Anda di halaman 1dari 32

1

INERVASI ORBITA

I. PENDAHULUAN

Bola mata (bulbus oculi) berada pada kavum orbita, dimana organ ini
dilindungi oleh otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum,
frontal, ethmoidal, lakrimal, dan maxilla). Selain itu, ada pula struktur
aksesorius yang berhubungan dengan mata, seperti otot-otot, fascia, alis,
kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal. Struktur dan fungsi mata
sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan
jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat
dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera
1
dihantarkan ke otak.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata, dimana setiap otot


dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata
juga mengandung berbagai saraf lainnya. Saraf optik membawa gelombang
saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak, saraf lakrimalis merangsang
pembentukan air mata oleh kelenjar air mata, terdapat pula saraf yang
menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada
tulang orbita. 1

Secara langsung, fungsi persarafan dari mata itu sendiri diatur oleh
sistem saraf kranial dan sistem saraf otonom (sistem saraf simpatis dan
parasimpatis) . Terdapat 6 nervus kranialis yang sekaligus merupakan bagian
dari sistem saraf perifer yang terlibat dalam dengan fungsi dan pergerakan
bola mata dan struktur penyokongnya. 1,2,3,4

2
Keenam saraf kranialis tersebut antara lain :

1. N. II : Nervus Optik
2. N. III : Nervus okulomotor
3. N. IV : Nervus trokhlearis
4. N. V : Nervus trigeminus
5. N. VI : Nervus abdusen
6. N. VII : Nervus fasialis 2, 3, 4

Gambar 1. Nervus Kranialis

Memahami Inervasi Orbita mencakup fungsi dan topografinya penting


dan bermanfaat untuk membantu menegakkan suatu diagnose penyakit
lebih dini sebelum suatu pemeriksaan penunjang dilakukan, atau sangat
membantu penegakan diagnose pada saat pemeriksaan penunjang yang
memadai tidak tersedia.

3
II. NUKLEUS NERVUS KRANIAL

1. Nervus II(N. Optik), bermula di diskus optik intrakranial.

2. Nervus III(N. Okulomotor) , pembagian nukleus oleh warwick :


1) Kolom-kolom sel lateral , mempersarafi otot-otot ekstra okuler:
a. kolom dorsal : m.rektus inferior ( IR )
b. kolom intermedius : m.obliqus inferior ( IO )
c. kolom ventral : m.rektus medial ( MR )
d. kolom medial : m.rektus superior kontralateral ( SR ).6

Gambar 2. Nukleus Nevus Kranialis7

4
2) Nukleus sentral kaudal ( CCN ), berada di tengah & sepertiga bagian
kaudal inti nervus okulomotor. Menginervasi kedua sisi m.levator
palpebra.
3)
Inti visceral : inti Edinger Westphal ( E-W) & inti median anterior.
Menginervasi serabut parasimpatis preganglioner ipsilateral dan
bergabung dengan serabut somatomotorik N.III ( oblique inferior) lalu
berakhir di ganglion siliaris yang mengontrol konstriksi pupil & fungsi
5
akomodasi.

3. Nervus IV(N. Trokhlearis), lokasi nukleus pada dorsokaudal


mesensefalon tepat dibawah aquaduktus serebri dan dibawah nukleus
n.okulomotor.

4. Nervus V(N. Trigeminus), nukleus intrakranialnya bermula pada


midbrain, pons, ke medulla sampai ke cervikal cord, yang bergabung
dengan spinal cord. Secara anatomi terdiri dari 4 bagian nukleus, dari
kaudal ke rostral sbb. :
1) Nukleus sensoris utama, terletak di samping akuaductus
dan batas kaudal ventrikel IV, menerima
impuls proprioseptif melalui serabut
sensoris nervus trigeminus yang
membawa rangsang dari nervus
nasosiliaris kornea, dan konjungtiva.
2) Nukleus Motorik, terletak dimedial nukleus sensoris,
serabut motoris keluar dari sisi lateral pons
mengikuti cabang ketiga N.V yang
menginervasi untuk otot mastikasi, tensor
tympani. Menerima serabut saraf dari
hemisfer cerebri, formasi retikular, nukleus red,
fasikulus longitudinal medial (MLF), dan
nukleus mesensefalik. Gambar 3.Nukleus N. Trigeminus8
3) Nukleus spinal, Terletak sepanjang medula oblongata sampai ke
spinal C4. Menerima rangsang raba, nyeri dan suhu.

5
4)
Nukleus Mesensefalik, menerima rangsang proprioseptif & deep
8,
sensation dari otot mastikasi , otot wajah dan otot ekstraokuler.
9

5. Nervus VI(N. Abdusen), lokasi nukleus pada pons, diatas dasar


ventrikel 4 setinggi kolikulus fasialis. Dekat dengan garis medial
bersama nervus okulomotoris dan nervus trokhlearis sebagai nukleus
motoris, serabutnya lalu menuju ke ventral dan akhirnya keluar di
perbatasan inferior pons dan superior piramidalis (bagian dari medula
oblongata). Nukleusnya juga berada di medial traktus kortikospinalis
(traktus piramidalis) yang mengontrol fungsi motorik dan sensoris
9
traktus spinalis.
N. Abdusens mempunyai 2 buah nukleus, satu yang mengontrol fungsi
motorik yaitu nukleus motorik dan nukleus interneuron yang melintas
garis medial dan mengontrol sisi kontralateral m.rektus medial yang
8, 9
juga diinervasi oleh nervus okulomotor.

