Anda di halaman 1dari 45

FISIOLOGI KEHAMILAN

Mekanisme pembuahan
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba
fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam
siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap
untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus
sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina
terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.

Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona
pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua
pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan
mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan
bayi laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah dihasilkan sel individu baru yang
disebut dengan zygote (zigot). Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai
beberapa kali. Sel– sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari
ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki
tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca
fertilisasi). Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus-
menerus. Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan
tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di
sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).

Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes
cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian
bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell
mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada
stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan
dengan dinding uterus). Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus
dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri
pada tingkat blastula.

Mekanisme Implantasi dan Plasentasi

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon
progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung
pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan
embrio.
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cavum
uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh
progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding
rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada
keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot
tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus
(terjadi implantasi).
Pada saat terjadi nidasi sel-sel endometrium telah berubah menjadi sel-sel desidua.
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon
terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada
kehamilan yang terbagi atas:
1. Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk
2. Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua
vera kosena obliterasi.
3. Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Setelah implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi
plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan
embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
1. Pembuatan Lapisan Lembaga
Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di
sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh.
Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk pula kantung kuning
telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna,
maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur),
karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan
tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan
dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem
saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm
membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem
reproduksi.
2. Membran (Lapisan Embrio)
Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi
hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada
mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan
tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion
menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot
trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua
membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus. Chorion terdiri dari dua
lapisan: yang luar dibentuk oleh primitif ektoderm atau trofoblas , dan dalam dibentuk oleh
somatik mesoderm , amnion yang bersentuhan dengan yang terakhir ini. Trofoblas ini terdiri
dari lapisan internal atau prismatik sel kubus, yang sitotrofoblas atau lapisan Langhans, dan
lapisan bagian luar dari bernukleus protoplasma kaya tanpa batas sel, sinsitiotrofoblas.
Chorion yang mengalami proliferasi cepat dan berbagai bentuk proses , vili chorionic, yang
menyerang dan menghancurkan desidua uterus dan pada saat yang sama menyerap dari itu
bahan-bahan gizi untuk pertumbuhan embrio .

3. Plasenta atau Ari-Ari


Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm, dan tebal
2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah
fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas,
makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak
pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui
penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.
Selama aposisi dan invasi epitel endometrium, sel trophoblas berproliferasi
menghasilkan 2 lapis trophoblas. Lapisan dalam disebut sititrophoblas, merupakan sel
mononuklear dengan batas sel yang tegas, disebut juga dengan sel Langhan.
Lapisan luar disebut sinsitiotrophoblas, berupa sel multinuklear dengan batas sel yang
tidak tegas, berasal dari lapisan sitotrophoblas. Lapisan sinsititophoblas berproliferasi dengan
cepat, membentuk massa yang solid dana menebal. Periode perkembangan ini disebut
prelacunar stage Wiskocki dan Streeter.
Pada hari ke 10-13 pasca ovulasi, vakuola kecil muncul dalam lapisan
sinsitiotrophoblas, dan merupakan awal lacunar stage. Vakuola tumbuh dengan cepat dan
bergabung membentuk satu lakuna, yang merupakan prekursor pembentukan ruang
intervillosa. Lakuna dipisahkan oleh pita trabekula, dimana dari trabekula inilah nantinya villi
berkembang. Pembentukan lakuna membagi triphoblas kedalam 3 lapisan yaitu primary
chorionic plate (sebelah dalam), sistim lakuna bersama trabekula dan trophoblastic shell
(sebelah luar). Aktifitas invasif lapisan sinsitiotrophoblas menyebabkan disintegrasi
pembuluh darah endometrium (kapiler, arteriole dan arteria spiralis). Kalau invasi terus
berlanjut maka pembuluh darah – pembuluh darah ini dilubangi, sehingga lakuna segera
dipenuhi oleh darah ibu. Pada perkembangan selanjutnya lakuna yang baru terbentuk
bergabung dengan lakuna yang telah ada dan dengan demikian terjadi sirkulasi intervillosa
primitif. Peristiwa ini menandai terbentuknya “hemochorial” placenta, dimana darah ibu
secara langsung meliputi trophoblas.
Peningkatan proliferasi sinsitiotrophoblas diikuti dengan fusi sinsitium, akibatnya
trabekula yang tumbuh dan cabang-cabang sinsitium menonjol ke dalam lakuna
membentukvilli primer. Selain terjadi peningkatan dalam hal panjang dan diameter, primary
villi juga diinvasi oleh sitotrophoblas. Kedua proses ini menandai mulainya villous stage dari
perkembangan plasenta. Dengan proliferasi lebih lanjut terbentuk percabangan primary villi,
yang merupakan awal pembentukan villous tree primitif; dan pada saat yang bersamaan
sistim lakuna berubah menjadi ruang intervillus.
Sementara itu perkembangan jaringan mesenkim ektraembrional meluas sampai
kedalam villi sehingga terbentuk villi sekunder. Setelah angiogenesis terjadi dari inti
mesenkim in situ, villi yang terjadi dinamakan villi tertier. Bila pembuluh darah pada villi ini
telah berhubungan dengan pembuluh darah embrio, maka akan terciptalah sirkulasi
fetoplasenta yang komplit. Pada minggu-minggu selanjutnya terjadi maturasi dan
pertumbuhan lebih lanjut cabang-cabang villi dengan penanaman mesenkim pada cabang-
cabang baru yang diikuti oleh angiogenesis.

