Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS


DI PUSKESMAS BEJI

Laporan Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing :

Ns. Desmawati, M. Kep., Sp. Kep. Mat, PhD

Disusun Oleh:
Fitrianih Azzahra 2210721009

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2022
A. Konsep Dasar

I. Anatomi Sistem Reproduksi


I.1 Genitalia Eksterna (Vulva)

Gambar 1 Organ Reproduksi Eksternal Wanita

a. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis
b. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir
ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora
bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput
yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa adalah panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm.
Pada anak-anak dan nullipara adalah kedua labia mayora sangat berdekatan.
c. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang
lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir
kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk
fourchette
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari
glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2
cm.
e. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan
mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun
bakteribakteri patogen
f. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari
masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung
jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali
dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot
berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani
I.2 Genitalia Interna

Gambar 2 Organ Reproduksi Internal Wanita


a Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi
puncak (ujung) vagina menjadi:
1) Forniks anterior -Forniks dekstra
2) Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam
susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap
infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

b Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika
interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal
tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum,


jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita
dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm
dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5
liter. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah
limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.
2) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan
tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh
darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.
3) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami
perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi
implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan
bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:
a) Ligamentum latum, Ligamentum latum seolah-olah tergantung
pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri), Terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat, fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum, Menggantung dinding
uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod, Menghalangi pergerakan
uteruske kanan dan ke kiri, Tempat masuknya pembuluh darah
menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum, Merupakan penebalan dari
ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum, Merupakan jaringan ikat agak
longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.

c. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

d. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.
Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah
di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga
indung telur, mempunyai 3 fungsi:
1) Memproduksi ovum
2) Memproduksi hormone estrogen
3) Memproduksi progesteron

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan


folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf
belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda
seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan
interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan
ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita

II. Pengertian
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo &
Putrono, 2016). Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,
2012). Antenatal Care (ANC) Kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi
sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu) juga disebut kehamilan matur
(cukup bulan) lebih dari 43 minggu disebut postmatur dan kehamilan antara 28
minggu sampai 36 minngu disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2010).
Kehamilan terbagi menjadi 3 periode yang disebut trimester I pada minggu
1-12, dimana pada masa ini merupakan masa perkembangan dan pembentukan
organ. Trimester II pada minggu 13-27 yang merupakan tahap perkembangan dan
2 pertumbuhan lanjutan dan trimester III pada minggu 28 sampai dengan persalinan
(28- 40 minggu) yang merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan kelahiran
karena pada awal masa ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa
bantuan medis (Rusmita, 2011). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi
yang berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma
dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin.
Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovumdan sperma hingga masa di mana janin
siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40minggu (Masriroh, 2013).
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu
selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan dilakukan
minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II dan Minimal 2 kali pada trimester III (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018).

III. Etiologi
Kehamilan dapat terjadi apabila terdapat 5 aspek, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diamtere 0,1mm yang terdiri dari suatu nudeus
yang terapung-apung dalam vitellus dilingkari oleh zonna pelusida dan
kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Spermatozoa adalah berbentuk dari kepala lonjong, agak gepeng berisi inti
leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak
c. Konsepsi
Konsepsi adalah peristiwa pergantian antara sperma dan ovum di tuba fallopi.
d. Nidasi
Nidasi ialah masuknya atau tertanamnya hasil konsespi ke dalam endometrium.
e. Plasenta
Plasenta adalah alat bagi janin yang berguna untuk pertukaran za tantara ibu,
anaknya dan sebaliknya.

Wanita akan melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulari)
pada setiap bulannya, yang kemudian akan di tangkap oleh umbaiumbai (fimbrae)
dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel mati (sperma) bergerak memasuki rongga Rahim
kemudian masuk ke saluran telur, pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
di bagian yang menggembung dari tuba falopi. Di sekitar sel telur, banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki,
masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah di
buahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju
ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang
diruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantari). Dari pembuahan sampai
dengan nidasi diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan
bagi janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat di katakana bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
IV. Pathway
Trimester I

Trimester II
Trimester III
V. Manifestasi Klinik Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul
pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi
pada masa kehamilan (Walyani, 2015). Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu
:
1) Tanda dugaan hamil
a Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan
kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari
pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan
tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus dari Naegele
(Walyani 2015).
b Nausea (mual) dan emesis (muntah)
Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai
akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah. Sering
terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut
morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis,
namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dan disebut dengan hiperemesis gravidarum (Walyani, 2015).
c Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan (Walyani, 2015).
d Mamae menjadi tegang dan membesar
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudarabersama somatomamotropin, hormon-hormon ini
mennimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
(Walyani, 2015).
e Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan akan
timbul lagi.
f Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul kembali
karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali
kandung kencing.
g Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot
menurun), sehingga kesulitan untuk BAB.
h Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi,
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal
sebagai kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mamae juga
menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini
terjadi karena pengaruh hormon kortikostiroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit (Walyani, 2015).
i Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada triwulan
pertama (Walyani, 2015).
j Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat
terjadi disekitar genitalia ekterna, kaki dan betis, serta payudara.
Penampakan pembuluh darah dapat hilang setelah persalinan (Walyani.
2015).
2) Tanda Kemungkinan hamil
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
(walyani, 2015). Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu :
a Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin
lama makin bundar bentuknya
b Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah isthimus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lumak. Sehingga
kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut di atas simpisis, maka ismus tidak teraba seolah-olah
korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus
c Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosavagina
termasuk juga porsio dan serviks.
d Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
e Tanda Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis,
tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan apdominal pada trimester ketiga. Kontraksi
ini akan tetap meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya
sampai mendekati persalinan.
f Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada
perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.

3) Tanda pasti kehamilan


Menurut Romauli (2011), tanda dan gejala kehamilan trimester III
yaitu:
1. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke 17- 18. Orang
gemuk, lebih lambat. Stetoskope ultrasonic (Doppler), DJJ dapat
didengar lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi
pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti
bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
2. Gerakan Janin Dalam Rahim
Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu tetapi
baru dapat dirasakan ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena di
usia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat merasakan gerakan halus
hingga tendangan kaki bayi. Bagian-bagian tubuh bayi juga dapat
dipalpasi dengan mudah mulai usia kehamilan 20 minggu. Fenomena
bandul atau pantulan balik yang disebut dengan ballotement juga
merupakan tanda adanya janin di dalam uterus.

VI. Komplikasi
Komplikasi Kehamilan Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara
lain (Masriroh, 2013) :
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h. Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

VII. Penatalaksanaan Medis


Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), Kemenkes R.I menetapkan
standar pelayanan ANC dalam 10 T antara lain :

a) Timbang berat badan dan tinggi badan (T1)


Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi andanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
yang kurang dari 9 kilo selama kehamilan atau kurang dari 1 kilo setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran
tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan resiko terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion )
b) Tekanan darah (T2)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal diakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi ( tekanan darah ≥ 140/90 mmHg ) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertnsi disertai oedema pada wajah dan
tungkai bawah, dan proteinuria).
c) Nilai status gizi (ukur LILA) (T3)
Pengukuran LILAhanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi
Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).

d) Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)


Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal untuk
mendeteksi pertubuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
fundus uteri tidak sesuai degan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin.
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mngetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit, atau ada masalah lain. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari
160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f) Pemberian imunisasi TT (T6)
Untuk mencegah terjadinya tetanun neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasinya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan
status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi
T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak prlu diberikan imunisasi TT
lagi.
g) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T7)
Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil harus mendapat
tablet tambah darah ( tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
h) Tes Laboratorium (T8)
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu
hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik
daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
i) Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j) Temu Wicara/Konseling (T10)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami /
keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,
penawaran untuk melakukan tes HIV, inisiasi menyusui dini dan pemberian
ASI eksklusif, KB pasca persalinan, imunisasi, peningkatan kesehatan pada
kehamilan.

