0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan7 halaman
1. Nervus olfactorius merupakan saraf otak pertama yang mengangkut sinyal penciuman dari reseptor di rongga hidung ke otak.
2. Nervus opticus adalah saraf otak kedua yang mengangkut sinyal penglihatan dari retina mata ke otak.
3. Nervus oculomotorius, trochlearis, dan trigeminus adalah saraf otak ketiga, keempat, dan kelima yang masing-masing mengontrol otot mata dan wajah serta
1. Nervus olfactorius merupakan saraf otak pertama yang mengangkut sinyal penciuman dari reseptor di rongga hidung ke otak.
2. Nervus opticus adalah saraf otak kedua yang mengangkut sinyal penglihatan dari retina mata ke otak.
3. Nervus oculomotorius, trochlearis, dan trigeminus adalah saraf otak ketiga, keempat, dan kelima yang masing-masing mengontrol otot mata dan wajah serta
1. Nervus olfactorius merupakan saraf otak pertama yang mengangkut sinyal penciuman dari reseptor di rongga hidung ke otak.
2. Nervus opticus adalah saraf otak kedua yang mengangkut sinyal penglihatan dari retina mata ke otak.
3. Nervus oculomotorius, trochlearis, dan trigeminus adalah saraf otak ketiga, keempat, dan kelima yang masing-masing mengontrol otot mata dan wajah serta
Nervus olfactorius muncul dari sel-sel reseptor saraf di dalam membran mukosa olfaktori yang terletak di rongga hidung bagian atas di cranial conchae superior. Selreseptor olfaktori tersebar di antara sel penyokong. Setiap sel reseptor terdiri dari sel-sel saraf bipolar kecil dengan processus perifer yang kasar yang berjalan ke permukaan membran dan sebuah processus sentral yang halus. Dari processus perifer yang kasartimbul cilia-cilia pendek, rambut olfactorius yang menembus ke dalam mucus yang menutupi permukaan membran mukosa. Tonjolan serabut-serabut ini bereaksi terhadapbau di udara dan menstimulasi sel-sel olfactorius. Processus sentralis yang halus membentuk serabut saraf olfactorius. Berkas serabut- serabut saraf ini masuk ke bulbus olfactorius melalui lubang-lubang di laminacribrosa os ethmoidale. Serabut-serabut nervus olfactorius tidak bermielin dandiliputi oleh sel Schwann.
Gangguan-gangguan yang melibatkan saraf otak I sebagai berikut:
1) Anosmia. Hilangnya sensasi penciuman yang dapat disebabkan oleh kelainan
agenesistraktus olfaktorius (merupakan cacat bawaan), gangguan mukosa olfaktorius(rinitis, tumor hidung), robekan fila olfaktoria akibat fraktur lamina kribosa,destruksi bulbus dan traktus olfactorius akibat adanya kontusi kontrakup(biasanya karena jatuh dan belakang kepala terbentur), trauma region orbita, daninfeksi sekitarnya serta tumor fosa cranial anterior. 2) Hiperosmia. Sensasi penciuman akut yang berlebihan. Keadaan ini dapat dijumpai pada kasus-kasus histeria, kadang pada kasus adiksi kokain. 3) Parosmia. Abnormalitas penciuman yang dapat terjadi pada kasus-kasus skhizofrenia, lesi-lesi girus unsinatus, dan histeria. 4) Kakosmia. Timbulnya bau-bau tak enak, biasanya merupakan akibat dekomposisi jaringan. 5) Halusinasi olfaktorius. Halusinasi penciuman yang dapat terjadi pada penderita-penderita psikosis,epilepsi, girus unsinatus (uncinate fits) akibat lesi unkus dan hipokampus. 2. Nervus Opticus (Saraf Otak II) Serabut- serabut N. II adalah akson-akson sel di lapisan ganglionik retina. Serabut tersebut berkonvergensi pada discus opticus dan keluar dari mata, pusatnya sekitar 3 atau 4 mm dari sisi nasal sebagai N. II. Serabut-serabut N.II bermielin, namun selubungnya dibentuk oleh sel oligodendrosit bukan sel Schwann. Oleh karena itu, N. II disamakan dengan traktus saraf di susunan saraf pusat.Saraf otak II meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus dan bergabung dengannervus opticus sisi kontralateral untuk membentuk chiasma opticum.Gangguan lapang pandang cenderung dapat mengarahkan adanya gangguan ataukerusakan sistem penglihatan di lokasi tertentu seperti: 1) Buta sirkum ferensial (tubuler). Neuritis optikum retrobulbar buta total sebelah mata: kerusakan seluruh serabut N. II 2) Hemianopsia bitemporalis. Gangguan daerah khiasma karena tumor hipofise, meningioma, tuberkulum sela, kraniofaringioma 3) Hemianopsia nasal unilateral. Lesi prekhiasma karena perkapuran a. karotis interna 4) Hemianopsia homonimus unilateral (refleks pupil negatif). Lesi lobus parietal/temporal kontralateral yang menekan traktus optikus 5) Kuadranopsia hominimus inferior unilateral. Gangguan radiasio optika kontralateral 6) Hemianopsia homonimus unilateral (reflek pupil normal). Gangguan kedua sisi khiasma optikus serebelum serabut-serabut n. II menghilang,misalnya aneurisma a. karotis bilateral, arakhnoiditis khiasmatika. 7) Macular spring. Gangguan di belakang khiasma optikum/ lesi lobus oksipitalis. 3. Nervus Oculomotorius (Saraf Otak III) Nervus oculomotorius mempunyai dua nuklei motorik, yaitu nukleus motorik utama dan nukleus parasimpatis asesorius (nukleus Edinger-Westphal). Nervus oculomotorius muncul dari permukaan anterior mesencephalon. Nervus ini melintas kedepan di antara arteria cerebri posterior dan arteria cerebella superior. Selanjutnya,nervus ini berjalan ke dalam fossa crania media di dinding lateral sinus cavernosus. Disini, nervus oculomotorius terbagi menjadi ramus superior dan inferior yang memasuki rongga orbita melalui fisura orbitalis superior. N.oculomotorius mempersarafi otot-otot ekstrinsik mata berikut: m. levator palbebrae superioris,m. rectus medialis, m. rectus inferior,dan m. obliquus inferior. Melalui cabang ke ganglion ciliare dan serabutparasimpatis nervi ciliares breves,nervus ini juga mempersarafi otot-ototintrinsik mata berikut: m. constrictorpapillae iris dan m. Ciliaris. Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni dan berfungsimengangkat kelopak mata atas; menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial;konstriksi pupil; serta akomodasi mata. Kerusakan semua serabut n. III akan menimbulkan paralisa semua otot mata,kecuali m. rectus lateralis (yang dipersarafi oleh n.VI) dan m. obliquus superior (dipersarafi n.IV). Paralisa persarafan parasimpatis akan menyebabkan hilangnya refleks pupil, midriasis dan gangguan konvergensi serta akomodasi. 4. Nervus Trochlearis (Saraf Otak IV) Nervus trochlearis merupakan satu-satunya saraf kranial yang keluar batang otak. Nervus trochlearis muncul dari mesencephalon dan segera menyilang saraf senama sisi yang berlawanan. Nervus trochlearis berjalan kedepan melalui fossa crania media pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk rongga orbita melalui fisura orbitalis superior. Saraf ini mempersarafi m.obliquus superior untuk menggerakkan mata ke arah bawah- dalam dan abduksi sedikit. Paralisa otot ini akan menampilkan deviasi mata ke atas dan sedikit ke dalam yangtampak jelas bila mata melirik ke bawah dan ke dalam.
