Anda di halaman 1dari 21

MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL

Oleh :
Nama : Lu`luk Fuadah
NIM : B11010018
Rombongan : IV
Kelompok : 2
Asisten : Muhimatul Umami







LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II








KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS 1ENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mebran-membran ekstra embrionik adalah perluasan-perluasan berlapis
membran dari jaringan-jaringan embrio.Pada dasarnya, membran-membran tersebut
adalah lipatan-lipatan yang pada akhirnya tumbuh mengelilingi embrio dan
menghasilkan empat kantung pada embrio yang sedang tumbuh.Masing-masing
membran terbentuk dari sel-sel yang berasal dari dua lapisan nutIah berbeda.Awal
perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura
meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk.Daerah luar tubuh embrio
dinamakan daerah ekstra embrio.
Preparat embrio ayam (Gallus gallus digunakan dalam praktikum ini
karena embrio ayam mudah didapat, dalam perkembangannya struktur dan
bentuknya mudah diamati, harga yang terjangkau.
Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan
ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan.Dengan terbentuknya tubuh
embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embrio
hampir terpisah dari yolk.Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah
intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas.Daerah kepala embrio mengalami
pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan memisahkan antara bagian intra
dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh
juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio.
Bagian posterior mengalami pelipatan dan dikenal dengan nama lipatan ekor
membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran
percernaan primitive.Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka
dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada
kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk,
namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk .
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan
blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk
rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari
detoplasma dan ia terus menerus ke dalam detoplasma.
Proses morIogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan
kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu
kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan.
Perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini.
Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel,
perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan seluler ke sel
lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah
beberapa sel dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam.
Hal ini akan mentransIormasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut
gastrula.
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram
(diskoblastik yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan
juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria
primitiI yang terdiri dari alur dan pematang primitiI berupa garis dilinea mediana,
Stria primitiI berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam.
%ahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping
neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.

B. Tujuan
%ujuan praktikum membran ekstra embrional ini adalah agar dapat
mengenali dan menggambar morIologi membran ekstra embrional serta menjelaskan
Iungsinya masing-masing.

II. TIN1AUAN PUSTAKA
Berdasarkan CP-Buletin service dalam artikel A %radition oI Quality yang
berjudul Perkembangan Embrio dari Hari ke Hari. Bahwa proses perkembangan
embrio ayam berlangsung selama 21 hari. Berikut ciri-ciri perkembangan embrio dari
hari ke hari :
1. Hari Pertama
Asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal.Nampak ada rongga
segmentasi yang berada di bawah area pelucida, terdapat pada cincin yang
berwarna lebih gelap ari sekitarnya.
2. Hari kedua
Nampak jalur pertama pada pusat blastoderm.Diantara extraembrionic annexis
nampak membran vitelin yang memiliki peranan utama dalam nutrisi embrio.
3. Hari ketiga
Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah, membram
viteline menyebar di atas permukaan kuning telur.Kepala dan badan dapat
dibedakan, demikian juga otak.Nampak juga struktur jantung yang mulai
berdenyut.
4. Hari keempat
Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio, yang berisi
cairan amniotik, berIungsi untuk melindungi embrio dan membolehkan embrio
bergerak. Nampak gelembung alantois yang berperan utama dalam penyerapan
kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa-sisa.
5. Hari kelima
Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruI C, kepala bergerak
mendekati ekor.%erjadi perkembangan sayap.
6. Hari keenam
Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh kuning
telur.Fissura ada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari anggota badan bagian
atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan bagian bawah. Jari kedua
lebih panjang dari jari lain.
7. Hari ketujuh
Cairan yang makin mengencer di bagian leher.Nampak jelas memisahkan kepala
dengan badannya.%erjadi pembentukan paruh.Otak nampak ada di daerah kepala,
yang lebih kecil ukurannya dibanding dengan embrio.
8. Hari kedelapan
Membram vetillin menyelimuti (menutupi hampir seluruh kuning
telur.Pigmentasi pada mata mulai nampak.Bagian paruh atas dan bawah mulai
terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki.Leher merenggang dan otak telah
berada di dalam rongga kepala. %erjadi pembukaan indra pendengar bagian luar.
9. Hari kesembilan
Kuku mulai nampak, mulai tumbuh Iolikel bulu pertama.Alantois mulai
berkembang dan meningkatnya pembuluh darah pada vitellus.
10.Hari kesepuluh
Lubang hidung masih sempit.%erjadi pertumbuhan kelopak mata, perluasan
bagian distal anggota badan.Membran viteline mengelilingi kuning telur dengan
sempurna.Folikel bulu mulai menutup bagian bawah anggota badan.Patuk paruh
mulai nampak.
11.Hari kesebelas
Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi encer.Alantois
mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin menyusut.Embrio sudah
nampak seperti anak ayam.
12.Hari kedua belas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatus dan menutupi
kelopak mata bagian atas.Kelopak mata bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan
/ bagian kornea.
13.Hari ketiga belas.
Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois.Kuku dan kali mulai
nampak jelas.
14.Hari keempat belas.
Bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan berkembang dengan cepat.
15.Hari kelima belas dan enambelas.
Beberapa morIologi embrio berubah : anak ayam dan bulu halus terus
berkembang. Vitellus menyusut cepat, putih telur mulai menghilang.Kepala
bergerak ke arah kerabang telur (posisi pipping di bawah sayap kanan.
16.Hari ketujuh belas
Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates (garam dari asam
urat.Paruh yang berada di bagian bawah sayap kanan, menuju rongga udara
(yang ada di dalam telur.utih telur telah terserap semua.
17.Hari kedelapan belas
Permulaan internalisasi vitellin.%erjadi pengurangan cairan amniotik. Pada umur
ini dilakukan transIer dari mesin setter (inkubtor ke mesin hatcher dan juga bisa
dilakukan vaksin in ovo.
18.Hari kesembilan belas.
Penyerapan vitellin secara cepat.Paruh mulai mematuk selaput/membran
kerabang bagian dalam dan siap untuk menembusnya. Penyerapan vitelis mulai
cepat
19.Hari kedua puluh
Vitelus terserap semua, menutup pusar (umbilicus.Anak ayam menembus
selaput kerabang telur bagian dalam dan bernaIas pada rongga udara. Pertukaran
gas terjadi melalui kerabang telur. Anak ayam siap menetas dan mulai memecah
kerabang telur.
20. Hari kedua puluh satu
Anak ayam menggunakan sayap sebagai pemandu dan kakinya memutar balik,
paruh memecah kerabang dengan cara sirkular. Anak ayam mulai melepaskan
diri dari kerabang telur dalam waktu 12 18 jam dan membiarkan bulunya
menjadi kering (Buletin, 2007.
Pada ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami
atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi.Dari ovari menjulur oviduct panjang
berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong.Lubang
oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas
musculus dan ephytelium yang bersiIat glandular, yang memberi sekresi yang kelak
membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar
albumen, dan cangkok yang berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah
caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan
jalan melakukan kopulasi ( Jasin, 1992.
Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, chorion atau serosa
dibentuk dari somatopleura bersamaan dengan pembentukan amnion. Lapisan
penyusun chorion, oleh adanya pelipatan yang berlawanan, akan memiliki susunan
lapisan sebagai kebalikan dari amnion, yakni ectoderm di luar, mesoderm somatic di
dalam. Sebagai selaput embrio terluar chorion akan berada di bawah selaput
cangkang di dalam cangkang kapur telur. Fungsi penting chorion adalah tahap lanjut
perkembangan embrio unggas diantaranya adalah menyerap ion dari cangkang kapur
dan mendistribusikan untuk pembentukan rangka (tulang embrio melalui pembuluh-
pembuluh darah allantois.Allantois muncul sebagai divertikulum ventral usus
belakang segera setelah usus belakang di bentuk. Oleh karena itu, lapisannya adalah
splanknopleura dengan susunan lapisan lembaga yang sama dengan kantung. Bagian
proksimal allantois membentuk tangkai allantois yang pangkalnya akan berada di
dalam tubuh embrio. Bagian distal allantois membentuk kantung allantoisyang
tumbuh membesar kedalam coelom ekstra embrio hampir memenuhi seluruh rongga
telur dan berada tepat di bawah chorion.Embrio umur 4-5 hari yang bertumpu di atas
kantung yolksetelah di keluarkan dari cangkang kapur, beserta semu selaput embrio
kecuali chorion yang masih sangat berdekatan dengan amnion atau tertinggal di
dalam cangkang telur.Mesoderm splanknik allantois bersatu dengan mesoderm
somatic chorion dan menjadi membran chorioallantois tempat terbentuknya
pembuluh darah allantois.Oleh karena membran ini terletak tepat di bawah selaput
cangkang telur yang berpori-pori, maka allantois berperan dalam pertukaran gas-gas
pernaIasan dan juga menyebabkan chorion menjadi Iungsional dalam penyerapan
dan distribusi Ca dari cangkang kapur.Selain itu, kedalam kantung allantois di
ekskresikan sampah-sampah metabolisme dari ginjal embrio.Pada embrio muda,
hasil ekskresi itu berupa urea, dan makin tua embrio, hasil ekskresi berubah menjadi
asam urat. Asam urat berbentuk padat dan lebih sukar larut daripada urea sehingga
tidak akan terlalu toksik bagi embrio, meskipun jumlahnya menjadi bnyak sejalan
bertambahnya umur embrio. Pada hewan yang mempunyai vesika urinaria, organ
tersebut berasal dari tangkai allantois. Pada saat menetas, semua selaput embrio akan
di tinggalkan di dalam cangkang telur, kecuali sisa kantung yolk yang akan di serap
kedalam usus tengah embrio. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran
tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi
embrio yang berisi cairan.Dimana kantung ini berIungsi sebagai pelindung embrio
terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti
adhesi Kantong yolk yang berisi yolk bersiIat nutritiI disamping juga sebagai sumber
sel kelamin, sel darah dan yempat pembetukan pembuluh vitellin. Kantong yolk yang
tidak berisi yolk, seperti pada mamalia (kecuali monotremata, tidak berperan dalam
nutrisi, sedangakan Iungsi-Iungsi lainnya sama, dan kemudian akan
menyusut(Adnan, 2010.EIIendi (2002 menambahkan juga bahwa telur membesar
sebagai akibat terserapnya air dari medium sekitarnya, bersama itu pula lubang
mikroIil sabagai jalannya masuknya spermatozoa akan menutup.
Menurut %azawa (2011 bahwa kebutuhan oksigen meningkat selama
perkembangan embrio, yang memerlukan peningkatan sel-sel darah merah (sel darah
merah yang mengandung hemoglobin (Hb untuk mengangkut O
2
antara organ
pernapasan dan jaringan sistemik. Pada paruh terakhir inkubasi ketika organ
pernapasan (membran chorioallantoic menyelubungi sebagian besar isi telur, berarti
indeks corpuscular akan menstabilkan.
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, pinset, dan cawan
petri.
Bahan yang digunakan pada acara praktikum ini adalah embrio ayam umur 15-18
hari.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini, adalah sebagai berikut :
1. Semua bahan dan peralatan praktikum disiapkan.
2. Cangkang telur digunting pada sisi tumpulnya secara melingkar sehingga
membran cangkang dalam terlihat.
3. Membran cangkang digunting dan di cari bagian pada membran yang
tervaskularisasi. Bagian tersebut adalah chorio-allantois.
4. Embrio dikeluarkan dari cangkang dan diletakkan di atas gelas arloji.
5. Kantung berisi caian transparan yang langsung membungkus embrio diamati,
kantung tersebut adalah amnion.
6. Bagian yolk diamati, pada bagian ini terdapat saccus vitelinus.
7. Kantung berisi cairan jernih berwarna kekuningan dengan ukuran lebih cangkang
teesar dari amnion diidentiIikasi. Kantong tersebut adalah allantois.
8. Bagian dalam cangkang telur diamati, dan akan ditemukan chorion.
9. Embrio dengan membran ekstra embrional digambar dan disebutkan bagian-
bagiannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil


Chorion
Eye
Forebrain
Somite
Heart
Neural
%ube
Amnion
Blood
Vessels
Yolk
Allantois
A
B
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum membran ekstra embrional pada embrio ayam,
membran ekstra embrionalnya terdiri dari amnion, chorion, allantois dan saccus
vitellinus.
Ayam merupakan hewan avertebrata yang termasuk dalam kelas Aves, yang
berkembang biak dengan cara bertelur. Ayam mengalami pembuahan internal tetapi
perkembangan embrionya tidak berlangsung di uterus atau di dalam induk
betina.Embrio ayam mengalami perkembangan di luar induk betina, yaitu pada telur
yang telah dilengkapi dengan yolk yang sangat banyak.Reptil dan Aves memiliki 4
membran ekstra embrional yaitu amnion, chorion, allantoisdan saccus
vitellinus.Amnion yaitu bagian dalam dari membran ganda yang mengelilingi embrio
dan terletak langsung di luar embrio, chorion yaitu membran luar yang merupakan
bagian dari membran ganda, terletak hanya diluar sisi amnion, yolk sac dan
allantois.Pisces dan amIhibi hanya kantung kuning telur (yolk sac).Reptil dan Aves
selain kantung kuning telur juga ada amnion, chorion dan allantois.Beberapa reptil
dan mamalia tidak membentuk cangkang tetapi menggantinya dengan perkembangan
intra uterus yang lebih baik, walaupun demikian bentuk dan Iungsi dasar selaput
ekstra embrio tetap dipertahankan.Mamalia, pada kantung chorionnya berdiIerensiasi
menjadi bagian embrional yang menyusun plasenta.Ada empat mecam, selaput ekstra
embrio yang umum terdapat pada embrio vertebrata tinggi, yaitu kantung amnion,
kantung yolk, kantung chorion, dan kantung allantois.
1. Kantung Yolk Kantung yolk adalah selaput spanknopleura, sangat erat Iungsinya
dalam nutrisi embrio khsusnya kelompok Reptil dan Aves karena mempunyai
yolk yang sangat banyak, walaupun telur-telur mamalia tidak mempunyai yolk
atau sangat sedikit, namun kantung yolk masih dipertahankan dan digunakan
untuk Iungsi-Iungsi vital lainnya. Endoderm kantung yolk merupakan sumber
bakal sel kelamin, sedangkan mesoderm kantung yolk merupakan sumber sel-sel
darah. Kantung yolk berIungsi untuk membungkus kuning telur pada telur
megalechital dan mamalia bertelur (megatromata, tempat berjalannyapembuluh
darah vitellin untuk menyerap yolk. Endoderm kantung yolk mengandung enzim
yang berIungsi untuk mencerna yolk yang dibutuhkan oleh embrio selama tahap
perkembangannya. Kantung yolk tersusun atas splanknopleura, dimana endoderm
terletak pada bagian dalam dan mesoderm sphlaknik terletak disebelah luar.
Setelah yolk habis terserap, kantung yolk mengecil. Pada monotremata, kantung
yolk hanya sebagai tempat berjalannya pembuluh darah. Awal perkembangan
embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluar ke
luar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah di luar tubuh embrio
dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio ayam tidak
mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio
saling berkelanjutan. %erbentuknya tubuh embrio secara berurutan dibentuk
lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embrio hampir terpisah dari yolk. Adanya
lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi
semakin jelas. Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan
lipatan kepala dan memisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan
kepala membentuk kantung sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk
lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian
posterior mengalami pelipatan dan dikenal dengan nama lipatan ekor membentuk
kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut membentuk dinding saluran
pencernaan primitive. Bagian tengah pada usus tengah yang menghadap yolk
tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan
dinding usus pada kantung yolk. Kantung yolk berhubungan dengan usus melalui
tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk. Lapisan
endoderm kantung yolk dijumpai sejumlah lipatan-lipatan yang memasuki yolk,
dengan bantuan enzim-enzim pencernaan, yolk yang telah dicernah diserap dan
dialirkan ke embrio oleh vena vitellin, vena omphalomesenterica yang terdapat
pada tangkai yolk. Selama perkembangan embrio, albumen akan kehilangan
cairan sehingga menjadi kental dan volumenya berkurang. Dengan tumbuhnya
allantois, albumen terdorong ke ujung distal kantung yolk. Albumen dikelelilingi
oleh perpanjangan splanknopleura kantung yolk yang mengabsorbsi serta
mentransIernya melalui sirkulasi ekstra embrio kedalam tubuh embrio. Menjelang
akhir masa inkubasi, sisa yolk beserta kantung yolk masuk ke dalam rongga perut
dan selanjutnya dinding perut menutup. Sisa yolk sangat penting bagi anak ayam
yang baru menetas. Sisa yolk akan digunakan oleh anak ayam sebagai persediaan
makanan selama awal masa kehidupannya di luar telur.
2. Kantung amnion adalah suatu membrane tipis yang berasal dari somatoplura
berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio dan berisi cairan.
Keberadaan selaput ini sangat khas pada reptil, burung, dan mamalia sehingga
kelompok hewan ini sering disebut sebagai kelompok amniota, sedangkan ikan
dan amphibi tidak memiliki amnion dan disebut sebagai kelompok an-amniota.
Amnion berIungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan,penawar
goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi. Lapisan penyusunnya
adalah somatopleura yang tersusun atas ektoderm di dalam dan mesoderm somatis
di luar. Kantung amnion robek pada saat partus atau menetas.
3. Allantois merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian
ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi utama allantois
adalah sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ
pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Kelas Aves, allantois
