Anda di halaman 1dari 80

REVIEW

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM


GINEKOLOGI DAN OBSTETRI
Anatomi system reproduksi wanita terbagi 2,
yaitu:
1. Organ-organ Internal, terdiri dari :
 Dua ovarium (indung telur)
 Dua tuba fallopii (saluran telur)
 Uterus (rahim)
 Vagina
2. Organ-organ eksternal, terdiri dari :
 Mons pubis
 Labia Mayora
 Labia Minora
 Klitoris
 Vestibulum
 Meatus Uretra
 Introitus vagina
 Kelenjar skene dan bartholin
Hormon-Hormon Reproduksi
Estrogen
• Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis
dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol.
• Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-
ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll.
• Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas
dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai
untuk penetrasi sperma.
Progesterone
• Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG
Gonadotropin Releasing Hormone
• GNRH merupakan hormon yang diproduksi
oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar
GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH
(luteinizing Hormone)
• Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin
hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk
waktu tertentu oleh LH.
Genetalia Eksterna (vulva)
Yang terdiri dari:
Tundun (Mons veneris)
• Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang
terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa
pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak
di atas simfisis pubis
Labia Mayora
• Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan
membentuk perineum. labia mayora bagian luar
tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam
tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa , panjang 7 & 8 cm, lebar 2 – 3 cm,
tebal 1 = 1.5 cm. pada anak - anak dan nullipara kedua
labia mayora sangat berdekatan
Labia Minora
• Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam
bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap
labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang
lembab dan berwarna kemerahan/Bagian atas
labia minora akan bersatu membentuk preputium
dan frenulum glitoridis, sementara bagia di Bibir
kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya
akan bersatu membentuk fourchette
Glitoris
• Merupakan bagian penting alat reproduksi
luar yang bersifat erektil. Glans glitoris
mengandung banyak pembuluh darah dan
serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Analog dengan penis pada laki - laki. Terdiri
dari glans, Corpus dan 2buah crura, dengan
panjang rata –rata tidak melebihi 2 cm
Vestibulum (serambi)
• Merupakan rongga yang berada di antara bibir
kecil (labia minora). pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,
introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini,dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri - bakteri patogen
Himen (selaput dara)
• Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis. !apisan
tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar.
• Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda
- beda, ada yang berbentuk seperti bulansabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi
robekan, biasanya pada bagian posterior
• Perineum (kerampang)
• Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya
kurang lebih 4 Cm. dibatasi oleh otot – otot
muskulus levator ani dan muskulus
coccygeus. Otot otot iniberfungsi untuk
menjaga kerja dari sphinchter ani
GENITALIA INTERNA
Vagina
• Merupakan saluran muskulo membraneus
yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan
dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, olehkarena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9
Cm dan dinding belakangnya sekitar 11 Cm
• Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina
disebut portio. Portio uteri membagi
puncak (ujung) vagina menjadi: Forniks anterior -
Forniks dekstra; Forniks posterior - Forniks
sinistra Sel dinding vagina mengandung banyak
glikogen yang menghasilkan asam susu dengan
Ph 4.5.keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi.fungsi utama vagina: 1) saluran
untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi.2) Alat hubungan seks.3) jalan lahir
pada waktu persalinan
Uterus
• Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis
minor diantara kandung kemih dan rektum.0inding
belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal
dari arteri uterina yangmerupakan cabang utama dari
arteri illiaka interna (arteri hipogastrika interna).
• Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga 2) Serviks uteri :
berbentuk silinder 3) Fundus uteri : bagian korpus uteri
yang terletak diatas kedua pangkal tuba
• Untuk mempertahankan posisinya, uterus
disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat
dan parametrium. Ukuran uterus tergantung
dari usia Wanita dan paritas. Ukuran anak -
anak 2 – 3 c 'm,nullipara 6 – 8 cm, multipara 8
– 9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil.
uterus dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium Meliputi dinding rahim bagian
luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yangdiisi jaringan ikat
dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.
b) Lapisan otot usunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan
luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam.Pada lapisan tengah
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi
pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat
terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan
jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum
uteri internum anatomikum, yangmerupakan batas dari kavum uteri
dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana
terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir
serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah
rahim dan meregang saat persalinan
c) Endometrium. pada endometrium terdapat lubang
kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. -ada saat konsepsi endometrium
mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel
serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan
cairan secara terus menerus, sehingga dapat membasahi
vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri tonus
ligamentum yang menyangga , tonus otot - otot panggul
Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
1) !igamentum latum, Ligamentum latum seolah- olah tergantung
pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri), terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat.fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikumA Menggantung dinding uterus
ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod, Menghalangi pergerakan
uterus ke kanan dan ke kiri, tempat masuknya pembuluh darah
menuju uterus.
5) Ligamentum sacro uterinum, Merupakan penebalan dari
ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko uterinum, Merupakan jaringan ikat agak
longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.
d. Tuba Fallopii
• Tuba fallopii merupakan tubulo muskuler, dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai
8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi,
sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi
Ovarium
• Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak
kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat
di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah
ovum dilepaskan pada saat kira - kira pertengahan (hari
ke 14) siklusmenstruasi. Ovulasi adalah pematangan
folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause
• Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13 – 16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. estrogen merupakan
hormone terpenting pada wanita. pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks
sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis,
pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnyaterjadi pengeluaran darah menstruasi
pertama yang disebut menarche.
Awal – awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yangdisebut ovulasi. hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada
estrogen untuk menumbuhkan tanda- tanda seks sekunder.Pada usia 17 – 18 tahun
menstruasi sudah teratur dengan interval 28 -30 hari yang berlangsung kurang lebih 2
– 3 hari disertai dengan ovulasi,sebagai kematangan organ reproduksi wanita
Siklus Menstruasi
• Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak
hamil, setiap bulan akanmengeluarkan darah dari alat
kandungannya.
a. stadium menstruasi (DesCuamasi), dimana endometrium terlepas
dari rahim dan adanya pendarahan selama 4 hari
b. staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses
terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr
c. stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium
dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
d. stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium
Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita1
Hormon Reproduksi pada wanita
• a. <ormon ; < yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan sel%sel folikel sekitar sel ovum. b.
<ormon @strogen yang berfungsi merangsang
sekresi hormone !<.'. <ormon !< yang berfungsi
merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan selovum).d. <ormon progesteron
yang berfungsi untuk menghambat sekresi ; <
dan !<
1. Estrogen
• estrogen dihasilkan oleh ovarium. ada banyak jenis dari
estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol. estrogen berguna untuk
pembentukan ciri - ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. estrogen juga berguna pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
serviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.
Progesteron
• Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima
implantasi sygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG
Gonadotropin Releasing Hormone
• GNRH merupakan hormon yang diproduksi
oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar
GNRH akan menjadirendah, begitupun
sebaliknya
• FSH (Folikel stimulating Hormone) dan LH
(luteinizing Hormone)
• Kedua hormon ini dinamakan gonadotropin
hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH . ; FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk
waktu tertentu oleh LH
LH (Luteinizing Hormone) , ICSH (Interstitial cell
Stimulating hormone)
• Diproduksi di sel - sel kromofob hipofisis anterior.
Bersama FSH , LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel - sel teka dan sel - sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH - surge). selama fase luteal siklus, LH meningkatkan
dan mempertahankan fungsi korpus luteum pasca
ovulasi dalam menghasilkan progesteron.
pelepasannya juga periodik/ pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.
• HCG (Human Crorionic Gonadotropin)
• Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 4 – 4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnyamakin meningkat
sampai dengan kehamilan 10 – 12 minggu (sampai sekitar
100.00 mU/ml),kemudian turun pada trimester kedua
(sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampaiakhir
trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
dan produksi hormon - hormon steroid terutama pada
masa- masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan
(tes Galli Mainini, tes pack, dsb)
LTH(Lactotrophic Hormone) / Prolactin
• Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki
aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi
fungsi korpus luteum.
SAMPAI JUMPA
EMERGENCY TREATMENT SISTEM
OBSTETRY DAN GINEKOLOGI
ABORTUS. Perdarahan dari uterus yang disertai
dengan keluarnya sebagian atau seluruh hasil
konsepsisebelum pada usia kehamilan < 20-24
minggu danatau Berat < 500gr.
Patofisiologi :
• pada awal abortus terjadi perdarahan dalam
desiduabasalis dan nekrosis jaringan sekitarnya,
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
(benda asing dalam uterus) uterus berkontraksi
untuk mengeluarkannya.
Korelasi Abortus dengan Usia
Kehamilan
• Pada kehamilan < 8 Mg : Hasil konsepsi biasanya
dikeluarkan seluruhnya, karena villi korialesbelum
menembus desidua secara dalam.
• Pada kehamilan 8-14 Mg , Villi koriales
menembus desidua lebihdalam, sehingga
plasenta tidakdilepaskan sempurna banyak
perdarahan
• Pada kehamilan > 14 Mg , Yang dikeluarkan
setelah ketubanpecah adalah janin, disusul
plasenta, jika lengkap perdarahan tidak banyak
Diagnosa dan Penanganan
• Perdarahan pervaginam, setelah mengalami
terlambat haid pada wanita usia reproduksi
• Tes kehamilan positif
Prinsip Penatalaksanaan perdarahan per
vaginam pada usiakehamilan muda
1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE
2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila
memungkinkan periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin
sudah mati
• Bila seorang wanita usia reproduksidatang
dengan gejala sebagaiberikut:
– terlambat haid
– perdarahan per vaginam
–spasme atau nyeri perut bawah
–keluarnya massa kehamilan/konsepsi
Jenis dan Derajat Abortus Spontan :
• Abortus Iminens

