium melepaskan material vasokonstriksi (Prostaglandins,
sitokinin, dan growth factors seperti TNF-beta , dan makrofag) vasospasme
menyebabkan penurunan nutrisi endometrium inisiasi nekrosis darah merembes ke
lapisan pertama endometrium pendarahan (hemoragik) meningkat cepat dalam 24-36
jam bagian nekrosis terpisah dari endometrium deskuamasi peningkatan
kontraksi uterus pengeluaran darah menstruasi + deskuamasi pendarahan berhenti 4-
7 hari setelah menstruasi .
Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah
darah haid sekitar 25-80 ml/hari
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Fase
proliferasi ini dapat berkisar 7-21 post ovulasi.Setelah menstruasi berakhir, dimulailah
fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Fase sekresi
biasanya tetap yaitu 14 hari. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)
HORMON GONADOTROPIN
LH (Leutinizing Hormone)
LH diproduksi oleh sel gonadotropin pada lobus anterior kelenjar hypophysis. Sel target
dari LH adalah tubulus semineferus testis pada laki-laki dan ovarium pada perempuan.
Fungsi LH adalah :
Laki-laki
Menstimulasi produksi sperma dalam proses spermatogenesis dengan cara
menstimulasi sel intersisial leydig pada testis untuk mensekresikan testosterone
Perempuan
Membentuk korpus luteum dari folikel yang telah pecah
Menstimulasi produksi progesteron oleh korpus luteum
(Guyton and Hall, 1997)
Sekresi LH dan FSH dikontrol oleh GnRH yang merupakan pusat control untuk basal
gonadotropin, masa ovulasi dan onset pubertas pada masing-masing individu. Proses
sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya
secara bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH .
Tujuan pemeriksaan FSH dan LH adalah untuk melihat fungsi sekresi hormon yang
dikeluarkan oleh hipotalamus dan mekanisme fisiologis umpan balik dari organ target
yaitu testis dan ovarium. Kadar FSH akan meningkat pada hipogonadism, pubertas
prekoks, menopause, kegagalan diferensiasi testis, orchitis, seminoma, acromegalli,
sidroma Turner. Serta menurun pada keadaan insufisiensi hipotalamus, disfungsi gonad,
anovulasi, insufisiensi hipofise, dan tumor ovarium. Faktor yang mempengaruhi kadarnya
adalah obat-obatan seperti steroid, kontrasepsi oral, progesteron, estrogen, dan testoteron.
Umpan balik positif dan negatif dalam pengaturan sekresi hormonal sistem HPO
Harga normal LH dan FSH bervariasi tergantung dari usia, jenis kelamin dan siklus ovulasi pada
pasien wanita. Kadarnya akan rendah sebelum pubertas dan jika sesudahnya akan meningkat.
Berikut harga normal kadar hormon FSH dan LH pada pria dan wamita berdasarkan usia dan
keadaan.
Dewasa
Midcycle 2,6 – 24
Kehamilan Tak terdeteksi
Premenopause 1,1 – 5,3
Pasca menopause 11,0 – 66
(Disadur dari Greenspan dan Strewler, 1997)
Progesteron
Progesteron merupakan produk yang dihasilkan oleh korpus luteum. Fungsi dari
progesteron itu sendiri adalah :
1. Menyiapkan endometrium untuk implantasi blastokist
Endometrium yang sudah dipengaruhi estrogen karena pengaruh progesteron berubah
menjadi desidua dengan timbunan glikogen yang makin bertambah yang sangat penting
sebagai bahan makanan dan menunjang ovum
2. Mencegah kontraksi otot-otot polos terutama uterus dan mencegah kontraktilitas
uterus secara spontan karena pengaruh oksitosin
3. Cervix uteri menjadi kenyal, ostium uteri tertutup disertai dengan lendir yang
kental, sedikit, lekat, seluler dan banyak mengandung lekosit sehingga sukar dilalui
spermatozoa
4. Mempengaruhi tuba fallopi, dengan cara :
Glikogen dan vitamin C tertimbun banyak di dalam mukosa tuba falopii
Memperlemah gerakan peristaltik
5. Bersifat termogen, yaitu menaikkan suhu basal
6. Merangsang pertumbuhan asini dan lobuli glandula mammae pada fase luteal,
sedangkan estrogen akan mempengaruhi epitel saluran
7. Merangsang natriuresis dan menambah produksi aldosteron
8. Merangsang pusat pernafasan (medulla oblongata) sehingga terjadi peningkatan
proses respirasi
(H. Wiknjosastro, 1984)
Estrogen
Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder dan
mempunyai pengaruh terhadap psikologi perkembangan kewanitaan. Efek utama estrogen
adalah pertumbuhan alat genital wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan vagina
berkembang di bawah pengaruh estrogen. Hormone ini akan mempengaruhi jaringan epitel,
otot polos, dan merangsang pembuluh darah pada alat-alat tersebut. Estrogen juga
menyebabkan proliferasi epitel vagina, penimbunan glikogen dalam sel epitel yang oleh
basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga menyebabkan pH vagina menjadi
rendah. (H. Wiknjosastro, 1984)
Disamping itu estrogen juga mempunyai fungsi sebagai berikut, yaitu :
1. Mempengaruhi hormone lain, seperti :
Menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi LH
Merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun tidak ada FSH
2. Menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya maupun stromanya
3. Mengubah uterus yang yang infantile menjadi mature
4. Merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot tuba fallopi
5. Cervix uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai lendir yang bertambah
banyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH yang bertambah sehingga mudah dilalui
spermatozoa
6. Menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan saluran glandula mammae
Siklus haid yang tidak teratur, yakni siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Mungkin pada
awalnya siklus haid lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan haid diluar
siklus haid normal. Misalnya,siklusnya semula 35-40 hari tetapi bulan berikutnya bisa tidak haid
selama 3 bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami haid lebih dari sekali.
Contoh, bulan ini haid terjadi tanggal 10, kemudian datang lagi pada tanggal 25 di bulan yang
sama. Haid yang berlangsung kurang dari 21 dikategorikan siklus pendek.
Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada sistim
metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun sama,yaitu jadi lebih sulit hamil. Pada siklus
pendek, ibu mengalami ”unovulasi” karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk
dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau ibu
mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti
pembuahan akan sangat jarang terjadi. (Hanifa W, 1997)
3.2 Epidemiologi Kelainan Menstruasi
Umur memainkan peran penting dalam gangguan menstruasi. Gadis-gadis yang mulai
menstruasi pada usia 11 atau lebih muda berada pada risiko tinggi untuk sakit parah,
periode haid yang lebih lama, dan siklus menstruasi lebih lama. Antara 20-90% dari gadis
remaja mengeluh mengalami nyeri haid,dan 15% yang sudah parah. Remaja dapat
berkembang menjadi amenorese belum siklus ovulasi mereka menjadi teratur.
Wanita yang menjelang menopause (perimenopause) juga dapat melewati periode haid.
Episode pendarahan berat sesekali juga umum saat perimenopause.
HIPOMENOREA
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan lebih kurang dari biasanya. Sebab-
sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah
miomektomi), pada gangguan endokrin, dll.
Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
Kelainan siklus
POLIMENOREA
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (< 21 hari).Perdarahan kurang lebih
sama atau lebih banyak dari haid biasa disebut polimenorea atau epimenoragia.
Dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau
menjadi pendek masa luteal. Sebab lain kongesti ovarium karena peradangan,
endometriosis, dan sebagainya.
OLIGOMENOREA
Siklus haid lebih panjang, >35 hari. Apabila siklusnya >3 bulan disebuta menorea.
Perdarahan biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita
tidak terganggu, fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya dengan ovulatoar dengan masa proliferrasi lebih panjang dari biasa.
AMENOREA
Adalah keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim
diadakan pembagian amenorea primer dan amenorea sekunder.
1. Amenorea primer, apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
dapat haid, umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit
untuk diketahui, seperti kelainan kongenital, dan kelainan genetik.
2. Amenorea sekunder, apabila pernah mendapat haid, kemudian tidak pernah dapat
lagi, lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan
wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit
infeksi, dll.
Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan dimana tidak tampak adanya haid
karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi misal pada ginatresia
himenalis dll.
Sebab-sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebakan oleh kelainan pada :
Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, dll
Korpus uteri, seperti polip endometrium dll.
Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu dll.
Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium dll.
