Anda di halaman 1dari 13

UJI POSTULAT KOCH

Nama : Rahma Adilah


NIM : B1A015074
Kelompok :3
Rombongan :I
Asisten : Nadya Denris Talitha Syarifah

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat didiagnosa dengan menggunakan


Postulat Koch. Pengamatan dilakukan secara mikroskopik berdasarkan tanda-tanda
visual secara in situ atau in vitro dari patogen dalam biakan murni. Proses biakan
murni akan merangsang patogen untuk menghasilkan struktur reproduktif aseksual
atau seksual yang dapat digunakan untuk identifikasi. Proses isolasi yang dilakukan
ternyata tidak selalu mudah dilakukan khususnya pada tumbuhan yang gejala-gejala
penyakitnya yang tidak dapat diamati secara visual. Apabila terjadi demikian maka
sebagian kecil dari seluruh bagian tumbuhan yang terinfeksi tersebut harus diisolasi
pada biakan murni termasuk tanah sebagai media tumbuhnya (Agrios, 1996).
Diagnosa suatu penyakit dikatakan benar apabila patogen yang diisolasi dan
diinfeksikan pada tanaman sehat menunjukkan gejala yang sama dengan gejala
penyakit semula dan apabila dilakukan isolasi kembali akan memperlihatkan patogen
yang sama pula (Triharso, 1994). Lucas et al. (1992) menambahkan bahwa untuk
menentukan apakah tumbuhan tersebut sakit maka kita harus mengetahui terlebih
dahulu mengenai pertumbuhan, perkembangan, kultur, kenampakan normal dari
tumbuhan tersebut.
Bila patogen hidup di tanah maka kimia tanah (pH) dan fisika tanah (tekstur
dan struktur) dapat berpengaruh terhadap biologi patogen dan intensitaspenyakit
yang ditimbulkan. Faktor biotik yang berpengaruh terhadap patogen ialah tanaman
(inang dan bukan inang, derajat resistensi), mikroorganisme lain (vektor, antagonis,
dan simbion), serta manusia. Perkembangan penyakit selain dipengaruhi oleh faktor
lingkungan juga ditentukan oleh sifat pertumbuhan patogen. Faktor lingkungan
secara serentak berpengaruh terhadap tanaman dan patogen (Triharso, 1994).

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan bahwa organisme patogen


merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit dengan menggunakan Postulat
Koch.
II. TELAAH PUSTAKA

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk
mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Walaupun
dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab infektif yang memang bertanggung
jawab pada suatu penyakit dan tidak memenuhi semua postulatnya. Usaha untuk
menjalankan postulat Koch semakin kuat saat mendiagnosis penyakit yang
disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Pada masa itu virus belum dapat dilihan
atau diisolasi dalam kultur. Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai
penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu,
dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan
postulat (Isnawati, 2009).
Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga
faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan
yang mendukung. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk
menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan
rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai akibat
dari substansi-substansi yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme
penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok-kelompok utama
substansi yang disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan timbulnya penyakit, baik langsung atau tidak langsung
adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh dan polisakarida (Semangun, 1996).
Salah satu metode isolasi patogen yang cukup mudah dilakukan adalah
postulat Koch. Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang
dirumuskan Robert Koch pada 1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890.
Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-
musabab antara parasit dan penyakit (Semangun, 1996).
Robert Koch pada tahun 1883 menganjurkan 3 ketentuan dan oleh E.F. Smith
pada tahun 1905 ditambah dengan satu ketentuan lagi. Menurut Koch, keempatnya
harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab dan akibat antara parasit dan
penyakit. Koch menerapkannya untuk untuk menentukan etiologi antraks dan
tuberkulosis, namun semuanya telah diterapkan pada penyakit lain (Iqbal, 2010).
Ketentuan-ketentuan untuk pembuktian penyebab penyakit, dikenal dengan Uji
Postulat Koch yaitu :
 Penyebab penyakit harus selalu berasosiasi dengan tanaman sakit
 Penyebab penyakit harus dapat diisolasi dan tumbuh pada biakan murni
 Jika inang yang sakit diinokulasi dengan patogen dari biakan murni maka
gejala penyakit yang sama akan timbul
 Patogen yang sama harus dapat diisolasi dari tanaman yang sakit tersebut
(reisolasi).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, cawan petri, labu
Erlenmeyer, pipet tetes, wrapper, botol selai, alumunium foil, beaker glass, cover
glass, object glass, korek api, jarum ose, LAF, bunsen, mikroskop, scalpel, pinset,
buku identifikasi, timbangan, sendok, dan sprayer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah akuades, alkohol
70%, media PDA, tissue, kertas label, inokulum patogen Fusarium sp., tanaman uji
yaitu kangkung (Ipomoea aquatica), cabai (Capsium annum), dan terong (Solanum
melongena).
B. Metode

