Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

Disusun Oleh

Michail Meyer (1490120080)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
A. DEFINISI
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk
zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan
ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ±
40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro,
2002).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
a. Genetalia Eksterna (vulva)

Yang terdiri dari:


1) Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,
area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang
dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7-
8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua
labia mayora sangat berdekatan.
3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab
dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini
mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus
dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid
ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi
masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita
berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku
dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior
7) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi
untuk menjaga kerja dari sphincter ani

b. Genetalia Interna

1) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani
dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya
sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri
membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
- Forniks anterior
- Forniks dekstra
- Forniks posterior
- Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b) Alat hubungan seks.
c) Jalan lahir pada waktu persalinan.
2) Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a) Korpus uteri : berbentuk segitiga
b) Serviks uteri : berbentuk silinder
c) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal
tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan
paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80
gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh
darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi
vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
(1). Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
(2). Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
(3). Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
(4). Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
(5). Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod
menuju os.sacrum.
(6). Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
d) Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu
untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran
dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
e) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus
di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.
Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000
buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen.
Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran
hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut
ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang
disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda
seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan
interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai
dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

2. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


a) Hormon Reproduksi pada wanita
1) Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
2) Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3) Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu
proses pematangan sel ovum).
4) Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH
dan LH
3. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap
bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
a) Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari
rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.
b) Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr
c) Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan
kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
d) Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

4. Hormon-Hormon Reproduksi
a) Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi
yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
b) Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
c) Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
d) FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi
oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
e) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan
siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif,
kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
f) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan
awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

C. ETIOLOGI

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada
siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu.
Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh
hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu
suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi
terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2
derajat celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang
panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui
kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk
menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka
kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari
pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya
hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut
morula. Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan
yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding
telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam
bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi.
Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan
waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).
D. PATOFISIOLOGI
a. Perubahan fisiologis
i. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan
kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
ii. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
iii. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah
sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai
sifat bekterisida.
iv. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
v. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau
serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida
warnanya menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih
agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie
albicans.
vi. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
vii. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit
payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
viii. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan
dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan
akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu
pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
ix. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan
volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya
kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan
daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung
terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu
sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan 02.
x. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.
xi. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan racun-
racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan
karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan
pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan
oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang yang turun
ke dalam rongga panggul.
xii. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis
menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
xiii. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang
membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin.
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat
penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
• dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
• puncaknya pada minggu ke-9 – 13
• mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
• Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
• Kerjanya berlawanan dengan insulin
• Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3) Estrogen
• Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
• Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan pigmen
kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan
status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan
adanya kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang
mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah,
diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu
perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen
Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada


Tonus otot Ketidak nyamanan keselamatan janin
menurun pola seksual
pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