Sebab-sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic
dinamakan perdarahan disfungsional. Dapat terjadi pada setiap umur antara
menarche dan menopause, tetapi lebih seringdijumpai pada masa permulaan dan
masa akhir fungsi ovarium.
VICARIOUS MENSTRUATION
Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai,dimana terjadi
perdarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus haid.
Vicarious menstruation dapat juga terjadi pada berbagai alat, seperti :lambung, usus,
paru-paru, mammae, dan kulit.
Penangan dapat dilakukan apabila pada alat yang berdarah ada kelainan yang dapat
diangkat atau diobati.
MITTLESCHMERZ
Mittleschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid,
pada saat ovulasi.
Hal ini terjadi karena pecahnyafolikelGraff.
Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti
oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan
ektopik yang pecah.
Diagnosa dibut berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak
mengejang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual atau muntah.
Penangananya umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.
MASTALGIA
Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid.Sebabnya edema
dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.
Terapi biasanya terdiri atas pemberian deuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-
kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg perhari secara sublingual. Bromokriptine
dalam dosis kecil dapat mengurangi penderitaan.
DISMENOREA
Dismenorea (Nyeri haid) mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering
menyebabkan wanita wanita muda pergi kedokter untuk konsultasi dan pengobatan.
Gangguan ini bersifat subjektif, berat atau untensitasnya sukar dinilai.Penyakit ini sudah
lama dikenal, tetapi sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan
memuaskan.
Dismenorea dibagi atas :
Dismenorea Primer (esensial, intrinsik, ideopatik), tidak terdapat hubungan dengan
kelainan ginekologik. Adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital
yang nyata. Terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya 12 bulan atau lebih, oleh
karena siklus-siklus haid pada bulan pertama setelah menarche umumnya bersifat
anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri, rasa nyeri timbul tidak lama
sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa
jam. Rasa nyeri ialah kejang berjangkit- jangkit, biasanya terdapat pada perut bawah,
tetapi dapat menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri disertai
dengan mual, sakit kepala, muntah dll.
Etiologi
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab disminorea primer, tetapi
patofisiologinya belum jelas dimengerti. Faktor penyebab dismenorea primer :
:
Faktor kejiwaan
Faktor Konstitusi
Faktor obstruksi kanalis servikalis
Faktor Endokrin-Faktor alergi
Amenore primer
Gambar1. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)
Dismenorea
Gambar2. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)
Premenstrual sindrom
Gambar3. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum
atau saat menstruasi. Antara lain:
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya.
Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
Kepala nyeri.
Pingsan.
Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak.
Pinggang terasa pegal.
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul adalah bagian standar diagnosis. Tes Pap dapat dilakukan selama
ujian ini.
Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu ( kelenjar thyroid, kelenjar getah bening
leher dsb nya)
1. Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan kelenjar tiroid
(pembesaran, pembengkakan, benjolan kecil)
2. Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat dengan semakin
bertambahnya usia.
3. Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.
Palpasi abdomen
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari- jari
dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-lahan
dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengantekanan yang meningkat
secara bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah : Terdapat “defance muscular” akibat
peritonitis atau rangsangan peritoneum yang lain.
5. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas
6. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak tangan kanan
dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam cavum abdomen.
7. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih lanjut
mengenai:
Perkusi abdomen
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus) atau
tumor
Auskultasi abdomen
1. Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut
jantung janin).
2. Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
3. Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan
Genitalia eksterna
Inspeksi genitalia eksterna
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas
Keadaan vulva bagian luar:
- Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis
- Terdapat ulkus, pembengkakan.
Cairan yang keluar dari vulva: pus, darah, leucorrhoea
Pemeriksaan penunjang
1. Darah dan Tes Hormonal
Tes darah dapat membantu menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan
gangguan menstruasi. Tes darah juga dapat memeriksa follicle- stimulating hormon,
estrogen, dan tingkat prolaktin. Pasien yang memiliki menorrhagia mungkin
mendapatkan tes untuk gangguan perdarahan. Jika pasien kehilangan banyak darah,
mereka juga harus mendapatkan diuji untuk anemia.