Gambar 4. Topografi nukleus nervus abdusen 10

6
6. Nervus VII(fasialis), berada di pons dan lateral nukleus N. Abdusens
dan di medial dari nukleus vestibulokokhlea. Dalam perjalannnya
bergabung dengan nervus intermedius. Nervus fasialis merupakan
serabut saraf motorik tapi setelah bergabung dengan nervus
9
intermedius berubah menjadi fungsi menjadi sekretomotorik.
Secara anatomis terdapat 3 nukleus nervus fasialis pada pons, yaitu :
- nukleus motoris, serabut motoriknya akan berputar ke posterior
melewati nukleus nervus abdusen yang akan mengatur otot-otot
mimik.
- nukleus salivari superficial, inervasi parasimpatis untuk kelenjar
saliva dan kelenjar lakrimal.
- nukleus solitaries, untuk menginervasi chorda tympani. 9

III. TOPOGRAFI DAN FISIOLOGI NERVUS KRANIAL


1. Nervus Optik (N. II)

Nervus Optik menghantarkan informasi visual dari retina ke otak.


Serabut sarafnya lebih banyak dilapisi oleh myelin yang diproduksi oleh
oligodendrosit (saraf kranial) dibandingkan sel schwan sistem saraf
perifer.Nervus optik dilapisi oleh lapisan-lapisan meningeal, yaitu duramater,
arakhnoid dan piamater. Serabut saraf retina meneruskan diri sebagai
nervus optik menuju ke Sembilan nukleus visual primer di otak, dimana
rangsang utamanya menuju ke korteks visual primer. Nervus optik juga
11
dibentuk oleh axon sel ganglion retina.

Nervus optik meninggalkan kavum orbita melalui kanalis optik, kearah


posteromedial menuju ke chiasma optikum dimana terdapat dekusasio
parsial (persilangan) serabut saraf yang berasal dari lapangan pandang
temporal kedua mata. Di kiasma yang berada di anterior hipotalamus dan
anterior ventrikel 3, serabut-serabut nervus optik yang berasal dari nasal
akan mengadakan persilangan sedangkan bagian temporal tetap akan
berjalan pada sisi yang sama. Di daerah ini sangat kaya akan vaskularisasi

7
dimana pada daerah ini kiasma akan di suplai oleh proximal arteri serebralis
anterior dan arteri komunikans anterior, selain itu juga sangat berdekatan
dengan kelenjar hipofise. 11

Dari kiasma, nervus optik berlanjut ke traktus optik dimana serabut


nervus optik dari temporal ipsilateral akan bergabung dengan bagian nasal
kontralateral. Sebelum sampai ke korpus genikulatum lateral, sebagian kecil
akan menuju ke nukleus pretektal yang akan mengatur reflex pupil
sedangkan sebagian besar akan menuju ke korpus genikulatum lateral yang
berperan dalam lintas penglihatan. Korpus genikulatum lateral terletak di
bawah talamus posterior dan di temporal pulvinar , selanjutnya oleh radiasio
optik atau traktus genikulokalkarina akan berakhir di korteks primer
penglihatan di lobus oksipital. Korpus genikulatum merupakan nukleus dari
nervus optik dan selanjutnya nervus optik akan berlanjut sampai ke korteks
penglihatan .2, 3, 12

Nervus optik memiliki ukuran panjang sekitar 50 mm, yang secara


topografi akan dibagi menjadi 4 segmen, yaitu :

a. Segmen intraokuler, panjang 1,5 mm, diameter 1,6 mm. Dibagi atas
zona prelaminar, laminar & post laminar.
b. Segmen intraorbita, panjang + 28 mm, diameter 3,5 mm berbentuk
S yang memudahkan pergerakan bola mata. Dibagian ini nervus
optik sudah bermielin dan dibungkus oleh lapisan menings. Pada
apeks orbita, nervus optik akan dikelilingi oleh Annulus Zinn yang
merupakan origo dari 4 muskulus rektus dan m. oblique superior.
c. Segmen intrakanalikular, melewati foramen optikum dengan
panjang + 6 mm. Di dalam kanalis optikum nervus optik lebih
terfiksasi karena duramaternya menyatu dengan periosteum.
d. Segmen intrakranial, panjang + 10 mm, diameter 4,5 mm dan di
bagian ini nervus optik kembali tidak bermielin. Bagian anterior dari
2, 3, 11, 12
arteri karotis interna berada di inferotemporal nervus optik.

8
Gambar 5. Perjalanan nervus optik 13

Fungsi nervus optik


Nervus optik merupakan saraf somatik afferen khusus yang artinya
sensoris khusus yang serabut sarafnya hanya terdapat di intrakranial dan
tidak ada di batang otak dan merupakan indra khusus (pendengaran,
penglihatan, keseimbangan dan penciuman). Sel fotoreseptor pada retina
menjadi reseptor dalam menerima informasi visual. Informasi visual berupa
cahaya yang akan diubah menjadi impuls saraf yang akan dihantarkan oleh
nervus optik sampai ke korteks penglihatan kita sehingga akhirnya kita
2, 3, 12
dapat melihat suatu objek.