Sirkulasi plasenta
Pada perkembangan plasenta yang telah sempurna terdapat 2 sistim sirkulasi darah
yaitu sirkulasi uteroplasental (sirkulasi maternal) dan sirkulasi fetoplasental. Kedua sirkulasi
ini dipisahkan oleh membrana plasenta (placental berrier) yang terdiri dari lapisan
sinsitiotrophoblas, sitotrophoblas, membrana basalis, stroma villi dan endotel kapiler.
Sirkulasi utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di ruang intervilus.
Diperkirakan aliran darah ini sebesar 500-600 ml permenit pada plasenta yang matur.
Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin dalam villi-villi. Diperkirakan aliran darah
ini sekitar 400 ml per menit. Aliran darah ibu dan janin ini bersisian, tapi dalam arab yang
berlawanan. Aliran darah yang berlawanan ini (counter current flow) ini memudahkan
pertukaran material antara ibu dan janin.
Darah dipompakan lewat janin oleh jantung janin. Darah meninggalkan janin melalui
pembuluh-pembuluh arteri pada funikulus umbilikalis dan berjalan ke plasenta. Pembuluh
arteri umbilikalis ini bercabang di seluruh permukaan plasenta, tebagi lagi dan kemudian
berakhir dalam vili korialis. Vili korialis terendam dalam darah maternal namun tidak
terdapat hubungan langsung antara darah fetal dan darah maternal. Karbondioksida dan setiap
produk limbah akan diangkut keluar sementara oksigen dan nutrien diambil lewat sawar
plasenta. Darah yang sudah diperbahrui akan kembali ke janin lewat vena umbilikalis.
a. Darah berkadar oksigen tinggi yang berasal dari plasenta dibawa oleh vena umbilicalis kiri.
b. Sebagian besar darah dari plasenta melewati jaringan hati secara langsung “by pass” menuju
vena cava caudalis melalui vena cava caudalis.
c. Sebagian besar darah plasenta yang masuk ke atrium kanan masuk ke atrium kiri melalui
foramen ovale
d. Darah ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, dan sebagian besar sisanya dipompa
langsung menuju aorta melalui ductus arteriosus.
e. Darah dari aorta dibawa kembali ke plasenta oleh sepasang arteri umbilicalis.
Setelah mencapai batas usia tertentu, plasenta mengalami penuaan, ditandai dengan
terjadinya proses degeneratif pada plasenta. Proses ini meliputi komponen ibu maupun janin.
Perubahan pada villi meliputi : 1). Pengurangan ketebalan sinsitium dan munculnya
simpul sinsitium (agregasi sinsitium pada daerah kecil pada sisi villi, 2). Hilangnya
sebagian sel-sel Langhan’s, 3). Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel Hofbauer,
4) obliterasi beberapa pembuluh darah dan dilatasi kapiler, 5). Penebalan membrana
basalis endotel janin dan sitotrophoblas, dan 6) deposit fibrin pada permukaan villi.
Perubahan pada desidua berupa deposit fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch pada
bagian luar sinsitiotrophoblas, sehingga menghalangi invasi desidua selanjutnya oleh
trophoblas. Pada ruang intervillus juga terjadi degenerasi fibrinoid dan membentuk suatu
massa yang melibatkan sejumlah villi disebut dengan white infarct, berukuran dari beberapa
milimeter sampai satu sentimeter atau lebih. Klasifikasi atau bahkan pembentukan kista dapat
terjadi daerah ini. Dapat juga terjadi deposit fibrin yang tidak menetap yang disebut Rohr’s
stria pada dasar ruang intervillus dan disekitar villi.
Hormon-hormon plasenta
a. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) - hCG adalah hormon plasenta pertama. Hormon ini
hanya diproduksi oleh tubuh wanita saat dia hamil. hCG dapat memastikan bahwa wanita itu
terus memproduksi progesteron dan estrogen, dua hormon penting untuk menjaga bayi di
selama 9 bulan. hCG juga menekan respon imunologi ibu yang bayi dan plasenta adalah
benda asing dan menolak mereka. hCG berfungsi mempertahankan korpus luteum kehamilan.
b. Human Placental Lactogen (hPL)/Human chorionic somatomammotropin. Hormon ini
memiliki sifat mempromosikan pertumbuhan. Ini mendorong pertumbuhan kelenjar susu
dalam persiapan untuk laktasi pada ibu. Hal ini juga yang mengatur glukosa ibu, protein,
lemak sehingga ini selalu tersedia untuk janin.
c. Estrogen. 'Hormon wanita' ini memberikan kontribusi terhadap pembangunan kelenjar susu
wanita dalam persiapan untuk menyusui dan merangsang pertumbuhan rahim (miometrium)
untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Hormon ini juga meningkatkan kekuatan uterus
unuk persalinan.
d. Progesterone. Hormon ini diperlukan untuk menjaga lapisan endometrium rahim selama
kehamilan. Hormon ini mencegah persalinan prematur oleh kontraksi dan membentuk sumbat
mukus di serviks untuk mencegah kontaminasi uterus. Mempersiapkan kelenjar mamaria
untuk laktasi.
e. Relaxin. Melunakkan serviks sebagai persiapan untuk dilatasi serviks saat persalinan dan
melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul.

Dua komponen tambahan plasenta, neurokinin B (mengandung molekul


fosfokholin) dan lymphocytic suppressor cells /sel penekan limfositik, membantu plasenta
untuk melindungi bayi dari sistem kekebalan wanita

Janin dan plasenta mengandung penentu antigen yang diturunkan dari bapak dan
merupakan sesuatu yang asing bagi ibu. Namun tidak terjadi reaksi penolakan dari ibu.
Mekanisme yang pasti untuk menerangkan hal ini belum jelas, tapi teori yang dikemukakan
adalah bahwa : a). fibrinoid dan sialomusin yang menutupi trophoblas menekan antigen
trophoblas, b). hormon-hormon plasenta, protein, steroid dan korionik gonadotropin mungkin
berperan dalam produksi sialomusin, c). lapisan Nitabuch kemungkinan menginaktifkan
antigen jaringan, d). hanya sedikit sekali human leucocyte antigen (HLA) pada permukaan
trophoblas, sehingga reaksinya kecil sekali, e). umumnya terdapat maternal-paternal immuno-
incompatibility pada derajad tertentu, sehingga ada blocking antibody yang dihasilkan ibu
dan melindungi janin dari reaksi penolakan.

Di bawah ini terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium
sampai kavum uteri.

