Anda di halaman 1dari 24

GENETALIA EKSTERNA

A. Mons Pubis (Mons veneris)


- Bagian yang menonjol di atas simfisis dan ditutupi rambut pada wanita
setelah pubertas
- Sebagai bantalan karena mengandung banyak jaringan lemak
B. Labia Mayor
- Terdapat pada sisi kiri dan kanan
- Mengandung banyak jaringan lemak dan sebasea, kelenjar keringat dan
kelenjar bau
- Bentuknya lonjong, mengecil ke bawah
- Ke bawah dan ke belakang membentuk kommisura posterior
- Homolog dengan skrotum
- Setelah pubertas ditutupi rambut
C. Labia Minor
- Lipatan tipis dari kulit sebelah dalam dari labia mayor yang ada pada
sisi kiri dan kanan
- Pertemuan sisi kiri dan kanan menghasilkan:
a. Di atas klitoris membentuk preputium klitoridis
b. Di bawah klitoris membentuk frenulum klitoridis
c. Di belakang bawah membentuk fossa navikulare (fourchette)
- Pada primigravida, fossa navikulare-nya masih utuh, cekung seperti
perahu.
- Pada wanita yang pernah melahirkan, teraba tebal dan tidak rata.
D. Vestibulum
- Berbentuk lonjong, mengecil ke bawah
- Vestibulum dibatasi oleh:
a. Depan : klitoris
b. Belakang : perineum
c. Sisi kiri-kanan : labia minor

1
- Tempat bermuaranya orifisium uretra, kelenjar skene (± 2,5 cm di
bawah klitoris), introitus vagina, dan kelenjar bartholini
E. Klitoris
- Analog dengan penis
- Besarnya kira-kira sebesar biji kacang hijau, banyak pembuluh darah
dan saraf serta ditutupi oleh preputium klitoridis
- Bagian-bagian klitoris : glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua
buah krura yang menggantungkan klitoridis ke os pubis
- Glans klitoridis tersusun atas jaringan yang dapat mengembang dan
penuh saraf
F. Bulbus Vestibuli
- Terdapat di bawah selaput lendir vulva dekat ramus osis pubis, pada
sisi kiri dan kanan
- Ukuran : - panjang : 3 sampai 4 cm
- lebar : 1 sampai 2 cm
- tebal : 0,51 sampai 1 cm
- Mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus
iskio kavernosa dan muskulus konstriktor vagina
- Pada saat persalinan sering tertarik ke atas ke arah arcus pubis, dan
bagian bawah yang melingkari vagina sering mengalamni cedera,
hematoma vulva, atau perdarahan
G. Introitus Vagina
- Bentuk dan ukurannya berbeda
- Pada virgo dilindungi labia minor dan ditutupi himen
a. Bentuk himen berbeda-beda, yaitu semilunar ( bulan sabit),
berlubang-lubang, ada pe misah ( septum)
b. Konsistensi himen dari lunak sampai kaku
c. Besarnya lubang himen (hiatus himenalis) seujung jari sampai
duua jari
d. Pada saat koitus bisa robek pada jam lima atau jam tujuh
e. Setelah persalinan robek dan sisanya dapat dilihat (karunkula
himenalis / c. mirtiformis)

2
H. Kelenjar Bartholini
- Terdiri dari 2 buah, terletak di kedua sisi vagina, yaitu pada
ligamentum triangulare dan bermuara di kiri dan kanan fossa
navikulare.
- Salurannya kecil dan panjang sehingga mudah infeksi
- Bersekresi pada saat mengalami rangsangan seksual yaitu sebagai
lubrikans
I. Kelenjar Skene
- Terdiri dari 2 buah, terletak di kiri dan kanan bawah orifisium uretra.
- Kedua tubuli skene berjalan sejajar uretra sepanjang ± 6 mm dan
bermuara pada kedua sisi orifisium uretra (ostium uretra eksterna)
- Analog dengan kelenjar prostat
- Bersekresi saat ejakulasi
J. Perineum
- Terletak di antara vestibulum dengan anus
- Konsistensi kaku sampai elastis
- Panjang rerata 4 cm
Terdiri dari :
1. Regio analis di sebelah belakang →terdapat muskulus spingter
ani eksternus yang mengelilingi anus
2. Regio urogenitalis : muskulus bulbo-kavernosus, muskulus
ischiocavernosus, dan muskulus transversus perinei
superficialis

