Ovarium
Jumlah sepasang
Terletak di dalam pelvis minor
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih (seperti buah almond dengan ukuran 3x1, 5x1
cm)
Terdiri dari cortex (luar) dan medulla (sebelah dalam, berisi pembuluh darah, limfe dan
saraf)
Didekatkan oleh mesovarium pada lig. Latum (berupa lipatan peritonium sebelah lateral
kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae)
Difiksasi oleh:
Lig. suspensorium ovarii (lig.infundibulopelvicum): lig ini menggantung uterus pada
dinding panggul antara sudut tuba.
Ke ovarium terdapat lig. Ovarii proprium.
Lig. Teres uteri (lig. rotundum): terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari
tuba, kedua ligamentum ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labium majus.
Pada saat kehamilan mengalami hipertropi dan dapat diraba dengen pemeriksaan luar.
Tuba uterina ( salpinx )
Jumlah sepasang kanan dan kiri
Merupakan saluran muscular, panjang 10cm. Menjulur dari uterus kearah ovarium
dengan ujung distal terbuka kedalam rongga peritoneum disebut ostium abdominale.
Infundibulum, bangunan yang berbentuk sebagai corong
Ampula, bangunan yang membesar
Isthmus, bangunan yang menyempit
Pars uterina tubae bagian yang melalui dinding uterus
Uterus
Organ muskular yang berbentuk buah jambu (peer), agak pipih, dibedakan:
Facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria
Facies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus
Margo lateralis kanan dan kiri
Dinding uterus dari luar ke dalam terdiri atas perimetrium, myometrium dan
endometrium.
Uterus dapat dibagi dalam:
Fundus uteri, bagian yang terletak di atas (proximal) osteum tuba uterina.
Corpus uteri: bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas antara corpus
uteri dan servix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di dalam rongga
uteri, terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan ostium uteri
histologicum. Distal dari isthmus uteri terdapat ruangan melebar disebut servix uteri.
Cervix uteri: bagian yang paling sempit an menonjol kedalam rongga vagina. Pada
bagian ujung distal cervix ada bangunan yang menyempit disebut ostium uteri
externum. Rongga didalam cervix uteri disebut canalis cervicis.
Vagina
Bentuk tabung muskular, mulai servix sampai genetalia externa
Panjang antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio vaginalis cervicis
uteeri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornixyang dapat
dibedakan
Fornix lateralis dextra dan sinistra
Fornix anterior dan fornix posterior.
Tunica muscularis dapat dipandang lanjutan myometrium tetapi lebih tipis.
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan dorsal,
disebut columna rugarum.
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang fungsinya menunjang
cervix dan vagina.
Arteria
a. uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri, membelok ke medial berjalan di pangkal
lig. Latum, cranial lig. cardinale uteri memberi cabang a. vaginalis ke dinding vagina.
Pangkalnya kearah fundus kemudian bercabang-cabang menjadi:
1. R. Ovaricus, melalui lig. Ovarii proprium menuju ovarium
2. A. ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teresuteri
3. R. Tubarius, mengikuti tuba uterina
Saraf
Saraf-saraf otonom systema urogenitale wanita:
n. pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis, dorsal spina ischiadica,
masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n. Hemorrhoidalis
inferior untuk m. Spinchter ani externus dan ke kulit pada regio analis. N. Perinealis, berakhir
sebagai n. Labialis untuk labium majus, memberi ke rr. Musculares dan rr. Cutanei ke kulit.
Limfe
Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi):
Bagian proximal mengikuti kembali r. Vaginalis a. uternae, ke lnn. Iliaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r. Vaginali a. vesicalis inferior ke lnn sepanjang a.
vesicalis inferior dam lnn. Iliaci interni
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia majora, minora
pergi lnn inguinale superficialis
Radang dan metastase tumor ganas dapat mengetahuinya.
Organ Genitalia Eksterna
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labiamayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah
dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan
dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.Fungsi vagina : untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian
atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dindingvagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda,m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
1.2 Mikroskopik
OVARIUM
Fungsi ovarium :
Produksi sel germinal
Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan
mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar
sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid
dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon
steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar
100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium
primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru
terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap
profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami
degerasi menjadi folikel atresia.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat
folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel
mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia
bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar
mengadakan implantasi pada endometrium
UTERUS
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus
mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot
polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam
jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar
endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami
perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan
proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan
masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh
kedlam lapisan basal endometrium.
Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan
progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut
endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya
peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.
Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah
epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.
Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14
pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris
menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi
progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.
Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Prolaktin.
Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin – like growth factor binding protein -
IGFBP-1)
Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid ( parathyroid hormone-related peptide –
PTHrP)_
Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk
menentukan ovulasi.