persalinan & perawatan
Peristaltik
Rahim membesar janin/anak
Tekanan gaster

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar

Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi
E. TANDA DAN GEJALA
1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan
dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat
diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG
kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung
janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-
tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama
makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah
telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama
daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari dalam
fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse pubis,
maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba ujung
hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung
daun telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong
menjadi keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan ketuban,
maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan, makan
anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan
dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang
padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk janin.
.Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan
reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan),
areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea
nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
i. Adanya amenorrhoe
ii. Mual dan muntah
iii. Ibu merasa pergerakan anak
iv. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
v. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
F. PENATALAKSAAAN
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk
menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai
yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari
setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan
hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes
kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine
14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal
untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar
daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika
bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
• Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
• Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
G. KEMUNGKINAN DATA FOKUS
1. Wawancara
1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama
pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi
mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis
pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30
minggu) agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi
kesemutan (trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial
gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler
nevi, strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma
Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh
kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks
tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari
folus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
2. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a. Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe.
b. Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan atau
oedema.
c. Mata
Untuk mengetahui konjungtiva kemerahan atau tidak, sclera berwarna putih
atau tidak.
d. Telinga
Untuk mengetahui ada serumen atau tidak, simetreis atau tidak.
e. Hidung
Untuk mengatahui ada benjolan atau tidak.
f. Mulut dan Gigi
Untuk mengathui bersih atau kotor, ada stomatistis atau tidak, ada caries
gigi atau tidak.
g. Leher
Ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak, ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak, ada tumor/ benjolan atau tidak.
h. Dada dan Mammae
Dada Untuk mengetahui simetris atau tidak, ada retraksi dinding atau tidak.
Mammae Untuk mengetahui simetris atau tidak, konsistensi, ada
pembengkakan atau tidak, putting menonjol atau tidak, lecet atau tidak.
i. Abdomen
Untuk mengetahui pembesaran perut, linea, strie, bekas operasi, pelabaran
vena, kelaian.
Pemeriksaan dengan teknik menggunakan indera peraba tangan dan jari
untuk mengkaji kekuatan kontraksi, tinggi fundus uteri dan dan kandung
kemih berisi urine atau tidak.
j. Genital
Vulva Hygiene, Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan adan akan kembali secara bertahap dalam waktu 6
sampai 8 minggu setelah post partum.
Keadaan Perineum, Untuk mengetahui adanya oedem, bekas luka
episiotomi/robekan, heating atau tidak. Jika terjadi rupture perineum perlu
dilakukan observasi untum mengetahui tingkatan rupture perinemum.
k. Axilla
Ada benjolan atau tidak, ada pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak.
3. Pemeriksaan Diagnostic
Hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan HB, terjadi anemia atau
tidak.

H. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Data yang mungkin terjadi pada Kehamilan Ketidaktahuan


ANC mengenai
DS : kehamilan
 Pasien datang dengan tujuan
untuk memeriksakan
kehamilannya
 Pasien mengatakan dirinya
sering merasakan ingin
muntah
 Pasien mengatakan perutnya
bertambah besar
Pasien mengatakan hasil Tes
Pack positif
Do:
 Perut pasien tampak
membesar
 Pasien terlihat memegangi
perutnya
 TD : 129/69 mmHg
 N : 86 x/menit
 S : 36 0C
 RR : 20 x/menit

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Trimester I
a. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d
mual muntah
b. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
c. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
d. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
2. Trimester II
a. Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
b. Pola pernapasan, ketidakefektifan
c. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
3. Trimester III
a. Kenyamanan
b. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
c. Perubahan pola eliminasi urine
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KALA I

