Anda di halaman 1dari 7

1.

Nervus Olfactorius (Saraf Otak I)


Nervus olfactorius muncul dari sel-sel
reseptor saraf di dalam membran mukosa olfaktori
yang terletak di rongga hidung bagian atas di cranial
conchae superior. Selreseptor olfaktori tersebar di
antara sel penyokong. Setiap sel reseptor terdiri dari
sel-sel saraf bipolar kecil dengan processus perifer
yang kasar yang berjalan ke permukaan membran dan
sebuah processus sentral yang halus. Dari processus
perifer yang kasartimbul cilia-cilia pendek, rambut olfactorius yang menembus ke dalam mucus yang
menutupi permukaan membran mukosa. Tonjolan serabut-serabut ini bereaksi terhadapbau di
udara dan menstimulasi sel-sel olfactorius.
Processus sentralis yang halus membentuk serabut saraf olfactorius. Berkas serabut-
serabut saraf ini masuk ke bulbus olfactorius melalui lubang-lubang di laminacribrosa os
ethmoidale. Serabut-serabut nervus olfactorius tidak bermielin dandiliputi oleh sel Schwann.

Gangguan-gangguan yang melibatkan saraf otak I sebagai berikut:

1) Anosmia. Hilangnya sensasi penciuman yang dapat disebabkan oleh kelainan


agenesistraktus olfaktorius (merupakan cacat bawaan), gangguan mukosa
olfaktorius(rinitis, tumor hidung), robekan fila olfaktoria akibat fraktur lamina
kribosa,destruksi bulbus dan traktus olfactorius
akibat adanya kontusi kontrakup(biasanya karena jatuh dan belakang kepala terbentur),
trauma region orbita, daninfeksi sekitarnya serta tumor fosa cranial anterior.
2) Hiperosmia. Sensasi penciuman akut yang berlebihan. Keadaan ini dapat dijumpai pada
kasus-kasus histeria, kadang pada kasus adiksi kokain.
3) Parosmia. Abnormalitas penciuman yang dapat terjadi pada kasus-kasus skhizofrenia,
lesi-lesi girus unsinatus, dan histeria.
4) Kakosmia. Timbulnya bau-bau tak enak, biasanya merupakan akibat dekomposisi
jaringan.
5) Halusinasi olfaktorius. Halusinasi penciuman yang dapat terjadi pada penderita-penderita
psikosis,epilepsi, girus unsinatus (uncinate fits) akibat lesi unkus dan hipokampus.
2. Nervus Opticus (Saraf Otak II)
Serabut- serabut N. II adalah akson-akson
sel di lapisan ganglionik retina. Serabut tersebut
berkonvergensi pada discus opticus dan keluar dari
mata, pusatnya sekitar 3 atau 4 mm dari sisi nasal
sebagai N. II. Serabut-serabut N.II bermielin, namun
selubungnya dibentuk oleh sel oligodendrosit bukan
sel Schwann. Oleh karena itu, N. II disamakan dengan traktus saraf di susunan saraf pusat.Saraf otak II
meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus dan bergabung dengannervus opticus sisi kontralateral
untuk membentuk chiasma opticum.Gangguan lapang pandang cenderung dapat mengarahkan adanya
gangguan ataukerusakan sistem penglihatan di lokasi tertentu seperti:
1) Buta sirkum ferensial (tubuler). Neuritis optikum retrobulbar buta total sebelah mata: kerusakan seluruh
serabut N. II
2) Hemianopsia bitemporalis. Gangguan daerah khiasma karena tumor hipofise, meningioma, tuberkulum
sela, kraniofaringioma
3) Hemianopsia nasal unilateral. Lesi prekhiasma karena perkapuran a. karotis interna
4) Hemianopsia homonimus unilateral (refleks pupil negatif). Lesi lobus parietal/temporal kontralateral
yang menekan traktus optikus
5) Kuadranopsia hominimus inferior unilateral. Gangguan radiasio optika kontralateral
6) Hemianopsia homonimus unilateral (reflek pupil normal). Gangguan kedua sisi khiasma optikus
serebelum serabut-serabut n. II menghilang,misalnya aneurisma a. karotis bilateral, arakhnoiditis
khiasmatika.
7) Macular spring. Gangguan di belakang khiasma optikum/ lesi lobus oksipitalis.
3. Nervus Oculomotorius
(Saraf Otak III)
Nervus oculomotorius
mempunyai dua nuklei motorik, yaitu
nukleus motorik utama dan nukleus
parasimpatis asesorius (nukleus
Edinger-Westphal). Nervus
oculomotorius muncul dari
permukaan anterior mesencephalon.
Nervus ini melintas kedepan di antara
arteria cerebri posterior dan arteria
cerebella superior. Selanjutnya,nervus ini berjalan ke dalam fossa crania media di dinding lateral sinus
cavernosus. Disini, nervus oculomotorius terbagi menjadi ramus superior dan inferior yang memasuki rongga
orbita melalui fisura orbitalis superior.
N.oculomotorius mempersarafi otot-otot ekstrinsik mata berikut: m. levator palbebrae superioris,m.
rectus medialis, m. rectus inferior,dan m. obliquus inferior. Melalui cabang ke ganglion ciliare dan
serabutparasimpatis nervi ciliares breves,nervus ini juga mempersarafi otot-ototintrinsik mata berikut: m.
constrictorpapillae iris dan m. Ciliaris.
Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni dan berfungsimengangkat kelopak
mata atas; menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial;konstriksi pupil; serta akomodasi mata.
Kerusakan semua serabut n. III akan menimbulkan paralisa semua otot mata,kecuali m. rectus lateralis (yang
dipersarafi oleh n.VI) dan m. obliquus superior (dipersarafi n.IV). Paralisa persarafan parasimpatis akan
menyebabkan hilangnya refleks pupil, midriasis dan gangguan konvergensi serta akomodasi.
4. Nervus Trochlearis (Saraf
Otak IV)
Nervus trochlearis
merupakan satu-satunya saraf
kranial yang keluar batang otak.
Nervus trochlearis muncul dari
mesencephalon dan segera
menyilang saraf senama sisi yang
berlawanan. Nervus trochlearis
berjalan kedepan melalui fossa
crania media pada dinding lateral
sinus cavernosus dan masuk rongga
orbita melalui fisura orbitalis
superior.
Saraf ini mempersarafi m.obliquus superior untuk menggerakkan mata ke arah bawah- dalam dan
abduksi sedikit. Paralisa otot ini akan menampilkan deviasi mata ke atas dan sedikit ke dalam yangtampak
jelas bila mata melirik ke bawah dan ke dalam.