Gangguan pada nervus optik

Gangguan dan kerusakan pada nervus optik umumnya dapat


menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen. Kerusakan pada
nervus optik dapat terjadi antara lain akibat :

- Glaukoma

- Trauma,

- Leber's Hereditary Optic Neuropathy

- Inflamasi

9
- Kompresi akibat tumor atau aneurysma
- Fraktur tulang sphenoid yang mengkompressi nervus optik pada
2, 3, 11, 12
kanalis optik

2. Nervus Okulomotor (N. III)

Nervus okulomotor merupakan nervus kranial yang mengontrol


sebagian besar pergerakan bola mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan
kelopak mata saat terbuka. Nervus okulomotor dalam perjalanannya akan
melalui daerah-daerah sebagai berikut :

- Segmen intraparenkim pada mid brain. Berjalan dari nukleus di


daerah dorsal tegmentum midbrain, melewati red nukleus dan
menuju ventral keluar ke mid brain pada bagian medial dari
pedunkulus serebri di kolikulus superior.
- Segmen subarakhnoid. Setelah keluar dari ventral mesensefalon
memasuki ruang subarakhnoid di depan midbrain pada fossa
interpedunkular, dan lewat diantara arteri cerebellaris superior dan
arteri cerebralis posterior dan pada proksimal arteri komunikans
posterior.

-
Gambar 6. Perjalanan nervus okulomotor 2, 13

- Segmen sinus kavernosus. Nervus okulomotor menembus


duramater dekat prosesus klinoideus posterior lalu memasuki sinus

10
cavernousus yang berisi nervus trokhlearis, nervus abdusen, nervus
trigeminus dan arteri karotis interna. Nervus III berjalan di dinding
lateral atas sinus cavernus superior, tepat dibawah ligamentum
petroklinoid.
- Segmen Orbita. Nervus III akan memasuki ruang orbita melalui
fissura orbitalis superior, dan menjadi 2 cabang besar yaitu cabang
superior dan inferior.14

Percabangan Nervus Okulomotor

Setelah keluar dari fissura orbitalis superior, selanjutnya nervus


okulomotor bercabang menjadi dua divisi besar yaitu :
- Ramus superior : menginervasi m.levator palpebra dan m.rektus
superior,
- Ramus inferior : menginervasi m. rektus medial, m. rektus inferior
dan m.obliqus inferior.

Cabang dari obliqus inferior selanjutnya akan mempercabangkan


serabut parasimpatis preganglion dari nukleus Edinger westphal yang akan
2, 14
menginervasi m.spinkter pupil dan otot-otot siliaris.

Gambar 7. Ganglion Siliar 2

Ganglion siliar adalah salah satu ganglion yang berada di mata yang
sangat penting dalam letak dan fungsinya. Berlokasi sekitar 1 cm di depan
annulus Zinn, lateral dari arteri opthalmika diantara n. Optik dan m. rektus

11
lateral. Strukturnya sangat kompleks dan merupakan pertemuan dari 3
serabut saraf yang berbeda fungsinya, yaitu :

a. Serabut sensoris, berasal dari n. Nasosiliaris, cabang nervus optalmika,


panjang + 10-12 mm, berisi serabut sensoris dari kornea, iris dan
badan siliar.
b. Serabut motorik, berasal dari cabang inferior N. III yang juga
mempersarafi m. obliqus Inferior. Serabut ini yang satu-satunya
bersinaps, serabut post ganglionnya membawa serabut parasimpatis
yang menginervasi m.spinkter iris dan badan siliar.
c. Serabut simpatis, berasal dari pleksus sekitar arteri karotis interna.
Serabut ini hanya lewat dan tidak bersinaps, menginervasi pembuluh
darah okuler dan m. dilatator iris.2,3,4
Fungsi nervus okulomotor
1. General Somatik efferen, berasal dari nukleus motorik, menginervasi 5
otot ekstra okuler yakni M. Rectus superior, M. Rectus medial, M. Rectus
inferior, M. Obliqus Inferior dan M. Levator palpebra
2. General Visceral Efferen, nervus okulomotor preganglionik parasimpatis
yang berasal dari nukleus Edinger westphal. Menginervasi otot spinkter
pupil dan muskulus siliaris. 2, 3, 4

Paralisis Nervus Okulomotor

Sekalipun jarang terjadi, namun dapat diakibatkan oleh trauma,


penyakit demyelinisasi(multiple sklerosis), peningkatan Tekanan Intra Kranial
(TIK) dan penyakit mikrovaskular seperti Diabetes Mellitus.

Gangguan pada nervus okulomotor mengakibatkan beberapa keadaan,


antara lain :

1. Kelemahan otot ekstraokuler :

Contoh : kelemahan m. Rektus medial


mengakibatkan terjadi eksotropia/ deviasi
horisontal

12
2. Ptosis Gambar 8, Okulomomotor Nerve
Palsy 14

3. Diplopia
4. Dilatasi Pupil
5. Gangguan akomodasi
6. Weber Syndrome dengan tanda-tanda parese unilateral nervus
okulomotor dimata dan disertai alternating hemiparese (biasanya
kontralateral). 3, 14, 15, 16

3. Nervus Trokhlearis (N. IV)

Nervus trokhlearis unik karena serabut sarafnya yang berjalan ke


dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem, akibatnya
lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral sedangkan pada nervusnya
17, 18, 19
akan ipsilateral.