3
GENETALIA INTERNA

A. Vagina/Liang Senggama/Liang Kemaluan


1. Anatomi
 Merupakan saluran penghubung dari introitus vagina ke uterus.
 Terletak di antara vesika urinaria (depan) dan rectum (belakang).
 Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simpisis ke promontorium.
 Bagian dalam vagina berlipat-lipat (rugae), bagian tengah dari lipatan
lebih keras (kolumna rugarum) yang melebar saat persalinan.
 1/3 bagian depan sebagai tempat G sport yaitu tempat terjadinya respon
seksual.
 Tersusun atas : epitel skuamosa, jaringan ikat vaskuler (kaya pembuluh
darah), otot-otot(sirkuler di dalam, longitudinal di luar), fascia(jaringan
ikat).
 Dengan masuknya serviks memasuki vagina tegak lurus, menyebabkan
dinding depan vagina (6,5cm) lebih pendek daripada dinding belakang
(9cm). Dampak lainnya adalah sebelah atas vagina membentuk forniks
lateral (kiri dan kanan), forniks depan, dan belakang.
 Di bagian atas, forniks lateral dipisahkan oleh parametrium dengan
ureter dan arteri uterine dan sering terjadi robekan servis pada daerah
tersebut.
 Dinding kiri dan kanan berhubungan dengan muskulus levator ani.
 Di posterior berhubungan dengan cavum dauglas (atas),
rectum( tengah), dan corpus perinealis (bawah).
 Saat hamil terjadi hipervaskularisasi. Pada usia lanjut, elastisitas fascia
menurun.
2. Vaskularisasi dan Drainase
 Vaskularisasi arteri vaginalis dan uterine (cabang arteri iliaca interna)
selanjutnya membuat plexus (anyaman) yang mengelilingi vagina.
 Drainase venosa melalui vena-vena yang sesuai.
 Drainase limfe:
4
 1/3 bagian bawah menuju ke limfonodi inguinales.
 2/3 bagian atas menuju limfonodi iliaca eksterna.
3. Inervasi
 Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari plexus Lee-Frankenhauser
(plexus sacralis) menginervasi vagina yang terletak di atas muskuli
levator ani.
 Nervus pudendus menginervasi daerah vagina bagian bawah.
B. Uterus
1. Anatomi
 Organ berbentuk seperti buah peer atau advokat.
 Organ berongga, pada keadaan tidak hamil sebesar telor ayam.
 Ukuran :
 Panjang 7-7,5 cm
 Lebar di atas 5,25 cm
 Tebal dinding 1,25 cm
 Berat 57 gram
 Letak fisiologis : Antefleksi dan anteversi. Antefleksi yaitu letak fundus
uteri terhadap serviks mengarah ke depan. Anteversi yaitu uterus
menghadap ke depan antara sumbu uterus terhadap vagina.
 Pembagian :
a. Serviks Uteri
 Merupakan 1/3 bagian bawah uterus (di bawah isthmus).
 Ukuran :
 Saat janin, panjangnya hampir meliputi panjang uterus.
 Saat lahir sampai pubertas, panjangnya 2/3 dari uterus.
 Saat pubertas, panjangnya ½ dari uterus.
 Saat masa reproduksi, panjangnya 1/3 dari uterus (kurang
lebih 2,5 cm)
 Setelah pubertas, serviks dipengaruhi oleh hormone ovarium
 Pembagian :
 Pars vaginalis servisis uteri (portio yang merupakan bagian
menonjol ke dalam vagina).
5
 Pars supravaginalis servisis uteri (di atas vagina).
 Bentuk portio berubah setelah mengalami proses persalinan.
 Memiliki 2 ostium (seperti spincter) :
 Ostium Uteri Internum (OUI) : bermuara pada cavum uteri,
mengalami dilatasi saat persalinan, jika saat hamil dan
disebut inkompetensi serviks.
 Ostium Uteri Eksternum (OUE) : bermuara pada vagina,
ditemukan setinggi pinggir atas simpisis.
 Antara OUI dan OUE terdapat kanalis servikalis.
 Terdiri dari 3 lapisan jaringan :
 Endometrium
 Mengandung kelenjar bersilia tersusun dalam lipatan-
lipatan sehingga mampu berdilatasi.
 Lapisan ini tidak terlepas saat menstruasi.
 Otot
 Kandungan otot 10%
 Serabut otot involunter bercampur jaringan kolagen,
sehingga bersifat fibrosa.
 Peritonium
 Menutupi secara longgar, kemudian membalik (melipat)
ke atas vesika urinaria sehingga memungkinkan uterus
dan vesika urinaria mengubah letaknya.
 Portio dilapisi oleh epitel berlapis sebagai lanjutan epitel
vagina. Epitel tersebut berlanjut ke kanalis servikalis
untuk bertemu dengan endometrium serviks pada batas
squamokolumner yang merupakan tempat serviks.
 Jaringan penunjang serviks terdiri dari :
 Ligamentum sevikal transversum : meluas dari serviks ke
dinding lateral pelvis.
 Ligamentum puboservikal : berjalan ke depan dari serviks ke
os pubis.
 Ligamentum uterosakralis : meluas dari serviks ke sacrum.

