Anda di halaman 1dari 2

POKOK BAHASAN VI.

GYMNOSPERMAE

Mikrosporogenesis dan
n perkembangan garnet jantan (mikrogarnetogenesis)
(mikrogarnetogenesis)

Mikrospora (butir polen) merupakan awal dari generasi gametofit jantan,


bersifat haploid uniseluler. Bentuk, ukuran serta ornamentasi dinding mikrospora pada
Gymnospermae sangat bervariasi.

Mikrosporogenesis
Mikrosporangium pada tumbuhan berbiji terbuka kebanyakan bertipe
eusporangium, dan strukturnya tidak begitu bervariasi. Sporangium yang dewasa
mempunyai 2 lapisan dinding sel. Dijumpai adanya tapetum.
tapetum. Tapetum dan lapisan
dmdmg lainnya selam epidermis mengalami
mengalami degenerasi selama pemasakan
mikrospora.
Mikrosporangium berasal dan kelompok sel pada permukaan bawah
mikrosporofil. Sel-sel
sel hipodermal ini membelah perildinal, disebelah luar sel parietal
dan disebelah dalam sel- sel arkeponal. Sel-
Sel sel parietal membelah antikimal dan
periklinik menghasilkan 4 lapisan dinding sporangium, sedang sel- sel arkesporium
membentuk sel- sel sporogen yang kemudian mengalami diferensiasi m
menjadi sel
induk mikrospora. Sel induk mikrospora
mikr rnembelah secara meiosis menghasilkan
mikrospora tetrad akhirnya menjadi 4 mikrospora yang soliter. Dinding
mikrosporangium paling dalam adalah tapetum, berfungsi memberi makan sel induk
mikrospora yang berkembang. Dinding epidermis mengalami
alami penebalan waktu
sporangium masak.

Gambar 24. Mikrosporogenesis pada Pinus walichiana ,tipe sporangium eusporangium


Perkembangan gamet
et jantan
Gametofit jantan bersifat endosporik, mulai berkecambah sebelum dibebaskan
dan berkembang ke dalam garnetofit jantan yang sangat mengalami reduksi. Mula
Mula-
mula inti mikrospora mernbelah dengan dinding periklinal menghasilkan sel protalus
(kecil) dan sel sentral (yang besar). Sel sentral
sentral mernbelah lagi menghasilkan sel
protalial kedua diatas yang pertama dan sel anteridial. Jumlah sel protalial d
dapat satu,
dua atau tidak ada sel protalial.
Sel anteridial rnembelah m
menghasilkan sel buluh yang
ang besar dan sel generatif.
Sel generatif
eratif membelah menghasilkan sel tangkai (sel steril)
l) dan sel badan yang fertil
(sel spermatogen). Sel- sel
el tersebut tersusun linier. Sel tubuh membelah menjadi 2 sel
gamet, mungkin berflagela
agela banyak misal pada Cycas. Pada umumnya tidak berflagela.
Pada Micocycas sel tangkai rnembelah menjadi 10 atau 11 Sel tubuh (se!
spermatogen) dan semuanya
uanya membelah menghasilkan 20 atau 22 spermatozoid.
Butir polen sekarang mengandung 4 sel, ini merupakan awal gametofit yang
endosporik dan pada stadium 4 sel ini butir polen dilepaskan dan sporangium. Sel
generative kemudian
udian membelah
membel membentuk sel tangkaii dan sel tubu
tubuh (sel
spermatogen). Setelah polinasi polen tersebut segera meneruskan perkembangannya
membentuk buluh. Inti buluh pindah
pindah ke buluh pollen sedang sel generative tetap
didalam butir pollen.
Sel buluh memanjang atau kadang-
kadang kadang bercabang. Buluh
luh pollen tumbuh di
dalam
am jaringan nuselus dan tinggal di situ sampai ovulurn siap untuk di buahi.
Gambar
mbar 25. Perkembangan gametofit
jantan pada Pinus
roxburghii

Anda mungkin juga menyukai