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan
dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama
lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH
(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah
ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi
estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron
yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium
fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal
dan perdarahan menstruasi dimulai.
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH,
kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit
yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur
didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi
ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur
dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan
mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,
korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional
endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron
darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya,
Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi
perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai
menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan
lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari
siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus
luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi
menstruasi.
Gambar siklus menstruasi
Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi
Ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik
dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam
mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan
endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada
pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi
permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase
proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma
endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika
kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim
hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang
mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.
Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri,
vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran
yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan
dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi
endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium
sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
Etiologi
1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi
:uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri
luas,bendungan pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH),
yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).Hal ini pada
gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus,
pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari
setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium
sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus
luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi
dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus
luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi
dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan
perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun
ketidak stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan
hebat.
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering
merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
Etiologi
1. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2. kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupungangguan hormonal.
Patofisiologi
Dapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk membuat hormon
steroid, dan faktor psikogenik
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa
spotting.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga
siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi
menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
b). Oligomenorrhea
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5menstruasi )
Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Manifestasi klinis
Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
Perdarahan haid biasanya berkurang
Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati
amenorea diusahakan dengan ovulasi.
c).Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah
mengalamihaid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidak stabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana
terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidak adekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron.
Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya
endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal iniadalah tipe
keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,seperti adenoma
pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yangcukup
untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan
progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan
FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab
yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan
adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak
pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder.Hal ini dikarenakan gonad
( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.Amenore
sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini
berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secarafungsional. Amenore
yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadapaliran darah yang akan
keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasiovarium sperti kelebihan
androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
Klasifikasi
1.Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (sepertikolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen,hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik,penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus
luteumpersisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan
penyakitakut ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
inisering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan
hormonal.
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan
esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,penambahan berat badan,
dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid
terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.Faktor kejiwaan, masalah dalam
keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita
tegangan prahaid adalah wanita yang lebihpeka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid
dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,yang akan
menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk
vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.Hormon lain yang dikatakan
sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.Prolaktin dihasilkan sebagai oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan
pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalubanyak dapat mengganggu keseimbangan
mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami
sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.Gangguan
metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).Fungsi prostaglandin
adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone),
sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan
meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya
perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
b).Dismenore
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyerihaid
yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.Karakteristik
dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1.Sering ditemukan pada usia muda.
2.Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3.Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertaimual, muntah,
diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4.Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama ataukedua haid.
5.Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
6.Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Etiologi
psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio,
retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks,kadar vasopresin
tinggi).
Patofisiologi
Korpus luteumakan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan.Hal ini akan
mengakibatkan penurunan kadar progesterondan mengakibatkan labilisasi membran
lisosom,sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran selendometriumdan menghasilkanasam
arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang
kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa.Wanita dengan
dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGF2 alfa di dalam darahnya, yang
merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi
dan disritmi uterus,sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia
dan menimbulkan abdominal cramp. Prostaglandin sendiri dan leukotrine juga menyebabkan
sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus
pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo,1989).
Manifestasi klinis
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malasbergerak,
badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif,mudah marah.
Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi jugakerap memunculkan
rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri,kram perut bagian bawah
yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejalagastrointestinal dan gejala
neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya
tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis,retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR,
tumor ovarium.
Manifestasi klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid
pertama),yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality)
pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic
inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketanpelvis), dan adenomyosis
PENATALAKSANAAN
1.Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan,
dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu dibicarakan yaitu mengenai makanan
sehat (rendah lemak), istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna, serta psikoterapi.
Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak merokok dan jangan mudah stress.
Dapat juga disarankan kepada penderita untuk mengganti pembalut 2x sehari, dan memilih
pakaian dalam dan brayang nyaman dipakai dan tidak ketat. Tujuannya untuk mengurangi
gesekan sehingga mengurangi nyeri.
2.Kuratif :
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer.
Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya
sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti
peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini bekerja
dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan sintesis
prostaglandin. Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan
dilanjutkan sampai hari 1-2menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi
dengan:
– istirahat yang cukup
– olah raga yang teratur (terutama berjalan)
– pemijatan
– yoga
– orgasme pada aktivitas seksual
– kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan
muntahbiasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan
bahwa gangguan benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan penderita melakukan
pekerjaan penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memberikan
salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup
serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari,
maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan
medroksi progesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi
(pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan
mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan
tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio
endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat
pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya
2) Olahraga
Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot rahim menjadi
lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan endorfinalami dapat
meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan prostaglandin,selain itu
mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak yang berfungsi meredakan
rasa sakit (Sadoso, 1998).
4) Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan mengkomsumsi makanan
yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti sayuran, buah- buahan, ikan,
daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena berguna untuk metabolisme estrogen
(Medicastore, 2004).
Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari:
1) Masase kutaneus
Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung
danbahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot
2) Terapi panas
Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dankemungkinan
dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
5) Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan,contoh: bernafas dalam-
dalam dan pelan.
6) Imajinasi
Imajinasi merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari rasanyeri
yang dirasakan.
Pemeriksaan Penunjang
2. Tes Darah
o Prolaktin
Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita
dapat menyebabkan gangguan siklus haid.
3. USG
Pemindaian USG adalah prosedur tes yang sederhana yang dapat dilakukan dengan
cara memindahkan alat scan ke perut bagian bawah (scan abdomen) atau dengan
menempatkannya di vagina bagian atas (transvaginal scan). Wanita lebih sering memilih
metode transvaginal karena, selama pemeriksaan scan abdomen wanita harus menjaga
kandung kemihnya agar tetap penuh.
Pilihan metode scanning akan sangat bervariasi sesuai dengan tujuan masing-masing.
Jika dicurigai adanya fibroid atau kista ovarium, scan abdomen dapat memberikan
informasi lebih lanjut, untuk menyelidiki kelainan menstruasi, transvaginal scan
memberikan gambaran yang lebih jelas pada lapisan rahim (endometrium). Kadang-
kadang kedua metode ini digunakan bersama-sama tetapi Anda akan diberikan
kesempatan untuk mengosongkan kandung kemih Anda setelah scan abdomen dilakukan.
Di beberapa rumah sakit ada pemeriksaan khusus dari scanning transvaginal yaitu
dengan menginjeksi sedikit cairan (saline) atau garam fisiologis ke dalam rahim melalui
leher rahim untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya fibroid atau polip di dalam
rahim. Pemeriksaan vagina ini memerlukan penyisipan sebuah spekulum sebelum scan,
tapi tidak terlalu mengganggu.
USG
USG menghasilkan gambar gema menggunakan gelombang suara
4. Biopsi Eendometrium
Digunakan untuk screening keganasan, perdarahan yang tidak teratur, gangguan
fertilitas, infeksi dan memonitor pengobatan. Biopsi endometrium melibatkan
pengambilan sampel dari lapisan rahim Anda dengan terlebih dahulu memasukkan
spekulum vagina dan kemudian melewati sebuah tabung halus melalui leher rahim Anda.
Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan dibawah
mikroskop. Hal ini mungkin diperlukan jika Anda mengalami perdarahan yang tidak
teratur atau perdarahan tambahan di antara periode menstruasi. Biopsi dapat diambil di
klinik atau rumah sakit dan hanya membutuhkan beberapa menit, selama waktu
pengambilan Anda akan merasa sedikit tidak nyaman.
Cara Pengambilan Biopsi Endometrium
Digunakan Spekulum (alat yang digunakan untuk membuat vagina tetapa terbuka)
lalu dimasukkan sampel selang tipis yang fleksibel ke dalam uterus. Setelah selang
masuk dan diambil jaringan sekitar endometrium, selang ditarik untuk dilakukan biopsi.
5. Hysteroscopy
Histeroskopi
adalah
pemeriksaan
dalam
(ron gga) rahim
Anda dengan
instrumen
(hy steroscope)
yang
dilengkapi
dengan
sumber
cahaya dan
kamera sehingga pandangan dari rongga rahim dapat dilihat pada layar. Hysteroscope
akan melewati leher rahim melalui vagina, dan gas atau cairan digunakan untuk
memperluas rongga rahim anda. Setelah rongga telah diperiksa secara detail, biopsi
endometrium biasanya diambil. Teknik ini dapat mendeteksi keberadaan polip dan
fibroid dan jika fibroid atau polip berukuran kecil kadang-kadang dapat langsung
dihilangkan pada waktu yang bersamaan. Histeroskopi biasanya dilakukan di klinik rawat
jalan, tetapi dapat dilakukan sebagai prosedur untuk anestesi umum.
Cara melakukan pemeriksaan histereskopi
Dengan cara memasukkan histereskopi dan cahayanya melalui vagina ke dalam
rahim. Rahim dapat diisi dengan gas untuk memungkinkan struktur untuk dilihat lebih
jelas.
6. Dilatasi dan Kuretase
Dilatasi dan kuretase (D & C) merupakan metode tradisional yang digunakan untuk
menyelidiki masalah perdarahan, tetapi sekarang jarang digunakan karena harus
dilakukan anestesi lokal. Ini melibatkan peregangan pertama membuka leher rahim
(dilatasi) dan kemudian mengorek keluar dinding rahim (kuret). Hal ini masih dilakukan,
dalam hubungannya dengan histeroskopi pada beberapa wanita untuk menyelidiki
pendarahan setelah menopause.
