Menurut BKKBN usia yang ideal 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah
berisiko.Kesiapan untuk hamil dan melahirkan ditentukan oleh:
•Kesiapan fisik
•Kesiapan mental/emosi/psikologis
•Kesiapan sosial ekonomi
Usia 20 tahun secara fisik dianggap sudah siap,
Mempertahankan Kehamilan
1. Risiko Fisik: kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain
(PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian
2. Risiko Psikis/Psikologis.
• Pasangan muda terutama pihak perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk
nyaman (dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi
atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan
3. Risiko Sosial
• berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri krn rasa malu/cuti melahirkan.
• dikeluarkan dari sekolah, karena sekolah tdk mentolerir siswi hamil.
• menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yg seharusnya dinikmati, & terkena
cap buruk karena melahirkan anak "di luar nikah" Æ kelahiran anak di luar nikah
masih menjadi beban orang tua maupun anak yg lahir.
4. Risiko Ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya
besar
Mengakhiri Kehamilan
• Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum
buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya <
500 gram atau sebelum kehamilan usia 20 minngu. Abortus terbagi 2:Abortus
spontan atau keguguran dan Abortus buatan atau pengguguran.
D
= Px k
Dimana:
D : Jumlah kematian pada tahun x
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
K : 1000
Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang
umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah
dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan
tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai
penduduk tengah tahun.
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu
tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
jumlah kematian bayi berumur
dibawah 1 tahun selama tahun x
Angka kematian bayi = X 1000
jumlah kelahiran selama tahun x
Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin,
protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi
tinggi dan atau kelompok berrisiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV,
Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap
apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan
pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
DAPUS
Pertiwi KD. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Permasalahannya.
Lakmiwati IAA. 2003. Transformasi Sosial dan Perilaku Reproduksi Remaja