6
b. Korpus dan Fundus Uteri
 Merupakan 2/3 dari uterus masa reproduksi
 Mulai dari isthmus sampai di fundus ( di atas serviks)
 Fundus terletak di atas dan di antara dua kornu.
 Di dalamnya terdapat celah berbentuk segitiga (cavum uteri)
 Tersusun atas :
 Endometrium
 Lapisan membran mukosa yang sekretorik
 Dipengaruhi oleh hormon ovarium
 Luruh saat menstruasi
 Miometrium : lapisan otot
 Serabutnya terdiri dari otot sirkuler ( dalam), serabut
miring yang saling bersilangan (tengah), dan longitudinal
(luar).
 Bersifat involunter.
 Perimetrium : lapisan paling luar
 Di posterior terdapat cavum dauglas
 Jaringan Penunjang :
 Ligamentum teres uteri /rotundum :
 Tersusun atas jaringan fibrosa
 Mempertahankan uterus dalam posisi anteversi dan
antefleksi
 Terbentang dari cornu pada kedua sisi uterus, berjalan
ke bawah berinsersi pada labia mayor.
 Ligamentum latum
 Seperti sampiran, di dalamnya terdapat tuba falopi
 Lipatan peritoneum yang meluas ke lateral antara uterus
dan dinding samping pelvis.
 Pada bagian dorsal terdapat ovarium.
 Ligamentum Kardinale kiri dan kanan
 Mencegah uterus tidak turun

7
 Terdiri dari jaringan ikat tebal di dalamnya banyak
arteri dan vena.
 Berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral
dinding pelvis.
 Ligamentum sakro-uterinum
 Menahan uterus agar tidak banyak bergerak.
 Berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan
menuju ke os sacrum.
 Ligamentum Infundibulo-pelvikum
 Mempertahankan tuba falopi berjalan ke dinding pelvis.
 Di dalamnya terdapat saraf, limfe, arteri dan vena
ovarika
2. Vaskularisasi dan Drainase
 Serviks
a. Vaskularisasi arteri uterina
b. Drainase vena melewati vena-vena uterina
c. Drainase limfa ke dalam limfonodi sacralis dan limfonodi iliaca
interna.
 Korpus dan Fundus Uteri
a. Arteri ovarika kiri dan kanan yang berasal dari aorta
abdominalis. Dari fundus uteri berjalan ke bawah untuk bertemu
dengan arteri uterina pada sisi yang sama.
b. Arteri uterine kanan dan kiri mencapai uterus setinggi OUI dan
cabang- cabangnya memasok darah bagi corpus uteri, serviks,
dan vagina.
c. Drainase venosa menuju vena ovarika menuju vena cava inferior
di sisi kanan, dan vena renalis di sisi kiri.
d. Drainase limfe menuju limfonodi iliaca dan sakralis.
3. Inervasi
 Serviks
Saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus frakenhauser (plexus
sakralis).
8
 Korpus dan fundus uteri
Saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus sacralis.
C. Tuba uterina/ Tuba Falopi/ Salping
1. Anatomi
 Masing-masing tuba (kiri dan kanan) berasal dari kornu.
 Dipengaruhi oleh hormone ovarium
 Bentuknya tubuler, lumennya bersilia, berhubungan dengan cavum
uteri (ujung proksimal) dan cavum peritoneum (ujung distal).
 Terbagi atas pars : interstisial (1cm), itshmika (2cm), ampula (5cm),
dan infundibulum (2cm).
 Panjang kira-kira 10cm
 Pars itshmika paling sempit dan sebagai reservoar spermatozoa karena
suhunya paling rendah
 Pars ampularis tempat konsepsi karena paling luas
 Pars infundibulum berisi fimbrae untuk menangkap ovum saat
diovulasikan.
 Tuba tersusun atas epitel bersilia, jaringan ikat (serabut otot sirkuler
involunter pada lapisan dalam dan longitudinal pada lapisan luar),
peritoneum (membungkus tuba kecuali bagian inferior).
2. Vaskularisasi dan Drainase
 Vaskularisasi : arteri ovarika dan uterina
 Vaskularisasi di daerah tuba sangat banyak untuk meningkatkan
gerakan tuba.
 Drainase venosa dialirkan ke vena-vena yang sesuai
3. Inervasi
 Inervasi : Plexus ovaricus
D. Ovarium
1. Anatomi
 Keduanya terletak di cavum peritonealis, pada ujung tuba falopi
 Organ kecil berbentuk buah kenari, berwarna putih, permukaan tidak
rata.