• Abortus Insipiens

• Abortus Inkomplit

• Abortus Komplit

• Retensi Embrio ( Missed Abortion )


Abortus Imminens
Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20minggu, hasil
konsepsi masih dalam uterus, tanpa adanyadilatasi serviks.
Gejala
• perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus = usiagestasi,
OUI tertutup, tes kehamilan positif.
Penanganan :
• Bedrest
• USG
• janin hidup / mati
Prognosa tergantung macam & lamanya perdarahan.
Prognosa kurang baik jika perdarahan lama, disertai mules dan
pendataran serta pembukaan serviks.
Abortus Insipien
Peristiwa perdarahan utereus pada kehamilan < 20
minggu,dengan dilatasi serviks uteri yang meningkat, hasil
konsepsimasih dalam uterus.
Gejala :
• Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak
Penanganan
• Penanganan : pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan
kuretvakum atau cunam ovum, disusul dengan kerokan.
• Pada kehamilan > 12 MG, perdarahan tridak banyak,bahaya
perforasi > besar Infus oksitosin.
• Bila janin sudah keluar, plasenta tertinggal
pengeluaranplasenta secara digital kuretase
Abortus Inkompletus

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada


kehamilan < 20minggu, dengan sisa yang tertinggal
dalam uterus
Diagnosis
• Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat
teraba dalamkavum uteri/ menonjol dari OUE,
perdarahan bisa banyaksekali, tak akan berhenti
sebelum sisa konsepsi dikeluarkan syok.
Terapi
• Penanganan syok infus NaCl/RL transfusi
kuretase ergometrin im
Abortus Kompletus

• Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.


Gejala
• Perdarahan sedikit, ostium uteri eksternum
terutup, uterus mengeci

Penanganan
• Bila anemis Sulfas Ferrosus.
Missed Abortion

• Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama 8 Mg.


• Etiologi
 diduga Hormon progesteron
Gejala
• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang
spontan atau setelah terapi.
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor,uterus mengecil, tes kehamilan (-). Sering disertai
gangguan pembekuan darah karena hipo fibrinogenemia
• Terapi
• Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis os. Jika < 12 Mg
DC, jika > 12 Mg infus oksitosin 10 IU/D5 500 cc atau
Prostagalndin E
Abortus Habitualis

Abortus spontan yang terjadi 3x berturut-turut


Etiologi :
• Abortus spontan, imunologik/ kegagalan reaksi
terhadap antigen.
Penanganan
• Anamnesa lengkap, pemeriksaan golongan darah
suami &istri, inkompatibilitas darah, pemeriksaan
VDRL, TTGO,pemeriksaan Kromosom & mikoplasma.
• Pada Trimester 2 inkompeten serviks cerclage
• Tatalaksana tergantung etiologi
Abortus Infeksiosus / Abortus Septik

