Anda di halaman 1dari 36

KELUMPUHAN WAJAH

Kelompok 7
Ketua : Sonia Chandra Grenoviva R.A ( 1102018339 )
Sekertaris : Khoirul Afifah ( 1102018336 )
Anggita Novanti Arbi Sagala ( 1102018029 )
Farrel Athariq Athallah Ilham ( 1102018036 )
Hanun Hanifah ( 1102018047 )
Adisya Chusnul Izza Garmilla ( 1102018296 )
Farsya Umari Latuconsina ( 1102018046 )
Rafinail Raditya ( 1102018251 )
Nur Fitri ( 1102018022 )
LO1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi
Nervus Cranialis
1.1 Makroskopis
3. Saraf Okulomotorius (N.III)
1. Saraf Olfaktorius (N.I)
● Terletak di sebagian depan substansia grisea
● Berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal
● Fungsinya menggerakan sebagian besar otot mata
● Terdiri dari mukosa olfaktorius
4. Saraf Trokleraris (N.IV)
● Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak
● Terletak setinggi kolikuli inferior
2. Saraf Optikus (N.II)
● Mempersarafi otot obliqus superior untuk menggerakan mata
● Murni dimulai di retina bawah

● Menerima rangsangan dari mata dan menghantarkannya ke otak


5.SARAF TRIGEMINUS (N. V) 7.SARAF FASIALIS (N. VII)
- Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut- - Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi
serabut motorik berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian
ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata.
sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf - Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah
oftalmikus, terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot
frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta
maksilaris, dan mandibularis.
otot platisma.
- Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut, hidung, - Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
sinus. Gigi
8.SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian
anterior telinga Nervus vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik yang terdiri atas
dua berkas saraf: nervus vestibularis dan nervus cochlearis.
luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.
- SerabutVestibular

6.SARAF ABDUSENS (N. VI) Serabut-serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls dari se1-
- Nervus abducens berjalan ke depan bersama arteria carotis se1 saraf ganglion vestibulare.Serabut vestibularis berasal dari vestibulum
interna melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media dan dan canalis semicircularis; karena itu serabut-serabut ini berperan dalam
masuk orbita melalui fissura orbitalis superior sensasi posisi dan dengan gerakan kepala.
- Nervus abducens menyarafi musculus rectus lateralis dan karena
itu berfungsi memutar bola mata ke lateral. - Serabut Cochlear

Serabut-serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls dari sel-sel


saraf ganglion spirale cochleae. Serabut- serabut cochlear berasal dari
organum spirale Corti, karena itu berperan dalam pendengaran.
9.SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)
- Nervus glossopharyngeus adalah saraf motorik 11. SARAF ASESORIUS (N. XI)
dan sensorik. Sara ini keluar dari permukaan
anterior medulla oblongata, di antara oliva dan - Nervus accessorius adalah saraf motorik. Nervus ini
pedunculus cerebellaris inferior. terdiri dari radix cranialis dan radix spinalis
- nervus glossopharyngeus membantu proses - nervus accessorius berperan mengatur
menelan dan merangsang salivasi. Saraf ini gerakan palafum molle, pharynx, dan larynx
juga mengatur sensasi dari pharynx dan dan mengatur gerakan dua otot besar di 1eher,
belakang lidah serta membawa impuls yang yaitu musculus sternocleidomastoideus dan
mempengaruhi tekanan darah arteri dan
musculus trapezius.
respirasi dari sinus caroticus dan glomus
caroticus
12. SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)
10. SARAF VAGUS (N. X)
- Nervus vagus terdiri atas serabut-serabut - Nervus hypoglossus adalah saraf motorik.
motorik dan sensorik. Saraf ini keluar dari
Nervus ini muncul pada permukaan anterior
permukaan anterior medulla oblongata di
antara oliva dan pedunculus cerebellaris medulla oblongata di antara pyramis dan oliva,
inferior melewati fossa cranii posterior
- nervus vagus menyarafi jantung dan pembuluh- - nervus hypoglossus menyarafi otot-otot lidah
pembuluh besar di dalam thorax; larynx, trachea, (kecuali musculus paiatoglossus) dan dengan
bronchi, dan paru-paru; dan sebagian besar tractus demikian mengatur bentuk dan gerakan lidah.
digestivus dari pharynx sampai ke flexura coli splenica.
- Saraf ini juga menyarafi kelenjar-kelenjar yang
berhubungan dengan tractus digestivus, seperti hepar dan
pancreas.
1.2 Fisiologis Jaras Motorik dan Jaras Sensorik

Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal

● traktus piraidal

○ Neuron Motorik Atas


○ Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)

● traktus ekstrapiramidal

○ datang dari batang otak menuju medulla spinallis

○ datang dari cortex cerebri menuju batang otak


Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia.
Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area
motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum.
Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal:
Traktus piramidal s. Traktus Corticospinalis
Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4
Broadmann), yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat
motorik disalurkan melalui traktus piramidal berakhir pada cornu aanteriormedulla
spinalis. Pusat Jaras Motorik:
1)Neuron Motorik Atas

Semua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramidcortex cerebri (Pusat
Supraspinal). Meliputi :
● Ganglia basalis à tractus corticostriata
2) Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)

● Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal)à tractuscorticospinalis. Letak columna


subt.grisea medullaspinalis terdapat dua neuron:

● Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna anterior subt.grisea

● Neuron orde ketiga à axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalis sebagai radix anterior
n.spinalis yang bergabung dengan radix posterior membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi ke
efektor sadar
a) Tractus reticulospinalis

Asal: Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla
oblongata(neuron orde pertama).

Jalan:

·Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlis pontinus
·Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medulla spinalis : traktus
reticulospinalis medulla spinalis
Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)

Fungsi: mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi kontraksiotot
skeletà berkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.
b) Tractus Tectospinalis

Asal: Colliculus superior mes-encephalon (neuron ordepertama)

Jalan:

● Menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medullaoblongata.


● Jalannya dekat sekali dengan fasciculus longitudinalemedialis

Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)dan bersinaps dengan neuron orde kedua dan ketiga

Fungsi:

● Terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap
● Terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan
c) Tractus Rubrospinalis

Asal: Nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mes-


encephalonsetinggi coliculus superior.

Jalan: Axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun


kebawahmelewati pns, medulla oblongata menuju cornu anterior meulla spinalis
subt. grisea (pusat spinal)

Fungsi: Memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi


ototekstensorà berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh
d) Tractus vestibulospinalis

Asal: Nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med.
oblongata), menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan
cerebelum

Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)

Fungsi: Memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi


ototfleksorà berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh
e) Tractus olivospinalis

Asal: Nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon


dari : cortex cerebrii, corpus striatum, nuceu ruber

Tujuan: Cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)

Fungsi:Mempengaruhi kontraksi otot skelet àberkaitan dengan


fungsikeseimbangan tubuh
SENSORIK

Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat ini sistem
saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar. Setiap reseptor sensoris
mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf.

Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:

a)Exteroseptoràperasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba
b)Proprioseptor àperasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.
c)Interoseptoràperasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung, lambung, usus, dll.
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi:

a)MekanoreseptoràKelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah,
mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner
(untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan).
b)Thermoreseptor àReseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran
Ruffini (untuk suhu panas).
c)Nociseptorà Reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat
trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan).
d)Chemoreseptor àReseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam
hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen,
osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.
e)Photoreseptor àReseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina
mata.
jaras somatosensorik
1. untuk rasa permukaan (eksteroseptif)

2. untuk rasa dalam (proprioseptif)


Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut:

a)Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu: sinyal diterima reseptor → dibawa
ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis → berganti menjadi neuron
sensoris ke-2 → lalu menyilang ke sisi lain medullaspinalis → membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus
spinotalamikus → menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju korteks
somatosensorikyang berada di girus postsentralis (lobus parietalis)
b)Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo: Sinyal diterima reseptor → ganglion
spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus cuneatus →
berakhir di nucleus Goll → berganti menjadi neusron sensoris ke-2 →menyilang ke sisi lain medulla spinalis →
menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di girus
postsentralis (lobus parietalis).
LO2. Memahami dan Menjelaskan Stroke
2.1 Definisi

Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu
keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal
dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular.

Suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak
yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yangsesuai dengan daerah otak yang
terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu dan keadaan penduduk.
(Chris W. Green dan Hertin Setyowati 2004)
2.2 Epidemiologi

Di Indonesia menurut Riskesdes 2007 stroke juga merupakan penyebab kematian pada
semua kelompok umur tertinggi dengan proporsi 15,4%, sedangkan pada kelompok umur
55-64 tahun mencapai 26,8% baik di perkotaan maupun pedesaan dan kasus stroke
termuda ditemukan pada umur 18-24 tahun. Prevalensi stroke di Indonesai sebesar 8.3 per
100- penduduk dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000
penduduk. Propinsi dengan pravalensi stroke tertinggi sijumpai di NAD (16,6%) dan
terendah di papua (3,8%).
2.3 Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi: Faktor Resiko:

→ Trombosis Serebral → Non-Modifiable risk factors : Usia, Jenis


kelamin, Ras, Genetik
→ Emboli Serebri
→ Modifiable risk factors : Hipertensi, Paparan asap
→ Hemoragik rokok, Diabetes, Dislipidemia, Obesitas,
Penyalahgunaan alkohol
→ Hipoksia Umum

→ Hipoksia Lokal
2.4 Klasifikasi
· Stroke Iskemik/ Non-Hemoragic: · Stroke Hemoragic (Perdarahan)

o Serangan iskemik sepintas / transien ischmik attack(TIA) o Perdarah intraserebral (PIS)

o Stroke Embolik o Perdarahan subarchnoid (PSA)

o Stroke Trombotik
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi Klinik
Stroke iskemik sekilas (TIA)

Berupa serangan ganggan fungsi saraf yang beralangsung tidak lebish dari 24 jam dengan gejala-gejala sesuai sistem
yang terlihat:

a. Insufisiensi karotis

· Hemiparesis

· Hemianestesi

· Gangguan bicara afasi (bila ada lesi pada ahemisfer dominan)

· Amaurosis Fugaks (Kebutaan)

· Disartria
b. Insufisiensi vetebro-basillar (frekuensinya lebih tinggi, dua kali lebih banyak daripada insufisiensi karotis)

· Diplopis dan paresis otot ekstra ocular

· Vertigo

· Disartia

· Disfagia

· Hemiparesis/tetraparesis

· Hemianestesia/ gangguan sensorik unilateral/bilateral (Harsono, 1993)


● Stroke iskemik

Gejala utama iskemik akibat thrombosis serebri ialah timbulnya deficit neurologic secara mendadak/ subakut,
didahulukan gejala prodromal, tejadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasaan tak
menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih 50 tahun. Pada pungsi lumbal didapatkan cairan jejrnih, tekanan
intracranial normal dan eritrosit kurang dari 500.

Penyumbatan sistem karotis: 2. Gejala penymbatan arteri serebri anterior

1. Gejala penyumbatan arteri karotis interna · Hemiparesis kontra lateral dengan kelumpuhan tungakai
lebih menonjol
· Buta mendadak (amaurosis fugaks)
· Gangguan mental( bila lesi pada frontal)
· Disfagia bila gangguan terletak pada sisi dominan
· Gangguan sensiblitas pada tungkai yang lumpuh
· Hemiparesis kontra lateral dan dapat disertai sindrom
horner pada sisi sumbatan · Inkontinensia

· Kejang-kajang
1. Gejala penyumbatan arteri serebri media
PIS

· Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi hemiparesis yang · Gejala prodromal tidak jelas, kecuali nyeri kepala
sama, bila tidak dipankal maka lengan lebih menonjol karena hipertensi.

· Hemiparesis · Serangan : siang hari, waktu giat, emosi/ marah

· Gangguan fungsi luhur pada korteks hemifer dominan yang · Nyeri kepala
terserang arteri lateral afasia motoric/sensorik
· Hemiparesis

2. Gangguan pada kedua sisi · Kesadaran cepat menurun (Harsono, 1993)

Karena adanya sclerosis pada banyak tempat, penyumbatan


dapat terjadi pada kedua sisi. Timbul gangguan pseudobulbar,
biasanya pada vascular dengan gejala-gejala:

Ø Hemiplegi dupleks

Ø Sukar menelan

Ø Gangguan emosional, mudah menangis


2.7 Diagnosis dan Diagosis Banding

a. Anamnesis, terutama mengenai gejala awal, waktu, aktivitas penderita saat


serangan, gejala seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,
cegukan (hiccup), gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor risiko stroke
(hipertensi, diabetes, dan lain-lain).

b. Pemeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri, dan suhu


tubuh. Pemeriksaan kepala dan leher (misalnya cedera kepala akibat jatuh saat
kejang, bruit karotis, dan tanda-tanda distensi vena jugular pada gagal jantung
kongestif). Pemeriksaan torak (jantung dan paru), abdomen, kulit dan ekstremitas.

c. Pemeriksaan neurologis dan skala stroke. Pemeriksaan neurologis terutama


pemeriksaan penunjang
Untuk diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan tambahan sebagai berikut:

· Oftalmodinamometri, untuk mengetahui keadaan sirkulasi oftalmik, dibandingkan mata kanan dan kiri

· Pemeriksaan Doppler ultrasonic

· EKG

· Pungsi lumbal untuk pemeriksaan likuor


Diagnosis banding

Stroke iskemik sekilas (TIA)

· perdarahan otak intraserbral (PIS) yang kecil dan perdarahan subaraknoidal (PSA)

· Epilepsi fokal misalnya oleh karena tumor atau hematoma dural.

Perdasarhan intraserebral (PIS dan PSA)

● Stroke non hemoragik

● perdarahan subarachnoid

● ensefalitis hipertensif
2.8 Tatalaksana

Tatalaksana umum

● stabilisasi jalan napas dan penapasan

● stabilisasi hemodinamik

● pemeriksaan awal fisik umum

● pengendalia peningkatan TIK

● penanganan transformasi hemoragik

● pengendalian kejag (deazepam 5-20 mg iv lambat + feniroin 15-20mg/kg)

● pengendalian suhu
Tatalaksana Umum ruang rawat

● jaga euvolemi dengan cairan isotonis (30ml/kgbb/hari)

● jaga keseimbangan elektrolit

● koreksi asidosis dan alkalois

● nutrisi enteral kurang dari 48 jam

● jika ada resiko trombosis


2.9 Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:

1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan
oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hemotokrit pada
tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat
(cairan intravena) harus menjamin penurunan vesikositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi atau hipotensi
ekstrem perlu perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.

3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dari katup jantung prostetik. Embolisme
akan menurunkan aliran darah keotak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral
2.10 Pencegahan
· Rutin memeriksa tekanan darah

· Waspadai gangguan irama jantung (attrial fibrillation)

· Berhenti merokok dan anti alkohol

· Periksa kadar kolesterol dalam tubuh

· Kontrol kadar gula darah

· Olabraga teratur

· Konsumsi garam rendah sodium dan diet lemak

Waspadai gangguan sirkulasi darah


2.11 Prognosis
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yang terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dalam
waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut :
· 1/3 bisa pulih kembali
· 1/3 mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang
· 1/3 sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus-menerus di kasur
Hanya 10-15% penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita
stroke menjadi stres akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
LO3. Memahami dan Menjelaskan Tentang Kewajiban
Suami Istri Menurut Pandangan Islam
Kewajiban Suami dalam hukum Islam

- suami adalah pembimbing terhdap istri dan rumah tangganya

- suami wajib melindungi istrinya dan memenuhi kebutuhan hidup berumah tangga

- suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya

- suami menanggung nafkah, koswah dan tempat kedian istri, biaya rumah tangga, dan
biaya pendidikan anak

- kewajiban suami gugur apabila istri nusyuz


Kewajiban Istri dalam perkawinan

- berbakti lahir dan batin kepada suami didalam batas-batas yang dibenarkan oleh
hukum islam

- istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan


sebaik-baiknya

- wajib menetap dirumah suami

- wajib mengasuh dan mendidik anak dengan baik

Anda mungkin juga menyukai