1. Isolasi tanaman sakit


Sampel dipotong
1 x1 cm (bagian Disemprot dengan Dikeringkan
yang sakit dan alkohol 70 % dan dengan tisu
sehat) akuades

Inkubasi Dipindahkan ke
selama 7 x 24 dalam media
jam PDA

2. Peremajaan

Hasil isolat Hasil isolat isolasi Dipindahkan ke


isolasi diambil 1 plug dalam media
PDA baru

Inkubasi 4 x 24 jam
3. Identifikasi

Hasil isolat Diletakkan di Ditetesi


peremajaan
object glass akuades
diambil

Diamati di Ditutup cover


mikroskop glass

4. Pembuatan Inokulum Patogen

Jagung giling (725 Dimasukkan ke Ditutup dengan


gr) + Dedak (224 gr) dalam botol aluminium foil
+ CaCO3 (1 gr) +
selai
Akuades secukupnya

Diinokulasikan sebanyak
Didinginkan Sterilisasi di
3 plug dan diinkubasi
autoklaf 121 0C
hingga tumbuh miselium.
selama 15 menit

5. Inokulasi Tanaman Uji

Inokulum patogen Dicampurkan ke Inkubasi selama


diambil sebanyak
dalam tanaman uji 7 x 24 jam
15 gram

6. Reisolasi

Hasil isolat Diletakkan di Ditetesi


peremajaan
object glass akuades
diambil

Diamati di Ditutup cover


mikroskop glass
7. Peremajaan

Hasil reisolasi Dipindahkan ke Inkubasi 4 x 24


diambil 1 plug dalam media jam
PDA baru

8. Identifikasi

Hasil isolat Diletakkan di Ditetesi


peremajaan
object glass akuades
diambil

Diamati di Ditutup cover


mikroskop glass
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Isolasi dan Identifikasi Patogen

Kelompok
No Pengamatan 1 2 3 4 5 6
MAKROSKOPIS
1 Warna koloni Putih Hijau Putih-Pink Putih Putih Putih
2 Tepi koloni Bergerigi Kasar Halus Bergerigi Kasar Bergerigi
Warna sebalik Putih Putih
3 Kuning Hijau Putih-Pink Putih
koloni Kekuningan Kekuningan
Tekstur
4 Halus Kasar Halus Halus Halus Kasar
permukaan
5 Pola penyebaran Tersebar Radial Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris
MIKROSKOPIS
1 Konidium
a. Ada/tidak Tidak Tidak Ada Tidak Ada Ada
b. Bentuk - - - - - Lonjong
2 Hifa
a. Septat/aseptat - - Septat Septat Septat -
Sclerotium T. Fusarium Nematoctonus
3 Nama spesies Fusarium sp. Fusarium sp.
sp. Harzianum sp. sp.
Interpretasi - - + + + -

Gambar 4.1 Tanaman Gambar 4.2 Tanaman Gambar 4.3 Hasil


sehat setelah diinokulasi Reisolasi
patogen
Gambar 4.4 Hasil Gambar 4.5 Hasil
Peremajaan Reisolasi