Gambar 9. Topografi Nervus Trokhlearis 13, 18

Setelah meninggalkan nukleus serabut sarafnya memutar ke kaudal


mesensefalon di periakuaduktal grey lalu ke medial kembali untuk menyilang
garis tengah dan akhirnya keluar ke permukaan dorsal antara pons dan
midbrain junction, lalu memasuki ruang subarakhnoid dan berjalan diantara
arteri serebralis posterior dan arteri serebellaris superior. Setelah menembus
duramater, memasuki sinus kavernosus di dinding lateralnya, bergabung
bersama N. III, N.VI, a.karotis interna dan N. V. Nervus trokhlear akan berada

13
di bawah nervus III dan diatas cabang opthalmik nervus V. Akhirnya masuk
ke fissura orbitalis superior tapi diluar annulus Zinn, lalu berjalan diatasnya
17, 18, 19
dan akhirnya menginervasi m.obliqus superior.

Fungsi nervus trokhlearis


Nervus trokhlearis berfungsi sebagai general somatik efferent
(motorik) yang menginervasi m.oblique superior dan membuat bola mata
bergerak ke bawah dan ke lateral.

Gangguan Pada Nervus Trokhlearis

Karena nervus trokhlearis memiliki panjang hanya 60 mm dengan


diameter sangat kecil yaitu hanya sekitar 0,25-1 mm, maka sangat rentan
3
terhadap tekanan, cedera dan sangat sulit dikenali pada saat operasi.

Lesi setingkat nukleus : paralisis nervus trochlear secara kontralateral(infark,


hidrosefalus, trauma dll)17

Lesi di luar midbrain : Parese N. Trokhlearis (fraktur intrakranial tertutup,


meningioma, carotid cavernosus fistule, infeksi sinus kavernosus atau tumor
hipofise) yang dapat mengakibatkan :

- Mata tidak dapat bergerak ke dalam dan keatas


- Diplopia, tapi dengan melakukan head tilting atau memutar kepala
kearah kontralateral dari otot oblique superior yang parese (dagu
mendekati mata yang terkena) akan memudahkan dan
menghindarkan untuk melihat dobel .

14
Gambar 10. Parese nervus trokhlear 10

- Parese dari nervus trochlear murni sulit dideteksi karena umumnya


parese nervus ini akan bersama-sama dengan nervus yang lain (N.
17, 18, 19
III, dan N. VI).

4. Nervus Trigeminus

Setelah keluar dari nukleus di sepanjang mesensefalon, pons sampai


ke medula oblongata, serabutnya akan bergabung membentuk ganglion
Gasseri/Semilunar di daerah Meckel Cave, lalu memasuki ruang
subarakhnoid, menembus duramater dan memasuki ruang sinus kavernosus,
yaitu cabang opthalmika dan cabang maksilaris.
Nervus ini berada di bagian inferior pada sinus kavernosus posterior,
tapi setelah di anterior, nervus ini akan berada di superior sebelum akhinya
cabang opthalmik ( V1 ) memasuki fissura orbitalis superior lalu memasuki
rongga orbita dan menuju ke kulit dahi dan puncak kepala.
Cabang maksilaris memasuki kranium melalui foramen rotundum.
Serabut saraf sensorisnya mencapai fossa pterigopalatina melalui fissura
orbitalis inferior (wajah, dagu&gigi atas) dan melalui kanalis pterigopalatina
(langit-langit, mukosa hidung&faring). Cabang mandibularis memasuki

15
3,
foramen ovale dan menginervasi lidah, gigi bawah dan kulit rahang bawah.
4, 20, 21

Percabangan N.Trigeminus
1. Nervus Opthalmicus ( V1)
Merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang pempersarafi
glandula lakrimal, konjungtiva, mukosa kavum nasi, kulit hidung, palpebra,
dahi dan kulit kepala. Membentang ke ventral di dinding sinus lateral
kavernosus dibawah n.okulamotor dan nervus trokhlearis. Menerima serabut
simpatis dari pleksus karotis internus, sebelum memasuki fissura orbitalis
superior.
Selanjutnya bercabang menjadi :
1) N .Lakrimal; Cabang terkecil, memasuki orbita melalui tepi lateral
fissura orbitalis superior, membentang pada tepi atas m.rectus
lateralis bersama a.lakrimalis. Menerima r.zygomatikum n.maksilaris
yang mengandung serabut sekretori glandula lakrimalis.
2) N .Frontal; Memasuki rongga orbita melalui bagian superior fissura
orbitalis superior terletak diatas otot dan membentang diantara
m.levator palpebra superior dan periosteum. Pada pertengahan orbita
bercabang dua menjadi n.supratrokhlear dan n.supraorbita.
3) N.nasosiliaris; Memasuki rongga orbita melalui bagian medial fissura
orbitalis superior, menyilang n.optik menuju dinding medial orbita dan
selanjutnya sebagai n.ethmoidal anterior, masuk kedalam kavum kranii
melalui foramen ethmoidal anterior, berjalan diatas lamina kribosa dan
turun ke kavum nasi melalui celah disisi krista gali. N.nasosiliaris
menerima r.komunikan ganglion siliaris dan mempercabangkan
n.siliaris longus, n. siliaris brevis, n.infratrokhlear dan n.ethmoidal
4, 21
posterior.
2. Nervus Maksilaris
Dari ganglion trigeminal berjalan kedepan pada dinding lateral sinus
kavernosus dibawah N.VI, dan meninggalkan fossa kranii melalui foramen
rotundum dan memasuki bagian superior fossa pterigopalatina. Sesudah

16
memutari sisi lateral prosesus orbitalis os platina, memasuki kavum orbita
melalui fissura orbitalis inferior. Berjalan kedepan pada sulkus infraorbita dan
berubah nama menjadi n.infraobita. Selanjutnya memasuki kanalis dan
keluar pada pipi melalui foramen infraorbita untuk mempersarafi kulit
palpebra inferior, kulit sisi hidung dan pipi, bibir atas dan mukosa bibir atas
4, 21
dan pipi.
3. Nervus mandibularis
Divisi yang terbesar namun tidak menginervasi orbita
Fungsi dari nervus trigeminus
1. Cabang oftalmika : general somatik afferent/sensoris(taktil, proprioseptif,
dan nosiseptif ) :
- cabang frontal, mempercabangkan nervus supratrokhlear yang
membawa rangsang sensoris dari konjungtiva, kelopak mata atas dan
kulit dahi bagian bawah serta nervus supraorbita yang mensuplai
palpebra inferior , konjungtiva dan sebagian kulit dahi.
- cabang lakrimal, membawa rangsang sensoris dari kelenjar lakrimal
melalui post ganglion pterigopalatina, serta konjungtiva dan kulit sekitar
sudut mata lateral.
- Cabang nasosiliaris mempercabangkan :
Nervus infratrokhlear : inervasi sistem drainase lakrimal,
konjungtiva dan kulit di sekitar kantus medial.
Nervus siliaris longus membawa serabut sensoris dari badan siliar,
iris, kornea dan membawa serabut saraf simpatis ke otot dilatator
pupil
2. Nervus siliaris brevis membawa serabut saraf parasimpatis yang
menginervasi otot konstriktor pupil & m. siliaris, serta membawa
serabut simpatis yang menginervasi otot dilatator pupil dan m. tarsalis
superior.
3. Cabang maksillaris : serabut general somatik afferent/sensoris untuk
kelopak mata inferior, bibir atas, gusi dan gigi bagian atas, dagu,
hidung, dan sebagian farings serta sinus frontal, ethmoid dan maxillaris.

17
4. Cabang mandibular : sensoris untuk gusi bawah, gigi, bibir bawah
sedangkan motoris untuk lidah , langit-langit dan otot-otot mastikasi.20,
21

Gambar 11. Perjalanan nervus trigeminus 13

Gangguan pada nervus trigeminus


Trigeminal Neuralgia ( Tic Douloureux) : rasa nyeri pada daerah
persarafan sensoris dari nervus trigeminus.
Hilangnya fungsi sensoris yang dibawa oleh cabang-cabang nervus
trigeminus seperti cabang V1 (n. Frontal, n.lakrimal) yang mambawa
rangsang sensoris dari daerah konjungtiva, kelopak mata atas, kelenjar
lakrimal
Gangguan fungsi sensoris pada kornea dan otot-otot iris serta
21
muskulus siliaris yang dibawa oleh nervus nasosiliaris.
5. Nervus Abdusen
Serabutnya berasal dari nukleus kecil yang terletak pada bagian atas
fossa rhomboid dekat dengan bagian tengah dan di bawah kolikulus fasialis.
Nervus ini berjalan ke inferior dan anterior melalui pons dan muncul pada sulkus
diantara margin inferior pons dan akhir bagian atas piramid medula oblongata.
Selanjutnya memasuki ruang subarakhnoid dan menembus duramater pada
dorsum sella tulang sfenoid, berjalan terus dibawah prosesus klinoid superior

18
dan memasuki sinus kavernosus pada sisi lateral dari arteri karotis interna,
dimana nervus okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus opthalmika berada
di sisi lateral dari sinus kavernosus. Selanjutnya akan memasuki orbita
melalui fissura orbitalis superior dibawah vena oftalmika . Akhirnya berjalan
diantara 2 kaput m.rektus lateral dan menginervasinya.10, 20, 22

Gambar 12. Perjalanan nervus abdusen13, 18


Fungsi dari nervus abdusen
Sebagai General Somatik Efferent (motorik) dengan menginervasi otot
m.rektus lateral yang membuat bola mata bergerak ke arah lateral.10
Gangguan Pada Nervus Abdusens
Gangguan pada setingkat nukleus : Gangguan pergerakan
horisontal/lateral(lateral gaze conjugate paralisis) kedua mata. Karena selain
nukleus motoriknya yang mengatur m.rektus lateral juga ada nukleus
interneuron yang menginervasi m. rektus medial yang diinervasi juga oleh
10, 17, 20
nervus okulomotor secara kontralateral.
Lesi di daerah perifer : Menyebabkan diplopia dan strabismus karena
dominasi kekuatan dari nervus okulomotor yang menginervasi m.rektus
medial. Bola mata akan bergerak ke medial sehingga untuk menghindari
diplopia maka pasien akan berusaha untuk memutar kepalanya supaya
10
kedua mata dapat melihat sempurna.

19
Gambar 13. Lesi di daerah perifer nervus abdusens 10

6. Nervus Fasialis

Setelah keluar dari nukleusnya berjalan ke dorsomedial lalu melingkari


nukleus nervus abdusen baru membelok ke ventrolateral untuk
meninggalkan lateral pons. Selanjutnya bergabung dengan nervus
intermedius. Nukleus salivator nervus fasialis mengeluarkan serabut saraf
yang melalui foramen meatus akustikus dan membentuk ganglion
genikulatum. Melalui nervus petrosus mayor menuju ganglion pterigopalatina
yang memberikan serabut parasimpatis sekretomotor kelenjar lakrimal. 23
Tapi sebelum sampai di ganglion pterigopalatina, serabut saraf
parasimpatis berjalan bersama serabut saraf simpatis yang dibawa oleh
nervus petrosus profunda(dari pleksus simpatis di arteri karotis interna) di
sepanjang foramen laserum. Keduanya lalu bersinaps dan oleh nervus vidian
akan bergabung dengan nervus lakrimal yang selanjutnya menginervasi
kelenjar lakrimal. Sebagai saraf motorik nervus fasialis memberikan
inervasinya untuk otot-otot wajah, otot stylohioid, digastrik dan sisanya ke
glandula parotis. Cabang temporalnya yang menuju intrakranial
mempersarafi m. frontal dan m. orbikularis okuli bagian atas, dan cabang
yang menuju zygomatikum akan mempersarafi m. orbikularis bagian bawah.
23

20
Gambar 14 perjalanan nervus fasialis 24

Fungsi nervus fasialis

1. Sensoris dari wajah, kornea, mulut, hidung, gigi, lidah, menings, sinus
& gendang telinga.

2. Motoris untuk otot mastikasi.

3. Sensoris dari reseptor rasa 2/3 lidah dan langit-langit.

4. Motoris dari otot-otot ekspresi wajah, otot stapedius dan otot-otot


telinga tengah.

21
5. Parasympatis untuk kelenjar saliva dan kelenjar lakrimal.

6. Motoris untuk m.orbikularis okuli yang membuat mata berkedip dan


muscle tone untuk menutup mata pada palpebra atas dan bawah.

Gangguan Pada Nervus Fasialis


kelemahan fungsi m. orbicularis okuli
disfungsi sekresi dari kelenjar lakrimal
Penyebab tersering adalah Bell`s palsy, penyebabnya masih belum
jelas tapi diduga kuat karena pengaruh virus herpes simpleks. Penyebab
10, 12, 18
yang lain dapat oleh karena trauma, virus herpes Zoster dan tumor.

IV. INERVASI OTONOM ORBITA

Persarafan otonom merupakan bagian sistem saraf perifer yang


mengirim serabut saraf ke jaringan otot jantung, otot polos dan jaringan
kelenjar. Persarafan otonom terbagi menjadi dua divisi yaitu sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Stimulasi sistem simpatis atau
parasimpatis mengontrol fungsi kontraktilitas jantung, kontraktilitas otot
polos serta stimulasi atau inhibisi dari sekresi kelenjar. Fungsi dari sistem
simpatis dan parasimpatis masing-masing berbeda, tetapi saling
25
mengimbangi satu sama lain.

Pada organ mata, sistem saraf otonom akan menginervasi sel otot
polos pada otot instrinsik mata yaitu m. spinkter pupil, m. dilatator pupil, m.
siliaris, kelenjar- kelenjar di mata, m. muller serta pembuluh darah yang
ada di mata.

A. Inervasi Simpatis : pada mata dapat dibagi menjadi 2 jalur tujuan, yaitu :

1. Jalur yang bermula di bagian posterior hypothalamus, serabutnya


menuruni batang otak menuju medula spinalis dan berakhir di kolom sel
intermediolateral spinal cord setinggi cervikal 8 sampai thorakal 2. Disini
serabut saraf berganti neuron pada ciliospinal nukleus of Budge-Waller.

22
Serabut post-sinaptik lalu meninggalkan medula spinalis melalui rami
ventral dari Th 1-3 bergabung dengan pleksus simpatis paravertebral.
Serabut ini berjalan ke atas dan bersinaps di ganglion cervikalis superior.
Serabut post ganglion berjalan sepanjang arteri karotis interna dan
memasuki kranium melalui kanalis karotis. Serabut ini berjalan bersama
dengan arteri karotis interna sampai akhirnya keluar dari fissura orbitalis
superior dan bergabung dengan ganglion siliar dan oleh serabut simpatis
25
nervus siliaris longus menginervasi m. dilatator pupil.

23
Gambar 15. Jalur simpatis 25

2. Setelah bersinaps di ganglion servikal superior, berjalan pula


bersama arteri karotis eksterna dan berjalan sepanjang os petrosus
dan mengikuti nervus petrosus profunda, selanjutnya bersinaps di
ganglion pterigopalatina dan menginervasi kelenjar lakrimal melalui
nervus lakrimal. Sebagian lagi berjalan bersama dengan arteri
karotis eksterna mensuplai kelenjar keringat di daerah dahi. Serabut
saraf simpatis yang mensuplai m. Muller berjalan bersama arteri
oftalmika. Pada iris yang diinervasi serabut simpatis, berdistribusi
di otot spinkter iris, pembuluh darah dan pada lapisan epitel
berpigmen dari prosesus siliaris. Selain itu juga akan terdistribusi di
25
pembuluh darah di mata.
Fungsi sistem simpatis pada mata

Noradrenalin adalah neurotransmitter utama yang dikeluarkan oleh


serabut saraf simpatis mata, disamping neurotransmitter yang lain seperti
dopamin, serotonin. Noradrenalin ditemukan banyak di daerah sekitar iris
dan di humor aquous. Serabut simpatis akan dibawa oleh dua jenis serabut
saraf, yaitu :

1.
Serabut Adrenergik, diterima oleh reseptor alfa 1 dan alfa 2 :
Menginervasi m. dilatator pupil, m. muller ( m. tarsalis superior),
glandula lakrimal dan pembuluh darah di mata.