5. Nervus Trigeminus (Saraf Otak V)


Nervus trigeminus merupakan saraf otak terbesar yang berisi serabut-serabut sensorik dan
motorik. Saraf ini merupakan saraf sensorik (posio mayor) untuk sebagian besar kepala dan nervus
motorik (porsio minor) untuk beberapa otot, termasuk otot-otot penguyah. Porsio mayor atau bagian
sensorik mempunyai sentral dari gangguan trigeminus (ganglion semilunaris Gasseri) yang berkaitan
dengan ganglion spinalis dan
mengandung sel-sel ganglion pseudo-
unipolar. Akson perifer sel ini
berhubungan dengan reseptor rasa raba,
diskriminasi, tekanan,nyeri, dan suhu.
Processus sentralnya memasuki ponsdan
berakhir di nukleus sensorik prinsipalis
(raba dandiskriminasi) serta di nukleus
spinalis (rasa nyeri dansuhu). Ganglion
Gasseri terletak di suatu cekungan
(impresio trigemini) pada bagian rostral os
petrosus, di luar sinus kavernosusposterolateral. Akson-akson perifer neuron ganglion yang
menghantarkan impuls sensorik ini terdiri dari tiga divisi utama yaitu: n. oftalmikus (n.V1) yang memasuki
rongga tengkorak melalui fisura orbitalis superior, n. maksilaris (n. V2) yang masuk melalui foramen
rotundrum, dan n. mandibularis yang masuk melalui foramen ovale.
Porsio minor atau bagian motorik n.V mempunyai nucleus pada tegmentum pons yang terletak di
sebelah medial nukleus sensorik prinsipalis. Saraf motorik ini meninggalkan tengkorak bersama n.
mandibularis dan menginervasi otot-otot masseter, temporal, pterigoid lateralis dan medialis, milohioid,
digastrikus anterior, dan tensor velipalatine.
 Gangguan yang melibatkan saraf otak V ini dapat dimanifestasikan sebagaipenyakit-penyakit:
neuralgia trigeminus, glaucoma/ iritis, sindroma Charlin, sindroma Gradenigo dan
sindroma Bing-Horton.

6. Nervus Abducens (Saraf Otak VI)


Nervus abducens adalah saraf motorik kecil yang mempersarafi musculus rectus lateralis bola
mata. Serabut- serabut nervus abducens melintas ke anterior melalui pons serta muncul di alur antara tepi
bawah pons dan medulla oblongata. Nervus ini akan berjalan ke depan melalui sinus cavernosusserta
terletak di bawah dan lateral a. carotisinterna. Selanjutnya, saraf ini masuk keorbita melalui fisura orbitalis
superior. Nervus abducens berfungsi motorik murni dan mempersarafi musculus rectus lateralis.
Paralisa nervus abducens tampak pada penderita yang sedang melihat ke arah depan. Mata yang
terganggu akan terputar ke arah dalam dan tak dapat melirik ke lateral. Bila disuruh melihat ke arah nasal,
mata yang paralisa akan ke arah dalam atas karena predominansi m. obliquus internus.
7. Nervus Facialis dan Intermedius (Saraf Otak VII)
Nervus facialis mempunyai dua subdivisi, yaitu saraf yang mengandung komponen motorik dan
menginervasi otot-otot ekspresi wajah, dan n. intermedius yang mengandung aferen otonom, somatik, dan
eferennya.
Nukleus motorik n. facialis di bagianventrolateral tegmentum pons dekat medulla oblongata. Pada
mulanya, akson neuron pertamanya berjalan menuju dasar ventrikelIV dekat garis tengah, dan kemudian
melingkari nucleus n.VI terus ke arah sudut serebelopontomedularis tepat di depann.VIII. Lutut n.VII akan
membentuk kolikulus fasialis pada dasar ventrikel IV tepat di atas stria medularis horizontalis.
N.intermedius keluar di antara n. VII dan n.VIII. Ketiganya akan berlanjut masuk ke dalam kanalis
akustikus internus, dan didalamnya, n.VII dan intermedius akan memisahkan diri ke lateral dalam kanalis
fasialis sampai ganglion genikulatum. N. facialis akan
meninggalkan tengkorak melalui foramen
stilomastoideus dan kemudian dari sini serabut-serabut
motoriknya akan tersebar di otot-otot wajah (m.
orbicularis oculi, buccinators, digastricus posterior, dan
platisma). Gangguan pada nervus fasialis terdiri atas
paralisa perifer, paralisa nuklear, dan paralisa
supranuklear.
Nervus intermedius mengandung beberapa
komponen aferen dan eferen. Serabutaf erennya
menghantarkan impuls dari reseptor kecap dua pertiga
depan lidah. Serabut ini berjalan bersama dengan n. lingualis (cabang n. mandibularis), khorda timpani,
menujuke ganglion genikulatum serta berakhir pada nukleus traktus solitarius (di mana serabut kecap n. IX
juga berakhir). N. intermedius juga mengandung serabut eferen parasimpatis yang berasal dari nukleus
salivatorius superior (sebelah bawah medial nucleus n. VII) danmenuju ke kelenjar lakrimalis, kelenjar-
kelenjar di mukosa hidung. Ada sebagian serabut yang lewat ganglion mandibularis menuju kelenjar
sublingual dan submandibular. Gangguan pada n. intermedius akan menimbulkan neuralgia, seperi
neuralgia sluder danneuralgia hunt.

Anda mungkin juga menyukai