Gambar 4.6 Hasil


Mikroskopis
B. Pembahasan

Postulat Koch adalah metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
virus yang menginfeksi suatu tumbuhan. Postulat Koch berkembang pada abad ke-19
sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan
dengan teknik tertentu. Walaupun dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab
infektif yang memang bertanggung jawab pada suatu penyakit dan tidak memenuhi
semua postulatnya. Usaha untuk menjalankan postulat Koch semakin kuat saat
mendiagnosis penyakit yang disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Masa itu virus
belum dapat dilihat atau diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan
awal dari virologi (Semangun, 1996).
Postulat Koch menjelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai
penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut (Iqbal, 2010):
1. mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit
yang bersangkutan,
2. mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan
secara murni,
3. mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala
yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
4. mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang
timbul hasil lnokulasi.
5. Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab
berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun).
Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta
adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme
memerlukan modifikasi dari postulat Koch dengan menggunakan perangkat
metabolisme sel inang untuk membentuk seluruh komponen virus (Streets, 1972).
Bobot segar dan kering, tinggi bibit, panjang akar dan akar bobot tanaman
juga ditentukan pada akhir percobaan. Akar gejala yang aseptik berlapis pada PDA
untuk menyelesaikan postulat Koch. Semua eksperimen dilakukan dua kali (Erper et
al., 2013). Tujuan dari praktikum Postulat Koch adalah untuk memberikan
pemahaman praktek Postulat Koch dalam penularan penyakit tanaman yang
disebabkan oleh virus tumbuhan. Khususnya mengetahui bagaimana cara penularan
virus dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain menggunakan metode sap, karena
sangat penting untuk penelitian virus dalam laboratorium (Streets, 1972).
Tanaman terong (Solanum melongena L), termasuk dalam family solanceae
yang menghasilkan biji, (Spermatophyta) dan biji yang dihasilkan berkeping dua.
Beberapa jenis terung yang sangat di kenal oleh masyarakat indonesia yaitu terung
kopek yang mempunyai buah besar dan berbentuk bulat agak memanjang dengan
ujung buah tumpul, terung craigi dan yang mempunyai buah berukuran sedang dan
berbentuk bulatan memanjang sehingga tampak lebih langsungdengan ujung buah
meruncing, terung yang berbentuk bulat yang memiliki bentuk buah yang bulat
seperti terung pendek (Mahmud, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis yang dilakukan,
didapatkan patogen Fusarium sp. Cendawan tular tanah, Fusarium sp., merupakan
penyakit utama pada tanaman jagung selain bulai, hawar daun, karat, dan busuk
pelepah. Penyebaran penyakit ini sangat luas di negara beriklim tropis dan subtropis
di berbagai negara Asia, Eropa, dan Afrika. Cendawan Fusarium dapat menginfeksi
berbagai jenis tanaman, hewan, dan bahkan manusia (Soenartiningsih et al., 2016).
Cendawan tular tanah Fusarium sp. juga menghasilkan toksin (Fusariotoksin) yang
berbahaya bagi konsumen karena dapat menyebabkan keracunan. Cendawan
Fusarium sp. juga mengeluarkan mikotoksin sebagai hasil biosintensis. Mikotoksin
yang dihasilkan cendawan Fusarium selain menginfeksi tanaman jagung, juga dapat
menginfeksi berbagai macam komoditas pertanian. Dibandingkan dengan cendawan
Aspergillus sp. dan Penicillium sp. semua spesies dari cendawan Fusarium sp.
menghasilkan mikotoksin karena sering mengkontaminasi bahan pangan dan pakan.
Diperkirakan bahwa setiap tahunnya antara 25-50% komoditas pertanian di dunia
terkontaminasi oleh mikotoksin. Mikotoksin cendawan Fusarium yang bersifat
toksik mulai dikhawartirkan sejak ditemukan kandungan aflatoksin yang
menyebabkan Turkey X disease pada tahun 1960. Mikotoksin ini menyebabkan
kematian 100.000 ekor kalkun di Inggris. Sejak itu mulai diteliti mengenai adanya
jenis-jenis mikotoksin yang berbahaya bagi manusia dan hewan. Oleh karena itu,
dalam pengendalian penyakit Fusarium diperlukan strategi pengendalian sejak awal
melalui pengelolaan pertanaman secara baik, yang meliputi penggunaan varietas
toleran, pengendalian kimiawi dan hayati secara terpadu, serta penanganan panen
dan pascapanen (Soenartiningsih et al., 2016).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat


disimpulkan bahwa suatu organisme patogen merupakan penyebab penyakit pada
tumbuhan sakit dengan menggunakan uji Postulat Koch dapat dibuktikan dengan
langkah-langkah, meliputi: isolasi tanaman sakit, peremajaan, pembuatan inokulum
patogen, inokulasi tanaman patogen, reisolasi, peremajaan, dan identifikasi.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam melakukan
pemindahan sampel bagian yang sakit ke dalam media agar lebih berhati-hati
kembali agar terhindar dari terjadinya kontaminasi patogen lainnya.
DAFTAR REFERENSI

Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.


Erper, I. M. Turkkan, L. At anasova, I. S. DruzhInIna, G. H. Karaca & M. CebI-
KilIcoglu. 2013. Integrated Assessment Of The Mycoparasitic And
Phytostimulating Properties Of Trichoderma Strains Against Rhizoctonia
Solani. Bulgarian. Journal of Agricultural Science, 19 (4), pp. 737-743.
Iqbal, M. 2010. Postulat Koch. Makassar: Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.
Isnawati, Leny. 2009. Deteksi dan Identifikasi Odontoglossum Ringspot Virus
(ORSV) pada Tanaman Anggrek. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Lucas, G.B., Lucas, L. T & Campbell, C. L. 1992. Introduction Plat Disease
Identification and Management. New York: Van Nostrand Reinhold.
Mahmud, M. 2014. Waktu Aplikasi Herbisida Glifosat Pada Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Terung (Solanum Melongena L). Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Soenartiningsih., Aqil, M & Andayani, N. N. 2016. Strategi Pengendalian Cendawan
Fusarium sp. dan Kontaminasi Mikotoksin pada Jagung. Iptek Tanaman
Pangan, 11(1), pp. 85-98.
Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant Diseases. Tuscon: The University of Arizona
Press.
Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai