Anda di halaman 1dari 36

DHEA DHAYONA ( 15360335 )

DESI YUNISTIA ( 15360331 )


SYAMSUL ARIFIN ( 15360338 )
FEBTI ELYA NOVIKA ( 16360041 )
KOMANG SUDIASE ( 16360198 )
LULU FATHIA A. ( 15360369 )

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


PUBLIC HEALT DI KABUPATEN DELI SERDANG
2017
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
 tahun 2013 menyatakan setiap tahunnya di
Indonesia ada 100.000 balita meninggal dunia
karena diare. Itu artinya setiap hari ada 273
balita yang meninggal sia-sia, sama dengan 11
jiwa meninggal setiap jamnya atau 1 jiwa
meninggal setiap 5,5 menit akibat diare.
 tahun 2016,di Sumatra Utara didapatkan
376.321 kasus diare. Pada laporan kerja di
Puskesmas karang Anyar kecamatan Beringin
Kabupaten deli serdang ditemukan 802 kasus
dari jumlah penduduk 37.485 orang.
Bagaimana Gambaran Karakteristik Kejadian
Diare Pada Balita Di Puskesmas Non Perawatan
Karang Anyar Kec. Bringin Kab. Deli Serdang
Provinsi Sumatra Utara Tahun 2017
Untuk mengetahui gambaran karakteristik
dengan kejadian diare pada balita di
Puskesmas Non perawatan Karang Anyar Kec
Beringin Kab Deli Serdang Provinsi Sumatra
Utara tahun 2017.
1. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi cakupan pelayanan
kesehatan (8 kali) di Puskesmas Non perawatan Karang Anyar
Kec Beringin Kab Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara tahun
2017
2. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi mencuci dan
merebus alat minum (botol susu/Dot) pada balita di Puskesmas
Non perawatan Karang Anyar Kec Beringin Kab Deli Serdang
Provinsi Sumatra Utara tahun 2017
3. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi pengolahan air
minum sehat di Puskesmas Non perawatan Karang Anyar Kec
Beringin Kab Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara tahun 2017
4. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi asi eksklusif di
Puskesmas Non perawatan Karang Anyar Kec Beringin Kab Deli
Serdang Provinsi Sumatra Utara tahun 2017
Manfaat Bagi Dinas Kesehatan
 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang gambaran
kejadian diare pada balita di Puskesmas Non perawatan Karang Anyar Kec
Beringin Kab Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara tahun 2017.
Manfaat Bagi Puskesmas Karang Anyar
 Sebagai masukan bagi praktisi kesehatan tentang gambaran karakteristik
kejadian diare pada balita di puskesmas non perawatan karang anyar kec.
Bringin kab. Deli serdang provinsi sumatra utara tahun 2017.
Manfaat Bagi Masyarakat
 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan edukasi dan informasi tentang
gambaran kejadian diare pada balita di Puskesmas Non perawatan Karang
Anyar Kec Beringin Kab Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara tahun 2017.
Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
 Hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukan atau acuan bagi penelitian
selanjutnya tentang gambaran kejadian diare pada balita.
Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada
anak.Konsistensi feses encer dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lender darah atau
lender saja.
Faktor - Faktor yang menyebabkan diare, yaitu:
1. Faktor infeksi
Faktor infeksi enteral
Faktor infeksi parenteral
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : karena makanan basi, zat
kimia beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis karena rasa takut dan cemas.
 Berdasarkan waktu, dibagi menjadi :
diare akut dan diare kronik
 Berdasarkan manifestasi klinis :
1.diare akut dibagi :
disentri, kolera diare akut (bukan disentri maupun
kolera).
2. diare kronik dibagi : diare persisten dan diare kronik
 Berdasarkan derajat dehidrasi :
diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-
sedang dan diare dengan dehidrasi berat.
Gangguan osmotik Gangguan sekresi

Gangguan motilitas usus

Diare
Diare

Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang


mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa

Gangguan gizi akibat kelaparan

hipoglikemi

Ganggangguan sirkulasi darah


 Mula-mula pasien cengeng,
 gelisah,
 suhu tubuh biasanya meningkat
 napsu makan berkurang atau tidak ada,
 Diare
 Muntah
 gejala dehidrasi mulai Nampak:
berat badan turun,
turgor berkurang,
mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada
bayi),
selaput lender bibir dan mulut serta kulit Nampak
kering.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.PHBS merupakan salah satu pilar
utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan
salah satu strategi untuk mengurangi beban
negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan.
 Tujuan PHBS adalah meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih
dan sehat serta masyarakat berperan serta
aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
 PHBS berada di lima tatanan :
 1. tatanan rumah tangga,
 2. tatanan sekolah,
 3. tatanan tempat kerja,
 4. tatanan tempat umum,
 5. tatanan fasilitas kesehatan.
 Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup
Sehat sebagai berikut :
 Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Bayi diberi ASI eksklusi
3. Penimbangan bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Rumah bebas jentik
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
 Kerangka konsep untuk menentukan hubungan
antara variabel independen dan variabel
dependen.
Variabel Variabel
Independent Dependent