Penatalaksaan Pemeriksaan Leopold Untuk menentukan usia


kehamilan dilakukan manuver Leopold (Manuaba (2010)
a. Leopold I
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik. Caranya: Menghadap ke
kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus uteri. Jika
kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting.
Jika bokong teraba difundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya: Menghadap
pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen.
Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
c. Leopold III
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
d. Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin
masuk ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan
lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah
satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu
jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian
besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul. Perkiraan persalinan
menggunakan rumus Naegele:
1. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d Desember
2. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret

B. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL


1. Pengkajian
a. Data umum klien dan pasangan
b. Riwayat kehamilan & persalinan yang lalu
c. Riwayat ginekologi
d. Riwayat KB
e. Riwayat kehamilan saat ini
f. Pemeriksaan fisik
g. Persiapan persalinan
h. Obat-obatan yg dipakai saat ini
i. Hasil pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
TRIMESTER I
a. Defisit Nutrisi
b. Nyeri Akut
c. Keletihan
d. Ansietas
e. Perubahan pola eliminasi urin
f. Koping individu tidak efektif
TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Resiko cedera
c. Gangguan rasa nyaman
d. Difungsi seksual
TRIMESTER III
a. Ketidakefektifan pola napas
b. Resiko perdarahan
c. Ketidaknyamanan
d. Inkontinensia urin
e. Gangguan pola tidur

3. Intervensi Keperawatan
TRIMESTER I
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Krieria Hasil
1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Mandiri :
b.d kurang intervensi 1. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
asupan makanan keperawatan 3x24 makanan yang dimiliki pasien
(D.0019) jam diagnosa 2. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan
keperawatan perawatan mulut sebelum makan
teratasi dengan 3. Anjurkan makanan disajikan dengan cara
kriteria hasil : yang menarik dan pada suhu hangat
1. Mual dan untuk konsumsi secara optimal
muntah 4. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi
berkurang sering
2. Nafsu makan 5. Anjurkan klien untuk makan dengan
meningkat posisi fowler
3. Tidak terdapat 6. Pantau berat badan secara berkala
penurunan 7. Kaji intake dan output
berat badan
4. Ibu tidak Kolaborasi :
tampak pucat, 1. kolaborasi dengan ahli gizi dalam
lemah dan pemberian diet yang sesuai
letih
2 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Mandiri :
agens cedera intervensi 1. Pantau TTV klien
biologis keperawatan 2x24 2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
(D.0077) jam masalah (PQRST)
keperawatan dapat 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
teratasi dengan mempengaruhi respon pasien terhadap
kriteria hasil : ketidaknyamanan (suhu ruangan, suara
1. Skala nyeri: 0 bising)
(tidak nyeri) 4. Ajarkan managemen nyeri non
2. Ibu tidak farmakologi ( teknik tarik nafas dalam
mengatakan merasa dan imaginasi terbimbing)
nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
analgesik jika perlu
3 Keletihan bd Setelah dilakukan Mandiri :
kelesuan tindakan 1. Pantau TTV klien
fisiologis keperawatan selama 2. Pantau Hb klien
(kehamilan) 3x24 jam masalah 3. anjurkan tidur siang 1-2 jam dan tidur
(D.0057) keperawatan dapat malam 8 jam
teratasi dengan 4. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat Fe
kriteria hasil: dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi zat
1. Aktivitas Fe sesuai indikasi.
sehari-hari Kolaborasi :
kembali normal 1. Kolaborasi dengan dokter untuk
2. Ibu tidak pemberian terapi zat Fe
mengeluh
lemas
3. Ibu tidak
tampak pucat,
lemah dan letih
4 Ansietas b.d Setelah dilakukan Mandiri :
perubahan besar tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang
(D.0080) keperawatan 3x24 proses kehamilan , gejala, dan
jam masalah tanda,serta yang perlu diperhatikan
keperawatan dapat dalam perawatannya.
teratasi dengan 2. Beri penjelasan tentang proses
kriteria hasil: kehamilan , gejala, tanda dan hal-hal
1. Klien tidak yang perludiperhatikan dalam perawatan
mengatakan dan pengobatan.
cemas dengan 3. Jelaskan tentang pentingnya istirahat
keadaannya total.
2. Mual dan 4. Tinjau ulang perubahan fisiologis
muntah selama kehamilan; yakinkan klien
teratasi bahwa perasaan yang campur aduk
3. Klien tidak adalah normal. Sediakan suasana untuk
tampak pasangan mendiskusikan perasaan.
pucat,lemas Kolaborasi :
dan letih 1. Kolaborasi dengan psikolog untuk
4. Nyeri konseling jika perlu
abdomen (-)
5. Klien tidak
merasa
bingun
dengan
kondisinya