Masalah
Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
Nutrisi; Tujuan Pendek:  1) Tentukan  1)
keadekuatan Rasional: Kesejahteraan janin/ibu
Perubahan, Mengikuti diet yang dianjurkan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau tergantung pada nutrisi selama kehamilan
kurang dari Tujuan Panjang sekarang dengan menggunakan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kebutuhan tubuh, Mengikuti diet yang dianjurkan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi kehamilan
resiko tinggi Mengkonsumsi suplemen zat rambut, kuku, dan kulit,  2) Rasional: Remaja dapat cenderung
terhadap b/d mual besi/vitamin sesuai resep.  2) Dapatkan riwayat kesehatan: malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin
muntah catat usia (khususnya kurang dari 17 cenderung obesitas/DM
Kriteria hasil: tahun atau lebih dari 35 tahun),  3) Rasional: Materi referensi yang
 Klien tidak kekurangan nutrisi  3) Berikan informasi tertulis dan dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
verbal yang tepat tentang diet, kemungkinan klien memilih diet seimbang
 4)  4)
Timbang berat badan, pastikan Rasional: Ketidakadekuatan
berat badan pregravid biasanya, penambahan BB prenatal dan atau di bawah
1. 5) Pantau kadar berat badan normal masa kehamilan,
hemoglobin (Hb) / Ht, meningkatkan resiko retardasi –pertumbuhan
intraurine (IUGR) pada janin dengan berat
badan lahir rendah
5) Rasional: Mengidentifikasi adanya
anemia dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu
Tujuan Pendek: 1. 1) Auskultrasi denyut jantung 1) Rasional: Adanya denyut jantung
Resiko
Klien dapat mengkonsumsi janin memastikan adanya janin bukan mola
kekurangan
cairan dengan jumlah yang
2. 2) Tentukan frekuensi/beratnya hidatidosa
volume cairan b/d
sesuai setiap hari. mual atau muntah 2) Rasional: Memberikan data berkenaan
muntah
Tujuan Panjang 3. 3) Tinjau ulang riwayat dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
Klien mengkonsumsi cairan kemungkinan masalah medis lain. Hormon Gonadotropin Korionik (HCG),
dengan jumlah yang sesuai (Misalnya uklus, peptikum, gastritis, perubahan matabolisme karbohidrat dan
setiap hari. kolesistisis) penurunan motilitas gastric memperberat
Kriteria Hasil : 4. 4) Kaji suhu dan turgor kulit, mual dan muntah pada trisemester
 Klien tidak kekurangan membran mukosa, TD, suhu, masukan pertama.
cairan haluaran dan berat jenis urine 3) Rasional: Membantu dalam
5. 5) Anjurkan peningkatan mengenyampingkan penyebab lain.
masukan minuman bikarbonat makan Untuk mengatasi masalah khusus dalam
enam kali sehari dengan jumlah yang mengidentifikasi intervensi
sedikit dan makanan tinggi 4) Rasional: Indikator dalam membantu
karbohidrat untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi
5) Rasional: Membantu dalam
meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
Tujuan Pendek : 1. 1) Buat hubungan saling percaya 1) Rasional: Memberikan informasi dan
Kurang
Klien dapat menunjukkan antara perawat – klien meningkatkan hubungan saling percaya
pengetahuan b/d
perilaku perawatan diri 2. 2) Klarifikasi kesalah pahaman 2) Rasional: Ketakutan biasanya timbul
kurang
Tujuan Panjang 3. 3) Tentukan derajat motivasi dari kesalahpahaman informasi dan
pemahaman
Klien menunjukkan perilaku untuk belajar dapat mengganggu pembelajaran
terhadap
perawatan diri secara mandiri 4. 4) Pertahankan sikap terbuka selanjutnya.
kehamilan
terhadap keyakinan pasangan 3) Rasional: Klien dapat mengalami
Kriteria Hasil: 5. 5) Jelaskan rutinitas kunjungan kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
Klien berprilaku merawat diri kantor dan rasional dari intervensi 4) Rasional: Penerimaan penting untuk
secara mandiri mengembangkan dan mempertahankan
hubungan.
5) Rasional: Menguatkan hubungan antara
pengkajian kesehatan dan hasil positif
ibu/bayi.
Tujuan Pendek : 1. 1) Diskusikan pentingnya 1) Rasional: Kesejahteraan janin secara
Cedera; resti
Klien dapat meningkatkan kesejahteraan ibu langsung berhubungan dengan
terhadap janin
kesehatan diri sendiri dan janin.2. 2) Anjurkan klien untuk kesejahteraan ibu, khususnya selama
Tujuan Panjang melakukan latihan secukupnya trisemester pertama..
Klien menunjukkan prilaku yang
3. 3) Anjurkan klien untuk 2) Rasional: Karena aktivitas keras dapat
meningkatkan kesehatan diri melakukan hubungan seks yang lebih menurunkan aliran darah ke uterus.
sendiri dan janin aman seperti pemakaian kondom Takikardia sementara, kemungkinan
Kriteria Hasil: 4. 4) Catat masukan protein hiperkemia janin.
 Menunjukan 5. 5)
prilaku Berikan informasi untuk 3) Rasional: Untuk mengurangi terjadinya
meningkatkan kesehatan diri menghindari kontak dengan orang penyakit hubungan seksual.
 Menunjukan prilaku yang diketahui mengalami infeksi 4) Rasional: Masukan protein penting
meningkatkan kesehatan Rubella untuk perkembangan jaringan otak janin
janin 6. 6) Anjurkan penghentian 5) Rasional: Pemajanan dapat mempunyai
penggunaan tembakau efek negative pada perkembangan janin,
khususnya pada trisemester I
6) Rasional: Merokok mempengaruhi
sirkulasi plasenta