Cara melakukan pemeriksaan Dilatasi dan Kuretase
7. Laparoscopy
Laparoskopi mungkin disarankan jika masalah utama anda adalah nyeri pada bagian
abdomen yang dikarenakan menstruasi.Pemeriksaan permukaan eksternal dari rahim
serta tuba falopii, ovarium dan struktur sekitarnya diperiksa melalui laparoskopi,
dihubungkan oleh sebuah sumber cahaya serat optik dan kamera ke layar TV.
Laparoskopi melibatkan anestesi lokal, satu atau dua sayatan perut kecil dan
perawatan singkat (satu hari) di rumah sakit biasanya dibagian bedah. Ini adalah cara
yang paling dapat diandalkan untuk mendiagnosa endometriosis. Operasi laparoskopi
dapat digunakan untuk mengobati kista ovarium kecil dan di daerah endometriosis
Keadaan kedua : Wanita itu tidak memiliki kebiasaan haid yang tertentu sebelum ia ditimpa
istihadlah namun ia bisa membedakan darah. Maka untuk membedakan antara darah haid dan
darah istihadlah ialah memakai cara tamyiz (membedakan darah). Darah haid dikenal dengan
warnanya yang hitam dan beraroma tidak sedap, bila dia dapatkan demikian maka berlaku
padanya hukum-hukum haid sedangkan di luar dari itu berarti dia istihadlah.
Misalnya seorang wanita melihat darah keluar dari kemaluannya terus-menerus, akan tetapi
sepuluh hari yang awal dia melihat darahnya hitam sedangkan selebihnya berwarna merah, atau
sepuluh hari awal berbau darah haid selebihnya tidak berbau, berarti sepuluh hari yang awal itu
dia haid, selebihnya istihadlah, berdasarkan ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada
Fathimah bintu Abi Hubaisy :
“Apabila darah itu darah haid maka dia berwarna hitam yang dikenal. Apabila demikian
berhentilah dari shalat. Namun bila bukan demikian keadaannya berwudlulah dan shalatlah.”
(HR. Abu Daud, An Nasa’i, dan lain-lain. Dishahihkan oleh As Syaikh Al Albani rahimahullah,
lihat keterangannya dalam shahih Abu Daud 283, 284)
HUKUM-HUKUM ISTIHADLAH
Hukum wanita yang istihadlah sebagaimana hukum wanita yang suci, tidak ada bedanya kecuali
pada hal berikut ini :
Pertama : Wanita istihadlah bila ingin wudlu maka ia mencuci bekas darah dari kemaluannya dan
menahan darahnya dengan kain berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada
Hamnah.
Kedua : Dalam hal senggama dengan istri yang sedang istihadlah, ulama telah berselisih tentang
kebolehannya, namun tidak dinukilkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adanya
larangan, padahal banyak wanita yang ditimpa istihadlah pada masa beliau. Dan juga Allah
Ta’ala berfirman :
“Maka jauhilah (jangan menyetubuhi) para istri ketika mereka sedang haid.” (Al Baqarah : 222)
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala hanya menyebutkan haid, yang berarti selain haid tidak
diperintahkan untuk menjauhi istri. (Risalah fid Dimaa’ halaman 50)
Dalam hal ini ada perselisihan pendapat. Jumhur memandang boleh, sementara ada ulama yang
berpendapat tidak boleh kecuali bila masa istihadlahnya panjang. Dan ada yang tidak
membolehkannya sama sekali karena menyamakan istihadlah dengan haid. Namun yang kuat
dalam hal ini adalah pendapat jumhur karena jelas wanita istihadlah beda dengan wanita haid
dengan dalil yang ada dan tidak ada larangan dari Nabi untuk jima’ dengan istri yang istihadlah.
Dan juga ada ayat umum :
“Istri-istri kalian adalah ladang bagi kalian.” (Al Baqarah : 223)
Al Imam Al Bukhari membawakan ucapan Ibnu Abbas dalam kitab Shahih-nya dengan tanpa
sanad yang maknanya wanita istihadlah boleh digauli oleh suaminya sebagaimana ia dibolehkan
untuk shalat sementara shalat itu perkara yang agung. (Shahih Bukhari. Kitabul Haid bab
‘Apabila wanita haid melihat dirinya suci’)
Dalam Syarah-nya terhadap ucapan Ibnu Abbas di atas, Al Hafidh Ibnu Hajar berkata : “Yakni
bila wanita istihadlah dibolehkan shalat maka kebolehan jima’ dengannya lebih utama karena
perkara shalat lebih agung dari perkara jima’.” (Fathul Bari 1/535)
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Al Mughni (1/339) : “Diriwayatkan dari Ahmad
bolehnya menggauli istri yang istihadlah secara mutlak tanpa syarat dan ini merupakan pendapat
kebanyakan ahli fiqih.”