TRIMESTER II
No Diagnosa Tujuan dan Krieria Intervensi
Hasil
1 Gangguan Citra Setelah dilakukan Mandiri
Tubuh tindakan keperawatan 1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap
berhubungan 1x24 jam masalah kehamilan perubahan bentuk
dengan teratasi, dengan kriteria tubuh, dan sebagainya.
Perubahan hasil : 2. Diskusikan perubahan aspek
Fungsi Tubuh 1. Klien mampu fisiologis, dan respons klien
Karena Mengungkapkan terhadap perubahan.
Kehamilan penerimaan / 3. Berikan informasi tentang
(D.0083) adaptasi bertahap kenormalan perubahan.
untuk mengubah 4. Anjurkan gaya dan sumbersumber
konsep diri/citra yang tersedia dari pakaian saat
tubuh. hamil.
2. Mendemonstrasik 5. Diskusikan metode perawatan
an citra tubuh kulit dan berias (untuk
positif dengan meminimalkan /
mempertahankan menyembunyikan area kulit yang
kepuasan gelap), menggunakan kaus kaki
penampilan penyokong, pemeliharaan postur,
keseluruhan; dan program latihan sedang
berpakaian dengan Kolaborasi
pakaian yang tepat 1. Rujuk pada sumber-sumber lain
dan sepatu ber-hak seperti konseling dan/atau kelas-
rendah. kelas pendidikan kelhiran anak
dan menjadi orang tua.
2 Resiko Cedera Setelah dilakukan Mandiri
berhubungan tindakan keperawatan 1. Tentukan pemahaman sebelum
dengan Moda 1x24 jam masalah informasi diberikan.
Transportasi teratasi, dengan kriteria 2. Tinjau ulang status kesehatan ibu;
Tidak Aman, hasil : mis,, malnutrisi, penyalahgunaan /
Pajanan Pada 1. Klien mampu penggunaan zat.
Kimia Toksik Mengungkapkan 3. Kaji faktor lain yang ada pada
(D.0136) kesadaran tentang situasi ini yang mungkin
faktor risiko berbahaya pada janin (mis,,
individu. pemajanan pada virus/PHS lain,
2. Klien dapat faktor lingkungan).
menghindari 4. Perhatikan quickening (persepsi
perilaku yang dapat ibu terhadap gerakan janin) dan
memperberat denyut jantung janin (DJJ). Rujuk
cedera janin. pada dokter bila ditemukan
masalah.
5. Kaji pertumbuhan uterus dan
tinggi fundus pada setiap
kunjungan.
6. Berikan informasi tentang testes
diagnostik atau prosedur. Tinjau
ulang resiko dan potensial efek
samping
Kolaborasi
1. Bantu dengan prosedur
ultrasonografi, dan jelaskan
tujuannya
3 Gangguan Rasa Setelah dilakukan Mandiri
Nyaman tindakan keperawatan 1. Perhatikan adanya masalah yang
berhubungan 1x24 jam masalah berhubungan dengan curah
dengan teratasi, dengan kriteria jantung atau kesulitan pernafasan.
perubahan hasil : 2. Perhatikan adanya nyeri ulu hati
mekanika tubuh 1. Klien merasa (pirosis); tinjau ulang riwayat diet.
, efek efek nyaman Jelaskan fisiologis masalah
hormon 2. Rasa nyeri 3. Anjurkan klien menghindari
(D.0074) maupun kram makanan gorengan/berlemak,
berkurang makan enam kali sehari dalam
porsi kecil, lakukan posisi
semiFowler, hindari makanan
yang sangat dingin.
4. Perhatikan adanya sakit punggung
dari tekanan pada punggung
bagian bawah.
5. Kaji ulang adanya kram pada kaki,
ajarkan klien untuk meluruskan
kaki dan dorsofleksi telapak kaki.
Kolaborasi
1. Berikan antasida rendah natrium.
2. Berikan suplemen kalsium dan
alumunium dalam bentuk jeli
dengan tepat.
Disfungsi Setelah dilakukan Mandiri
4 Seksual tindakan keperawatan 1. Diskusikan dampak kehamilan
berhubungan 1x24 jam masalah terhadap pola koitus seksual yang
dengan teratasi, dengan kriteria normal.
Gangguan hasil : 2. Tinjau ulang apa yang dirasakan
Struktur Tubuh 1. Klien paham dan diskusikan kemungkinan
: Kehamilan tentang alasan pilihan dalam peningkatan kontak
(D.0069) yang mungkin fisik melalui berpelukan dan
untuk diubah, bercumbu daripada melakukan
alternatif yang koitus secara aktual.
dapat diterima 3. Tinjau ulang perubahan posisi
untuk yang mungkin dilakukan dalam
memenuhi aktifitas seksual.
kebutuhan 4. Waspadai adanya indikasi
individu kemungkinan kesulitan seksual
atau perilaku yang tidak sesuai
dari pria.
TRIMESTER III
No Diagnosa Tujuan dan Krieria Hasil Intervensi
1 Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan Mandiri
an Pola Napas keperawatan 1x24 jam masalah 1. Kaji status pernapasan
berhubungan teratasi, dengan kriteria hasil : (mis, sesak napas pada
dengan 1. Klien tidak mengeluh pengerahan tenaga,
Hiperventilasi sesak napas kelelahan)
(D.0005) 2. RR normal ( 16 – 20 2. Dapatkan riwayat dan
x/menit ). pantau masalah medis
yang terjadi/ada
sebelumnya (mis,, alergi
rinitis, asma, masalah
sinus, tuberkulosis)
3. Kaji kadar hemoglobin
(Hb) dan hematokrit (Ht)
tekankan pentingnya
masukan vitamin / fero
sulfat pranatal setiap hari
(kecuali pada klien dengan
anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang
rasional untuk kesulitan
pernapasan dan program
aktivitas/latihan yang
realistis.
5. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk
melakukan aktivitas
tertentu, dan latihan
ringan, seperti berjalan.
2 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan Pencegahan perdarahan
pendarahan keperawatan, klien merasa 1. Monitor tanda dan gejala
(D.0012) nyaman. Kriteria hasil yang perdarahan
diharapkan: 2. Hindarkan pemb erian
1. Tidak terjadi perdaraha injeksi (IV, IM, atau
terhadap klien. subkutan) dengan cara
yang tepat
3. Lakukan prosedur nvasif
bersamaan dengan
pemberian transfusi
trombosit atau plasma
segar beku jika
dibutuhkan
4. Instrusikan psien dan
keluarga untuk memonitor
tanda-tanda endarahan dan
mengambil tndakan yang
tepat jika terjadi
pendarahan.
3 Ketidaknyama Setelah diberikan asuhan 1. Kaji secara terus-menerus
nan b.d keperawatan, klien merasa ketidaknyamanan klien
perubahan fisik nyaman. Kriteria hasil yang dan metoda untuk
pengaruh diharapkan : mengatasinya.
hormonal 1. Klien merasa lebih 2. Kaji satatus pernapasan
(D.0075) nyaman, bereneri. klien
2. Klien dapat 3. Perhatikan adanya
meminimalkan/mengkont keluhan ketegangan pada
rol ketidaknyamanan 3. punggung dan perubahan
mencari pertolongan cara jalan. Anjurkan
medis dengan tepat penggunaan sepatu hak
rendah, latihan pelvicrock,
girdle maternitas,
penggunaan kompres
panas, sentuhan terapeutik
atau stimulasi saraf
elektrikal transkutan
dengan tepat
4. Perhatikan adanya kram
pada kaki. Anjurkan klien
untuk meluruskan kaki
dan mengangkat telapak
kaki bagian dalam
keposisi dorsofleksi,
menurunkan masukan
susu, sering mengganti
posisi, dan menghindari
berdiri/ duduk lama
5. Kaji adanya/ frekuensi
kontraksi braxton Hick.
Berikan informasi
mengenai fisiologi
aktifitas uterus