2.
Serabut kolinergik, diterima oleh reseptor beta 1 dan beta 2 :
Menginervasi prosessus siliaris dalam produksi humor aquous. 25

B. Inervasi Parasimpatis

24
Berasal dari 2 nukleus berbeda sesuai dengan target organnya, yaitu
dari nervus okulomotor dan nervus fasialis, dimana jalur pertama berasal
dari nukleus nervus okulomotor yaitu nukleus Edinger-Westphal di midbrain.
Dari nukleus ini akan dikeluarkan serabut saraf preganglionik & Serabut
25
saraf postganglion.

Fungsi sistem parasimpatis pada mata

Serabut post ganglionik mengeluarkan neurotransmitter asetilkolin


yang melalui serabut saraf kolinergik akan diterima reseptor muskarinik yang
akan menginervasi :

- M. spinkter pupil : mata menjadi miosis

- M.siliar : mengatur akomodasi.

- Glandula lakrimal : meningkatkan fungsi sekresi

25
- Pembuluh darah di mata : vasokonstriksi

25
Gambar 16 : jalur inervasi simpatis & parasimpatis (otot iris, m. siliaris & kelenjar lakrimal) 25

Pada kelenjar lakrimal Inervasi parasimpatis sekretomotor berasal dari


nukleus salivator superior (bagian lakrimatorius) pada Pons. Selanjutnya,
bergabung dengan N. intermedius dan berjalan melalui N. fasialis. Pada saat
N. fasialis berada pada kavum timpani(telinga tengah) N. intermedius
membentuk cabang petrosus superfisial mayor (yang muncul dari hiatus
pada permukaan anterior tulang tympani). Petrosus superfisialis mayor
bergabung dengan petrosus profunda (yang merupakan cabang pleksus
simpatis arteri karotis interna). N. Petrosus Superfisialis Mayor dan Petrosus
profunda membentuk saraf pada kanalis pterigoideus(N. Vidian). Saraf yang
berada pada kanalis pterygoideus mencapai ganglion pterygopalatina
(ganglion sphenopalatina) dimana serabut simpatis preganglion (serabut
11
petrosus superfisialis mayor) berasal.
Serabut post ganglion meninggalkan ganglion dan bergabung bersama
N. Maksilaris. Selanjutnya becabang menjadi cabang zigomatikum dan
cabang zigomatikotemporal. Dan selanjutnya membentuk anastomose
dengan N. lakrimalis. Suplai N. postganglion sekretomotor akhirnya
11
mencapai kelenjar lakrimal melalui N. lakrimal.

Gambar 17. Inervasi kelenjar lakrimal11

26
V. INERVASI MOTORIS MATA DAN PALPEBRA 11
Otot Inervasi
Otot Ekstrinstik
Rektus Superior N. Okulomotor (N. III)
Rekstus Inferior N. Okulomotor (N. III)
Rektus Medialis N. Okulomotor (N. III)
Rektus Lateralis N. Abdusen (N. VI)
Obliqus Superior N. Trokhlearis (N. IV)
Obliqus Inferior N. Okulomotor (N. III)
Otot Instrinstik
Spingter Pupillae Iris Parasimpatis melalui N. Okulomotor. Setelah
bersinaps pada ganglion siliaris, serabut post
ganglion meneruskan diri ke bola mata pada N. siliaris
brevis
Dilatator Pupillae Iris Simpatis, meneruskan diri pada mata melalui N.
siliaris longus
Siliaris Parasimpatis melalui N.Okulomotor. Setelah bersinaps
pada ganglion siliaris, serabut post ganglion
meneruskan diri ke bola mata pada N. siliaris brevis,
Otot Palpebra
Levator Palpebra Otot lurik (gerakan volunteer): N. Okulomotor
Superior Otot polos (gerakan involunteer) :Simpatis
Orbikularis Okuli Otot Lurik : N. Fasialis

VI. INERVASI SENSORIS MATA & PALPEBRA

a) Kornea : N. Siliaris Longus dari cabang nasosiliaris divisi Oftalmika


N.Trigeminal
b) Konjungtiva : Cabang lakrimal divisi Oftalmika N.Trigeminal
c) Palpebra : - Palpebra Superior : N. Oftalmika melalui cabang lakrimal
& frontal
- Palpebra Inferior : Cabang palpebra N. Infra Orbita
(cabang terminal
divisi maksilaris N. Trigeminal

27
d) Rangsang Somatis Afferen oleh N. Optik untuk sensasi visual
e) Glandula lakrimal : Berasal dari N. Lakrimal ( cabang N. Oftalmika)
11

VII. PENUTUP

Inervasi utama mata diperankan oleh enam nervus kranial dan sistem
saraf otonom yang mengatur fungsi dan pergerakan mata. Sistem saraf
Otonomnya terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu sistem saraf simpatis dan
sistem saraf parasimpatis.

Keenam nervus kranial yang secara sistematis mengatur secara


langsung baik dalam fungsi sensoris maupun fungsi motorik mata. Keenam
nervus kranial tersebut adalah nervus optik(N. II), nervus okulomotor(N.III),
nervus trokhlear(N. IV), nervus trigeminus(N.V), nervus abdusen(N.VI), dan
nervus fasialis(N.VII). Masing-masing nervus/saraf memiliki nukleus
intrakranial dan topografinya masing-masing. Apabila terjadi gangguan pada
inervasi masing-masing saraf kranial diatas maka gejala yang ditimbulkan
akan berbeda sesuai letak lesinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fransiska K. , Anatomi Mata, available at : www.wordpress.com/anatomi-


mata.html , Accesed on : June 2nd 2010.
2. Cibis GW, Abdel Latief AA, Bron AJ, Chalam KV, Tripathy BJ et al. BCSC :
Fundamental And Principles Of Opthalmology, Section 2, San Francisco,
USA : AAO, 2008-2009 ; 96-125.
3. Newman SA, Arnold AC, Friedman DI, Kline LB, Rizzo III JF. BCSC : Neuro-
Opthalmology, Section 5, San Francisco, USA : AAO, 2008-2009; 23-28.
4. Anonymous, 150 Cranial Nerves, Available at : www.wikipedia.org ,
Accessed on June 2010.

28
5. Anonymous, Cranial Nerves, Available at :
www.davidda.info/encyclopedia.html, Accessed on June 2010.
6. Sidarta P, Mahar Mardjono, Neurologi Klinis Dasar, edisi 6, Jakarta, Dian
Rakyat, 1994: 116-60.
7. Hanavan Perry C, The Nervous System. Available at :
www.emedicine.com , accessed on
June 2010.
8. Anonymous, Facial Nerve. Available at : www.radiopaedia.org , Accessed
on July 2010.
9. Bonine Kevin, Nervous System organization, Universitas Of Arizona.
February 16 2009. Available at : www.arizonaeducation.org , Accesed on
May 2010
10. Kevin Oh, Getting The Vertical Diplopia, Available at :
http://www.revopth.com/getting verticaldiplopia, Accessed on June 2010.
11. El Tahawy Noura, Innervation Of The Eye, Available at :
www.hsbub.com/innervationoftheeye.org , Accessed on June 2010
12. Anonymous, Cranial Nerve Nukleus. Available at :
http://www.wikipedia.org Accessed
on June 2010.
13. Kanski JJ, Clinical Opthalmology 5th Edition, Butterworth-Heinerman
Ltd. Oxford American, 2003: 596-647.
14. Anonim, Abducen nerve, Available at : www.wikipedia.org , Accessed
on September May 2010.
15. Anonymous, Optic Nerve, Available from : www.wikipedia.org Accessed
on June 2010
16. Anonymous, Nervus Optic, Available in www. wordpress.com , Accessed
on June 2010
17. Anonymous, Peripheral Nervous System PPT, Available at :
www.wikipedia.org , Accessed on June 2010.
18. Anonymous, Oculomotor Nerve, Available at :
http://www.ispub.com/oculomotornerve , Accessed on June 2010.
19. Anonymous, Oculomotor Nerve, Available at :
http://www.ispub/ijn/volume10number15 , Accessed on June 2010.
20. Anonymous, Surgical Management Of Unruptured Post Carotid Artery
Wall Aneurysm, Available at www.medscape.com , Accessed on June
2010.

29
21. Anonymous, Diplopia And Eye Movement, Available at :
www.jnnp.bmj.com , Accessed on July 2010.
22. Yousry et al, MR Anatomy Of The Proximal Cisternal Segment Of The
Trochlear Nerve :
Neurovascular Relationships And Landmarks. Radiology, 223 (1): 31-38.
23. Anonymous, Trokhlear Nerve, Available at : www.wikipedia.org ,
Accessed on July 2010.
24. EA Gallman, Medical Neuroscience, Available at :
42905_EyeMovementAnswer.pdf-
Adobe reader.
25. Anonymous, Autonomic Nervous System, Available at :
www.wordiq.com, Accessed on
June 2010

SARI PUSTAKA

12 AGUSTUS 2010

INERVASI ORBITA

30
OLEH :

CITRA AZMA ANGGITA

PEMBIMBING :

Dr. BATARI TODJA UMAR, SpM.

KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU


(COMBINED DEGREE)
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA PROGRAM STUDI
BIOMEDIK
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

DAFTAR ISI

Sampul .. i

Daftar Isi . . ii

I. Pendahuluan 1
31
II. Nukleus Nervus Kranial ... 3

III. Topografi Dan Fisiologi Nervus Kranial 6

1. Nervus Optik 6
2. Nervus Okulomotor .. 9
3. Nervus Trokhlearis .. 12
4. Nervus Trigeminus .. 14
5. Nervus Abdusens .. 17
6. Nervus Fasialis .. 18

IV. Inervasi Otonom Orbita 20

A. Inervasi Simpatis .. 20
B. Inervasi Parasimpatis .... 22

V. Inervasi Motoris Mata Dan Palpebra .. 24

VI. Inervasi Sensoris Mata & Palpebra 25

VII. Penutup ... 25

Daftar Pustaka ... 26

32

Anda mungkin juga menyukai