Abortus infeksiosus : Abortus yang disertai infeksi traktus


Genitalia.
Abortus septik :abortus infeksiosus berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke dalam peredaran darah
atauperitoneum.
Gejala :
• Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam,
takikardi,perdarahan pervaginam berbau, uterus
membesar, lembek,nyeri tekan, lekositosis.
• Bila sepsis demam , menggigil,Tekanan Darah menurun
Penanganan ;
infus , transfusi, Antibiotik. Kuretase dilakukan dalam 6 jam
PERDARAHAN ANTE PARTUM
• Perdarahan vaginal pada kehamilan > 28 minggu
BerhubunganDengan kehamilan
• Plasenta Previa, Solusio plasenta , Perdarahan
PLR , Pecahnya sinus marginalis, Pecahnya vasa
previa
Tidak Berhubungan Dengan kehamilan
• Pecahnya varises vagina ,Perdarahan polip servik,
Perdarahan laserasi servik, Perdarahan Ca servik
Plasenta previa

• Definisi : Plasenta yang berimplantasi di SBR


sehingga menutupi sebagian atau seluruh OUI
• 0,3-0,6%
Bentuk klinis:
1.PP totalis
• Menutupi seluruh OUI
2.PP partialis
• Plasenta menutupi sebagian OUI
3.PP marginalis
• Tepi plasenta di sekitar tepi OUI
Faktor risiko
1.Umur ibu muda atau > 35 tahun
2.Paritas banyak
3.Endometrium cacat
Bekas persalinan dengan jarak pendekBekas
operasi, kuretase/plasenta manual, Mioma uteri
/ polipMalnutrisi
Diagnosis
1. Anamnesis
– UK 28 minggu
– Perdarahan tiba-tiba, tidak nyeri, tanpa sebab
– Perdarahan dapat berulang
2. Inspeksi
• – Darah segar
– KU ibu normal s/d syok
3. Obstetri
– Janin normal s/d asfiksia / mati
–Kelainan letak
4.Penunjang : USG
Pengelolaan
• Bidan / fasilitas terbatas :
• – Rujuk,
persiapan
• Pemasangan infus
• Donor darah
• Diantar petugas

Fasilitas memadai :
Terminasi kehamilan
• Aterm / hampir aterm
• Gawat janin, perdarahan banyak, berlangsung terus, berulang
Ekspektatif
• Perdarahan berhenti
• Janin masih prematur & KU baik
Solusio Plasenta

