Disusun Oleh :
1. FERI CAHYANTO
2. KISNINGSIH
3. ISTIQAMAH
4. MUHIN STEVE IMBIRI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
0
KONSEP PERSEPSI, SENSORI DAN KOGNITIF
I. Pengertian
Saraf berfungsi menyelenggarakan kerjasama dalam koordinasikegiatan
tubuh. Susunan saraf adalah susunan saraf yang mempunyai peranan
spesifik untuk mengatur aktivitas otot serat atau serat lintang.Sistem saraf terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistemsaraf tepi (system saraf
perifer). Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari sel-
sel yang membawa informasi ke sel saraf sensorik dan dari sel saraf
motoriksistem saraf pusat (SSP). Sel-sel sistem saraf sensorik mengirim informasi
ke SSP dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem
saraf motorik membawa informasi dari SSP ke organ, otot dan kelenjar.
Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf
otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah dan
kelenjar. Berikut adalah penjabarannya.
1. Saraf Kranial
1
Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar
dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor
untuk daerah kepala. 12saraf kepala meliputi :
a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII.
b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V,
VII, IXdan X.
a. Nervus Olfaktorius
b. Nervus Optikus
2
c. Nervus Okulomotoris
d. Nervus Troklearis
e. Nervus Trigeminus
3
f. Nervus Abdusen
g. Nervus Fasialis
i. Nervus Glosofaringeus
4
j. Nervus Vagus
k. Nervus Asesorius
l. Nervus Hipoglosus
2. Saraf Spinal
5
demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis),
12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan
1 pasang saraf koksigeal.
a. Fleksus Servikalis
b. Fleksus Brakialis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf
torakalpertama, terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula
dan aksalia.Dari tiga saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi
lengan danbeberapa otot leher dan dada.
d. Fleksus Sakralis
Terdiri dari saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis yang
begabung untuk membentuk nervus iskiadikus yang besar masuk ke dalam
paha melalui cairansakrum untuk melayani otot paha. Becabang menjadi
nervus popliteus medialisdan lateralis mempersarafi otot sebelah belakang
paha dan depan bawah lutut.
6
B. SARAF OTONOM
Salah satu sifat yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah
kecepatan (rapidity) atau intensitasyang ada di dalam sistem saraf ini
dapatmengubah fungsi viseral. Dalam waktu beberapa detik secara tidak
disadari dapattimbul keringat dan terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi,
sistem saraf yangbekerja melalui serat-serat saraf otonomik dapat dengan
cepat dan secara efektif mengatur sebagian besar atau seluruh fungsi internal
tubuh.Sistem saraf otonom, terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang
terletak pada medula spinalis, batang otak dan hipotalamus. Juga bagian
korteks selebritidan khususnya sistem limbik dapat juga menghantarkan
impuls ke pusat-pusatyang lebih rendah sehingga dengan demikian dapat
mempengaruhi pengaturanotonomik.
7
antarakeduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen dan saraf eferen ini
seolah-olahberfungsi sebagai sistem saraf pusat saraf otonom terutama
berkenaan denganorgan-organ dalam. Menurut fungsinya susunan saraf
otonom terdiri dari duabagian.
1. Saraf Simpatik
c. Serat itu berjalan melalui rantai ke berbagai arah dan selanjutnyamelalui salah
satu saraf memisahkan diri dari rantai, untuk akhirnya berakhir didalam
ganglion simpatetik yang terpencil.
Oleh karena itu, neuronpostganglionik dapat berasal dari salah satu rantai
simpatik atau dari salahsatu ganglia yang terpencil. Selanjutnya serat-serat
8
postganglionik menuju keberbagai organ yang dituju.Dari rantai simpateik sebagian
besar serat-serat postganglionik berjalan kembali ke saraf-saraf spinal melalu
ramus abu-abu, yang terdiri dariserat-serat tipe C di dalam saraf skeletal yang
akan menyebar ke seluruhbagian tubuh. Serat-serat ini mengatur pembuluh darah,
kelenjar keringat, danotot piloerektor dari rambut. Jaras simpatetik yang berasal
dari berbagai segmen medula spinalis tidak perlu didistribusikan ke bagian tubuh
yang samaseperti halnya saraf-saraf spinal dari segmen yang sama. Serat
simpatetik dariT-1 umunya akan melewati rantai simpatik di daerah kepala; dari
T-2menuju ke daerah leher; dari T-3, T-4, T-5 dan T-6 menuju ke daerah
toraks;dari T-7, T-8, T-9, T-10 serta T-11 menuju ke arah abdomen; dan dari T-
12,L-1 dan L-2 menuju ke daerah kaki. Distribusi saraf simpatik ke setiap
organsebagian ditentukan oleh posisi embrio pada tempat asal sel tersebut.Serat
saraf preganglionik simpatetik berjalan tanpa mengadakansinapsis, yaitu dari
seluruh sel-sel kornu intermediolateral dari medula spinalis,melewati rantai
simpatetik, melewati nervus splanknikus dan berakhir padamedula adrenal.