9
 Ukuran 3cm x 2cm x 1cm
 Beratnya 5-8 gram
 Terdiri dari :
a. Bagian korteks tempat folikel ( bagian fungsional ovarium)
b. Bagian medulla, tempat pembuluh darah, saraf, dan limfa.
 Menyekresi hormon : estrogen, progesterone, dan androgen.
 Tempat terjadinya perkembangan folikel
2. Vaskularisasi dan Drainase
 Vaskularisasi : arteri ovarika
 Drainase : vena ovarika
 Drainase limfa : limfonodi lumbales
3. Inervasi
 Inervasi : plexus ovaricus.

10
PANGGUL

Panggul terdiri dari bagian lunak dan keras. Panggul (pelvis) dibagi menjadi dua
bagian yaitu panggul mayor yang mendukung isi perut dan panggul minor sebagai
wadah dan tempat melekatnya organ genetalia interna. Pelvis mayor adalah bagian
pelvis yang terletak di atas linea terminalis disebut pula false pelvis. Pelvis minor
adalah bagian pelvis yang terletak di bawah linea terminalis disebut pula true
pelvis karena bagian ini mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus
dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat tidaknya
bayi melewatinya. Bentuk pelvis minor ini menyerupai suatu saluran yang
mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu carus)

Tulang panggul terdiri dari:

2 buah tulang pangkal paha (ossa coxae)

1 buah tulang kelangkang (os sacrum)

1 buah tulang tungging (os coccygeus)

1. Tulang Pangkal Paha (Os Coxae)


Terdiri dari os illium (kiri/kanan), Os ischium (kiri/kanan), Os pubis
(kiri/kanan)
a. Os Illium
 Membentuk bagian atas dan belakang panggul
 Terdapat linea innominata (linea terminalis) sebagai batas
panggul mayor dan minor
 Pinggir atas paling tebal disebut Krista illiaca
 Ujung depan Krista illiaca disebut spina illiaca anterior
superior (SIAS)
 Ujung belakang Krista illiaca disebut spina illiaca posterior
superior
11
 Sedikit dibawah SIAS disebut spina illiaca anterior inferior
 Sedikit dibawah spina illiaca posterior superior disebut spina
illiaca posterior inferior
 Cekungan besar dibawah spina illiaca posterior inferior disebut
insisura ischiadica mayor
b. Os Ischium
 Tonjolan sebelah bawah dari tulang usus disebut spina
ischiadica
 Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal yang mendukung
berat badan saat duduk disebut tuber ischiadica
c. Os Pubis
 Foramen obturatorium, dibentuk oleh tulang illium, ischium
dan os pubis
 Tangkai os pubis yang berhubungan dengan os illium disebut
ramus superior ossis pubis sedangkan yang berhubungan
dengan os ischium disebut dengan ramus inferior ossis pubis
 Pertemuan ramus inferior ossis pubis kanan dan kiri
membentuk arcus pubis

Selain itu, terdapat juga perhubungan antar tulang ossa coxae yaitu:

 Os illium dengan os sacrum oleh articulation sacroilliaca


 Permukaan depan os sacrum ke os illium:
 Ligamentum sacro iliaca anterior
 Ligamentum ilio lumbalis
 Ligamentum sacroilliaca interossea
 Perhubungan antara permukaan belakang os sacrum dengan os
ilium oleh ligamentum sacroiliaca posterior
 Perhubungan os sacrum ke spina ischiadika oleh ligamentum
sacrospinosum
 Perhubungan os sacrum ke tuber ischiadika oleh ligamentum
sacrotuberosum
 Os coxae kiri dan kanan dihubungkan oleh simfisis pubis
12
2. Tulang Kelangkang (Os Sacrum)
a. Berbentuk segitiga
b. Terdiri dari lima ruas tulang yang bersatu
c. Permukaan depan cekung
d. Kiri dan kanan dari garis tengah terdapat lubang (foramina
sacralia anteriora) sebagai tempat masuk fleksus sakralis
e. Berhubungan dengan L5 disebut promontorium
f. Cuat-cuat berduri di garis tengah (belakang) disebut crista
sakralis
3. Tulang Tungging (Os Coccygeus)
a. Berbentuk segitiga
b. Terdiri dari 3-5 ruas tulang bersatu
c. Dapat mobil (digerakkan). Saat persalinan dapat ditolak ke
belakang 1-2 cm