Keterangan :
A : Oosit tidak bersegmen
B : Fertilisasi
C : Terbentuk pro-nuklei
D : Pembelahan kumparan pertama
E : Stadium 2 sel
F : Stadium 4 sel
G : Stadium 8 sel
H : Morula
I & J : Pembentukan blastokista
K : Zona pelusida menghilang, implantasi terjadi

Fisiologi Perubahan pada Ibu Hamil

Diagnosis Kehamilan

1.Presumsi

Adalah perubahan yang dirasakan ibu / Kemungkinan /Dugaan hamil.Tanda- tanda dugaan
hamil :

a. Amenorea (terlambat datang bulan)

b. Mual dan Muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulanpertama. Gejala
ini sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness of pregnancy. Bila terlampau
sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan disebut dengan Hiperemesis Gravidarum

c. Mengidam.

Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkinberkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisamengurangi rasa mual dan muntah.
Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam)yang sering dikaitkan dengan anemia akibat
defisiensi zat besi ataupun adanyasuatu tradisi.

d. Sinkope atau Pingsan

Pingmentasi Kulit
• Sekitar Pipi (Cloasma Gravidarum)

• Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH) hipofisis anteriormenyebabkan


pigmentasi pada kulit.

• Dinding perut-Stria livide dan albican-Linea Ningra dan alba

• Sekitar Payudara-Hiperpigmentasi areola mamae-Putting susu makin menonjol-


Kelenjar montgomery menonjol-Pembuluh darah manifes sekitar payudara

e. Salivasi berlebihan

f. Anoreksia atau tidak ada selera makan. Biasanya timbul pada TM I, kemudian nafsu
makan akan muncul kembali

g. Epulis (Hipertropi dari papil gusi)

a. Varices

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena,
terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakanpembuluh darah itu terjadi
disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudaradan dapat menghilang setelah persalinan.

b. Payudara tegang

Pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin menimbulkan depositlemak, air dan
garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang, ujungsyaraf tertekan menyebabkan
rasa sakit terutama pada hamil pertama.

c. Sering Kencing

Uterus yang membesar pada TM I akan menyebabkan tertekannya kandungkencing. Pada TM


II umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yangmembesar keluar dari rongga panggul
dan pada TM III gejala ini dapat timbul lagikarena janin mulai masuk ke ruang panggul dan
menekan kembali kandungkencing.

d. Obstipasi

Karena pengaruh hormon progesterone Dapat menghambat peristaltik usus sehingga


menyebabkan kesulitan untuk BAB.

2.Tanda tidak pasti kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan :

1. Pembesaran uterus
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :

- Tanda Hegar

Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga lebihpanjang dan
lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam diletakkan pada forniksposterior dan tangan
yang satunya pada dinding perut depan diatas simpisis, makaistmus uteri
sedemikianlunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungandengan serviks.

- Tanda Brackston Hicks

Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu pemeriksaan.Maka
kadang-kadang corpus uteri yang lunak menjadi lebih keras. Hal tersebutdisebabkan karena
timbulnya kontraksi.

- Tanda Piscasek

Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan tersebut.Sehingga
pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerahimplantasidari blastosit dan
daerah insersi plasenta.

- Tanda Goodell

Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah dankarena


timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat pada
serviks banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogenmeningkat, menyebabkan
hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi lunak.

- Tanda Chadwicks

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna unggu kebiruan pada mukosavagina,


vulva dan serviksakibat meningkatnya hormon estrogen. Warna portio pun tampak livide.

3.Teraba Balotement

Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke 16-18.Balotement adalah
tehnik mempalpasi suatu struktur terapung dengan menekanperlahan struktur tersebut dan
merasakan pantulannya. Jari pemeriksa dalam vaginamendorong dengan lembut kearah atas,
janin terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan lunak.

1. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif

Tanda pasti kehamilan

a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin


b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin

c. Dapat dirasakan gerakan janin

d. Pada pemeriksaan dengan sinar Rotgen tampak kerangka janin.

e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilaipertumbuhan janin

Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

 Riwayat
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan panggul
 Uji Lab

Uji kehamilan

 Urin

Uji semacam ini tersedia dipasaran atau distribusi medis. Uji tersebut dinyatakanpositif jika
konsentrasi hCG dalam urin mencapai 25 mI, biasanya terjadi pada saattidak menstruasi atau
12-14 hari setelah konsepsi. Uji dengan hasil positif mempunyai nilai prediksi terhadap
kehamilan sebanyak 99,5 %. Hasil negatif palsudapat terjadi karena rendahnya konsentrasi
hCG, sebagai akibat urin yang terlaluencer, tanggal yang tidak akurat, KE atau gangguan
pada ovum

 Serum Beta hCG

a. Dideteksi 7 sampai 11 hari setelah konsepsi

b. Dilakukan 2 kali setiap 2 hari selama 10 minggu

c. Penyebab turunnya hCG biasanya karena aborsi spontan, ovum yang terganggu,dan
kehamilan yang dipertahankan setelah 12 minggu.

PENENTUAN USIA KEHAMILAN

Salah satu cara Penentuan usia kehamilan dapat dilakukan dengan taksiran kasar pembesaran
dan tinggi fundus Uteri yang dilakukan melaluipemeriksaan atau palpasi. Taksiran kasar
perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)


- kehamilan 8 minggu : telur bebek

- kehamilan 12 minggu : telur angsa

- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

-kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

PENENTUAN PERKIRAAN PARTUS

Penetuan perkiraan partus pada wanita dengan siklus haid teratur atau28 hari itu digunakan
rumus Naegele, Rumus ini menggunakan Hari Pertama haid Terakhir sebagai patokan
Rumus. perkiraan partus menurut rumus ini adalah :

Hari +7, Bulan – 3, dan tahun + 1,

Misalnya haid terakhir tanggal 1-5-1990, perkiraan partus menurut rumus ini jatuh pada
tanggal 8-2-1991. (Prawirohardjo, Sarwono, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Jakarta :YBP)

Perubahan-perubahan fisiologis pada kehamilan


1. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterine.
Estrogen menyebabkan hiperpliasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas atau
kelenturan uterus.
a. ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot
polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi
desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000
cc. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:
 Tidak hamil: sebesar telur ayam (+ 30 g)
 Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
 Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
 Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis-pusat
 Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
 Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
 Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
 Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
 Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40
pekan).
c. Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada kehamilan
empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim yang kira – kira sebesar
telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan kehamilan tiga bulan sebesar
telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah
panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak
(soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui
dinding perut dan dinding rahim.
d.
e. Posisi Rahim
 Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
 Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
 Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas
hati.
 Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.

f. Vaskularisasi
g.
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak cabangnya
bertambah. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
h. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
 Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara
pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
 Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di bawah pusat
 Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
 Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut
Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis adalah 26,7 cm diatas smpisis.
 Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus xiphoideus.
 Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tetatpi, melebar
ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus xiphoideus.

2. Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livide disebut tanda Chadwick. ( Rustam
3. Ovarium (indung telur)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone (kira – kira pada kehamilan 16
minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin
mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
4. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat hipervaskularisasi,
vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio
serviks disebut tanda Chadwick.
5. Dinding Perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik di
bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
6. Mammae
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba noduli – noduli,
akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih membiru. Hiperpigmentasi
pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
Perkembangan payudara ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,
progesterone dan somatomamotropin.
a. Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain:
 Estrogen, berfungsi :
 Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara.
 Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin
besar.
 Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada
payuda
 Progesteron, berfungsi :
 Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
 Menambah sel asinus.
 Somomamotropin
 Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobulin.
 Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
b. Perubahan payudara pada ibu hamil
 Payudara menjadi lebih besar
 Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
 Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae.
 Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih (kolostrum)
yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
 Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktine
Inhibiting Hormone).
 Setelah persalinan, dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen, progesterone dan
somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan
laktasi terjadi. 11.
7.
8. Sirkulasi darah
a. Volume darah
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama.
Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan puncaknya pada kehamilan
32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak kurang lebih
30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang
menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasio kordis. Kenaikan
plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.
b. Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik lagi
seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas – batas normal. Pada ekstremitas atas dan
bawah cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata –
ratanya 84 kali permenit.
c. Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada
minggu – minggu terakhir kehamilan.
9.
10. Sistem respirasi
Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang
tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit
selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic breathing).
11.
12. Saluran pencernaan
Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea). Mungkin ini akibat
kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot traktus digestivus menurun
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini
mungkin baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang
merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai
morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan disebut
hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, inipun menjadi patologik.
13. Traktus urinarius
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
membesar karena pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada
ureter kiri karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini
disebabkan olehkarena uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang
bergerak lebih sering memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan
sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut lebih
sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Disamping sering kencing tersebut
diatas terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di
ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Reabsorbsi
di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam
kehamilan.
14. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.
MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai
cloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di
areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Tidak
jarang dijumpai kulit perut seolah – olah retak – retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru – biruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide ini berubah warnanya
menjadi putih dan disebut striae albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak striae
livide bersama striae albikantes.
15. Sistem Endokrin
a. Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
b. Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
c. Kelenjar adrenal : tidak begitu terpengaruh
16. Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu
mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
a. Tingkat metabolic basal(basal metabolic rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-
20%, terutama pada trimester akhr. b)
b. Keseimbangan asam–alkali (acic base balance) sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali:
 Wanita tidak hamil :155 mEg/
 Wanita hamil : 145 mEg/liter
 Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEg/liter
 Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEg/ liter
c. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,alat kandungan, payudara, dan
badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. d)
d. Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing,
dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam
keadaaan hamil, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma
insulin dan hormon-hormon adrenal 17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus diperhatikan
sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
e. Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per
100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
f. Metabolisme mineral (1)
 Kalsium dibutuhkan rata – rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang
terutama dalam trimester akhir dibutuhkan 30 – 40 gram.
 Fosfor dibutuhkan rata-rata 2 g/hari. 800 mg, atau 30-50 mg sehari.
 Zat besi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih
 Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air. g)
g. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu
banyak ditemukan pada keracunan hamil pre-eklamasi dan eklamsi) kenaikan berat badan
wanita hamil disebabkan oleh :
 Janin , uri, air ketuban, uterus.
 Payudara,kenaikan volume darah,lemak, protein,dan retensi air.
h. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan untuk ini
terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas.
Namun, bila dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
i. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di
Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu
wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.
17. Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan menyebabkan
kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian. Akibat dari perubahan fisik
selama kehamilan adalah:
a. Peregangan otot - otot
b. Pelunakan ligamen - ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan:
 Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
 Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil)
Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)

Perkembangan janin

Ovum
Kehamilan 5 minggu Kantong lengkap dengan diameter 1cm yang terbungkus leh vili
korialis, ciri ciri khas manusia belum ditemukan.

Embrio
 Kehamilan 6 minggu
Kantong berdiameter 2,3cm, berat 1 gram. Kepala membesar, terbentuk tonjolan lengan dan
tungkai, jantung primitif mulai berfungsi, denyut jantung terdengar lewat alat elektronik,
sirkulasi dalam bentuk yang primitif, terbentuk hubungan antar pembuluh darah dalam korion
dan antar pembuluh yang sudah tumbuh dengan body stalk.
 Kehamilan 10 minggu
Panjang embrio 4 cm, genitalia eksterna terlihat. Membran anus pecah, tangan dan kaki sudah
bisa dikenali, terlihat bentuk manusia.

Janin
 12 minggu
Panjang janin 8cm, berat 15 gram, jari tangan serta jari kaki, mata dan telinga, sirkulasi dan
ginjal sudah terbentuk, septum nasi dan palatum telah menyatu, kelenjar endokrin dan sistem
saraf mulai berfungsi.
 16 Minggu
Panjang janin 16cm, berat 110 gram, jenis kelamin mudah dikenali, kuku jari tangan dapat
terlihat, denyut jantung terdengar jelas, gerakan janin teraba.
 20 Minggu
Panjang janin 22 cm, berat 300 gram, verniks pada kulit, lanugo (bulu buu halus) pada badan,
alis mata, janin kini secara hukum sudah dianggap viable.
 24 Minggu
Panjang janin 30cm, berat 600 gram, kulit keriput, lemak terkumpul, perkembangan otak
berlanjut.
 28 Minggu
Panjang janin 35 cm, berat 1000 gram, jika lahir bayi ini akan bergerak dengan kuat dan
menangis.
 32 Minggu
Panjang janin 42cm, berat 1700 gram, kulit berwarna merah, keriput.
 36 Minggu
Panjang janin 46 cm, berat 2500 gram, kuku sudah mencapai ujung jari tangan
 40 minggu
Panjang janin 50cm, berat 3400 gram, tubuh bayi sudah terbungkus jaringan lemak, kulit
berwarna merah tidak keriput, semua organ sudah berfungsi kecuali paru paru.