bersama-sama dengan chorion berperan dalam respirasi melalui pembuluh darah
allantois, juga berperan dalam penyerapan kalsium sehingga cangkang kapur
menjadi rapuh dan hal ini memudahkan penetasan. Selain itupada reptil dan
burung, kantung allantois sangat besar karena telur merupakan suatu sistem yang
tertutup, maka allantois harus memisahkan sisa-sisa metabolisme nitrogen agar
tidak menimbulkan eIek toksik terhadap embrio. Peran allantois pada
mamaliaerat hubungannya dengan eIisiensi pertukaran yang berlangsung
pada perbatasan Ietus ibu. Allantois embrio babi memiliki ukuran dan Iungsi yang
sama seperti pada burung dan hanya berperan sebagai tempat lalunya pembuluh
darah ke plasenta. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung
yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm
splankik di luar. Nasib dari kantung yolk adalah tertinggal di dalam cangkang
telur kecuali pada beberapa hewan. Pangkal allantois menjadi vesikula urinaria.
Allantois pada mamalia umumnya tidak berupa kantung, kecuali yang
berkembang adalah mesoderm splanknik bersama-sama dengan chorion
membentuk plasenta. Beberapa hewan dengan plasenta sederhana, misalnya babi,
allantois berukuran besar untuk menampung sisa metabolisme.
4. Chorion.membran ekstra embrio yang paling luar dan yang berbatasandengan
cangkang atau jaringan induk , merupakan tempat pertukaran antara embrio dan
lingkungan di sekitarnya adalah chorion atau serosa. Pada hewan-hewan ovivar,
Iungsi chorion terutama untuk pertukaran gas atau respirasi. Chorion pada
mamaliabukan hanya berperan sebagai pembung vikus, tetapi juga berperan untuk
nutrisi, eksresi, Iiltrasi dan sistem hormon. Setelah embrio tiba di uterus,
berlangsung suatu asosiasi antara embrio melalui selaput ekstra embrionya dengan
jaringan endometrium uterus membentuk suatu organ yang dikenal dengan nama
plasenta. Plasenta adalah suatu struktur yang dibentuk melalui pertautan antara
selaput-selaput ekstra embrio dengan endometrium untuk keperluan pertukaran
Iisiologis. Secara struktural plasenta terdiri atas dua bagian, yaitu plasenta Ietal
yang dibangun oleh selaput ekstra embrio dan plasenta maternal, yaitu yang
dibangun oleh endometrium uterus. Chorion pada mamalia berasal dari trophoblas
dan bersama-sama dengan allantois turut dalam pembentukan plasenta bersama
dengan endometrium induk. Chorion pada Aves terletak di bawah cangkang
dan bersama-sama dengan allantois berperan untuk respirasi.
%ahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap
yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu Iase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa Iertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2. Fase Pasca Embrionik yaitu Iase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah
dilahirkan (Djuhanda, 1981.
%elur pada empat membrane extraembrionic bukan dikelilingi oleh membran
yang bersiIat melindungiakan mencegah pengeringan, hewan bertulang belakang
awal (Iishes dan amIibi tidak punya pilihan kecuali untuk meletakkan telor mereka
di air, atau paling tidak basah di lingkungan alam. Padahal, bagaimanapun, amIibi
memberikan naik ke descendents dikenal sebagai amniotes. Di amniotes (binatang
melata, burung, dan binatang menyusui, telor dikepung oleh empat membran
extraembryonic yang menyediakan hara dan perlindungan untuk embrio
berkembang. Di beberapa amniotes, sisa embrio di dalam tubuhnya untuk
dikembangkaninduknya, tapi pada induknya mengeluarkan satu kulit bersiIat
melindungi sekitar telor kemudian mengusir ini dari tubuh dia.
Empat membran extraembryonic dalam keadaan sekitar telor amniotic adalah
telur kantung kuning, chorion, amnion, dan allantois. Membran kunci adalah amnion,
karena ini adalah kurang lebih siram yang tidak dapat ditembus, yang berarti yang
telor tidak mempunyai deposited ke dalam satu lingkungan basah.
%elur amniotic adalah yang tidak dapat ditembus air kecuali ijinkan
pertukaran bebas dari oksigen dan dioksida karbon di antara embrio berkembang dan
lingkungan sebelah luar. Itu juga mengandung kuning telur untuk memelihara embrio
berkembang. Seperti halnya, ini adalah satu sistem mendukung hidup eIektiI yang
mengijinkan amniotes untuk meletakkan telur mereka pada mendaratkan, membuat
mereka jauh lebih bebas tak terikat dari air dibandingkan adalah nenek moyang
binatang ampibi mereka (%heLone Ranger, 2008.
Sekelompok individu bertulang belakang yang termasuk semua
kehidupan reptil(kelas reptilia, burung-burung (kelas Aves, mamalia (kelas
Mammalia, dan relatiI punah mereka dan nenek moyang. Amniotes adalah cabang
evolusioner (clade dari tetrapoda (superclass %etrapoda dimana embrio
dikembangkan pada seperangkat janin ekstra bersiIat melindungi membrane
embrio,amnion, chorion, dan allantois.
Amnion, chorion, dan allantois dari amniotes mungkin meningkatkan dari
lapisan jaringan janin membungkus satu yolk yang besar berkumpul.Di binatang
melata hidup, satu dari lembar sel tumbuh keluar dari embrio. Perkembangan ini, di
kombinasi dengan perkembangan dan pilinan dari embrio sendiri, sebabkan lapisan
eksternal dari lembar tisu ini untuk melipat berlalu embrio dari membuntuti pimpin.
Ketika pertemuan lipat ini di atas embrio, mereka padukan.Lembar tisu, jadi yang
satu tabah, alir kantung terisi panggil membran amniotic, disusun dari satu lapisan
chorion luar dan satu lapisan amnion bagian dalam. Fungsi dari membran amniotic
sebagian besar bersiIat melindungi, sedangkan allantois melayani sebagai satu area
koleksi untuk barang sisa dan satu oI lokasipertukaran gas.Allantois membentuk
sebagai satu outpocketing dari hindgutnya embrio dan menumbuh keluar masuk
rongga antara amnion dan chorion (Zug, 2008.



