Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum)

dengan sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan

noktah yang disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-kelamaan akan

tumbuh berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan

janin di dalam perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan

janin trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Satu

trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih tiga bulan.1

30 jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua.

Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju

rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel

mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari

yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut

pada endometrium.1

Implantasi adalah perlengketan blastokista pada lapisan epitel

uterus, penetrasinya menembus epitel, dan pada manusia, penanamannya

di dalam lapisan kompakta endometrium, terjadi enam atau tujuh hari

setelah fertilisasi oosit.2 sehingga dengan mengetahui proses pertumbuhan

janin, saya mengangkat paper yg berjudul proses implantasi yang

merupakan tugas Co-Assisten Ilmu Obstetri dan Ginekologi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Implantasi

Implantasi adalah perlengketan blastokista pada lapisan epitel

uterus, penetrasinya menembus epitel, dan pada manusia, penanamannya

di dalam lapisan kompakta endometrium, terjadi enam atau tujuh hari

setelah fertilisasi oosit.2

2.2 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Gambar 2.1 Genetalia Eksterna

2.2.1 Genetalia Eksterna (vulva)

Yang terdiri dari:

a. Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan

dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa

pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.3

2
b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua

bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia

mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari

rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,

merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran

labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 3 cm, tebal

1 1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.3

c. Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia

mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan

tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora

akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara

bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan

bersatu membentuk fourchette.3

d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.

Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf

sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki.

Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata

tidak melebihi 2 cm.3

3
e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora).

Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,

introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara

kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk

mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual.

Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria

gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.3

f. Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang

menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang

supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen

dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti

bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada

yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan

koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian

posterior.3

g. Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.

Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.

Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.3

4
Gambar 2.2 Genetalia Interna

2.2.2 Genetalia Interna

a. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan

rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari

muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat

dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum.

Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar

11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.

Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: Forniks anterior

5
Forniks dekstra Forniks posterior dan Forniks sinistra. Sel dinding

vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu

dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap

infeksi.3

Fungsi utama vagina:3

1 Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.

2 Alat hubungan seks.

3 Jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor

diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan

bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan

dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina

yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna

(arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan

gepeng.3

1 Korpus uteri : berbentuk segitiga

2 Serviks uteri : berbentuk silinder

3 Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal

tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa

ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung

dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8

6
cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat

menahan beban hingga 5 liter.3

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :3

a. Peritonium

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.

Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah

limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding

abdomen.

b. Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar,

lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk

lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh

pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk

angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit

rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks,

otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian

rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang

merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum

uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri

menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan

menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

7
c. Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara

dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran

lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus

menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan

menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi

(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat

mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi

vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus

otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot

panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:3

1 Ligamentum latum (Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba

fallopii).

2 Ligamentum rotundum (teres uteri) Terdiri dari otot polos dan jaringan

ikat. Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.

3 Ligamentum infundibulopelvikum Menggantung dinding uterus ke

dinding panggul.

4 Ligamentum kardinale Machenrod Menghalangi pergerakan uterus ke

kanan dan ke kiri. Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.

5 Ligamentum sacro-uterinum Merupakan penebalan dari ligamentum

kardinale Machenrod menuju os.sacrum.

8
6 Ligamentum vesiko-uterinum Merupakan jaringan ikat agak longgar

sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan

persalinan.

c. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm

dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting,

yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai

saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya

konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

d. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan

uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh

ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan

sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)

siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan

mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan

ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis

menopause.

Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:3

1 Memproduksi ovum

2 Memproduksi hormone estrogen

3 Memproduksi progesteron

9
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai

pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon

estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.

Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada

wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis,

pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah

menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi

sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang

disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada

estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-

18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang

berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai

kematangan organ reproduksi wanita.3

2.3 Proses Implantasi

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula

disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang di bagian luarnya

adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa

inner cell ini berkembang menjadi plasenta. Dengan dengan demikian

blastokista disebungi oleh simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini

sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan

nidasi (implantasi), produksi hormon kehamilan, proteksi imiunitas bagi

janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran

bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon, human chorionic

10
gonadotrofin (hCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa

endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio.4

Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan

mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi,

dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung

lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi

diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan indometrium.

Di satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasif yang kuat, disisi lain

endometrium mengontrol invasif trofoblas dengan menyekresi faktor-

faktor yang aktif setempat (lokal) yaitu inhibitor cytokines dan protease.

Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil

keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.4

Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang

belum berdiferensiasi dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi tiga

jenis, yaitu (1) sinsisiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon, (2)

trofoblas jangkar ekstrafili yang akan menempel pada endometrium, dan

(3) trofoblas yang infasif.4

Invasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG.

Sinsisiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas

menyekresikan hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat

dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan

membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang

menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-

11
trofoblas invasif lain yang lepas dan bermigrasi kedalam endometrium dan

miometruim akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang

diduga memfasilitasi proses invasi kedalam jaringan maternal.4

Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormon

human chorionic gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin

meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan untuk kemudian

turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteum

untuk tumbuh terus, dan menghasilkan progesteron, sampai plasenta dapat

membuat cukup progesteron sendiri. Hormon chorionic gonadotropin

inilah yang khas untuk menentukann ada tidaknya kehamilan. Hormon

tersebut dapat ditemukan di dalam air kemih ibu hamil.4

Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif

mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian

menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum

kedalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda

hartman).4

Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian

dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang

menyebabkan talipusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila

sebaliknya dengan bagain lain blastokista memasuki endometrium, maka

terdapatlah tali pusat dengan insersio vilamentosa. Umumnya nidasi

terjadi didinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika

nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.4

12
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil onsepsi akan bertumbuh

dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari

darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sititrofoblas (mononuclear

trofhoblast) disisi bagian dalam dan sinsisiotrofoblas (multi

nucleartrofhoblast) disisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk

pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungu janin yang bertubuh dan

berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah terjadi,

mulailah diferensiasi sel-sel blastokista, sel-sel yang lebih kecil yang dekat

pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-

sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan menbentuk ruang amnion.

Dengan ini di dalam blastokista terdapat suatu embryonal plate yang

dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan yolk sac.4

Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya

terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel-sel ektoderm, mesoderm, dan

entoderm. Sementara itu, ruang amnion tumbuh dengan cepat dan

mendesak eksoselom, akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion.

Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan

body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas.

Body stalk, menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak

tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.4

Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk, terdapat

pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular

stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar

13
tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan

lembek, selei wharton, yang berfungsi melindungi 2 arteria umbilikalis

dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri dan

satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaskular janin

dengan plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira

minggu ke-10. Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12,

dan disusul oleh massa fetal dan perinatal. Ciri-ciri tersebut di atas perlu

diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.4

14
BAB III

KESIMPULAN

Proses implantasi adalah penempelan blastokista pada lapisan

endometrium uterus, yang berlangsung 5-7 hari setelah fertilisasi. Blastokista

bagian luarnya disebut trofoblas (akan berkembang menjadi plasenta) dan bagian

dalamnya disebut massa inner cell (akan berkembang menjadi janin).

Keberhasilan nidasi dan plasentasi normal adalah hasil keseimbangan proses

antara trofoblas dan endometrium. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau

belakang uterus, dekat dengan fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi barulah dapat

disebut adanya kehamilan.

15

Anda mungkin juga menyukai