Pasien yang memiliki
amenore mungkin perlu untuk menerima tes hormon khusus. Uji tantangan
progestasional menggunakan progesteron oral atau disuntikkan untuk menguji
lapisan rahim fungsional (endometrium):
a. Perdarahan yang terjadi sampai 3 minggu setelah dosis progesteron
menunjukkan
bahwa wanita memiliki tingkat estrogen yang normal tetapi
tidak berovulasi, terutama jika tiroid dan prolaktin tingkat normal. Dalam kasus
tersebut, dokter akan memeriksa stres, berat badan baru-baru ini, dan setiap
obat-obatan. Hasil tersebut juga bisa menyarankan ovarium polikistik atau stres.
b. Kegagalan untuk berdarah bisa menunjukkan rahim yang abnormal yang
mencegah keluar atau estrogen tidak cukup. Dalam kasus tersebut, langkah
berikutnya mungkin untuk mengelola estrogen diikuti oleh progestin. Jika
perdarahan terjadi setelah itu, penyebab amenore berkaitan dengan kadar
estrogen rendah. Dokter kemudian akan memeriksa kegagalan ovarium,
anoreksia, atau penyebab lain dari estrogen rendah. Jika pendarahan tidak
terjadi, dokter akan memeriksa penghalang yang mencegah aliran menstruasi.
USG
Teknik pencitraan yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan menstruasi. Imaging dapat membantu mendiagnosa fibroid,
endometriosis, atau kelainan struktur pada organ reproduksi.
2. Laparoskopi
Diagnostik laparoskopi merupakan prosedur bedah invasif rendah, saat ini satu-
satunya metode definitif untuk mendiagnosa endometriosis, penyebab umum dari
dismenore. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati endometriosis.
Laparoskopi biasanya memerlukan anestesi umum, walaupun pasien bisa pulang
hari yang sama. Prosedur ini melibatkan menggembungkan perut dengan gas
melalui sayatan perut kecil. Sebuah tabung serat optik dilengkapi dengan lensa
kamera kecil (laparoskop) kemudian dimasukkan. Dokter menggunakan laparoskop
untuk melihat rahim, ovarium, tuba, dan peritoneum (selaput panggul).
3. Biopsi endometrium.
Bila perdarahan berat atau abnormal terjadi, sebuah (rahim) biopsi endometrium
dapat dilakukan di kantor. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi sel-sel
abnormal, yang menunjukkan bahwa kanker dapat hadir. Hal ini juga dapat
membantu dokter menentukan pengobatan hormonal terbaik untuk digunakan.
Prosedur ini mungkin sering dilakukan tanpa anestesi, atau lokal anestesi
disuntikkan.
a. Pasien terletak di punggungnya dengan kaki di sanggurdi. Sebuah alat
(speculum)
dimasukkan ke dalam vagina untuk terus terbuka dan
memungkinkan leher rahim
untuk dilihat.
b. Serviks dibersihkan dengan cairan antiseptik dan kemudian digenggam dengan
instrumen (tenaculum) yang memegang rahim stabil. Sebuah perangkat yang
disebut dilator serviks mungkin diperlukan untuk meregangkan kanalis
servikalis jika ada sesak (stenosis). Sebuah tabung, plastik kecil berongga
kemudian lembut dilewatkan ke dalam rongga rahim.
c. Hisap lembut menghapus sampel lapisan. Sampel jaringan dan instrumen
dihapus. Spesialis yang disebut ahli patologi memeriksa sampel di bawah
mikroskop.
Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel pada jaringan tersebut dan untuk
meringankan perdarahan berat dalam beberapa kasus. A & C juga dapat efektif
dalam Scraping off polip endometrium kecil, tetapi tidak sangat berguna bagi
kebanyakan fibroid, yang cenderung lebih besar dan lebih melekat erat.
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.
Menurut Ustaz Sulaiman Endut dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Fardhu Ain
mengatakan bahwa :
“Darah istihadhah ialah darah penyakit yang keluar dari faraj perempuan. Darah ini
bukanlah merupakan darah haid atau darah nifas. Ia adalah sejenis darah penyakit.
Seseorang perempuan yang ketika didatangi darah istihadhah, wajib berpuasa,
bersembahyang dan boleh mengerjakan ibadah lain sama seperti orang lain yang tidak
didatangi haid dan nifas.”
Rumusan yang dapat dibuat berdasarkan pendapat di atas, istihadah merupakan darah yang
keluar bukan pada masa haid dan nifas. Darah istihadah disifatkan sebagai darah penyakit.
Untuk mengetahui darah istihadah ialah darah yang keluar dari rahim perempuan yang
melebihi (15 hari dan malamnya) atau kurang (24 jam) dari tempoh haid dan nifas.
Dari Aisyah ra berkata :
“Fatimah Binti Abi Hubaisy telah datang menemui Nabi SAW dan berkata : Wahai
Rasulullah, aku telah beristihadhah, oleh itu aku tidak suci, maka adakah aku perlu
meninggalkan solat? Sabda Rasulullah SAW : Tidak, itu hanyalah darah penyakit dan
bukan darah haid. Ketika kedatangan haid hendaklah engkau meninggalkan solat, dan
apabila kadarnya telah berlalu, maka hendaklah engkau membasuh darah yang berada
pada diri engkau dan hendaklah engkau bersolat.” (Riwayat Al-Bukhari)
Darah ini membatalkan wuduk tetapi tidak mewajibkan wanita tersebut mandi hadas dan
tidak wajib meninggalkan solat serta puasa. Oleh itu wanita yang keluar darah tersebut
hendaklah membasuhnya, mengikat atau membalut tempat keluarnya dan hendaklah
berwuduk setiap kali hendak solat fardhu.
Faktor Istihadhah
Wanita yang mengeluarkan darah istihadhah adalah disebabkan kestabilan kesihatan tubuh
badan yang terganggu atau stamina tubuh tidak terjamin yang disebabkan oleh kerosakkan
organ-organ atau kelenjar-kelenjar yang berada dipersekitaran rahimnya. Kadang kala boleh
juga disebabkan oleh gangguan emosi wanita tersebut.
Darah istihadhah ini mengalir secara berterusan dan kadang kala ia berlarutan sehingga
beberapa minggu. Jika keadaan sebegini berterusan, maka lebih baik mendapatkan rawatan
dan nasihat doktor dengan segera untuk mengetahui apa puncanya.
Ciri-ciri Istihadhah
Hukum Istihadhah
1. Tidak wajib mandi ketika ingin mengerjakan solat wajib ataupun sunat pada bila-bila
masa. Kecuali satu kali ketika haidnya sudah berhenti.
2. Orang Istihadhah wajib berwuduk setiap kali hendak mengerjakan solat.
3. Hendaklah ia membasuh kemaluannya sebelum berwuduk dan kemudian ia menutup
kemaluannya dengan sehelai kain atau kapas untuk menahan atau mengurangi najis
daripada terus keluar. Jika cara ini tidak berjaya menahan darah istihadhah, maka
hendaklah ia menyumbat atau mengikat kemaluannya supaya tidak bocor.
4. Tidak menjadi halangan bagi suami yang ingin menjimak isterinya ketika istihadhah. Ini
merupakan pendapat mejoriti para ulamak, kerana ia tidak mempunyai satu dalilpun yang
mengharamkannya.
5. Hukum wanita istihadhah sama sepertimana wanita yang suci daripada haid dan nifas.
wanita istihadhah boleh mengerjakan solat, puasa, tawaf, membaca Al-Quran, menyertuh
Al-Quran dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata : “Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa
kepada Rasulullah.” Ummu Habibah berkata: “sesungguhnya saya terkena darah
penyakit?” Rasulullah berkata: “itu hanya darah, mandi dan sholatlah. Maka Ummu
Habibah mandi setiap akan melaksanakan sholat”. Al-Laits bin Sa’id berkata:”Ibu Syibah
tidak menyebutkan bahwa Rasulullah menyuruh Ummu Habibah binti Jahsy untuk mandi
setiap kali mau melaksanakan sholat, akan tetapi itu hanyalah perbuatan Ummu Habibah
sendiri.”
(HR.Muslim 63/334)
Haid
Definisi Haid.
Haid secara bahasa bermakna mengalir.
Adapun secara istilah, Al-Bahuti berkata, “Dia adalah darah kebiasaan wanita yang
berasal dari dasar rahim, pada waktu-waktu tertentu.” (Ar-Raudh Al-Murbi’ -Hasyiah
Ibni Qasim-: 1/370) Dan sebagian ulama ada yang menambahkan definisinya: Bukan
dikarenakan sebab melahirkan.