4 Inkontinensia Setelah diberikan asuhan 1. Monitor cairan
urine stresor keperawatan, klien mengerti 2. Latihan otot pelvis kaji
b.d tentang perubahan pola eliminasi kelampuan urgensi
peningkatan urin. Kriteria hasil yang bekemih pasien
tekanan diharapkan: 3. Berikan informasi tentang
abdomen, 1. Mengungkapkan perubahan perkemihan
fluktuasi aliran pemahaman tentang sehubungan dengan
darah ginjal kondisi trimester ketiga
dan laju filtrasi 2. Mengidentifikasi cara- 4. Anjukan klien untuk
glomerolus cara untuk mencegah melakukan posisi miring
(D.0046) stasis urinarius dan atau saat tidur. Perhatikan
edema jaringan keluhankeluhan nokturia.
5. Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak
dalam waktu yang lama
5 Insomnia b.d Setelah diberikan asuhan 1. Peningkatan tidur
perubahan pada keperawatan, diharapkan pasien - Tentukan pola tidur/
tingkat tidak mengalami gangguan pola aktvitas pasien
aktifitas, stres, tidur. Kriteria hasil yang - Tentukan pola tidur saat
psikologi, diharapkan: ini evaluasi tingkat
ketidakmampu 1. Melaporkan perbaikan kelelahan.kaji terhadap
an untuk tidur/istirahat kejadian insomnia dan
mempertahank 2. Melaporkan peningkatan respons klien terhadap
an rasa sejahtera dan penurunan tidur
kenyamanan. perasaan segar - Tinjau ulang kebutuhan
perubahan tidur normal
berkenaan dengan
kehamilan
2. Anjurkan alat bantu
untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi
air hangat,dan penurunan
aktifitas sebelum istirahat
3. Perhatikan keuslitan
bernafas karena posisi.
Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler
4. Dapatkan sel darah
merah (SDM) dan kadar Hb
5. Rujuk klien untuk
konseling bila kekurangan
tidur/kelelahan
mempengaruhi aktifitas
kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2017. Promosi dan


Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Kelompok Kegiatan PIK Remaja (PIK R)
(D. K. Reproduksi & B. K. dan K. B. Nasional, Eds.). Retrieved from
https://cis.bkkbn.go.id/kbkr/?p=16

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Pentingnya Pemeriksaan


Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan, from
http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-
kesehatan

Lombogia, M. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Konsep, Teori, dan Modul
Praktikum. In Jakarta: Media Group.

Marjati,Hani U, Kusbandiyah J,Yulifah R. 2010. Asuhan Kebidanan


padaKehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba,I.B.G.. 2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan


Obstretri.Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri. Jakarta: EGC

Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017. Jakarta: EGC

Prawirohadjo, Sarwono. (2010). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Rusmita, E. (2011) ‘Pengaruh Senam Hamil Yoga Selama Kehamilan’. Available


at: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280672-T Eli Rusmita.pdf.

Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika

Wagiyo, Ns, Putranto. 2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & bayi baru
lahir fisiologis dan patologis. Yogyakata :CV.Andi

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru

Anda mungkin juga menyukai