Masa kehidupan intrauterin manusia


Secara umum dibagi menjadi dua tahap:
1. Masa embrional Meliputi masa pertumbuhan intrauterin sampai dengan usia kehamilan 8
minggu, di mana ovum yang dibuahi (zygote) mengadakan pembuahan dan deferensiasi sel-
sel menjadi organ-organ yang hampir lengkap sampai terbebtuk struktur yang akan
berkembang menjadi bentuk manusia. Proses pembentukan organ “dari tidak ada menjadi
ada” ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut
terus samapi minggu ke-12, sehingga beberapa sumbermengklasifikasikan pertumbuhan masa
embrional sampai dengan minggu ke-12 (trimester pertama kehamilan).
2. Masa fetal Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan ke 8-12 sampai
dengan sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal atau aterm), di mana organisme yang
telah memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar
(ekstrauterin).

TRIMESTER PERTAMA
1. Minggu pertama: disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini
adalah pembelahan sel. Sejak pembuahan atau fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang
terbentuk membelah diri sampai fase morula-blastula. Menjelang akhir minggu pertama
terjadi implantasi di endometrium kavum uteri.
2. Minggu kedua: terjadi deferensiasi masa seluler embrio menjadi dua lapis 9stadium
bilaminer). Kedua lapisan itu adalah lempeng epiblas (akan menjadi ektoderm) dan hipoblas
(akan menjadi endoderm). Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif atau alur
sedehana (ptimitive streak).
3. Minggu ketiga: terjadi pembentukan tiga lapis atau lempeng yaitu ektoderm dan endoderm
dengan penyusupan lapisan mesoderm di antaranya, diawali dari daerah primitive streak.
Embrio disebut berada dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer). Dari perkembangan
ptimitive streak terbentuk lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan saraf (neural fold)
di bagian kranial. Struktur ini kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural groove) dan
nantinya akan menjadi tabung saraf (neural tube)
4. Minggu keempat: pada akhir minggu ke-3 atau ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit)
sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini. Sampai minggu ke-8 samapi ke-12 (akhir
trimester pertama) pertumbuhan dan deferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan
akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai
karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai
dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama).

TRIMESTER KEDUA
Minggu ke-12 sampai ke-28: karakteristik utama perkembangan intrauterin trimester kedua
adalah penyempurnaan struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ.
1. Sistem sirkulasi: janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah.
Dengan alat fetal ekokardiografi, DJJ dapat ditemukan sejak minggu ke-12. dengan stetoskop
laennec DJJ baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu. Ada beberapa struktur
anatomik yang terdapat pada masa janin kemudian tertutup atau mengalami regresi sesudah
lahir sampai dewasa, yaitu; foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteria dan vena
umbilikalis, dan duktus venosus Arantii. Sel darah janin terutama mengandung HbF
(hemoglobin fetal), yang memiliki daya ikat oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan HbA (Hb
manusia dewasa) pada suhu dan pH yang sama. HbA sendiri baru baru diproduksi pada akhir
masa fetal, dan pada saat lahir, jumlahnya mencapai hanya 30% dari seluruh Hb yang
terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsur-angsur produksi HbF
berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam tubuh individu.
2. Sistem respirasi: janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia 18 minggu.
Pekembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan
mulai diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan
baru adekuat untuk survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga. Aliran keluar-masu yang
terjadi pada pernafasan janin intrauterin bukanlah aliran udara, tetapi aliran cairan amnion.
Seluruh struktur saluran nafas janin sampai alveolus terendam dalam cairan amnion tersebut.
3. Sistem gastrointestinal: Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia
gestasi 14 minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Cairan empedu
mulai diproduksi sejak skhir trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-enzim
pencernaan lainnya. Mekonium, isi yang terutama pada saluran pencernaan janin, tampak
mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari: 1) sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang
mengalami deskuamasi dan rontok, 2) cairan atau enzim yang disekresi sepanjang saluran
cerna, mulai dari saliva sampai enzim-enzim pencernaan, 3) cairan amnion yang ‘diminum’
oleh janin, yang kadang-kadang mengandung juga lanugo (rambut-rambut halus dari kulit
janin yang rontok) dan sel-sel dari kulit janin atau membran amnion yang rontok. Oksigenasi
janin terutama tetap berasal dari berasal dari sirkulasi meternal-fetal, melalui plasenta dan tali
pusat.
4. Sistem saraf dan neuromuskular: ini merupakan sistem yang palinga awal mulai
menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak usia 8-12 minggu (akhir trimester pertama), berupa
kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu
mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi
satu sisi diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi juga berbagai gerakan spontan (spontaneus
movement). Namun ukuran janin pada akhir trimester pertama ini masih kecil, sehingga
gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh ibunya. Sejak usia 13-14 minggu (awal
trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat dirasakan ibunya. Terdapat
hubungan antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktivitas janin (misalnya, saat ibu
marah atau gembira, gerak janin lebih sering atau kuat, sebaliknya waktu ibu sedih atau
depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit atau lemah). Hal ini disebabkan oleh
pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yangjuga ditransfer ke janin melelui sirkulasi
plasenta.
5. Sitem saraf sensorik khusus atau indera: mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens
placode) dan bakal bola mata atau mangkuk optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke
lateral, kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah. Saraf penglihatan atau
nervus optikus merupakan derivar ektoderm, memasuki bola mata dari bagian posterior.
Telinga yang berasal dari vesikel otik (otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala,
menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari nervus
facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan) memperoleh inervasi dari
derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis. Hidung yang berasal dari bakal olfaktoris
(olfactory placode) merupakan penebalan ektoderm permukaan di daerah wajah, memperoleh
inervsi sensorik dari nervus olfaktorius. Lidah berasal dari lengkung faring endoderm,
kemudian memperoleh inervasi sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis,
serta inervasi motorik dari nervus hipoglosus dan nervus laryngeus superior.
6. Sistem urinarius: glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak usia 8 minggu. Pada kehamilan 20
minggu jumlah glomerulus diperkirakan mencapai 300-400 ribu. Ginjal mulai berfungsi sejak
awal trimester kedua, dan di dalam vesica urinaria dapat ditemukan urine janin, yang keluar
melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion. Produksi urune kira-kira 0,05-0,10
cc/menit. Ginjal belum sepenuhnya berfungsi, baik fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena
vaskularisasi juga relatif masih sedikit.
7. Sistem endokrin: kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak 10
minggu, mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar
tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar itu berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya
juga milau berlangsung. Hormon maternal maupun plasenta juga didistribusikan dalan jumlah
besar ke dalam sirkulasi janin, dan aktivitasnya juga mempengaruhi pertumbuhan janin, lebih
daripada hormon yang diproduksi janin itu sendiri. Kelenjar-kelenjar reproduksi pria (testis)
juga menghasilkan testosteron dan androstenedion, namun pada wanita (ovarium) tidak
ditemukan sekresi estrogen dan progesteron, kemungkinan karena belum terjadi pematangan
teka dan gralukosa folikel lebih lanjut.

Perubahan setiap bulan:


1. Bulan ketiga: wajah terbentuk makin sempurna, letak organ wajah sesuai tempatnya. Alat
kelamin luar berkembang. Lengkung usus yang terdesak ke arah tali pusat kembali tercakup
dalam rongga abdomen. Mulai terdeteksi gerakan otot atau refleks gerak sederhana, tetapi
belum sampai menimbulkan sensasi pada ibu. Pada akhir ke-12, jenis kelamin fetus
umumnya sudah diidentifikasi melelui pemeriksaan ultrasonografi.
2. Bulan keempat-kelima: tubuh janin memanjang dengan cepat, pertambahan berat mencapai
500 g. Tumbuh rambut-rambut halus (lanugo), rambut kepala, alis, dan bulu mata. Gerakan
janin mulai dapat dirasakan oleh ibu.
3. Bulan keeanm-tujuh: berat badan bertambah banyak, sampai dengan separuh berat janin pada
kehamilan aterm. Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuknya jaringan ikat
subkutis. Susunan saraf pusat, kardiovaskular danpernafasan belum berfungsi sempurna dan
diantara ketiganya belum dapat berkoordinasi baik, sehingga jika janin pada periode ini tidak
akan dapat bertahan hidup.

TRIMESTER KETIGA
Minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 38-42. Karakteristik utama perkembangan
intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan
penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. Satu karakteristik perkembangan akhir masa
janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala relatif terhadap perumbuhan badan. Pada awal
bulan ke-3, ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-bokong (crown-rump length /
CRL), tetapi sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi sepertiga dari
CRL, sampai pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari CRL. Hal ini disebabkan
peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas, bersama dengan penurunan pertumbuhan
kepala.

Perubahan setiap bulan:


1. Bulan ketujuh-kedelapan: endapan lemak subkutis meningkat, sehingga janin memperoleh
bentuk membulat atau menggemuk. Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan
vernix caseosa yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu lengkap, telah terbentuk
koordinasi antara sistem saraf pusat, pernafasasn dan kardiovaskular, meskipun masih sangat
minimal. Janin yang lahir pada masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjungan
hidup berupa perawatan intensif yang sangat baik untuk mencapai hasil optimal.
2. Bulan kesembilan: pertumbuhan kepala maksimal, lingkar kepala menjadi lingkar terbesar
daripada seluruh bagian tubuh. Pada bayi laki-laki, testis mulai turun ke tempatnya di dalam
skrotum.
3. Saat lahir: terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di antaranya, paru yang
semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi mengembang karena terisi udara
pernafasan. Berbagai struktur dalam sistem kardiovaskular menutup. Sejak tali pusat
diputuskan, sirkulasi feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh darah umbilikus terputus,
dan bayi terpisah dari sirkulasi ibunya.

FISIOLOGI PARTUS

Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki
“bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan. (Prepatory
Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
- Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandun kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
- Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).

Tanda-tanda Inpartu
- Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
- Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil pada serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Tahap – Tahap Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :

a. Kala I (kala pembukaan)


Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai dengan
keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis. Kala pembukaan
dibagi atas 2 fase yaitu :
1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap.

b. Kala II (kala pengeluaran janin)


Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu
merasa seperti mau BAB, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum merenggang, dengan
his mengedan terpimpin akan lahirkan kepala, diikuti oleh seluruh badan janin, kala II pada
primi 1 ½-2 jam, pada multi ½-1 jam.

c. Kala III (kala pengeluaran uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus terata keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Ada 3 tanda lepasnya plasenta :


- Perubahan ukuran dan bentuk uterus.
- Tali pusat memanjang.
- Semburan darah.

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :


- Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat ditegangkan, jika tali
pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju berarti sduah lepas.
- Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila
diam/turun berarti sudah lepas.
- Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti belum lepas, bila
diam/turun berarti sudah lepas.

d. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

Tiga Faktor penting yang memegang peranan pada persalinan


1. Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan
a. His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah kontraksi otot rahim pada persalinan,
pada bulan terakhir dari kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah ada kontraksi
rahim.
- His pendahuluan: tidak teratur menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan lipatan paha tapi
tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah, mis:
persalinan.
- His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang bersifat nyeri, dan
nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat kontraksi rahim bersifat otonom tidak
dipengaruhi oleh tekanan misalnya: Rangsangan oleh jari-jari yang dapat menimbulkan
kontraksi hi s

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam:


- His pembukaan = his yang menimbulkan pembukaan dari cervix
- His pengeluaran = his yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai
dengan keinginan mengejan.
- His pelepasan uri yang melepaskan uri.

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante
efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu
daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
His dapat terjadi sebagai akibat dari :
- Kerja hormon oksitosin
- Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
- Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.

His dikatakan baik dan ideal apabila :


- Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
- Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
- Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
- Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
- Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :


- Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus
diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
- Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang
nyeri.
- Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
- Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :


- Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian
kedua penurunan agak lambat.
- Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
- Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

b. Tenaga mengedan. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi
jauh lebih kuat lagi. Waktu kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflex yang
mengakibatkan psien menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan sudah
lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tenaga ini juga melahirkan placenta
setelah placenta lepas dari dinding rahim.

2. Keadaan jalan lahir


3. Keadaan janinnya sendiri

Mekanisme Persalinan

Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga panggul. Masuknya
kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua keadaan
1. Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul.
2. Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
- Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut
lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
- Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari asinklitismus
anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme turunnya kepala
dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas
dibandingkan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus lebih penting, apabila daya
akomodasi panggul agak terbatas.
 Fleksi
Flexi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir
pintu atas panggul, cervix, dinding panggul dan dasar panggul.

 Rotasi (putaran paksi dalam)


Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his
yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar kearah
depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.

 Defleksi / ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah simfisis, maka
dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan
his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan
akhirnya dagu. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah dan
satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas.
 Putaran paksi luar
Adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam
posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian
bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru trokanter
belakang. Kemudian bayi lahir sepenuhnya.
Pimpinan persalinan

Pembagian fase/kala persalinan menurut Wiknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai berikut:
1. Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
2. Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
3. Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
4. Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

Periode tahap-tahap persalinan normal menurut Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai
berikut :

Tabel 2.1. Periode Tahap-tahap Persalinan Normal


Tahap Persalinan Nullipara Multipara
Kala 1 – fase laten Kurang dari 20 jam Kurang dari 14 jam
Fase aktif 5 – 8 jam 2 – 5 jam
Pembukaan serviks Rata-rata 1,2 cm/jam Rata-rata 1,5 cm/jam
Kala 2 Kurang dari 2 jam Kurang dari 1 jam
Kala 3 Kurang dari 30 menit Kurang dari 30 menit

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal

1. Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks


Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir pada
waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat
diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika
terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut


Wiknyosastro, dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
2. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti garis lebar).
3. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.

His ssesungguhnya dan his palsu

His Sesunggunya His Palsu


1. Rasa sakit : 1. Rasa sakit :
- teratursemakin sering, berlangsung selama - tidak teratur dan tidak sering (kontraksi
30-70 detik Braxton Hicks)
- Interval makin pendek - interval panjang
- semakin lama semakin kuat - kekuatan tetap
- dirasakan paling sakit di - dirasakan kuat di daerah
daerah punggung perut
- intensitas makin kuat kalau - tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan. penderita berjalan
2. Keluar “show” 2. Tidak keluar “show”
3. Serviks membuka dan menipis. 3.Serviks tertutup dan tak ada
pembukaan.

2. Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi


Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah :
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).

Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.


Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko
Anestetik, Medis atau Obstetris
1. Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.
2. Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik
povidon-iodin dan heksaklorofen.
3. Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit
dan memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan memanjang.
4. Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I.
5. Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.
Dari American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and
Gynecologists, 1997

3. Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta


Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan,
atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena
perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum
bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).

4. Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut Kampono dan M. Moegni
(1999) ada 7 (tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1. kontraksi uterus harus baik,
2. tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3. plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4. kandung kencing harus kosong,
5. luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6. resume keadaan umum bayi,
7. resume keadaan umum ibu.

Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.Petugas/bidan
harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang
stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

Penanganan
1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi,
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman
yang disukainya.
4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi
yang nyaman.
6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan
dengan menyusui bayinya.
7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
9. pascapersalinan.
10. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
a) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Penyebab umum dari anemia:

Perdarahan hebat, Akut (mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh


darah , Kronik (menahun) , Perdarahan hidung , Wasir (hemoroid), Ulkus peptikum , Kanker
atau polip di saluran pencernaan , Tumor ginjal atau kandung kemih, Perdarahan menstruasi
yang sangat banyak , Berkurangnya pembentukan sel darah merah, Kekurangan zat besi,
Kekurangan vitamin B12, Kekurangan asam folat, Kekurangan vitamin C, Penyakit kronik,
Meningkatnya penghancuran sel darah merah , Pembesaran limpa , Kerusakan mekanik pada
sel darah merah , Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

• Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

• Sferositosis herediter

• Elliptositosis herediter

Kekurangan G6PD, Penyakit sel sabit, Penyakit hemoglobin C, Penyakit hemoglobin S-C,
Penyakit hemoglobin E, Thalasemia (Kelainan darah)

Klasifikasi Kehamilan Anemia

a. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan
kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran
darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi
pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan
berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 1998).
Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya
rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin
ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg
jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara
jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan
diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi
besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka
kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.
Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan
akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak
besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari
jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita
anemia defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).

b. Anemia akibat perdarahan akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumber
perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia
akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola
hidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya
tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya
lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius,
dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama
setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono,
2005 ).

c. Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu dikenal
sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan neoplasma
menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan
sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau
esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna
menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan
kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan
penyebab tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa


diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory
bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis
remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma
melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering
mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit
dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001).
d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama


kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena
tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada
wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin
dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah
penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar
nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin. Wanita
yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12)
intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak
memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada
alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran
bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara
bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak
diobati).

e. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih


cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel
sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria

2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta
obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain. Gejala utama adalah anemia dengan
kelaina-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila


disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah
darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka
transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini.

f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit
yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai
trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999).
Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,
leukemia, dan gangguan imunologis.

LO.2.4 Memahami dan menjelaskan tentang Menifestasi Klinis Kehamilan Anemia

1. Anemia defisiensi besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dan makanan, karena
gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg
dan wanita menyusui 17 mg.

Tanda dan gejala:

• Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

• Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis
angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut

Ciri-ciri anemia defisiensi besi:

• Mikrositosis

• Hipokromasia

• Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom

• Kadar besi serum rendah

• Daya ikat besi serum meningkat

• Protoporfirin meningkat

• Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

Dampak anemia defisiensi zat besi pada kehamilan

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup
mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan
antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain).

2. Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang
sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.

Gejala-gejalanya:

• Malnutrisi

• Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)

• Diare

• Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik:

• Megaloblast

• Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang

• Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu
disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan denagn defisiensi besi dalam
kehamilan

3. Anemia hipoplastik

Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui
dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai
masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.

Ciri-ciri:

• Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-
ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.

• Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata

4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula
kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita
anemia.

Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:

• Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,


sferositosis, eliptositosis, dll.

• Disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi g-6 fosfat dehidrogenase,


leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala proses hemolitik

• Anemia

• Hemoglobinemia

• Hemoglobinuria

• Hiperbilirubinuria

• Hiperurobilirubinuria

• Kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

Terapi pada anemia :

A. Defisiensi Besi (62,3%)


Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi
yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a) Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-
fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/
bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam
folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002)
b) Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

B. Anemia Megaloblastik (29%)


Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
– Asam folik 15 – 30 mg per hari
– Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
– Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
– Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
darah.

C. Anemia Hemolitik (0,7%)


Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan
oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah
berulang dapat membantu penderita ini.

GIZI PADA IBU HAMIL

Gizi pada Trimester Pertama


Minggu 1 sampai minggu ke-4
Ibu perlu mengonsumsi makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang
bertambah 170 kalori. Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi yang diperlukan janin
yang tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari. Penuhi melalui aneka
sumber karbohidrat (nasi, mi, roti, sereal, dan pasta), lengkapi sayuran, buah, daging-dagingan
atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
Janin: Berbagai cikal bakal organ tubuhnya mulai terbentuk.

Minggu ke-5
Ibu dilanda mual dan muntah, tapi perlu makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi
makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3 - 4 porsi,
sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk olahannya 3 - 4
porsi, camilan 2 - 3 porsi.
Janin: Cikal bakal hati (liver) tampak di tubuhnya yang baru berukuran 1,25 mm.

Minggu ke-7
Ibu perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk menunjang pembentukan
tulang rangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000
miligram/hari. Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons, keju cheddar
1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1 cangkir.
Janin: Cikal bakal kedua lengan tampak, bentuknya bak sirip ikan.

Minggu ke-9
Ibu tak boleh lupa memenuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati,
kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga
vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-
eklampsia. Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1
kiwi sedang (74 miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
Janin: Cikal bakal rongga mata terlihat sebagai 2 lekukkan di “bola” kepala. Kedua tunas
lengannya memanjang.

Minggu ke-10
Ibu: Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak
janin, diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur,
kacang-kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk
unggas, daging, dan minyak kanola.
Janin: Bentuk tubuhnya mirip “manusia” hanya sangat kecil.

Minggu ke-12
Ibu: Sejumlah vitamin yang harus ibu penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan
B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi,
vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah Anda akan
meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apalagi jantung janin
siap berdenyut!
Janin: Jantungnya berdenyut

Gizi pada Trimester Kedua


Minggu ke-13
Ibu: Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan cokelat)
berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
Janin: Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.

Minggu ke-14
Ibu: Anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan
untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga
perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
Janin: Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar dan daun telinga.

Minggu ke-17
Ibu: Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi
kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu,
konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C
untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran
darah janin sedang berkembang.
Ibu & Janin: Jantung dan sistem peredaran darah berkembang pesat

Minggu ke-24
Ibu: Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat
menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya
karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan
junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
Janin: Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi sistem pencernaan.

Minggu ke-28
Ibu: Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula.
Pilihannya, bayam dan buah kering.
Janin: Retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk. Begitu juga bakal bulu mata dan alis

Gizi pada Trimester Ketiga


Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan.
Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.

Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III
ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:

Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama
pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan
menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai
cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari
sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan
produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk
lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak
nabati.

Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh
yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat
pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari.
Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol
setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga
janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat
hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari

Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)


Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per
hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B
ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan.
Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan
danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang
meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari.
Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan
softdrink

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PUASA SAAT HAMIL

1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila
Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain
ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan
dirinya. Sebagaimana dalam ayat,
“Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Qs.
Al Baqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kami tidak
mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti
orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya.” (al-Mughni: 4/394)

2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah
Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja) sebanyak
hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Para sahabat kami (ulama Syafi’iyah)
mengatakan, ‘Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya
dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia
seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafi’iyyah). Apabila
orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan
anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada
perselisihan (di antara Syafi’iyyah).’” (al-Majmu’: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)

3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,
kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan
berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau
telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan. Patokan
lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya – bahwa puasa bisa membahayakan
anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang ibu.
Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.

Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang
wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini
dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sa’di rahimahumallah

Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha
dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan menyusui, jika
takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.” (
HR. Abu Dawud)
dan perkataan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu ketika ditanya tentang seorang wanita hamil
yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, “Berbuka dan gantinya memberi
makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin.” (al-Baihaqi dalam Sunan
dari jalan Imam Syafi’i, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Qur’an yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, “Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin.” (Qs. Al-
Baqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap
sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali Hasan
hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai membayar
fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua,
yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah
memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena
tidak ada dalam syari’at yang menggugurkan qadha bagi orang yang mampu
mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam
keumuman ayat berikut,
“…Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin…” (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan
menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwa’ul Ghalil).
Begitu pula jawaban Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang
khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, “Hendaklah berbuka dan memberi makan
seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.”
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma yang hanya menyatakan
untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah
lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.

Keterangan ini menjelaskan makna : “Allah menggugurkan kewajiban puasa dari wanita
hamil dan menyusui” yang terdapat dalam hadits yang lalu, yakni dibatasi “Kalau
mengkhwatirkan diri dan anaknya” dia bayar fidyah tidak mengqadha.

Anda mungkin juga menyukai