TRIMESTER II

Masalah
Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
Gangguan citra Tujuan Pendek: 1) Kaji sikap terhadap kehamilan 1) Rasional: Pada trisemester II perubahan
tubuh b/d persepsi Klien mengerti bentuk tubuh telah tampak efek-efek
perubahan biotik penerimaan/adaptasi bertahap 2) Berikan informasi tentang yang tampak, kloasma, strial, jerawat,
untuk mengubah konsep diri. kenormalan perubahan perubahan emosi
Tujuan Panjang 3) Anjurkan gaya dan sumber- 2) Rasional: Informasi dapat membantu
Klien mengungkapkan sumber yang tersedia dari pakaian saat klien memahami/menerima apa yang
penerimaan/adaptasi bertahap hamil terjadi
untuk mengubah konsep diri 3) Rasional: Situasi menandakan
Kriteria hasil: kebutuhan akan pakaian yang akan
 1) Mengungkapkan meningkatkan penampilan klien untuk
penerimaan/adaptasi kerja dan melakukan aktivitas yang
 2) Klien dapat mengubah konsep menyenangkan.
diri
Tujuan Pendek: 6. 1) Kaji status pernapasan Rasional: Menentukan luas/beratnya
Pola pernapasan,
Klien melaporkan penurunan
7. 2) Anjurkan sering istirahat masalah yang terjadi pada kira-kira 60 %
ketidakefektifan
frekuensi/beratnya keluhan. 8. 3) Anjurkan menggunakan posisi klien prenatal, meskipun kapasitas vital
Tujuan Panjang semi fowler untuk duduk4) Kaji Ht / meningkat. Fungsi pernapasan diubah saat
Klien Tidak memiliki masalah Hb kemampuan diafragma untuk turun pada
penurunan frekuensi/beratnya
9. 4) Kaji Ht / Hb inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.
keluhan Rasional: Menurunkan kemungkinan
Kriteria Hasil : gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
 Klien tidak memiliki kelebihan
masalah pernapasana Rasional: Pengubahan posisi tegak
 meningkatkan ekspansi paru.
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada
gestas minggu ke 24 – 32 mengencerkan
kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa
O2.
Tujuan Pendek: 10. 1) Tinjau ulang perubahan yang 1) Rasional: Pertanyaan timbul sesuai
Kurang
Klien mendemonstrasikan diharapkan selama trisemester II perubahan baru yang terjadi tanpa
pengetahuan
perilaku perawatan diri 11. 2) Lakukan / lanjutkan program memperhatikan apakah perubahan
(kebutuhan
Tujuan Panjang penyuluhan diharapkan atau tidak.
belajar)
Klien dapat mendemonstrasikan
12. 3) Identifikasi kemungkinan 2) Rasional: Pengulangan menguatkan
perilaku perawatan diri yang resiko kesehatan individu penyuluhan dan bila klien belum
mengakibatkan kesejahteraan 13. 4) Diskusikan adanya obat-obatan melihat sebelumnya, informasi
Kriteria Hasil : yang mungkin diperlukan untuk bermanfaat pada saat ini.
Klien mengerti dan dapat mengontrol atau mengatasi masalah 3) Rasional: Membantu mengingatkan /
mendemonstrasikan ulang medis informasi untuk klien tentang potensial
situasi resiko tinggi.
4) Rasional: Membantu dalam memilih
tindakan karena kebutuhan harus
ditekankan pada kemungkinan efek
berbahaya pada janin.