.


V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada empat macam, selaput ekstra embrio yang umum terdapat pada embrio
vertebrata tinggi, yaitu kantungamnion, kantung yolk, kantung chorion, dan
kantung allantois.
2. Kantung yolk berIungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah pertama
dan menyalurkan bahan makanan.Amnion berIungsi sebagai pelindung embrio
terhadap kekeringan,penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti
adhesi.Fungsi utama allantois adalah sebagai tempat penampungan
danpenyimpanan urine dan sebagai organ pertukaran gas antara embriodengan
lingkungan luarnya.Fungsi chorion pada hewan-hewan ovivar, terutama untuk
pertukarangas atau respirasi, sedangkan pada mamalia, chorion bukan hanya
berperansebagai pembungkus, tetapi juga berperan untuk nutrisi, eksresi,Iiltrasi,
dan sistem hormon.
B. Saran
Sebaiknya telur yang akan diamati harus dilihat kualitasnya dan diinkubasi
sesuai waktunya sehingga embrio dapat terbentuk.

DAFTAR REFERENSI
Adnan.2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM
Makassar.
Djuhanda, %atang. 1981. Embriologi Perbandingan. CV. Armico, Bandung.Health,
Alves, LE Alvares, JE Gabriel and LE Coutinho. 2003. InIluence oI the
neural tube/notochord complex on yoD expression and cellular proliIeration
in chicken embryos. Brazilian Journal oI Medical and Biological Research.
36: 191-197.
EIIendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Nusatama. Bogor.
%azawa Hiroshi, Andrewartha Sarah J., Burggren Warren W. 2011. Development oI
hematological respiratory variables in late chicken embryos: %herelative
importance oI incubation time and embryo mass. Department oI Biological
Sciences, University oI North %exas, USA159 (2011 225233.
%heLone Ranger. 2008. Amniotes and the Four Extraembryonic Membranes.
http://www.Ireethought-
Iorum.com/Iorum/showthread.php?t17262&garpg18. Diakses tanggal 20
November 2011.
Zug George R. 2008. Amniota Encyclopdia Britannica. Encyclopdia Britannica
Online. Encyclopdia Britannica Inc., 2011. Web. 20 Nov. 2011.
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1204153/Amniota~.

Anda mungkin juga menyukai