• Terlepasnya plasenta yang berimplantasi normal sebelum


waktunya,pada kehamilan trimester III
Penyebab
1.Trauma langsung
2.Trauma akibat tindakan kebidanan
– Versi luar
– Pemecahan ketuban
– Persalinan anak kedua pada hamil kembar
3. Predisposisi
– Hamil usia tua
– Tekanan darah tinggi / PE
– Kekurangan asam folat
Gambaran klinis
1.SP ringan
• Terlepas < 25% luas plasenta
• KU ibu & janin baik
• Biasa ditemukan setelah persalinan
2.SP Sedang
• Terlepas 25%-60%
• Perdarahan dengan nyeri
• Perut tegang
• Janin asfiksia ringan s/d sedang
• Ketuban menonjol
• Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
3. SP Berat
• Terlepas > 60%
• Perdarahan dengan nyeri
• Janin biasanya mati
• KU ibu buruk tidak sesuai dgn perdarahan yg
tampak
• Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
• Uterus Couvelair atonia uteri
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan dengan nyeri
Pemeriksaan fisik
• KU ibu tidak sesuai jumlah perdarahan
• Anemis
• Perut tegang dan nyeri
Pemeriksaan obstetri
• Kontraksi uterus terus menerus
• Palpasi sulit, KU janin bisa normal, – asfiksia
– mati
• PD: terdapat pembukaan, ketuban menonjol
Pemeriksaan penunjang
• USG
Pengelolaan
• Fasilitas kurang : rujuk
• Perbaikan KU IBU
• Persiapan donor & operasi
Janin hidup / baik
• Ekspektatif: perdarahan berhenti, janin prematur
• Seksio sesarea: gawat janin, perdarahan terus
Janin mati
– Pecah ketuban, induksi / stimulas
PERDARAHAN POST PARTUM
Definisi
• Definisi Lama
– Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan
pervaginam
– Kehilangan darah > 1000 mL setelah
persalinan sesar (SC)
Definisi Fungsional
• Setiap kehilangan darah yang memiliki potensia
untuk menyebabkan gangguan hemodinamik
Etiologi
• 4T
Tone - Atoni uterus
 Tissue - Sisa plasenta/bekuan
 Trauma - laserasi, ruptur,inversio
 Thrombin - koagulopati
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
• Gejala dan tanda yang selalu ada
 Uterus tidak berkontraksi dan lembek
 Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan primer
atau Perdarahan segera
 Darah segar yang mengalir segera setelah bayilahir
 Uterus kontraksi baik
 Plasenta lengkap
 Plasenta belum lahir setelah 30 menit
 Perdarahan segera (P3)
 Uterus kontraksi baik
 Plasenta atau sebagian selaput (mengandungpembuluh darah)
tidak lengkap
 Perdarahan segera
• Uterus tidak teraba
• Lumen vagina terisi massa
• Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
• Perdarahan segera
• Nyeri sedikit atau berat
• Sub-involusi uterus
• Nyeri tekan perut bawah
• Perdarahan > 24 jam setelah persalinan.Perdarahan
sekunder atau P2S. Perdarahanbervariasi (ringan atau
berat, terus menerus atautidak teratur) dan berbau
(jika disertai infeksi)
• Perdarahan segera (Perdarahan intra
abdominal dan / atau pervaginam
• Nyeri perut berat atau akut abdomen
Gejala dan tanda yangKadang-kadang ada
• SYOK
• Pucat
• Lemah
• Menggigil
• Tali pusat putus akibat traksiberlebihan
• Inversio uteri akibat tarikan
• Perdarahan lanjutan
• Uterus berkontaksi tetapi tinggi fundus tidak
berkurang (kontraksi hilang-timbul
• Syok neurogenik
• Pucat dan limbung
• ANEMIA
• Demam
• Syok
• Nyero tekan perut
• Denyut nadi ibu cepat
Perdarahan pascapersalinan
termasuk kegawatdaruratan obstetrik
Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
• Sebagian besar kegawatdaruratan dapat dihindari
• Perencanaan yang benar, ikuti petunjuk klinis,
pemantauan seksama
• Reaksi terhadap kegawatdaruratan
• kerja tim dgn anggota yang mengetahui :klinis
pasien, diagnosis, penanganan, manfaat dan efek
samping obat,peralatan gawat darurat dan cara
kerjanya
Pencegahan
• Bersiap dan waspada
• Manajemen aktif kala 3
– Oksitosin profilaksis setelah persalinan atau
setelah lahir bahu anterior
• 10 U IM or 5 U IV bolus
• 20 U/L N/S IV tetesan cepat
– Penjepitan dan pemotongan tali pusat
secaracepat
– Peregangan tali pusat terkendali dengan perasat Brand-
andrew
Penatalaksanaan

Penanganan Umum
• Jangan tinggalkan pasien sendiri
• Mintalah bantuan
• Siapkan fasilitas tindakangawat darurat
• Lakukan pemeriksaan secara tepat KU
ibu,termasuk tanda vital,
• ABC (Jaga jalan napas, O2, cairan)
• Bila dicurigai adanya syok, segera lakukan
tindakan penanganan syok.
Penanganan Khusus
•Pastikan bahwa kontraksi uterus baik :
– Pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan
darah
–Berikan oksitosin drip dalam RL 500 cc20-40
tetes / menit
•Lakukan kateterisasi, pantau cairan keluar-
masuk
• Periksa kelengkapan plasenta
• Periksa kemungkinan robekan perineum, vagina,serviks
atau ruptura uteri
• Jika perdarahan terus berlangsung, siapkan rujukan
• Jika perdarahan teratasi, periksa kadar hemoglobin :
– Hb < 7 g/dl atau Ht < 20% (anemia berat) : Beri
transfusi sampai dengan Hb >7 g/dl
– Hb 7-11 g/dl : Beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous
fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral
sekalisehari selama 6 bulan
SYOK OBSTETRIC
Penatalaksanaan
• SYOK
tanda dan gejala :
• Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih)
•Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
•Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin,gelisah,
urin sedikit

• Prinsip dasar penanganan : tujuan utama


menstabilkankondisi pasien, memperbaiki volume cairan
sirkulasidarah, mengefisiensikan sistem sirkulasi darah
Penanganan awal :
• Minta bantuan,
• periksa seksama KU ibu & td vitalABC :
• • Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• • Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor 16sambil
diambil contoh darah untuk cross darah
• •Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam
pertama.
• •Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan
500-1000cc per-6-8 jam
• •Kateterisasi, ukur urin
• •Pantau tanda-tanda vital tiap 5, ’ 15, 30, 1 jam
Penanganan khusus :
• Identifikasi dan atasi penyebab syok
• Dalam obstetri
Syok ec perdarahan

Anda mungkin juga menyukai