5. Nervus Trigeminus (Saraf Otak V)
Nervus trigeminus merupakan saraf otak terbesar yang berisi serabut-serabut sensorik dan motorik. Saraf ini merupakan saraf sensorik (posio mayor) untuk sebagian besar kepala dan nervus motorik (porsio minor) untuk beberapa otot, termasuk otot-otot penguyah. Porsio mayor atau bagian sensorik mempunyai sentral dari gangguan trigeminus (ganglion semilunaris Gasseri) yang berkaitan dengan ganglion spinalis dan mengandung sel-sel ganglion pseudo- unipolar. Akson perifer sel ini berhubungan dengan reseptor rasa raba, diskriminasi, tekanan,nyeri, dan suhu. Processus sentralnya memasuki ponsdan berakhir di nukleus sensorik prinsipalis (raba dandiskriminasi) serta di nukleus spinalis (rasa nyeri dansuhu). Ganglion Gasseri terletak di suatu cekungan (impresio trigemini) pada bagian rostral os petrosus, di luar sinus kavernosusposterolateral. Akson-akson perifer neuron ganglion yang menghantarkan impuls sensorik ini terdiri dari tiga divisi utama yaitu: n. oftalmikus (n.V1) yang memasuki rongga tengkorak melalui fisura orbitalis superior, n. maksilaris (n. V2) yang masuk melalui foramen rotundrum, dan n. mandibularis yang masuk melalui foramen ovale. Porsio minor atau bagian motorik n.V mempunyai nucleus pada tegmentum pons yang terletak di sebelah medial nukleus sensorik prinsipalis. Saraf motorik ini meninggalkan tengkorak bersama n. mandibularis dan menginervasi otot-otot masseter, temporal, pterigoid lateralis dan medialis, milohioid, digastrikus anterior, dan tensor velipalatine. Gangguan yang melibatkan saraf otak V ini dapat dimanifestasikan sebagaipenyakit-penyakit: neuralgia trigeminus, glaucoma/ iritis, sindroma Charlin, sindroma Gradenigo dan sindroma Bing-Horton.
6. Nervus Abducens (Saraf Otak VI)
Nervus abducens adalah saraf motorik kecil yang mempersarafi musculus rectus lateralis bola mata. Serabut- serabut nervus abducens melintas ke anterior melalui pons serta muncul di alur antara tepi bawah pons dan medulla oblongata. Nervus ini akan berjalan ke depan melalui sinus cavernosusserta terletak di bawah dan lateral a. carotisinterna. Selanjutnya, saraf ini masuk keorbita melalui fisura orbitalis superior. Nervus abducens berfungsi motorik murni dan mempersarafi musculus rectus lateralis. Paralisa nervus abducens tampak pada penderita yang sedang melihat ke arah depan. Mata yang terganggu akan terputar ke arah dalam dan tak dapat melirik ke lateral. Bila disuruh melihat ke arah nasal, mata yang paralisa akan ke arah dalam atas karena predominansi m. obliquus internus. 7. Nervus Facialis dan Intermedius (Saraf Otak VII) Nervus facialis mempunyai dua subdivisi, yaitu saraf yang mengandung komponen motorik dan menginervasi otot-otot ekspresi wajah, dan n. intermedius yang mengandung aferen otonom, somatik, dan eferennya. Nukleus motorik n. facialis di bagianventrolateral tegmentum pons dekat medulla oblongata. Pada mulanya, akson neuron pertamanya berjalan menuju dasar ventrikelIV dekat garis tengah, dan kemudian melingkari nucleus n.VI terus ke arah sudut serebelopontomedularis tepat di depann.VIII. Lutut n.VII akan membentuk kolikulus fasialis pada dasar ventrikel IV tepat di atas stria medularis horizontalis. N.intermedius keluar di antara n. VII dan n.VIII. Ketiganya akan berlanjut masuk ke dalam kanalis akustikus internus, dan didalamnya, n.VII dan intermedius akan memisahkan diri ke lateral dalam kanalis fasialis sampai ganglion genikulatum. N. facialis akan meninggalkan tengkorak melalui foramen stilomastoideus dan kemudian dari sini serabut-serabut motoriknya akan tersebar di otot-otot wajah (m. orbicularis oculi, buccinators, digastricus posterior, dan platisma). Gangguan pada nervus fasialis terdiri atas paralisa perifer, paralisa nuklear, dan paralisa supranuklear. Nervus intermedius mengandung beberapa komponen aferen dan eferen. Serabutaf erennya menghantarkan impuls dari reseptor kecap dua pertiga depan lidah. Serabut ini berjalan bersama dengan n. lingualis (cabang n. mandibularis), khorda timpani, menujuke ganglion genikulatum serta berakhir pada nukleus traktus solitarius (di mana serabut kecap n. IX juga berakhir). N. intermedius juga mengandung serabut eferen parasimpatis yang berasal dari nukleus salivatorius superior (sebelah bawah medial nucleus n. VII) danmenuju ke kelenjar lakrimalis, kelenjar- kelenjar di mukosa hidung. Ada sebagian serabut yang lewat ganglion mandibularis menuju kelenjar sublingual dan submandibular. Gangguan pada n. intermedius akan menimbulkan neuralgia, seperi neuralgia sluder danneuralgia hunt.