TRIMESTER III

Masalah
Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
Kenyamanan Tujuan Pendek: 1) Kaji secara terus-menerus 1) Rasional: Data dasar terbaru untuk
Tujuan: Klien melakukan ketidaknyamanan. Klien dan metode merencanakan perawatan
aktivitas perawatan diri secara untuk mengatasinya 2) Rasional: Penurunan kapasitas
mandiri 2) Kaji status pernapasan klien pernapasan saat uterus menekan
Tujuan Panjang 3) Perhatikan adanya keluhan diafragma, mengakibatkan dispnea.
Tujuan: Klien dapat ketegangan pada punggung dan Khususnya pada multigravida yang tidak
melakukan aktivitas perawatan perubahan cara jalan, anjurkan mengalami kelegaan dengan ikatan antara
diri dengan tepat untuk memakai sepatu hak rendah ibu dan bayi dalam kandungan
mengurangi ketidak nyamanan 4) Perhatikan keluhan frekuensi 3) Rasional: Lordososis dan regangan otot
BAK dan tekanan pada daerah disebabkan oleh pengaruh hormon pada
Kriteria hasil: kandung kemih sambungan pelvis dan perpindahan pusat
 1) Klien menunjukan dirinya gravitasi sesuai dengan pembesaran
paham uterus.
 2) Klien dapat mengurangi 4) Rasional: Pemberian uterus trisemester
ketidak nyamanan III menurunkan kapasitas kandung kemih,
 mengakibatkan sering berkemih
Tujuan Pendek: 14. 1) Pantau TTV, periksa hipertensi 1) Rasional: Berbagai derajat masalah
Cedera; resiko
Klien mengungkapkan
15. 2) Dapatkan kultur vagina kardiovaskular terjadi pada detensi
tinggi terhadap
pemahaman tentang ennin-faktor
16. 3) Tinjau ulang kebutuhan natrium/air secara negative
ibu
resiko individu yang potensial terhadap kelahiran mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus,
Tujuan Panjang 17. 4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi dan fungsi ssp
Klien dapat mengerti minggu ke 28 2) Rasional: Infeksi vaginal atau PHS
pemahaman tentang ennin-faktor
18. 5) Berikan pengawasan ketat dan yang tidak diobati menciptakan
resiko individu yang potensial terus-menerus terhadap klien diabetik ketidaknyamanan berat pada klien
Kriteria Hasil : 3) Rasional: Mencegah infeksi neonatus
 Klien paham pemahaman selama proses kelahiran
tentang ennin-faktor resiko 4) Rasional: Mendeteksi anemia dengan
individu yang potensial hipoksemia/anoksia potensial pada klien
dan janin
5) Rasional: Wanita paling cenderung
terhadap terhadap masalah trisemester
III yang berhubungan dengan asupsi
plasenta, ISK, lahir mati, penuaan
plasenta dan ketoasidosis
Tujuan Pendek: 19. 1) Berikan info tentang perubahan 1) Rasional: Membantu klien memahami
Perubahan pola
Tujuan: Klien mengungkapkan berkemih perubahan fisiologi dari frekuensi
eliminasi urine
pemahaman tentang kondisi
20. 2) Anjurkan pada klien untuk berkemih.
perubahan urine melakukan posisi miring kiri saat tidur 2) Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal
Tujuan Panjang 21. 2) Anjurkan pada klien untuk memobilisasi bagian yang mengalami
Klien dapat mengerti dan melakukan posisi miring kiri saat tidur oedema.
mengungkapkan pemahaman
22. 4) Berikan info tentang bahaya 3) Rasional: Posisi ini memungkinkan
tentang kondisi perubahan urine menggunakan diuretik terjadinya sindrom vena kava dan
Kriteria hasil menurunkan aliran ke vena
Klien Paham Tentang perubahan 4) Rasional: Kehilangan / pembatasan
eliminasi urine natrimn dapat sangat menurunkan
regulator ennin-angiotensin-aklosteron
dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi.


Edisi 2. EGC: Jakarta.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina


Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:


Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai