http://healthfavo.com/wp-content/uploads/2013/08/female-reproductive-system.jpg
Uterus
Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebal,
dilapisi peritoneum (serosa). Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika urinaria
disebelah anterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm dan lebar 4-5 cm dengan berat
sekitar 60 gram. Cavitas uteri berbentuk segitiga pada penampang koronal, berbentuk celah pada penampang
sagital. Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Rongga pada cervix uteri yang disebut canalis cervicis uteri melalui ostium histologicumuteri internum dan
dengan vagina melalui ostium uteri. Uterus terdiri dari:
- corpus, bagian uterus di atas isthmus atau di bawah muara tuba uterina
Merupakan bagian terbesar uterus; dibagian anterior menempel pada vesika urinaria dan dibagian
posterior menempel pada intestinum; dibagian lateral menempel pada berbagai struktur yang berada
didalam ligamentum latum (tuba falopii – ligamentum rotundum – ligamentum ovarii proprium – vasa
uterina dan ureter ). Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus. Titik
persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri berbentuk segitiga dengan
kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium tuba falopii dan apex bagian bawah setinggi
ostium uteri internum. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan:
o Serosa (peritoneum visceralis) yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen
o Miometrium, berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot
longitudinal,anyaman dan sirkular)
o Endometrium yang melapisi dinding cavum uteri. Selama kehamilan, serabut otot tersebut tidak
bertambah banyak namun mengalami hipertrofi. Endometrium adalah lapisan berongga yang
lunak yang mengandung sejumlah kelenjar dan dilapisi dengan “ciliated collumnar epithelium”;
bentuk kelenjar dan stroma bervariasi sesuai dengan siklus haid; ketebalan pasca menstruasi dini
± 1-2 mm dan menjelang menstruasi ± 4-7 mm.
- fundus, bagian uterus yang terletak di atas muara tuba uterina
- cornu,
- isthmus,
- serviks uteri, bagian di bawah isthmus, bagian corpus yang menyempit
Bagian terbawah uterus, servik uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis ; dibagian dalam servik terdapat kanalis
servikalis. Serviks uterus terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan (kolagen dan glikosamin)
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portiocervicis uteri (dinding) dengan lubang
ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara / primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayatmelahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan
larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi
siklus haid.
Dalam keadaan normal posisi uterus adalah antefleksi anteversi. Uterus pada kehamilan lanjut: fundus
berbentuk kubah, insersi tuba serta ligamentum rotundum dibagian atas corpus uteri dan terlihat pasokan
vaskular yang hipertrofis.
Vaskularisasi: disuplai oleh A.uterina cabang A.iliaca interna. A.uterina beranastomosis dengan A.ovarica dan
A.vaginalis. Sistem venanya mengikuti sistem pembuluh nadinya dan bermuara ke dalam V.iliaca interna.
Aliran Limf: Pembuluh limf dari fundus uteri berjalan bersama arteria ovarica dan mengaliran limf ke nodi para
aortici setinggi vertebrata L1. Pembuluh limf dari corpus uteri dan cervix uteri bermuarake nodi iliaci externi.
Nervasi: Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hypogastricus inferior
Ligamenta penyangga uterus: ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulo pelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
(S. Snel, Richard. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.Jakarta. EGC)
1.2 Mikroskopik
1.2.1 Organ Genitalia Interna
Uterus
Dari segi histologi, uterus terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan serosa atau peritoneum viseral yang terdiri dari sel mesotelial.
2. Lapisan muscular atau miometrium yang merupakan lapisan paling tebal di uterus dan terdiri dari serat
otot halus yang dipisahkan oleh kolagen dan serat elastik. Berkas otot polos ini membentuk empat lapisan
yang tidak berbatas tegas. Lapisan pertama dan keempat terutama terdiri atas serat yang tersusun
memanjang, yaitu sejajar dengan sumbu panjang organ. Lapisan tengah mengandung pembuluh darah
yang lebih besar.
3. Lapisan endometrium yang terdiri atas epitel dan lamina propia yang mengandung kelenjar tubular
simpleks. Sel-sel epitel pelapisnya merupakan gabungan selapis sel-sel silindris sekretorus dan sel bersilia.
Jaringan ikat lamina propia kaya akan fibroblas dan mengandung banyak substansi dasar. Serat jaringan
ikatnya terutana berasal dari kolagen tipe III.
Lapisan endometrium dapat dibagi menjadi dua zona, (1) Lapisan fungsional yang merupakan bagian
tebal dari endometrium. Perubahan siklik dibagi menjadi beberapa tahap:
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/19_01.jpg
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/20_01.jpg
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/96_01.jpg
- Proliferatif (atau folikular), dibawah pengaruh estrogen ovarium, stratum functionale semakin tebal
dan kelenjar uterus memanjang dan berjalan lurus di permukaan. Arteri spiralis memanjang berkelok-
kelok.
- Sekretorik (atau luteal), dimulai setelah folikel matur. Perubahan d endometrium disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum fungsional, akibatnya stratum
functionale dan stratum basale endometrium menjadi lebih tebal karena bertambahnya sekresi
kelenjar dan edema lamina propria, epitel kelenjar uterus mengalami hipertrofi akibat adanya
akumulasi sekretorik yang kaya karbohidrat. Arteri spiralis terus berjalan ke bagian atas endometrium
dan tampak jelas karena dindingnya tebal. Selama fase sekretori, stratum functionale endometrium
ditandai oleh perubahan epitel permukaan silindris, kelenjar uterus dan lamina propria. Stratum basale
menunjukkan perubahan minimal.
- Menstruasi, endometrium di stratum functionale mengalami degenerasi dan terlepas. Endometrium
yang terlepas mengandung kepingan-kepingan stroma yang hancur, bekuan darah, dan kelenjar uterus
beserta produknya. Stratum basal endometrium tetap tidak terpengaruh selama fase ini. Bagian distal
arteri spiralis mengalami nekrosis, sedangkan bagian arteri yang lebih dalam tetap utuh.
(2) Lapisan basal yang paling dalam dan berdekatan dengan miometrium. Lapisan ini mengandung lamina
propia dan bagian awal kelenjar uterus. Lapisan ini berperan sebagai bahan regenerasi dari lapisan fungsional
dan akan tetap bertahan pada fase menstruasi. Endometrium adalah jaringan yang sangat dinamis pada
wanita usia reproduksi. Perubahan pada endometrium terus menerus terjadi sehubungan dengan respon
terhadap perubahan hormon, stromal, dan vaskular dengan tujuan akhir agar nantinya uterus sudah siap saat
terjadi pertumbuhan embrio pada kehamilan. Stimulasi estrogen dikaitkan erat dengan pertumbuhan dan
proliferasi endometrium, sedangkan progesteron diproduksi oleh korpus luteum setelah ovulasi mengahmbat
proliferasi dan menstimulasi sekresi di kelenjar dan juga perubahan predesidual di stroma.
Tuba uterina (tuba falopii), terdiri atas 4 segmen yaitu bagian Intramural (Pars Interstitial), Istmus, Ampula,
Infundibulum . Jari2/jumbai melebarke arah ovarium disebut fimbriae. Secara histologi, dinding tuba uterina
terdiri dari 3 lapisan: tunika mukosa, tunika muskularis, tunika serosa.
(Junqueira, L. C. and Carneiro, J., 2007. Histologi dasar. 10th ed. Jakarta: EGC.)
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/femalerepro/images/uem021he.jpg
http://www.ouhsc.edu/histology/Glass%20slides/21_01.jpg
Ovarium
Permukaan ovarium ditutupi oleh epitel selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel germinal. Di bawah lapis
epitel germinal terdapat sebuah lapisan jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas membentuk tunika
albuginea. Jaringan korteks ovarium berada di bawah tunika albuginea. Di sini terdapat sejumlah besar folikel
ovarium sedang berkembang pada fase yang berbeda-beda.
Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel folikel.
Folikel dibagi ke dalam tiga fase perkembangan, yaitu folikel primordial, folikel berkembang, dan folikel de
Graaf atau matang.
Folikel primordial paling banyak dijumpai saat sebelum kelahiran. Terdiri atas sebuah oosit primer dengan
inti dan anak inti besar yang dibungkus oleh selapis sel folikel gepeng. Sementara folikel berkembang, stroma
ovarium yang mengelilingi folikel akan berdeferensiasi menjadi teka interna dan teka eksterna. Teka interna
kaya akan vaskular dan teka eksterna terutama terdiri atas jaringan ikat. Tidak ada pembuluh darah dalam
lapisan granulosa.
Sewaktu folikel berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil di antara sel folikel yang berisi cairan
folikel. Folikel ini disebut folikel sekunder. Kemudian ruang-ruang ini menyatu dan akhirnya hanya membentuk
satu ruang besar yang disebut antrum. Sel-sel dari lapisan granulosa berkumpul pada satu bagian dinding
folikel, membentuk bukit kecil sel-sel, yaitu kumulus ooforus, yang mengandung oosit. Kumulus ooforus
ini menonjol kedalam antrum. Oosit tidak akan bertumbuh lagi dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang
disebut korona radiata. Folikel ini kini benama folikel de Graaf atau matang.
Proses ovulasi terdiri atas pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum. Ovum bersama zona pelucida,
sel-sel yang meliputinya, dan beberapa cairan antrum meninggalkan ovarium dan masuk ke dalam tuba
uterina. Setelah ovulasi, sel granulosa dan sel-sel dari teka interna yang menetap dalam ovarium membentuk
kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum yang mensekresikan progesteron dan estrogen.
Struktur ovarium terdiri dari:
a) Korteks di bagian luar, terdiri dari:
- Stroma padat, mengandung folikel ovarium. Stroma berbentuk jala retikulin dengan sel bentuk gelendong.
- Sebelum pubertas hanya tdpt folikel primitif atau primer.
- Kematangan seks: adanya folikel yang berkembang dan hasil akhirnya berupa korpus luteum, folikel atretis.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
- Saat menopause folikel menghilang dan korteks jadi tipis dan terdiri dari jaringan ikat fibrosa
b) Medula dibagian dalam,tdd:
- Jaringan ikat fibroelastis berisi pembuluh darah besar, limf dan saraf.
Korpus Luteum
Bila tidak tjd fertilisasi maka korpus luteum hanya bertahan 10-14 hari dan berdegenerasi disebut korpus
luteum menstruasi
Bila terjadi fertilisasi, plasenta menghasilkan HCG dan menstimulasi korpus luteum untuk bertahan selama ±
6 bulan dan akan menurun tapi tidak hilang dan masih mensekresi progesteron sampai akhir kehamilan
disebut korpus luteum pregnans.
(Fawcett DW. 2004. Buku Ajar Histologi Bloom & Fawcett. 12th ed. Trans Tambayong J. Jakarta: EGC)
http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/histology/a%20ovary%203.jpg
https://secure.health.utas.edu.au/intranet/cds/cam202/Images/98-9824x200a.jpg
1.2.2 Organ Genitalia Externa
Vagina
Vagina adalah tabung fibromuskular dengan dinding yang terdiri dari tiga
lapisan: mukosa, muskularis dan adventitia dari vagina. MukosaEpitel
skuamosa bertingkat (dalam stratum basalis, intermediate stratum spinosum,
lapisan dangkal sel eosinofilik datar yang memang mengandung keratin tetapi
biasanyatidak membentuk lapisan tanduk yang benar) terletak pada lamina
propria yang sangatseluler (leukosit banyak). Menjelang muskularis beberapa
ruang kavernosa vaskular dapat dilihat (jaringan ereksi yang khas).
Muskularis Batin lapisan membujur melingkar dan luar otot polos yang
hadir. Inferior, otot, bulbo spongiosus lurik sukarela membentuk sphincter
sekitar vagina.
AdventitiaBagian dari adventitia berbatasan dengan muskularis cukup
padat dan berisi banyak seratelastis. Jaringan ikat longgar dengan pleksus
vena menonjol membentuk bagian luar adventitia.
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/femalerepro/images/vag02he.jpg
http://antranik.org/wp-content/uploads/2012/03/complete-menstrual-cycle.png?c3f22f
Haid Normal
Darah haid terutama berasal dari arteri dengan hanya 25% darah berasal dari vena. Darah ini mengandung
sisa jaringan, prostaglandin, dan fibrinolisis dalam jumlah relatif besar dari jaringan endometrium. Fibrinolisis
melisiskan bekuan sehingga dalam keadaan normal, darah haid tidak mengandung bekuan kecuali bila
jumlahnya berlebihan. Lama haid biasanya 3-5 hari, tetapi pada wanita normal pengeluaran darah dapat
sesingkat 1 hari atau selama 8 hari. Jumlah darah yang keluar secara normal dapat berkisar dari sekedar bercak
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
sampai 80ml; jumlah rerata yang keluar adalah 30ml. pengeluaran lebih dari 80ml adalah abnormal. Jumlah
darah ynag keluar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang meliputi ketebalan endometrium,
pengobatan, dan penyakit yang memengaruhi mekanisme pembekuan darah.
Siklus Anovulatorik
Pada beberapa keadaan, ovulasi tidak terjadi selama siklus haid. Siklus anovulatorik tersebut sering terjadi
pada 12-18 bulan pertama setelah menarche dan juga sebelum awitan menopause. Bila ovulasi tidak terjadi,
korpus luteum tidak akan terbentuk dan efek progesteron pada endometrium tidak akan timbul. Namun,
estrogen terus menyebabkan pertumbuhan endometrium dan endometrium proliferatif tersebut menjadi
cukup tebal untuk robek dan mulai terlepas. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya perdarahan bervariasi,
namun biasanya terjadi kurang dari 28 hari dari periode haid terakhir. Jumlah darah yang keluar juga bervariasi
dan berkisar dari sedikit sampai relatif banyak.
Siklus Vagina
Di bawah pengaruh estrogen, epitel vagina mengalami kornifikasi, dan pada apusan vagina dapat dilihat sel-
sel epitel kornifikasi. Di bawah pengaruh progesteron, terjadi sekresi mukus kental, dan epitel berproliferasi
serta disebuki oleh leukosit.
Menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala. Menstruasi
adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus.
(Cunningham, F. G. et al, 2005. Obstetri Williams. Alih bahasa, Andry Hartono, Y.joko Suyono, Brahm U. Pendit
; editor bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto et al. Edisi 21. Jakarta : EGC)
(Maulana, R., 2008. Hubungan Karakteristik Wanita Usia Produktif dengan Premenstrual Syndrome (PMS) di
Poli Obstetri dan Gynekology BPK –RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008.)
(Wolfenden, Elizabeth M., 2010. Causes of Irregular Menstrual Bleeding. Available from:
http://www.livestrong.com/article/94169-causes-irregularmenstrual-bleeding/)
(Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.)
Siklus Menstruasi
1. Siklus Endomentrium
Siklus endo metrium menurut Bobak (2004), terdiri dari:
a. Fase proliferasi
Dinamakan juga fase folikuler, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) ketika ovarium beraktivitas
membentuk dan mematangkan folikel-folikelnya serta uterus beraktivitas menumbuhkan lapisan
endometriumnya yang mulai pulih dan dibentuk pada fase regenerasi atau pascahaid. Pada siklus haid klasik,
fase proliferasi berlangsung setelah perdarahanhaid berakhir, dimulai pada hari ke-5 sampai 14 (terjadinya
proses ovulasi), misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan
berakhir saat ovulasi.
Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. Fase proliferasi ini
berguna untuk menumbuhkan lapisan endometroium uteri agar siap mener ima sel ovum yang telah dibuahi
oleh sel sperma, sebagai persiapan terhadap terjadinya proses kehamilan. Pada fase ini terjadi pematangan
folikel-folikel di dalam ovarium akibat pengaruh aktivitas hormon FSH yang merangsang folikel-folikel tersebut
untuk menyintesis hormon estrogen dalam jumlah yang banyak. Peningkatan dan pengaruh dari aktivitas
hormon FSH pada fase ini juga mengakibatkan terbentuknya banyak reseptor hormon LH di lapisan sel -sel
granulosa dan cairan folikel- folikel dalam ovarium. Pembentuk an hormon estrogen yang terus meningkat
tersebut sampai kira-kira pada hari ke-13 siklus haid (menjelang terjadinya proses ovulasi ) akan
mengakibatkan terjadinya pengeluaran hormon LH yang banyak sebagai manifestasi umpan balik positif dari
hormon estrogen (positive feed back mechanism) terhadap adenohipofisis. Pada saat mendekati masa
terjadinya proses ovulasi, terjadi peningkatan kadar hormon LH di dalam serum dan cairan folikel-folikel yang
dihasilkan di dalamnya sehingga sebagian besar folikel di ovarium diharapkan mengalami pematangan (folikel
de Graaft).
Di samping itu, akan terjadi perubahan penting lainnya, yaitu peningkatan konsentrasi hormon estrogen
secara perlahan -lahan, kemudian melonjak tinggi secara tiba-tiba pada hari ke-14 siklus haid klasik (pada akhir
fase pfroliferasi), biasanya terjadi sekitar 16 -20 jam sbelum pecahnya folikel de Graaft, diikuti peningkatan
suhu basal badan sekitar 0,5oC. Adanya peningkatan pengeluaran kadar hormon LH yang mencapai puncaknya
(LH -Surge), estrogen dan progesteron menjelang terjadinya proses ovulasi akan memacu terjadinya proses
tersebut di ovarium pada hari ke-14 siklus haid.
Di sisi lain, aktivitas hormon estrogen yang terbentuk pada fase proliferasi tersebut dapat mempengaruhi
tersimpannya enzim -enzim dalam lapisan endometrium uteri serta merangsang pembentukan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida pada lapisan tersebut. Zat-zat ini akan turut serta dalam pembentukan dan
pembangunan lapisan endometrium uteri, khususnya pembentukan stroma di bagian dalam dari lapisan
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
endometrium uteri. Pada saat yang bersamaan terjadi pembentukan sistem vaskularisasi ke dalam lapisan
fungsional endometrium uteri.
Selama fase proliferasi dan terjadinya proses ovulasi di bawah pengaruh hormon estrogen terjadinya
pengeluaran getah atau lendir daei dinding serviks uteri dan vagina yang lebih encer dan bening. Pada saat
ovulasi getah tersebut mengalami penurunan konsentrasi protein (terutama albumin), sedangkan air dan
musin (pelumas) bertambah berangsur-angsur sehingga menyebabkan terjadinya penurunan viskositas
tersebut. Peristiwa ini diikuti dengan terjadinya proses-proses lainnya di dalam vagina , seperti perangsangan
peningkatan produksi asam laktat dam menurunkan nilai pH (derajat keasaman), yang akan memperkecil
resiko terjadinya infeksi di dalam vagina . Banyaknya getah yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan yang
disebut keputihan karena pada flora normal di dalam vagina juga terdapat mikroorganisme yang bersifat
patogen potensial. Sebaliknya, se sudah terjadinya proses ovulasi (pada awal fase luteal) di bawah pengaruh
hormon progesteron getah atau lendir yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vagina menjadi lebih kental dan
keruh.
Setelah terjadinya proses ovulasi, getah tersebut mengalami perubahan kembali dengan peningkatan
konsentrasi protein, sedangkan air dan musinnya berkurang berangsur-angsur sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan viskositas dan pengentalan dari getah yang dikeluarkan dari serviks uteri dan
vaginanya. Dengan kata lain, pada fase ini merupakan masa kesuburan perempuan.
b. Fase sekresi/luteal
Dinamakan juga fase sekresi atau fase prahaid, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) ketika ovarium
beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel matangnya ( folike l de Graaf) yang sudah
mengeluarkan sel ovumnya pada saat terjadinya ovulasi dan menghasilkan hormone progesterone yang akan
digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium uteri untuk bersiap-siap menerima hasil konsepsi (jika
terjadi kehamilan) atau mela kukan proses deskuamasi dan penghambatan masuknya sel sperma (jika tidak
terjadi kehamilan).
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya
atau hari ke -14 (setelah terjadinya proses ovulasi) sampai hari ke-28, berlangsung fase luteal. Pada akhir fase
sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang
tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
Pada fase ini mempunyai ciri khas tertentu, yaitu terbentuknya korpus luteum ovarium serta perubahan
bentuk (menjadi memanjang dan berkelokkelok) dan fungsi dari kelenjar-kelenjar di lapisan endometrium
uteri akibat pengaruh dari peningkatan hormone LH yang diikuti oleh pengeluaran hormone progesterone .
Adanya pengaruh aktivitas hormone progesterone dapat menyebabkan terjadinya perubahan sekretorik,
terutama pada lapisan endometrium uteri . Pengaruh aktivitas hormone progesterone selama fase luteal
dapat meningkatkan kosentrasi getah serviks uteri menjadi lebih kental dan membentuk jala-jala tebal di
uterus sehingga akan menghambat masuknya sel sperma ke dalam uterus. Bersamaan dengan hal ini,
hormone progesterone akan mempersempit daerah porsio dan serviks uteri sehingga pengaruh aktivitas
hormone progesterone yang lebih lama, akan menyebabkan degenerasi dari lapisan endometrium uteri dan
tidak memungkinkan terjadinya proses nidasi dari hasil konsepsi ke dinding uterusnya.
Pada saat setelah terjadinya proses ovulasi di ovarium, sel -sel granulose ovarium akan berubah menjadi sel-
sel luteal ovarium, yang berperan dalam peningkatan pengeluaran hormone progesterone selama fase luteal
siklus haid. Faktanya menunjukkan bahwa salah satu peran dari hormone progesterone adalah sebagai
pendukung utama terjadinya proses fertilisasi dan nidasi dari hasil konsepsi (zigot ) bila telah terjadi proses
kehamilan. Apabila proses kehamilan tersebut tidak terjadi, peningkatan hormone progesterone yang terjadi
tersebut akan mengikuti terjadinya penurunan hormone LH dan secara langsung hormon progesteron
(bersama dengan hormone estrogen ) akan melakukan penghambatan terhadap pengeluaran hormone FSH,
LH, LHRH, yang derajat hambatannya bergantung pada konsentrasi dan lamanya pengaruh hormone
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
progesterone tersebut. Kemudian melalui mekanisme ini secara otomatis hormon-hormon progesterone dan
estrogen juga akan menurunkan pengeluaran hormone LH, FSH, dan LHRH tersebut sehingga proses sintesis
dan sekresinya dari ketiga hormone hipofisis tersebut, yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan folikel-
folikel dan proses ovulasi di ovarium selama fase luteal, akan berkurang atau berhenti, dan akan menghambat
juga perkembangan dari korpus luteum . Pada saat bersamaan, setelah terjadinya proses ovulasi, kadar
hormone estrogen mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya puncak peningkatan kadar
hormone LH dan aktivitasnya yang terbentuk ketika proses ovulasi terjadi dan berakibat terjadi proliferasi dari
sel-sel granulosa ovarium, yang secara langsung akan menghambat dan menurunkan proses sintesis hormone
estrogen dan FSH serta meningkatkan pembentukan hormone progesterone di ovarium.
Di akhir fase luteal , terjadi penurunan reseptor-reseptor dan aktivitas hormone LH di ovarium secara
berangsur -angsur, yang diikuti penurunan proses sintesis dan aktivitas hormone progesterone. Kemudian
diikuti penurunan hambatan terhadap proses sintesis hormone-hormon FSH dan estrogen yang telah terjadi
sebelumnya. Oleh karena itu, pada masa akhir fase luteal akan terjadi pembentukan kembali hormone FSH
dan estrogen dengan aktivitasaktivitasnya di ovarium dan uterus.
Pada saat yang bersamaan, peningkatan pengeluaran dan pengaruh hormone progesterone (bersama dengan
hormone estrogen) pada akhir fase luteal akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh-pembuluh
darah di lapisan endometrium uteri , yang kemudian dapat menimbulkan terjadinya proses iskhemia di lapisan
tersebut sehingga akan menghentikan proses metabolisme pada sel dan jaringannya. Akibatnya, terjadi
regresi atau deskuamasi pada lapisan t ersebut disertai perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini merupakan
manifestasi dari terjadinya perdarahan haid.
c. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi
pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring
penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah
ke endo metrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai.
d. Fase menstruasi
Dinamakan juga fase deskuamasi atau fase haid, yaitu suatu fase yang menunjukkan waktu (masa) terjadinya
proses deskuamasi pada lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalam uterus dan
dikeluarkan melalui vagina.
Pada akhir fase luteal terutama saat-saat menjelang terjadinya perdarahan haid terjadi peningkatan hormon
estrogen yang dapat kembali menyebabkan perubahan sekretorik pada dinding uterus dan vagina, berupa
peningkatan produksi dan penurunan konsentrasi getah yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vagina serta
peningkatan konsentrasi glikogen dalam serviks uteri dan vagina. Hal ini memungkinkan kembali te rjadinya
proses peningkatan pengeluaran getah yang lebih banyak dari serviks uteri dan vaginanya serta keputihan.
Terjadinya pengeluaran getah dari serviks uteri dan vagina tersebut sering bercampur dengan pengeluaran
beberapa tetesan darah yang sudah mulai keluar menjelang terjadinya proses perdarahan haid dari dalam
uterus dan menyebabkan terlihatnya cairan berwarna kuning dan keruh, yang keluar dari vaginanya. Sel-sel
darah merah yang telah rusak dan terkandung dari cairan yang keluar tersebut akan menyebabkan perubahan
sifat bakteri -bakteri flora normal yang ada di dalam vagina menjadi bersifat infeksius (patogen potensial) dan
memudahkannya untuk berkembang biak dengan pesat di dalam vagina.
Bakteri-bakteri infeksius yang terkandung dalam getah tersebut, kemudian dikeluarkan bersamaan dengan
pengeluaran jaringan dari lapisan endometrium uteri yang mengalami proses regresi atau deskuamasi dalam
bentuk perdarahn haid atau dalam bentuk keputihan yang keluar mendahului menjelang terjadinya haid.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
Pada saat bersamaan, lapisan endometrium uteri mengalami iskhemia dan nekrosis, akibat terjadinya
gangguan metabolisme sel-sel atau jaringannya, yang disebabkan terhambatnya sirkulasi dari pembuluh -
pembuluh darah yang memperdarahi lapisan tersebut akibat dari pengaruh hormonal, ditambah dengan
penonjolan aktivitas kinerja dari prostaglandin F2a(PGF2a) yang timbul akibat terjadinya gangguan
keseimbangan antara prostaglandin-prostaglandin E2 (PGE 2) dan F2a(PGF2a) dengan prostasiklin (PGI2),
yang disintesis oleh sel-sel endometrium uteri (yang telah mengalami luteinisasi sebelumnya akibat pengaruh
dari hormon progesteron). Semua hal itu akan menjadikan lapisan endometrium uteri mengalami nekrosis
berat dan sangat memungkinkan untuk mengalami proses deskuamasi.
Pada fase menstruasi ini terjadi penyusutan dan lenyapnya korpus luteum ovarium (tempat menetapnya
reseptor -reseptor serta terjadinya proses pembentukan dan pengeluaran hormon progesteron dan LH
selama fase luteal).
e. Fase regenerasi .
Dinamakan juga fase pascahaid, yaitu suatu fase yang menunjukkan waktu (masa) terjadinya proses awal
pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri setelah mengalami proses deskuamasi
sebelumnya. Bersamaan dengan proses regresis atau deskuamasi dan perdarahan haid pada fase menstruasi
tersebut, lapisan endometrium uteri juga melepaskan hormon prostaglandin E2 dan F2a yang akan
mengakibatkan berkontraksinya lapisan miometrium uteri sehingga banyak pembuluh darah yang terkandung
di dalamnya mengalami vasokonstriksi, akhirnya akan membatasi terjadinya proses perdarahan haid yang
sedang berlangsung.
Di sisi lain, proses penghentian perdarahan haid ini juga didukung oleh pengaktifan kembali pembentukan dan
pengeluaran hormon FSH dan estrogen sehingga memungkinkan kembali terjadinya pemacuan proses
proliferasi lapisan endometrium uteri dan memperkuata kontraksi otot-otot uterusnya. Hal ini secara umum
disebabkan oleh penurunan efek hambatan terhadap aktivitas adenohipofisis dan hipotalamus yang dihasilkan
dari hormon progesteron dan LH (yang telah terjadi pada fase luteal), saat terjadi perdarahan haid pada fase
menstruasi sehingga terjadi pengaktifan kembali dari hormon-hormon LHRH, FSH, dan estrogen. Kemudian
bersamaan dengan terjadinya proses penghentian perdarahan haid ini, dimulailah kembali fase regenerasi
dari siklus haid tersebut.
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30
folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSHdan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikelyang
kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8
hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi
implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endo metrium
tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar
hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin
realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH
menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai
menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH
mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
implantasi ovum pada masa ini, korpus luteummenyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron
menurun, maka terjadi menstruasi.
(Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar fisiologi kedokteran.Edisi 22. Jakarta. EGC.
Guyton, AC. Hall JE. 2007. Buku Ajar fisiologi kedokteran.Edisi 11.Jakarta. EGC
Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta. EGC)
3.2 Klasifikasi
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau
menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid);
Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea
2. Kelainan Siklus
- Polimenorea atau Epimenoragia
Definisi: siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlahperdarahan
relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Sebab-sebab Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek
sehinggasiklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
Terapi Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan
hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
- Oligomenorea
Definisi: siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Sebab-sebab Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi
panjang; pengaruh psikis; pengaruh penyakit: TBC
Terapi Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila
mendekatiamenorea diusahakan dengan ovulasi.
- Amenorea
Definisi: keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut. Klasifikasi:
o Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
o Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haidtetapi
berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Sebab-sebab Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa
menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis ovarium ; kelainan kongenital ; gangguansistem
hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi
lebih.
Epidemiologi: Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat ditemukan adanya amenore yang
bersifat patologik. Amenore didiagnosa pada perempuan yang tidak menstruasi :
1.sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda – tanda pubertas
2.sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan tanda pubertas lain
3. sudah menstruasi,tetapi tidak menstruasi lagi selama interval 3 siklus atau lebih atau selama 6 bulan
Amenorea primer merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi menstruasi pada wanita yang berusia 16
tahun ke atas dengan karaktersitik seksual sekunder normal, atau umur 14 tahun ke atas tanpa adanya
perkembangan karakteristik seksual sekunder. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia
reproduksi.
Amenorea sekunderAmenorea sekunder adalah hilangnya menstruasi setelah menarche. Yaitutidak
terjadinya menstruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yangbiasanya mendapat siklus menstruasi
teratur atau bisa sampai 12 bulanpada wanita yang biasanya mengalami oligomenorrhoea. Angka
kejadianberkisar antara 1 – 5%.
Terapi, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikanhormon-hormon yang merangsang
ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan
istirahat.
3. Perdarahan di luar haid
- Metroragia
Definisi: perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Klasifikasi
a. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
b. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpusuteri,
carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,endometritis
haemorrhagia); hormonal.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
2) Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial
(tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakitakut maupun kronis. b)
Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainanpelepasan endometrium, hipertensi,
kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Terapi kuretase dan hormonal.
4. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid
- Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung.
Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual
tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik gelisah, susah tidur; perutkembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang
merasa tertekan.
Terapi Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi
antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasidengan
tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Mastodinia atau Mastalgia
Definisi: rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab, Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang
disertai hiperemia didaerah payudara.
- Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Definisi: rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di
pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam
bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti olehperdarahan yang berasal dari proses ovulasi
dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
- Dismenorea
Definisi Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan.Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas. Klasifikasi
1) Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri haid yang
terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis; (konstitusionil:
anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan
kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi : nyeri haid dari bagian perut
menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan
emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.
2) Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi
pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexiouteri fixata, gynatresi,
stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal (mencari dan menghilangkan
penyebabnya).
Epidemiologi: Dismenorea dapat mempengaruhi lebih dari setengah wanita haid, dan prevalensi yang
dilaporkan telah sangat bervariasi. Sebuah survei dari 113 pasien dalam praktek pengaturan keluarga
menunjukkan prevalensi dismenorea adalah29%-44%, wanita berusia 18-45 tahun telah dilaporkan memiliki
angka prevalensi tertinggi yaitu 90%. Klein dan Litt melaporkan, prevalensi dismenorea pada remaja umur
12-17 tahun adalah59,7%. Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid sudah parah,
37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan. Dismenorea menyebabkan 14% dari pasien sering
ketidakhadiran di sekolah atau tidak menjalani kegiatan. Meskipun remaja kulit hitam tidak melaporkan
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
kejadian peningkatan dismenorea, mereka tidak hadir di sekolah lebih sering (23,6%) dibandingkan remaja
kulit putih(12,3%), bahkan setelah disesuaikan untuk status sosial ekonomi. Studi prevalensi di Thailand
melaporkan kejadian dismenorea adalah 84,2% pada remaja perempuan pubertas. Jumlah ketidakhadiran di
sekolah sebesar 21,1% yang dihubungkan dengan beratnya gejala.
(Kamir, Anton Calis. 2009. Dysmenorrhea. Available from: http://www.emedicine.com/med/topic606.htm )
Perdarahan uterus disfungsional biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi ovarium primer atau sekunder
yang disebabkan adanya kelainan pada salah satu tempat pada sistem sumbu hipotalamus – hipofisis –
ovarium dan jarang akibat dari gangguan fungsi korteks ginjal dan kelenjar tiroid. Perdarahan uterus
disfungsional umumnya merupakan keadaan anovulator tetapi dapat juga terjadi pada keadaan ovulatoir
bila ada defek pada fase folikular atau fase luteal.
Penyebab Perdarahan Uterus Abnormal Berdasaran Kelompok Usia
Kelompok Usia Penyebab
Prapubertas Pubertas prekoks (kelainan hipotalamus, hipofisis, atau ovarium)
Remaja Siklus Anovulatorik
Usia subur Penyulit Kehamilan (abortus, penyakit trofoblastik, kehamilan
ektopik)
Perimenopause Siklus anovulatorik, pelepasan irregular endometrium, lesi
organik
Pascamenopause Lesi organik, atrofi endometrium
Buku Ajar Patologi, Robins.2004
3.3 Etiologi
Gangguan haid dapat disebabkan oleh kelainan organik maupun bukan kelainan organik (fungsional).
o Tidak di temukan kelainan organik - disebut sebagai perdarahan uterus disfungsional (PUD).
- PUD pada usia reproduksi
- PUD Pada usia perimenars
- PUD pada usia perimenopause
o Ada kelainan organik
Hipoplasia uteri, mioma submukosum, endometriosis, polip serviks, adenoma endometrium,
adneksitis, Ca endometrium, hipertensi,vitium kordis, trombositopenia, terapi sulih hormon (TSH),kontrasepsi
hormonal, non hormonal, faktor pembekuan darah.
3.5 Patofisiologi
AMENOREA
Kelainan
Kegagalan fungsi genetik
hipotalamus-hipofisis
Penyakit
stress, obat-
Testikular obatan, dll
hipogonadotropin feminization Disgenesis gonad
Siklus
FSH & LH Ovarium gagal menstruasi
berkembang terganggu
Tidak punya Testis
uterus menggantikan
Ovarium tidak
ovarium
terangsang Tidak terjadi
Ovarium berupa siklus
jaringan pengikat menstruasi
Siklus
menstruasi Amenore sekunder
Amenore primer
tidak terjadi
- Ovulatorik
Fase luteal tidak adekuat. Korpus luteum mungkin gagal mengalami pematangan secara normal atau
mengalami rgresi secara prematur sehingga terjadi kekurangan relatif progesteron. Endometrium dibawah
kondisi ini mengalami perlambatan terbentuknya pase sekretorik.
DISMENOREA
Bila tidak terjadi kehamilan Penyakit :endometriosis,
inflamasi pelvis,
adenomiosis, kista
Regresi korpus luteum ovarium, kelainan otak
MK:nyeri MK:Intoleran
Enzim fosfolipase A2 aktivitas
meningkat
Hidrolisis senyawa
fosfolipid
PGE 2 PGF 2α
Miometrium terangsang
Nyeri MK:
iskemia Dismenore primer
haid ansietas
Estrogen ↑ dan
Gangguan metabolism prostaglandin
progesteron↓
Deficit vit. B6
Produksi
serotonin
terganggu
Pre menstrual
Serotonin ↓ depresi sindrom
Pemeriksaan Lab
- TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk mengetahui fungsi
kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH, menyebabkan haid tidak teratur
termasuk amenorrhea. Gangguan fungsi tiroid ini dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin.
- Prolaktin
Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat menyebabkan
gangguan siklus haid.
- Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH)
Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik hipogonadisme dan
hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik hipogonadisme dapat menyebabkan gagal
ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme dapat
mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-
ovarium.
- Progesteron
Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada struktur
endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea.
Metroragia
1. Anamnesis
- Tanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh
oligomenorea/amenorea
- Sifat perdarahan (banyak atau sedikit2,sakit atau tidak)
- Lama perdarahan, dsb.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
2. Pemeriksaan umum
Perlu diperhatikan tanda2 yang meninjuk kearah kemungkinan penyakit metabolic, penyakit endokrin,
penyakit menahun, dll.
3. Pemeriksaan ginekologik
Perlu dilihat apakah tidak ada kelainan2 organik, yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus,
tumor, kehamilan terganggu)
Bila perdarahan akut telah berkurang atau selesai , lakukan pengaturan siklus, dengan pemberian tablet
progesterone pada hari 16-25 selama 3 bulan. MPA atau didrogesterone (10mg/ hari) sedangnkan
noretisterone 5mg/ hari.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
.ي َد َر األ َ َت تهحيضين َي ها ث م هس هلي و لَ هإن ع رق هكن دَ هعي صل: ض ط َه َر ع ال صلَة ا َل َ ل لاله هإ نه ي أ َا
ي
صهل َغت ا ََيا َم ن الولَ َة ذَ هلك َ؟ فَل أ َفَأ ست َ حارسَو
ك
الََ هتي َ ََ أ َ َد
“Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah aku meninggalkan shalat?”
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
Nabi saw menjawab, “Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun tinggalkanlah shalat sebanyak hari yang
biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah dan lakukan shalat.” (HR. Al-Bukhari).
2. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya sebelum mengalami istihadhah, karena istihadhah tersebut
terus menerus terjadi padanya mulai dari saat pertama kali dia mendapatkan darah. Dalam kondisi ini
hendaknya dia melakukan tamyiz (pembedaan), seperti jika darahnya berwarna hitam, atau kental, atau
berbau maka yang terjadi adalah haid dan berlaku baginya hukum-hukum haid. Dan jika tidak demikian, yang
terjadi adalah istihadhah dan berlaku baginya hukum-hukum istihadhah.
Misalnya, seorang wanita pada saat pertama kali mendapat darah dan darah itu keluar terus menerus, akan
tetapi ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya berwarna hitam kemudian setelah itu berwarna
merah, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya kental kemudian setelah itu encer, atau ia
dapati selama sepuluh hari dalam sebulan berbau darah haid tetapi setelah itu tidak berbau. Maka haidnya
yaitu darah yang berwarna hitam (pada kasus pertama), darah kental (pada kasus kedua) dan darah yang
berbau (pada kasus ketiga). Sedangkan selain hal tersebut, dianggap sebagai darah istihadhah.
Berdasarkan sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:
. ي َ ع رق اكن اآلخر فتو ئهي و ةه هن َم هس س ود ي ف كا َن َهإذا كان دَ َم ه إهن
فَإ هنَ و ض فَإ هذ ع
ال هكيأ َعر إهذا ذَ هلك الح َي ة َه
صله ه
َ َما َصل َا ض َأ
“Darah haid yaitu apabila berwarna hitam yang dapat diketahui. Jika demikian maka tinggalkan shalat. Tetapi
jika selainnya maka berwudhulah dan lakukan shalat karena itu darah penyakit.” (HR. Abu Dawud, an-
Nasa`Abu dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim).
3. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya dan tidak bisa dibedakan secara tepat darahnya. Seperti jika
istihadhah yang dialaminya terjadi terus menerus mulai dari saat pertama kali melihat darah sementara
darahnya memiliki satu sifat saja atau berubah-ubah dan tidak mungkin dianggap sebagai darah haid. Dalam
kondisi ini, hendaklah ia mengambil kebiasaan kaum wanita pada umumnya. Maka masa haidnya adalah enam
atau tujuh hari pada setiap bulan dihitung mulai dari saat pertama kali mendapati darah. Sedang selebihnya
merupakan istihadhah.
Misalnya seorang wanita saat pertama kali melihat darah pada tanggal lima dan darah itu keluar terus
menerus tanpa dapat dibedakan secara tepat mana yang darah haid baik melalui warna ataupun dengan cara
lain. Maka haidnya pada setiap bulan dihitung selama enam hari atau tujuh hari dimulai dari tanggal lima
tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits Hamnah binti Jahsy bahwa ia berkata kepada Nabi saw, “Ya Rasulullah, sungguh aku
sedang mengalami istihadhah yang deras sekali. Lalu bagaimana pendapatmu tentangnya karena ia telah
menghalangiku shalat dan berpuasa?” Beliau bersabda, “Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan)
kapas dengan meletakkannya pada farji, karena hal itu dapat menyerap darah.” Hamnah berkata, “Darahnya
lebih banyak dari itu.” Nabi saw pun bersabda, “Ini hanyalah salah satu usikan setan. Maka hitunglah haidmu
enam atau tujuh hari menurut ilmu Allah Taala, lalu mandilah sampai kamu merasa telah bersih dan suci,
kemudian shalatlah selama 24 atau 23 hari, dan puasalah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Menurut
Ahmad dan at-Tirmidzi hadits ini shahih, sedang menurut al-Bukhari hasan).
c. Hukum-hukum istihadhah
Dari penjelasan terdahulu, dapat kita mengerti kapan darah itu sebagai darah haid dan kapan sebagai darah
istihadhah. Jika yang terjadi adalah darah haid maka berlaku baginya hukum-hukum haid, sedangkan jika yang
terjadi darah istihadhah maka yang berlaku pun hukum-hukum istihadhah.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
Hukum-hukum haid yang penting telah dijelaskan di muka. Adapun hukum-hukum istihadhah seperti halnya
hukum-hukum keadaan suci. Tidak ada perbedaan antara wanita mustahdhah dan wanita suci, kecuali dalam
hal-hal berikut:
1. Wanita mustahdhah wajib berwudhu setiap kali hendak shalat. Berdasarkan sabda Nabi saw kepada
Fatimah binti Abu Hubaisy.
.َ
هلك ه صل ة ث مت و
ضئهي
ل
2. Ketika hendak berwudhu, membersihkan sisa-sisa darah dan melekatkan kain dengan kapas (atau
pembalut) pada farjinya untuk mencegah keluarnya darah. Berdasarkan sabda Nabi saw kepada
Hamnah. “Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas, karena hal itu dapat menyerap darah.”
Hamnah berkata, “Darahnya lebih banyak dari itu.” Nabi bersabda, “Gunakan kain.” Kata Hamnah, “Darahnya
masih banyak pula.” Nabi pun bersabda, “Maka pakailah penahan.”
Kalaupun masih ada darah yang keluar setelah tindakan tersebut, maka tidak apa-apa hukumnya. Karena
sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:
“Tinggalkan shalat selama hari-hari haidmu, kemudian mandilah dan berwudhulah untuk setiap kali shalat,
lalu shalatlah meskipun darah menetes di atas alas.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
3. Jima’ (senggama). Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya pada kondisi bila ditinggalkan tidak
dikhawatirkan menyebabkan zina. Yang benar adalah boleh secara mutlak. Karena ada banyak wanita,
mencapai sepuluh atau lebih, mengalami istihadhah pada zaman nabi, sementara Allah dan rasulNya tidak
melarang jima’ dengan mereka. FirmanNya,
“Hendaknya kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid…” (Al-Baqarah: 222).
Ayat ini menunjukkan bahwa di luar keadaan haid, suami tidak wajib menjauhkan diri dari sitri. Kalaupun shalat
saja boleh dilakukan wanita mustahadhah maka jima’ pun tentu lebih boleh. Dan tidak benar jima’ wanita
mustahadhah dikiaskan dengan jima’ wanita haid, karena keduanya tidak sama, bahkan menurut pendapat
para ulama yang menyatakan haram. Sebab, mengkiaskan sesuatu dengan hal yang berbeda adalah tidak sah.
Haid (Menstruasi)
Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita secara alami, tanpa suatu sebab dan pada waktu-waktu tertentu.
Menurut bahasa berarti sesuatu yang mengalir. Sedangkan menurut istilah syara’ ialah darah yang terjadi
pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Para ulama berbeda pendapat
dalam menentukan masa atau lamanya haid.
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
1. Usia wanita yang mengalami haid tidak tertentu, kapan seorang wanita melihat pada dirinya darah haid
maka ia telah dianggap haid, walaupun belum berusia 9 tahun atau berusia di atas 50 tahun.
2. Batas minimal dan maksimal masa haid tidak tentu, kapan seorang wanita melihat darah kebiasaan
tersebut bukan karena luka dan sebagainya maka darah itu adalah darah haid tanpa diukur dengan masa
tertentu. Kecuali jika haid itu berlanjut dan tidak berhenti atau berhenti dalam waktu singkat itu disebut
istihadhah.
3. Haid itu akan berhenti dengan keluarnya lender putih yaitu cairan wanita, maka terdapat dua
kemungkinan; bila itu terjadi dalam masa haid dan ia menganggapnya sebagai daraah haid yang ia kenal,
maka itu berarti darah haid, dan bila terjadi diluar kebiasaan waktu haid dan ia tidak menganggapnya
sebagai darah haid yang ia kenal, maka darah itu tidak ada hukumnya karena termasuk sesuatu yang sedikit
(yang dimaafkan).
Hukum haid itu banyak, antara lain:
- Sholat : wanita haid haram mengerjakan sholat, baik fardu maupun sunah dan tidak sah sholatnya.
- Puasa : wanita haid diharamkan berpuasa, baik wajib maupun sunah, tidak sah puasa yang
dilakukannya.
- Thawaf : wanita haid diharamkan melakukan thawaf, baik wajib maupun sunah, dan tidak sah
thawafnya.
- Thawaf wada : jika seorang wanita telah mengerjakan seluruh manasik haji dan umroh, lalu datang
haid sebelum kembali kenegerinya dan haid ini telah berlangsung sampai waktu pulang, maka ia boleh
berangkat tanpa thawaf wada.
- Berdiam di mesjid : wanita haid diharamkan berdiam dalam masjid , juga dalam tempat sholat Ied.
- Jima’ : diharamkan bagi sang suami melakukan jima dengan isterinya yang sedang haid.
- Thalak : diharamkan seorang suami mentalak isterinya yang sedang haid.
- Iddah talak dihitung dengan haid.
- Kewajiban mandi : wanita haid jika telah suci diwajibkan mandi dengan membersihkan seluruh
badannya.
LI 5. Batasan Ibadah dalam Keadaan Suci dan Tidak Suci menurut Hukum Islam
Tata Cara Bersuci Dari Haid Dan Junub
Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki
mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah ra. berikut ini: "Seorang wanita berkata kepada
Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku adalah orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus)
membuka ikatan rambut ku untuk mandi janabat." Rasulullah menjawab: "Sungguh cukup bagimu menuang
mengguyur) atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh
dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini
adalah hasan shahih). Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq dengan lafadz: "Apakah aku harus
(harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi janabat?" disunahkan bagi wanita apabila mandi dari
haid atau nifas memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas
darah agar tidak meninggalkan bau.
Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal:
-Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin Khaththab
radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu
tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}
SKENARIO 3 ENDOKRIN (GANGGUAN HAID) AYUNIN NOVANIA (1102016038)
Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap syari. Yang perlu
diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu diucapkan.
-Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah SWT: "Dan apabila kalian
junub maka mandilah. {Al-Maidah :6}
Dan juga firman Allah SWT: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu kotoran yang
menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang sedang haiddan janganlah engkau
mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)." {Al-Baqarah : 222}
Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan tersebut
digosokan ke bumi.
3. kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua kaki (dalam
berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
6. kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri sambil
membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta menggosok bagian tubuh
yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala berwudhu)
8. membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan handuk atau
lainnya)
Batasan Shalat bagi penderita Istihadhah
Dalam Batasan Umum:
Salat wajib dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan syarak, namun dalam keadaan
khusus, seperti tidak adanya kemampuan karena sakit dan lainnya, misalnya, tidak mampu ditunaikan dengan
berdiri, boleh dilakukan dengan berdiri sambil bersandar, dan seterusnya sesuai dengan kadar
kemampuannya.
Penggunaan Obat utk Mencegah Haid
- Niat, untuk kesempurnaan ibadah haji = mubah.
- Niat, puasa Ramadhan sebulan penuh = makruh, tetapi bagi wanita yang sulit mengqadhanya pada hari lain
= mubah.
- Selain dua alasan di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila untuk perbuatan yang menjurus pada
pelanggaran hukum agama = Haram.
FATWA MUI TENTANG PENGGUNAAN PIL PENUNDA HAID
- Penggunaan pil anti haid untuk kesempurnaan ibadah haji hukumnya mubah.
- Pengunaan pil anti haid dengan maksud agar dapat mencukupi puasa Ramadhan sebulan penuh, hukumnya
makruh, tetapi bagi wanita yang sukar mengqadha puasanya pada hari lain, hukumnya mubah.
- Penggunaan pil anti haid selain dua hal di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila untuk perbuatan
yang menjurus pada pelanggaran hukum agama, hukumnya haram