Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan : II
Kelompok :1
Asisten : Sarah Nurul Fadilah
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengenali struktur tubuh
larva atau berudu berhabitat akuatik dan perubahan-perubahan yang terjadi selama
metamorfosis larva amfibi menjadi katak dewasa berhabitat terestrial.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah baskom untuk
medium inkubasi, loop, kertas label, milimeter blok, saringan teh, berudu katak
stadium tunas ekor sebanyak 10 ekor, air, daun bayam rebus sebagai makanan untuk
berudu.
B. Metode
A. Hasil
0 7 14
Berudu
PT PE LK PT PE LK PT PE LK
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 12 7 3 14 8 4 15 9 3
2 11 6 3 16 11 4 15 9 3
3 13 8 3 15 9 3 13 9 3
4 11 7 4 15 9 3 13 9 3
5 11 7 3 15 10 4 14 9 3
6 11 7 3 14 10 3 12 9 3
7 12 8 3 16 9 4 14 9 4
8 11 7 4 15 9 4 14 9 3
9 13 8 3 15 9 5 15 9 4
10 11 6 4 16 10 4 13 9 3
Belum terpigmentasi
Belum terpigmentasi (3 ekor)
Usus Berudu mati
(10 ekor) Sudah terpigmentasi
(7 ekor)
Pertunasan
Membra Belum ada (10 ekor) Belum ada (10 ekor) Berudu mati
Depan
Pertunasan
Membra Belum ada (10 ekor) Belum ada (10 ekor) Berudu mati
Belakang
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
Keterangan :
PT : Panjang Tubuh
PE : Panjang Ekor
LK : Lebar Kepala
a. Gambar 1 : Berudu stadium tunas ekor (Hari ke 0)
b. Gambar 2 : Berudu pengamatan hari ke 7
c. Gambar 3 : Berudu pengamatan hari ke 14
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum kali ini adalah pada saat
memelihara larva atau berudu harus hati-hati dan dirawat dengan benar agar berudu
tidak mati terutama saat tahap metamorfosis berudu menjadi katak muda. Karena
saat itu keadaan berudu menjadi sangat rentan. Pada saat mengganti air sebaiknya
jangan menggunakan air kran tetapi menggunakan air sawah sebagai habitat aslinya
dan pada saat penggantian air dan pemberian makan sebaiknya dibagi menjadi
beberapa shift tiap rombongan agar tida menumpuk.
DAFTAR REFERENSI