Dalam medula adrenal, serat-serat saraf ini akan langsungberakhir pada sel-
sel khusus yang akan mensekresikan epinefrin dannorepinefrin langsung ke dalam aliran
darah.Saraf ini terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan
dengansumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem simpatis
terdiridari tiga bagian, yaitu :
a. Kornu anterior segmen torakalis ke-2 sampai ke-12 dan segmen lumbalis 1-
3terdapat nukleus vegetatif yang berisi kumpulan-kumpulan sel saraf
simpatis.Sel saraf simpatis ini mempunyai serabut-serabut preganglion yang
keluar darikornu anterior bersama-sama dengan radix anterior dan nukleus
spinalis.Setelah keluar dari foramen intervetrebralis, serabut-serabut
preganglion inisegera memusnahkan diri daru nukleus spinalis dan masuk ke
trukussimpatikus serabut. Serabut preganglion ini membentuk sinaps terhadap
sel-selsimpatis yang ada dalam trunkus simpatikus, tetapi ada juga serabut-
serabutpreganglion setelah berada dalam trunkus simpatikus terus keluar lagi
9
denganterlebih dahulu membentuk sinaps menuju ganglion-
ganglion/pleksussimpatikus.
10
c. Pleksus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Di dalam abdomen,
plevis,toraks serta di dekat organ-organ yang dipersarafi oleh saraf
simpatis(otonom). Umunya terdapat pleksus-pleksus yang dibentuk oleh
saraf simpatis/ganglion yaitu pleksus/ganglion simpatikus.Juga terdapat sel-
sel saraf simpatikus yang serabut-serabutnya akan keluardari pleksus itu
untuk mensarafi organ-organ dalam tubuh. Pleksus serabutsimpatikus
mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar dan semua pembuluhdarah
serta alat-alat dalam seperti lambung, pankreas, dan usus,
danmempertahankan semua otot, termasuk tonus sadar, melayani serabut
motorik pada otot tak sadar dalam kulit (mis. erektor Pilli).
11
e) Serabut motoik pada otot tak sadar dalam kulit
2. Saraf Parasimpatis
Saraf kranial otonom adalah saraf kranial 3, 7, 9 dan 10. Saraf inimerupakan
penghubung, melalui serabut-serabut parasimpatis dalamperjalanan keluar otak
menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehserabut-serabut menuju iris,
dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke-3 yaitu saraf
okulomotorik.
12
d) mempersarafi parotis yang berpusar di nukleus salifatorius inferios di dalam
medullaoblongata, saraf ini mengikuti nervus IX.
g) Meksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu reflek yang berpusat
dikornolateralis mendula spinalis bagian sakral, Bila kandungan kemih dan
rektum tegang miksi dan defekasi secara reflek, Pada orang dewasa reflek ini
dapat dikendalikan oleh kehendak. Saraf yang berpengaruh menghambat ini
berasal dari korteks didaerah libus para parasentralis yang berjalan dalam
traktus piramidalis.
Proses sensori dibagi menjadi dua komponen yakni resepsi dan persepsi.
Sensori resepsi adalah proses menerima stimulus atau data, baik eksternal atau
internal dari tubuh. Stimulus eksternal termasuk
1. Visual (Penglihatan),
2. Auditori (Pendengaran),
3. Olfactori (Penghidu),
4. Tactile (Perabaan) dan
5. Gustatori (Pengecap).
Stimulus gustatory juga termasuk ke dalam stimulus internal. Tipe lain
dari stimulus internal adalah kinesthetic atau visceral.
Kinesthetic merujuk kepada kesadaran terhadap posisi dan pergerakan bagian
tubuh. Stereognosis adalah kesadaran terhadap ukuran objek, bentuk dan teksture.
Visceral merujuk kepada organ-organ besar dalam tubuh.
Persepsi adalah kemampuan untuk merasakan, mengenal,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimuli sensori. Persepsi sering
berhubungan dengan kognitif yaitu kemampuan intelektual untuk berpikir. Proses
13
organisasi dan interpretasi seseorang tergantung pada tingkat fungsi
intelektualnya. Kognitif termasuk elemen memori, penilaian dan orientasi.
Persepsi sensori adalah proses sadar terhadap seleksi, organisasi dan
mengartikan data dari indera ke informasi yang berarti atau kemampuan untuk
menerima kesan sensori, melalui asosiasi kortikal, menghubungkan stimuli ke
pengalaman masa lalu dan membentuk kesan dasar dari stimuli..
Macam-macam indera antara lain: olfaktori (penghidu), visual
(penglihatan), taktil (perabaan), auditori (pendengaran), gustatori (pengecap),
kinestetik (merasakan posisi tubuh) dan viseral (merasakan organ-organ dalam
tubuh).
14
adalah memproses, menginterpresikan, menggunakan dan menyimpan data yang
masuk dan mengorganisasikannya. Peran dari thalamus adalah pusat distribusi
sinyal dan sinyal kembali dan selanjutnya diantara korteks serebri dan thalamus.
Area lainnya yang dapat menggambarkan aktivitas penting di otak adalah
reticular inhibitory area (RIA) yang berlokasi pada medulla. Area ini dapat
menurunkan jumlah sinyal nervus yang sedang turun pada spinal cord ke otot dan
menurunkan aktivitas yang lebih tinggi dari pusat otak. Otak mempunyai
kapasitas adaptasi terhadap stimulus sensori.
15
6. Hipothalamus, berfungsi mengatur sistem saraf otonom melalui
produksi dan pelepasan hormon, tekanan darah, denyut jantung, lapar,
haus, libido dan siklus tidur / bangun, perubahan memori baru menjadi
memori jangka panjang.
7. Thalamus ialah kumpulan badan sel saraf di dalam diensefalon
membentuk dinding lateral ventrikel tiga. Fungsi thalamus sebagai
pusat hantaran rangsang indra dari perifer ke korteks serebri. Dengan
kata lain, thalamus merupakan pusat pengaturan fungsi kognitif di otak
/ sebagai stasiun relay ke korteks serebri.
8. Mammillary bodies, berperan dalam pembentukan memori dan
pembelajaran.
9. Girus dentatus, berperan dalam memori baru.
10.Korteks enthorinal, penting dalam memori dan merupakan komponen
asosiasi (Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004).
16
17
Sedangkan lobus otak yang berperan dalam fungsi kognitif antara lain :
1. Lobus frontalis
Pada lobus frontalis mengatur motorik, prilaku, kepribadian, bahasa,
memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisa dan sintesis.
Sebagian korteks medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian
sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur
limbik dan adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan.
2. Lobus parietalis
Lobus ini berfungsi dalam membaca, persepsi, memori dan
visuospasial. Korteks ini menerima stimuli sensorik (input visual,
auditori, taktil) dari area sosiasi sekunder. Karena menerima input dari
berbagai modalitas sensori sering disebut korteks heteromodal dan
mampu membentuk asosiasi sensorik (cross modal association).
Sehingga manusia dapat menghubungkan input visual dan
menggambarkan apa yang mereka lihat atau pegang.
3. Lobus temporalis
Lobus temporalis berfungsi mengatur pendengaran, penglihatan,
emosi, memori, kategorisasi benda-benda dan seleksi rangsangan
auditorik dan visual. Universitas Sumatera Utara
4. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial,
memori dan bahasa (Markam, 2003).
18
lapang pandang, penurunan pendengaran, perubahan gustatori dan
olfaktori, dll.
2. Medikasi
a. Beberapa antibiotika (mis: streptomisin, gentamisin) bersifat
ototoksik dan secara permanen dapat merusak syaraf pendengaran.
b. Kloramfenikol dapat mengiritasi syaraf optik
c. Obat analgesik, narkotik, sedatif dan antidepresan dapat mengubah
persepsi stimulus
3. Lingkungan
a. Stimulus lingkungan yang terlalu berlebih (ramai/bising) dapat
menimbulkan beban sensori yang berlebih, yang biasanya ditandai
dengan kebingungan, disorientasi dan tidak mampu membuat
keputusan
b. Stimulus lingkungan yang terbatas (mis: isolasi) dapat mengarah
pada deprivasi sensori
c. Kualitas lingkungan yang buruk juga dapat memperparah
kerusakan sensori. Mis: penerangan yang buruk, lorong yang
sempit.
4. Tingkat kenyamanan
a. Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpersepsi dan
bereaksi terhadap stimulus
5. Penyakit yang diderita
a. Katarak dapat menyebabkan penurunan penglihatan
b. Infeksi pada telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran,
dll.
6. Merokok
a. Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi
ujung2 saraf pengecap sehingga mengurangi persepsi rasa
7. Tindakan medis
a. Intubasi endotrakea menyebabkan kehilangan kemampuan bebicara
sementara.
19
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
1. Gangguan Otak
Kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik
2. Gangguan jiwa
Keadaan emosi tertentu dapat mengakibatkan ilusi
Psikosa dapat menyebabkan halusinasi
3. Pengaruh lingkungan sosiobudaya
Mempengaruhi persepsi karena penilaian sosiobudaya yang berbeda
20
C. DAFTAR PUSTAKA.
Ellis, Janice, Elizabeth A. Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th
Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
DeLaune S.C., Patricia K.L. 2002. Fundamental of Nursing:Standarts and
Practice. USA: Delmar
Kozier & Erbs. 2008. Fundamental of Nursing,Concept, Process, and Practice.
Pearson: Prentice Hall: New Jersey.
21