BIDANG PANGGUL

Pintu Atas Panggul (PAP)

Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang berbentuk lonjong dan
berbatasan dengan promontorium, korpus vertebra sakral I, linea inominata
(terminalis), ramus superior os pubis, dan pinggir atas simfisis. Jarak dari pinggir
atas simfisis ke promontorium, disebut juga diameter antero-posterior (konjugata
vera), adalah 11 cm. Hasil ini diperoleh dengan cara memasukkan jari tengah dan
telunjuk ke dalam vagina untuk meraba promontorium; jarak bagian bawah
simfisis sampai ke promontorium yang disebut konjugata diagonalis adalah 13
cm. Konjugata vera merupakan jarak antara pinggir atas simfisis ke promontorium
dengan ukuran lebih 11 cm, diperoleh dari pengurangan konjugata diagonalis oleh
1,5 cm.

Selain kedua konjugata ini, dikenal pula konjugata obstetrika, yang memiliki jarak
11,5 cm, yaitu jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke promontorium.
Sebenarnya konjugata ini paling penting, walaupun perbedaannya dengan
konjugata vera sedikit sekali. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas
panggul disebut diameter transversa (13,5-14 cm). Jika ditarik garis dari

13
artikulasio sakro-iliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan
konjugata vera dan diteruskan ke linea inominata disebut diameter obliqua (oblik)
(12-12,5 cm). Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan berupa
sudut (arkus pubis). Normalnya, besarnya sudut ini 90° atau lebih sedikit. Jika
kurang sekali dari 90., kepala janin akan lebih sulit dilahirkan, karena
memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.

Dalam obstetrik, dikenal empat jenis klasik panggul yang mempunyai ciri-ciri
PAP sebagai berikut

1. Jenis Ginekoid

Panggul paling baik untuk wanita, bentuk PAP hampir bulat. Panjang
diameter antero-posterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis
ini ditemukan pada 45% wanita.

2. Jenis android

Bentuk PAP hampir segitiga. Umumnya, pria mempunyai jenis seperti ini.
Panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter transversa,
namun jenis ini jauh lebih mendekati sakrum. Dengan demikian, bagian
belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempit
ke muka. Jenis ini ditemukan 15% pada wanita.

3. Jenis antropoid

Bentuk PAP agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter anteroposterior


lebih panjang dibandingkan diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita.

4. Jenis platipeloid

Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar 5% dibandingkan ukuran
muka belakang. Jenis ini ditemukan pada wanita.

Bidang Luas Panggul

 Bidang dengan ukuran terbesar

14
 Batas-batas : pertengahan simfisis, pertengahan asetabulum, pertemuan
sakral 2 dan 3
 Ukuran:
a. Muka belakang : 12,75 cm
b. Melintang : 12,5 cm

Bidang Sempit Panggul / Bidang Tengah Panggul

 Batas-batas :setinggi pinggir bawah simfisis, spina ischiadika kiri dan


kanan memotong sakrum 1-2 cm di atas ujung os sacrum
 Ukuran:
a. Muka belakang : 11,5 cm
b. Melintang 10 cm
c. Diameter sagital posterior dari pertengahan spina ischiadica kanan dan
kiri menuju os sacrum

Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul tidak merupakan suatu bidang datar, namun tersusun atas 2
bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk
oleh garis antara kedua buah tuber os iskii dengan ujung os sakrum dan segitiga
lainnya yang alasnya juga garis antara kedua tuber os iskii dengan bagian bawah
simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan
sudut (arkus pubis). Normalnya, besar sudut ini 900 atau lebih sedikit. Jika kurang
sekali dari 900, kepala janin akan lebih sulit dilahirkan, karena memerlukan
tempat lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tuber os iskii (distansia
tuberum), diambil dari bagian dalamnya adalah ±10,5 cm.

Bidang Hayal (Hodge)

Digunakan untuk menentukan penurunan atau masuknya bagian terendah janin ke


dalam rongga panggul. Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di
mana bagian terendah janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri
atas empat bidang:

1) Hodge 1 : sama dengan PAP


2) Hodge 2 : sejajar H1 melalui pinggir bawah simfisis
15
3) Hodge 3 : sejajar H1 melalui spina ischiadica
4) Hogde 4 : sejajar H1 melalui os coccygis

Bidang Lunak Panggul

Terdiri dari ligamen dan otot yang meliputi dinding sebelah dalam dan menutupi
panggul sebelah bawah. Bagian yang menutupi panggul dari bawah dan
membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis.

Diafragma Pelvis:

1. Bagian Dalam yaitu Muskulus Levator Ani


Letaknya agak ke belakang. Sebagai sekat yang ditembus oleh rektum.
Terdiri dari tiga bagian, dari depan kebelakang, yaitu:
a. Muskulus Pubo-coccygeus
b. Muskulus Illio-coccygeus
c. Muskulus Ischio-coccygeus

Antara muskulus pubo-coccygeus kiri dan kanan terdapat celah


segitiga yaitu hiatus urogenitalis yang ditutupi oleh diafragma
urogenital, ditembus oleh uretra dan vagina

2. Bagian Luar yaitu Diafragma Urogenitalis (Membranacea)


Menahan genetalia interna pada tempatnya. Bila lemah atau rusak
dapat terjadi prolaps organ genetalia interna.

Ukuran Panggul

Ukuran panggul luar kurang mewakili ukuran sebenarnya karena adanya lemak
dan otot. Kesan panggul melalui pemeriksaan dalam yaitu:

a. Promontorium teraba atau tidak


b. Linea inominata teraba seluruhnya atau sebagian
c. Sidewalls teraba lurus, konvergen, atau divergen
d. Kedua spina ischiadica menonjol atau tidak
e. Os sacrum cekung atau tidak
f. Sudut arcus pubis lancip atau tumpul
16
g. Os coccygeus dapat ditolak kebelakang atau tidak

SIKLUS HORMONAL

Dalam masa kanak-kanak ovaria boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat
belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika tercapai pubertas (alkil balik),
maka terjadilah perubahan dalam ovaria yang mengakibatkan pula perubahan-
perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas tercapai pada umur
12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa ,iklim dan lingkungan.

Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timblnya haid yang pertama
kali(menarche). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang
lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara(thelarche),kemudian tumbuh
rambut kemaluan(pubrache), disusul denag tumbuhnya rambut di ketiak. Barulah
terjadi menarchedan sesudah itu haid dating secara siklik. Haid (menstruasi )ialah
perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
menunaikan faalnya.

Dalam pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang
khas bagi jenisnya. Dengan pubertas ini wanita masuk dalam masa reproduktif,
yang artinya mas mendapatkan keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun.

Setelah masa reproduksi, waniyta masuk kedalam klimakterium. Kluimakterium


merupakan peralihan antara masa reproduksi dan senium. Dalam klimakterium
haid berangsur-angsur akan terhenti: mula-mula haid menjadi sedikit kemudian
terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali. Haid yang terakhir
disebut menopause. Bagian sebelum menopause disebut premenopause dan bagian
sesudah menopause disebut postmenopause.

Masa pancaroba ini disertai dengan gejala yang khas: pada premenopause timbul
kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif, seperti
panas,berkeringatdan palpitasi, gangguan psykis berupa labilitas emosi dan
17
gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Setelah
klimakterium datang senium diman terjadi kemunduran organ tubuh dalam
kemampuan fisik.

Menstruasi( haid)

Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya. Kalau kita memperhatiakn selaput
lendir rahim dari hari ke hari maka ternyata terjadi perubahan- perubahan yang
berulang-ulang. Selama kurang lebih 1 bulan dapat kita bedakan 4 masa(stadium)

1. Stadium menstruasi atau desquamasi:

Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai


dengan perdarahan; hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut
stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.

Banyaknya perdarahan selama haid normal kurang lebih 50 cc

2. Stadium post menstruasi atau stadium regenerasi:

Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan berangsur-angsur


ditutupi kembali oleh selaput lendir baru yang terjadidari sel epitel
kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebalnya endometrium
kurang lebih 0,5 mm, stadium ini sudah milai waktu stadium mestruasi
dan berlangsung kurang lebih 4 hari.

3. Stadium inter menstruasi atau stadium proliferasi:

Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm.
kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringa lain hingga
berkelok. Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke
14 dari hari pertama haid.

4. Stadium pra menstruasi atau stadium sekresi:

Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tetapi bentuk


kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah.
Dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak
18
diperlukan sebagai makana untuk telur. Pada endometrium sudah dapat
dibedakan lapisan atas yang padat(stratum compactum) yang hanya
ditembus oleh saluran-saluran yang keluar dari kelenjar-kelenjar,lapisan
mampung(stratum spongiosum)yang banyak lubangnya karena disini
terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut
stratum basale.

Stadium sekresi ini berlangsu ng dari hari ke 14 -28. kalau tidak terjadi
kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan
berulang lagi siklus menstruasi.

Pembagian lain ialah:

1) Stadium menstruasi (sampai hari 3-5)

2) Stadium proliferasi , dibagi dalam:

 Stadium proliferasi dini

Endometrium tipis tebalnya kurang lebih 2 mm. kelenjarnya


lurus ,epitelnya kubis rendah dan initinya dibasal

 Stadium proliferasi lanjut

Endometrium jadi lebih tebal, halini kaerna bertambahnya


stoma akibat pemecahan sel.

3) Stadium sekresi,dibagi menjadi 2:

 Stadium sekresi dini

Lebih tipis dari pada faes sebelumnya. Hal ini karena


kehilangan cairan, tebalnya kurang lebih 4-5 mm. Pada saat
ini lapisan ini terbagi dalam beberapa bagian.

 Stratum basale:

Lapisan dalam yang berbatasan dengan otot, inaktif


kecuali mitosis pada kelenjar.

 Stratum spongiosum:
19
Lapisan tengah terbentuk anyaman seperti spons, ini
disebabkan kelenjar-kelenjar yang banyak, melebar
dan berkelok-kelok dengan stroma yang sedikit
diantaranya.

 Stratum compactum :

Lapisan permukaan, saluran kelenjar yang sempit,


lumenya berisi secret, stoma yang berlebihan dan
memperlihatakan oedema.

 Stadium sekresi lanjut:

Tebalnya kurang lebih 5-6 mm. Adalah peningkatan dari fase


sebelumnya dimana endometrium sekarang sangat vaskuler,
kelenjar sangat berkelok-kelok, kaya dengan glikogen. Jadi
sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sel stroma
sitiplasma betambah pada kehamilan sel stoma ini akibat
pengaruh progesterone menjadi sel desidua. Pembuluh darah
tumbuh cepat hingga berkelok dan terdapat pada lapisan
compacta.

4) Stadium premenmstruasi :

Adalah infiltrasi sel-sel darah putih bias PMN atau sel bulat. Stroma
mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan secret maka
akan terjadi collaps dari kelenjar dan arteri.pada saat ini terjadi
vasokontriksi , kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan
akhirnya pecah. Masa hari pertama haid sampai pada hari pertama
haid berikutnya disebut siklus . siklus haid yan g normal adalah
kurang lebih 28 hari (antara 3 minggu dan 5 minggu). Hari pertama
haid adalah hari pertama pada siklus yang baru. Lamanya haid
kurang lebih 4-5 hari, hari pertama darah yang keluar sedikit, hari
kedua biasanya paling banyak lalu berangsur-angsur berkurang
hingga berhenti pada hari ke 4dan ke 5.

20
Darah haid biasanya tidak membeku, kalau ada bekuan menendakan
bahwa banyaknya darah haid berlebihan. Sewaktu haid kebanyakan
wanita merasa kurang senang, ada yang merasa gelisah,sakit
punggung, sakit perut bagian bawah dan lain-lain. Buah dada agak
nyeri dan mungkin sedikit membengkak.

Secara iktisar perubahan-perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian-


kejadian dalam ovarium. Tapi ternyata kejadian dalam ovarium dipengaruhi pula
oleh kelenjar yang lebih tinggikedudukannya, ialah kelenjar hipophyse.

Hipophyse bagian depan menghasilkan 3 buah hormone.

1. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH dalam jumlah besar ditemukan urine wanita menopause. FSH


mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus
bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh sel b( basophil) dari
lobus anterior hipophyse. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada
pembenutkan atau pemberian estrogen dalam jumlah cukup; suatu
keadaan yang didapat pula pada kehamilan (negative feed back).

2. LH (Luteinizing Hormone;ICSH- Insterstitial Cell Stimulating


Hormone)

Pada binatang percobaan (tikus) yang telah mengalami


hypophysectomie dapat dapat menyebabkan regenerasi sel-sel
interstitial testis pada tikus jantan. LH ini dapat diisolir dari urine
laki-laki maupun wanita, ditemukan banyak pada wanita menopause.

LH berkerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi


estrogen dari follikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan
substansi pendahuluan dari progesterone dalam sel granulose. Bila
estrogen dibentuk dalam jumlah besar maka akan menyebabkan
pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi FH meningkat

21
hingga tercapai suatu ratio produksi FSH dan LH yang dapat
merangsang terjadinya ovulasi.

3. PROLACTIN(Luteotropin=LTH)

Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada


urine wanita hamil,laktasi dan post menopause. Dibentuk oleh sel
Alpha(Acidophil) dari lobus anterior hipophyse. Fungsi hormone ini
ialah untuk memulai dan mempertahankan produksi progesterone
dari corpus luteum.hipophyse pun dirangsang dan diatur oleh
hypothalamus yang menghasilkan gonadotropin releasing
factors( hypophysiotropin).

Fungsi hypothalamus: diduga bahwa tuber cinerium terdapat “sex


centrum” yang menghasilkan zat yang bersifat decapeptid dan disebut
“releasing factor”yang merangsang hypophyse untuk melepaskan
gonadotropin. Dan juga mengeluarkan prolactin inhibitory hormone
(PIH) yang mengerem produksi prolactin.

Saat ovulasi:

Saat ovulasi perlu kita ketahui untuk menentukan masa subur (masa fertile) dari
seorang wanita, karena kehamilan hanya mungkin kalau coitus terjadi sekitar
ovulasi. Ovulasi ini terjadi kurang lebih 14 hari sebelum haid yang akan datang.

Kita menentukan saat ovulasi itu bukan dari haid yang telah lalu melainkan haid
yang akan datang, karena ternyata bahwa dari siklus itu stadium sekresi yang tetap
karena korpus luteum mempunyai umur yang tertentu kurang lebih 8 hari.
Sebaliknya fase proliferasi berbeda panjangnya. Maka pada wanita dengan siklus
28 hari ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari siklus sedangkan pada wanita dengan
siklus 35 hari ovulasi terjadi pada hari ke 21 dari siklus. Sayangsekali cara ini
tidak dapat dipergunakan pada wanita denagn siklus haid yang tidak teratur , maka
dipergunakan cara lain dengan mengukur temperature basal tiap hari dan
membuat kurva dari pengukuran ini.
22
Temperature basal adalah temperature yang diukur pada pagi hari sebelum
bangun, makan atau minum dan diambil rectal. Ternyata temperature itu lebih
rendah pada bagian pertama dari siklus dibandingakan pada bagian kedua siklus.
Jadi pada saat ovulasi terjadi kenaikan suhu yang biasanya didahului oleh
penurunan suhu.

Menstruasi ovulatoir dan anovulatoir:

 Menstruasi ovulatoir adalah menstruasi yang didahului oleh ovulasi dan


ini adalah menstruasi normal.

 Menstruasi anovulatoir adalah mentruasi yang tidak didahului oleh


ovulasi.

Oleh salah satu sebab tidak terjadi ovulasi maka tak terjadi corpus luteumdan
pembentukan progesterone. Akibatnya endometrium tetap dalam stadium
proliferasi sampai terjadi haid. Tentu saja wanita dengan menstruasi
anovulatoir tak dapat menjadi hamil. Menstruasi anovulatoir terkadang terjadi
pada masa laktasi, pada pubertas dan menjelang menopause.

Hormone-Hormone Dari Ovarium

1. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium tapi pengaruhnya lebih


luas karena menyebabkan tanda kelamin sekunder(tumbuhnya buah dada,
rambut kemaluan dll) dan menambah kontraktilitas uterus.hormone ini
dipergunakan untuk mengatur haid, untuk pengobatan menopause dan ada
kalanya untuk memulaikan persalinan misalnya kalau anak mati dalam
kandungan. Estrogen yang terpenting ialah estron, estradiol dan estriol

2. Progesteron, dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi. Juga plasenta
merupakan sumber pembuatan progesterone. Seperti estrogen,progesterone
dapat diisolir kecuali dari plasenta juga dari gl. Suprarenalis dan darah yang
berasal dari v. ovarica. Kadar pregnandiol (metabolit dari progesterone dalam
urine) yang tertinggi dijumpai pada hari ke 20 dan ke 21 setelah mentruasi
dan lambat laun akan berkurang sampai tak ditemukan lagi dua hari sebelum
23
memulai menstruasi. Pengaruh hormone progestero ini terutama terhadap alat
reproduksi seperti uterus dan mammae.

Pengaruh Terhadap Endometrium:

Endometrium mulai bersekresi, kelenjarnya menjadi panjang dan berkelok-kelok


seperti “cork screw” sehingga endometrium menjadi tebal dan oedemateus.
Perubahan tersebut mempermudah nidasi. Dalam fase sekresi ini seperti sudah
diterangkan dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang
penting artinya untuk makanan telur dan mempertahankan kehamilan. Jumlah
glikogen dan kapur yang kurang dapat menyebabkan abortus.

Pengaruh Terhadap Dinding Uterus:

Progesterone dapat mengurangi kontraktilitas dinding uterus dan pula dapat


mengurangi pengaruh oksitosin.

Pengaruh Terhadap Mammae:

Menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobuli gl. Mammae, seperti yang
dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan.

24

Anda mungkin juga menyukai