•Pelayanan kesehatan
balita (minimal 8 kali)
•Mencuci dan merebus
alat minum (dot/botol Kejadian
susu) sebelum
dipergunakan oleh Diare Pada
balita Balita
•Pengelolaan air minum
sehat
•Pemberian ASI ekslusif
Variabel Dependent
 Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikatnya adalah
Kejadian diare pada balita
Variabel independent
 Variabel bebas (independent variable) adalah variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variable terikat. Variabel bebasnya adalah faktor
lingkungan dengan melihat karakteristik Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Ibu dengan kejadian diare
pada balita yaitu pengelolaan air minum,
pelayanan kesehatan bayi (minimal 8 kali),
sanitasi lingkungan yaitu adanya jamban sehat.
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala
Kejadian diare Pernyataan responden tentang Wawancara Kuesioner 0 = tidak Ordinal
pada balita suatu kejadian buang air besar 1= pernah
yang melebihi batas normal
dengan frekuensi encer dan lebih
dari biasanya (lebih dari 3x sehari)
dalam 2 minggu terakhir
Pelayanan Pernyataan responden tentang Wawancara Kuesioner 0 = tidak Ordinal
kesehatan (minimal kesehatan balita , baik 1= pernah
8 kali) pemeriksaan di posyandu,
puskesmas atau rumah sakit.
Menggunakan Pernyataan responden tentang Wawancara Kuesioner 0 = tidak Ordinal
botol susu yang penggunaan botol susu dan dot 1 = ya
hygienis bagi balita yanng sudah dicuci dan direbus
sebelum di pakai
Pengelolaan air  Pernyataan responden dalam Wawancara Kuesioner 0 = Non Ordinal
minum sehat pengolahan air minum untuk Wawancara Kuesioner PAMRT Ordinal
rumah tangga 1 =
 Mengolah air dengan cara PAMRT
direbus 0 = tidak
1 = ya

Pemberin ASI Pernyataan responden terhadap Wawancara Kuesioner 0 = tidak Ordinal


 Penelitian ini merupakan penelitian yang
digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain studi cross-sectional
(potong lintang), dimana pengukuran terhadap
variabel dapat dilakukan dalam waktu
bersamaan sehingga cukup efektif dan efisien.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
 Penelitian ini dilakukan pada desember 2017
sampai januari 2018 diPuskesmas Non
perawatan Karang Anyar Kec Beringin Kab
Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara
Populasi dan Sampel
Populasi
 Populasi dalam peneliian ini iadalah seluruh bayi berusia 0
bulan – 59 bulan serta tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Non perawatan Karang Anyar Kec Beringin Kab Deli Serdang
Provinsi Sumatra Utara.
Rumus estimasi satu proporsi
Berdasarkan rumus didapatkan sample penelitian sebanyak 38
orang.

 Teknik pengambilan sampel dilakukan Teknik pengambilan


sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitan dari populasi yang ada, sehingga
jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang
ada.
 kriteria inklusi :
Bayi berusia 0-59 bulan
Balita yang menderita diare

 kriteriaesklusi :
Balita yang di sertai demam berdarah dengue
Pengolahan Data dan Analisa Data

 Editing
 Coding

 Processing
 Cleaning
 Melakukan teknik analisis dengan adalah
analisa univariat. Analisis data univariat
menggunakan bantuan program komputer
SPSS20.
 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perancangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan
prevensif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya
diwilayah kerjanya.
Pelayanan Frekuensi Persen
kesehatan
Tidak 25 65,8
Ya 13 34,2
Total 38 100,0

hasil survey terhadap 38 orang responden diketahui bahwa balita


yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan (minimal 8 kali) yaitu 13
orang atau 34,2 % dan yang tidak mendapatkan Pelayanan
Kesehatan (minimal 8 kali) yaitu 25 orang atau 65,8%. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helvi
Nurzaini Sebanyak 71,3% ibu menggunakan pelayanan kesehatan
untuk mengobati bayi diare dan 28,7% ibu yang tidak
menggunakan pelayanan kesehatan.
Mencuci dan merebus alat minum (dot/botol Frekuens
Persen
susu) sebelum dipergunakan oleh balita i
Tidak 35 92,1
Ya 3 7,9
Total 38 100,0

hasil survey terhadap 38 orang responden diketahui bahwa yang


mencuci dan merebus alat minum (dot/botol susu) sebelum
dipergunakan oleh balita yaitu 3 orang atau 7,9% dan yang tidak
mencuci dan merebus alat minum (dot/botol susu) sebelum
dipergunakan oleh balita yaitu 35 orang atau 92,1%. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bai Masniah hasil
survey terhadap 107 responden yang mencuci dan merebus alat
makan (dot ) diketahui bahwa yang melakukan sebanyak 65
orang atau 60,7% dan yang tidak melakukan sebanyak 42 orang
atau 39,3%.
Pengolahan air minum Frekuensi Persen
sehat
Tidak 21 55,3
Ya 17 44,7

Total 38 100,0

hasil survey terhadap 38 orang responden diketahui bahwa yang


melakukan pengelolaan air minum sehat yaitu 17 orang atau 44,7 %
dan yang tidak melakukan melakukan pengelolaan air minum yaitu
21 orang atau 55,3%. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan
air bersih yang benar-benar bersih mempunyai resiko lebih kecil
menderita diare dibandingkan dengan masyarakat yang tidak
mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko
terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air bersih dan
melindungi air bersih tersebut dari kontaminasi yang dimulai dari
sumbernya sampai dengan penyimpanan di rumah
Perilaku pemberin ASI ekslusif Frekuensi Persen
Tidak 34 89,5
Ya 4 10,5
Total 38 100,0

hasil survey terhadap 38 orang responden diketahui bahwa yang


melakukan melakukan pemberin ASI ekslusif yaitu 4 orang atau
10,5% dan yang tidak melakukan melakukan pemberin ASI ekslusif
yaitu 34 orang atau 89,5%. Berbeda halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Helvi Nurzaini Sebagian besar ibu mengetahui
tentang manfaat ASI dan pada saat bayi terkena diare ASI masih
tetap diberikan oleh ibu (77,6%). Cairan selain ASI juga diberikan
ibu kepada bayinya (61,4%), pada saat diare diberi minuman atau
cairan tambahan (53,6%).
1.Terhadap 38 orang responden diketahui bahwa
balita yang mendapatkan Pelayanan
Kesehatan(minimal 8 kali) yaitu 13 orang atau
34,2 % dan yang tidak mendapatkan Pelayanan
Kesehatan (minimal 8 kali) yaitu 25 orang atau
65,8%.
2. Terhadap 38 orang responden diketahui bahwa
yang mencuci dan merebus alat minum
(dot/botol susu) sebelum dipergunakan oleh
balita yaitu 3 orang atau 7,9% dan yang tidak
mencuci dan merebus alat minum (dot/botol
susu) sebelum dipergunakan oleh balita yaitu 35
orang atau 92,1%.
3.Terhadap 38 orang responden diketahui bahwa
yang melakukan pengelolaan air minum sehat
yaitu 17 orang atau 44,7 % dan yang tidak
melakukan melakukan pengelolaan air minum
yaitu 21 orang atau 55,3%.
4. Terhadap 38 orang responden diketahui bahwa
yang melakukan melakukan pemberin ASI ekslusif
yaitu 4 orang atau 10,5% dan yang tidak
melakukan pemberin ASI ekslusif yaitu 34 orang
atau 89,5%.
1. Untuk dinas kesehatan, Perlunya dilakukan
advokasi oleh Dinas Kesehatan kepada
Pemerintah Kota Depok dalam penggunaan
pelayanan kesehatan bagi bayi yang diare
untuk mendapatkan dukungan pelaksanan
kegiatan dan dana.
2. Untuk puskesmas karang anyar, Perlu
penyampaian Informasi tentang diare
melalui penyuluhan intensif oleh petugas
kesehatan dengan sasaran ibu dan
keluarganya.
3.Untuk masyarakat supaya lebih memprioritaskan
untuk melakukan pelayanan kesehatan (8 kali),
mencuci dan merebus alat minum (Botol susu/ Dot)
sebelum digunakan, menggunakan air minum sehat
dan memberikan ASI Ekslusif.
4. Untuk peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya
melakukan penelitian dengan desain studi
epidemiologi yang kuat, yaitu analisis bivariat
dengan pendekatan case control atau cohort
sehingga dapat mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat serta
besar resiko masing- masing variabel bebas dapat
diukur dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai