Anda di halaman 1dari 4

Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh.

Pertumbuhan ini di awali dari


pembentukan embryo yaitu bentuk primitif menjadi fetus yaitu bentuk defenitif dan kemudian
berdeferensiasi dan memeliki bentuk dan rupa yang spesfifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies
(Campbell, 2004).

Organogenesis disebut juga morphogenesis. Embryo bentuk primitif tumbuh menjadi bentuk definitif,
dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies. Organogenesis
merupakan gabungan dua periode yaitu: pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada periode
pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo
dari bentuk primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk
yang khusus bagi suatu spesies. Sudah terlihat disini adanya bentuk katak, ayam, babi, atau bentuk
manusia umpamanya. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitif itu
sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan
jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis), serta roman atau wajah yang khusus bagi setiap individu
(Yatim, 1976).

Organogenesis merupakan proses pembentukan organ pada embrio yang bersal dari 3 lapisan germinal
yaitu ektoderm,endoderm dan mesoderm. Mesoderm merupakan lapisan ketiga yang letaknya
ditengah-tengah antara endoderm dan mesoderm dapat berasal dari kedua lapisan lembaga,karena itu
juga dinamakan eksoderm atau endoderm. Mesodern sesungguhnya mempunyai sifat epitelial. Biasanya
membentuk badan-badan berupa kantung,sepertikantung selom,rongga badan sekunder
dansebagainya, sedangkan mesenkim merupakan jaringan dimana bentuk-bentuk sel selnya tidak
beraturan dan mempunyai substansi-substansi interseluler (Djuhanda, 1981).

Organogenesis terdiri dari dua periode yaitu pertumbuhan awal dan pertumbuhan akhir. Selama
pertumbuhan ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitif
menjadi bentuk defenitif yang khas bagi suatu spesies seperti adanya bentuk katak, ayam, sapi dan lain–
lain nya. Untuk itu sangat lah penting mempelajari organogenesis turunan mesoderm ini karena kita
dapat memahami terjadi nya perubahan bentuk dan pembentukan bermacam–macam organ atau
organogenesis (Yatim, 1976).

Macam–macam organogenesis ini berasal dari lapisan lembaga ektoderm, endodern dan juga
mesoderm. Periode pertumbuhan akhir berupa penyelesaian bentuk defenitif menjadi suatu bentuk
individu seperti pertumbuhan jenis kelamin, roman atau wajah yang khas bagi individu (Kimball,1996).

Pada saat diferensiasi sel dan organogenesis pada embryo sangatlah penting peranan asam retionat dan
hormon tyroid. Ekspresi transporter MTC–8 yang banyak ditemukan pada otak dan plasenta
merupakan mediator yang menyerap hormon tyroid dari peredaran darah menuju kedalam sel yang di
perlukan bagi pertumbuhan neuron yang aktifasi oleh asam retionat (Campbell, 2004).

Proses pembentukan organ atau alat tubuh di mulai dari pertumbuhan yang di awali dari pembentukan
embryo dan di akhiri dengan bentuk dan rupa yang spesifik dalam satu spesies. Dalam hal ini ada
macam–macam organ yang berasal dari lapisan lembaga ectoderm, endoderm dan juga mesoderm.
Pada endoderm terdapat saluran pencernaan makanan yang terdiri dari usus depan dengan bagian–
bagian nya yaitu tyroid, paratyroid, telinga tengah, saluran euctacius, pancreas, duodenum, trakea,
bronki, paru- paru, hati dan lambung. Usus tengah terdiri dari jejenum dan illeum dan usus belakang
yang terdiri dari usus besar dan allantois (Salmah, 1984).

Lapisan-lapisan lembaga ialah lapisan sel yang pada waktu janin awal sakali yang sedikit sekali banyak
mempunyai kebebasan tertentu dan dari sinilah berasal alat-alat tubuh. Biasanya susunannya seperti
epitelium, tetapi ini tidak selalu demikian. Kulit lembaga ada dua atau tiga buah, tergantung tinggi
rendahnya derajat hewan. Mula-mula terdapat dua lapisan lembaga primer yaitu ektoderm dan
endoderm. Pada hewan-hewan dari coelentrata keatas kulit lembaga yang ketiga atau lembaga tengah
yang disebut mesoderm. Susunan epitel juga, tetapi dibagun oleh sel-sel lepas dan dalam hal terakhir ini
disebut mesenkhim (Djuanda, 1981).

Pada pembentukan ektoderm dan endoderm dapat di lalui dengan berbagai cara, pembentukan
mesoderm lebih banyak lagi coraknya, baik mengenai asalnya maupun mengenai strukturnya, dan
pertumbuhan selajutnya banyak sekali ragam nya. Mesoderm merupakan lapisan ketiga yang letak nya
di tengah–tengah antara endoderm dan ektoderm. Dan dapat juga terjadi sel–sel yang telah awal sekali,
yaitu yang pada pembelahan–pembelahan pertama telah dipisahkan dan hanya membentuk mesoderm
saja (Djuhanda, 1981).

Lapisan pada mesoderm terdiri atas dua lapisan yaitu somato pleura (bagian luar) dan splanchno pleura
membatasi alat-alat dalam pada awal pertumbuhan, mula-mula lapisan ectodera diikuti dengan lapisan
somato pleura membuat lipatan kulit ke dorsal membelok dan nanti di bagian ventral saling
bertemu,kemudian dibagian dorsal lipatan ektoderm dan mesoderm tadi saling bertemu dan tempat
pertemuan itu ditembus hingga dinding pemisahnya tidak ada,akibatnya bagian dorsal embryo
mempunyai suatu kantong ayng berlapis dua lapisan luar mesoderm dan lapisan dalam ektoderm,
merupakan bantalan berongga disebut cavui amnii, berisi cairan ligor amnii dan bangunan seluruhnya
disebut amnion (Salmah, 1984)

Mesoderm sesungguhnya mempunyai sifat epitelial. Biasanya membentuk badan-badan berupa


kantung, seperti kantung solom, rongga badan sekunder dan sebagainya dan sedangkan mesenkim
merupakan jaringan dimana bentuk-bentuk selnya tidak beraturan dan mempunyai subtansi–subtansi
instraseluler (Campbell, 2004).

Pada awal organogenesis saluran pencernaan merupakan tabung lurus yang tertutup kedua ujungnya, di
antara anterior berbatasan dengan lempeng oral di dinding posterior dengan selaput cloaca sedangkan
pada bagian tengah masih terbuka yang berhubungan dengan yolk melalui tangkai yolk. Pada
perkembangan selanjutnya bakal usus bertambah panjang, terjadi rotasi lokal antara daerah tertentu
dan pematangan fungsi. Pada waktu bersamaan juga terjadi evaginasi atau pembantukan kantung bakal
derivat endoderm (Kimball, 1996).

Banyak organ berkembang dalam embrio tanpa harus berfungsi pada waktu itu juga, tetapi jantung dan
sistem peredaran darah sudah harus berfungsi ketika masih dalam perkembangan. Jantung pertama kali
terbentuk sebagai tabung sederhana yang terjadi dari penyatuan dua pembuluh darah yang berdinding
tipis dibawah kepala yang sedang berkembang. Pada keadaan awal,jantung hakikatnya sama seperti
jantung ikan yang terdiri dari empat kamar yang teraturdalam suatu rangkaian: sinus venosus yang
menerima darah dari vena, atrium tunggal, ventrikel tunggal dan kerucut (konus) arteri yang menuju
lung aorta. Ketika pertama tumbuh, jantung embrio merupakan suatu struktur tunggal dengan hanya
sebuah kamar. Sedangkan jantung dewasa dari burung dan mamalia merpakan pompa ganda dengan
atrium dan ventrikel kiri dan kanan yang terpisah. Pemisahan ini mencegah percampuran darah dari
paru-paru dengan daerah dari bagian tubuh lain (Ville, 1984).

Saluran pencernaan pertama dibentuk dari arkenteron gastrula dan memanjang mengikuti
pertumbuhan embrio. Paru-paru, hati, dan pankreas berasal dari tabung berongga yang membentuk
dari saluran pencernaan asli dan karena itu terdiri atas endoderm, tetapi pertumbuhan ini selalu
berkaitan dengan jaringan mesoderm yang membentuk pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan
ikat dan otot dari organ-organ tersebut. Endoderm hanya membentuk epitel dalam dari saluran
pencernaan dan paru-paru serta sel-sel sekresi dari pankreas dan hati (Ville, 1984).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Djuhanda, tatang. 1981. Enbriologi Perbandingan. Bandung: Armico

Kimball, John W. 1996. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Salmah, Siti. 1982. Zoologi. Padang : Universitas Andalas.

Tim Praktikum. 2008. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II. Padang: Universitas
Andalas

Ville, claude A. 1984. Zoologi Umum edisi Keenam Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Yatim, wildan. 1976. Embriologi. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai