Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR


PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Raufia Ardini
Laeli Nurhanifah
Lilis Dwi Cahyanti
Rahmat Adil Pangestu
Faris Styono
Maruf Hidayat

( P1337420215041 )
( P1337420215042 )
( P1337420215043 )
( P1337420215047 )
( P1337420215053 )
( P1337420215074 )

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan
sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP (sistem saraf pusat) yang
membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh
baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan
berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap
seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi
yang tidak seimbang atau kondisi abnormal.
Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang
selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke
sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut
reseptor dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada
sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau
respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang
berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban
atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang
mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban
yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis
sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem
saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom adalah otot
polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf tepi (peripheral nervous system) ?
2. Apa yang dimaksud dengan saraf somatik ?
3. Apa yang dimaksud dengan saraf kranial ?
4. Apa yang dimaksud dengan susunan saraf otonom ?

5. Apa yang dimaksud dengan saraf simpatis ?


6. Apa yang dimaksud dengan saraf parasimpatis ?
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar
2. Untuk memberi penjelasan tentang Sistem Saraf Tepi (Peripheral Nervous
System)

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem saraf berfungsi menyelenggarakan kerja sama dalam koordinasi


kegiatan tubuh. Susunan saraf adalah susunan saraf yang mempunyai peranan
spesifik untuk mengatur aktivitas otot serat atau serat lintang. Sistem saraf terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (system saraf
perifer). Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari selsel yang membawa informasi ke sel saraf sensorik dan dari sel saraf motorik
sistem saraf pusat (SSP). Sel-sel sistem saraf sensorik mengirim informasi ke SSP
dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem saraf
motorik membawa informasi dari SSP ke organ, otot dan kelenjar.
Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf
otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah dan
kelenjar. Berikut adalah penjabarannya.
A. SUSUNAN SARAF SOMATIK
Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar dan serat lintang.
1. Saraf Kranial
Saraf kranial adalah saraf perifer yang berpangkal pada otak dan batang otak.
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar meninggalkan tengkorak
melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina ( tunggal , foramen).
Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan
angka romawi.
Tabel jenis dan fungsi saraf kranial
No.
Saraf

Nama Saraf

Jenis
Saraf

Dari Saraf Sensori

Dari Saraf Motor

Olfaktori

Sensori

Selaput lendir hidung

Tidak ada

II

Optik

Sensori

Retina mata

Tidak ada

III

Okulomotor

Motor

Otot penggerak bola

Otot penggerak bola

mata

mata, lensa mata,


pupil mata

IV

Troklear/pateni
k

Motor

Otot penggerak bola


mata

Otot lain penggerak


bola mata

Trigeminal

Gabungan

Gigi dan kulit muka

Otot pengunyah

VI

Abdusen

Motor

Otot penggerak bola


mata

Otot lain penggerak


bola mata

VII

Fasial

Gabungan

Lidah bagian ujung

Otot muka, kelenjar


ludah

VIII

Auditori
(vestibulokokle
ar)

Sensori

Koklea dan saluran


setengah lingkaran

Tidak ada

IX

Glossofaringeal

Gabungan

Lidah bagian
belakang tonil

Kelenjar ludah, otot


penelan di faring

Gabungan

Laring, paru-paru,
jantung, lambung,
pankreas, hati

Saraf simpatetik ke
laring, esofagus, paruparu, jantung,
lambung, dan
pankreas
Otot laring, faring, dan
langit-langit halus
Otot lidah

Vagus

XI

Spinal
(aksesori)

Motor

Otot di belikat,
laring, faring, dan
langit-langit halus

XII

Hipoglosal

Motor

Otot lidah

Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.
Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah
kepala. 12 saraf kepala meliputi :
a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII.
b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX
dan X.

Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar dari otak dan melewati
lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot panca
indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalam kepala ada dua saraf kranial.
Beberapa di antara serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi
ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (misalnya alatalat indra). Saraf kepala terdiri dari:
a. Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (baubauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dariotak di bawah
dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di
dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel panca
indra.
b. Nervus Optikus
Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke
otak. Serabut mata yang serabut-serabut sarafnya keluar dari bukit IV dan pusatpusat di dekat serabut-serabut tersebut, memiliki tangkai otak dan membentuk
saluran optik dan bertemu di tangkai hipofisis serta membentang sebagai saraf
mata, serabut tersebut tidak semuanya bersilang. Sebagian serabut saraf terletak di
sebelah sisi serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh sebab itu serabur saraf
yang datang dari sebelah kanan retina tiap-tiap mata terdapat di dalam optik kanan
begitu pula sebaliknya retina kiri tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri.
c. Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot penggerak bola
mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis).
Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata
yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu mempersarafi otot
miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
d. Nervus Troklearis

Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar mata yang


pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata dan saraf penggerak
mata masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring atas.
e. Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tigabuah cabang.
Fungsinya sebagai saraf kembar, saraf ini merupakan saraf otak besar yang
mempunyai dua buah akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak.
Pada ujung tulang belakang yang terkecil mengandung serabut saraf penggerak.
Di ujung tulang karang bagian perasa membentuk sebuah ganglion yang
dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga tengkorak.
1.

Nervus Oftalmikus: Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagiandepan


kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.

2.

Nervus Maksilaris: Sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibiratas,


palatum, batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris.

3.

Nervus Mandibularis: Sifatnya majemuk (sensoris motoris). Serabutserabut

motorisnya

mensarafi

otot-otot

pengunyah.

Serabut-serabut

sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu. Serabut
rongga mulut dan lidah dapat membawa rangsangan citra rasa ke otak.
f. Nervus Abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf
penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan pontis
menembus selaput otak sela tursika. Sesudah sampai dilekuk mata lalu menuju ke
otot lurus sisi mata.
g. Nervus Fasialis
Sifatnya majemuk (Sensoris dan motoris), serabut-serabut motorisnya
mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Didalam saraf ini
terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit

kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan

menghantarkan rasa pengecap.

Saraf ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dan saraf pendengar.
h. Nervus Auditorius (Vestibulokoklear)
Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari
pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar. Saraf
ini mempunyai dua buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea),
disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman
(vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.
i. Nervus Glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring, tonsil,lidah. Saraf
ini dapat membawa rangsangan citra rasa ke otak. Di dalamnya mengandung
saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini melewati
lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua buah simpul saraf yang
di atas sekali dinamakan ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di bawah
dinamakan ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak)
berhubungan dengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk
faring dan tekak.
j. Nervus Vagus
Sifatnya majemuk, mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan
parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus, gasterintestinum minor, kelenjarkelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf
perasa. Saraf ini keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf
lidah tekak.
k. Nervus Asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan muskulus
trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang
berasal dari otak dan bagain yang berasal dari sumsum tulang belakang.

l. Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf lidah.
Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan melewati
lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Saraf ini juga memberikan rantingranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah.
2. Saraf Spinal
Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45 cm dan
lebar 14mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang
dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan
bagian dalam dari anterior berupa fisura.
Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui
voramina interfertebrales (lubang pada tulang vertebra).
Saraf-saraf spinal diberi mana sesuai dengan formen intervetebratis tempat
keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara
tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8
pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis,
5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan 1 pasang saraf koksigeal.
Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat saraf
bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu sebagai
berikut :
a. Fleksus Servikalis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di bawah otot
sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk mempersarafi
beberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi diafragma.
b. Fleksus Brakialis

Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf
torakalpertama, terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula dan
aksalia. Dari tiga saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi lengan dan
beberapa otot leher dan dada.
c. Fleksus Lumbo Sakralis
Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota gerak bawah (bagian pinggul dan
kaki)
d. Fleksus Sakralis
Terdiri dari saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis yang begabung
untuk membentuk nervus iskiadikus yang besar masuk ke dalam paha melalui
cairansakrum untuk melayani otot paha. Bercabang menjadi nervus popliteus
medialisdan lateralis mempersarafi otot sebelah belakang paha dan depan bawah
lutut.
B. SARAF OTONOM
Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting
mempengaruhi

pekerjaan

otot

involunter

(otot

polos)

seperti

jantung,

hatipankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain. Saraf-saraf otonom bekerja


tidak dapat disadari dan bekarja secara otomatis. Oleh karena itu disebut juga
saraf taksadar. Susunan saraf motorik yang mempersarafi organ viseral umum,
mengatur, menyelaraskan, dan mengkoordinasikan aktivitas visel vital, termasuk
pencernaan, suhu badan, tekanan darah dan segi perilaku emosional lainnya.
Bagian sistem saraf inilah yang mengatur fungsi viseral tubuh disebut sebagai
sistem saraf otonomik.
Sistem ini membantu mengatur tekanan arteri, motilitas, dan sekresi
gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan
banyak aktivitas lainnya, dimana beberapa diantaranya atau sebagian diatur oleh
sistem saraf otonom.

Salah satu sifat yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan
(rapidity) atau intensitas yang ada di dalam sistem saraf ini dapat mengubah
fungsi viseral. Dalam waktu beberapa detik secara tidak disadari dapat timbul
keringat dan terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi, sistem saraf yang bekerja
melalui serat-serat saraf otonomik dapat dengan cepat dan secara efektif mengatur
sebagian besar atau seluruh fungsi internal tubuh. Sistem saraf otonom, terutama
diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak pada medula spinalis, batang otak dan
hipotalamus. Juga bagian korteks selebriti dan khususnya sistem limbik dapat juga
menghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga dengan
demikian dapat mempengaruhi pengaturan otonomik.
Seringkali sistem saraf otonom ini bekerja sebagai refleks viseral. Jadi, sinyal
pusat di dalam ganglion otonomik, medula, batang otak atau hipotalamus, pusatpusat ini sebaliknya akan menjalarkan respons refleks yang sesuai kembali ke
organ-organ viseral dan mengatur organ-organ tersebut. Sistem saraf otonom
bergantung pada sistem saraf pusat dan antara keduanya dihubungkan oleh uraturat saraf eferen dan saraf eferen ini seolah-olah berfungsi sebagai sistem saraf
pusat saraf otonom terutama berkenaan dengan organ-organ dalam. Menurut
fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari dua bagian.
1.

Saraf Simpatik
Susunan umum dari sistem saraf simpatik yang memperlihatkan dua rantai

simpatik pada vertebral yang berada disamping kolumna spinalis dan saraf-saraf
dan menyebar ke berbagai organ internal. Saraf simpatik dimulai dari medula
spinalis antara segmen T-1 danL-2 dan dari tempat ini mula-mula ke rantai
simpatik, untuk dilanjutkan menuju ke jaringan dan organ yang akan dirangsang
oleh saraf simpatik.
Setiap jaras simpatik terdiri atas dua serat, yaitu neuron preganglionik dan
neuron postganglionik. Badan sel dari neuron preganglionik terletak di dalam
kormu intermediolateral dari medula spinalis dan serat-seratnya berjalan melewati
radiks anterior medula menuju ke saraf spinal. Setelah saraf spinal meninggalkan

kolumna spinalis, serat preganglionik simpatiknya akan meninggalkan saraf itu


dan berjalan melewati ramus putih menuju ke salah satu ganglia dari rantai
simpatik. Selanjutnya serat-serat itu dapat melalui salah satu dari ketiga jalan
berikut :
a. Serat-serat bersinaps dengan neuron postganglionik yang ada dalam ganglion
yang dimasukinya.
b. Serat-serat berjalan ke atas atau ke bawah dalam rantai dan bersinaps pada
salah satu ganglia lain dalam rantai tersebut.
c. Serat itu berjalan melalui rantai ke berbagai arah dan selanjutnya melalui salah
satu saraf memisahkan diri dari rantai, untuk akhirnya berakhir didalam
ganglion simpatetik yang terpencil.
Oleh karena itu, neuronpostganglionik dapat berasal dari salah satu rantai
simpatik atau dari salah satu ganglia yang terpencil. Selanjutnya serat-serat
postganglionik menuju ke berbagai organ yang dituju.Dari rantai simpateik sebagian
besar serat-serat postganglionik berjalan kembali ke saraf-saraf spinal melalu
ramus abu-abu, yang terdiri dariserat-serat tipe C di dalam saraf skeletal yang
akan menyebar ke seluruhbagian tubuh. Serat-serat ini mengatur pembuluh darah,
kelenjar keringat, danotot piloerektor dari rambut. Jaras simpatetik yang berasal
dari berbagai segmen medula spinalis tidak perlu didistribusikan ke bagian tubuh
yang samaseperti halnya saraf-saraf spinal dari segmen yang sama. Serat
simpatetik dariT-1 umunya akan melewati rantai simpatik di daerah kepala; dari T2menuju ke daerah leher; dari T-3, T-4, T-5 dan T-6 menuju ke daerah toraks;dari
T-7, T-8, T-9, T-10 serta T-11 menuju ke arah abdomen; dan dari T-12,L-1 dan L-2
menuju ke daerah kaki. Distribusi saraf simpatik ke setiap organ sebagian
ditentukan oleh posisi embrio pada tempat asal sel tersebut.Serat saraf
preganglionik simpatetik berjalan tanpa mengadakan sinapsis, yaitu dari seluruh
sel-sel kornu intermediolateral dari medula spinalis,melewati rantai simpatetik,
melewati nervus splanknikus dan berakhir padamedula adrenal.
Dalam medula adrenal, serat-serat saraf ini akan langsung berakhir pada sel-sel khusus
yang akan mensekresikan epinefrin dan orepinefrin langsung ke dalam aliran

darah.Saraf ini terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan


sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem simpatis terdiri
dari tiga bagian, yaitu :
a. Kornu anterior segmen torakalis ke-2 sampai ke-12 dan segmen lumbalis 1-3
terdapat nukleus vegetatif yang berisi kumpulan-kumpulan sel saraf simpatis.
Sel saraf simpatis ini mempunyai serabut-serabut preganglion yang keluar dari
kornu anterior bersama-sama dengan radix anterior dan nukleus spinalis.
Setelah keluar dari foramen intervetrebralis, serabut-serabut preganglion ini
segera memusnahkan diri daru nukleus spinalis dan masuk ke trukus
simpatikus serabut. Serabut preganglion ini membentuk sinaps terhadap selsel simpatis yang ada dalam trunkus simpatikus, tetapi ada juga serabutserabut preganglion setelah berada dalam trunkus simpatikus terus keluar lagi
dengan

terlebih

dahulu

membentuk

sinaps

menuju

ganglion-

ganglion/pleksussimpatikus.
b. Trunkus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Disebelah kiri dan kanan
vertebrata terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur
disepanjang vertebrata. Barisan ganglion-ganglion saraf simpatikus ini disebut
trunkus simpatikus. Ganglion-ganglion ini berisi sel saraf simpatis. Antara
ganglion satu dengan ganglion lainnya, atas, bawah kiri, dan kanan
dihubungkan oleh saraf simpatis yang keluar masuk ke dalam ganglionganglion

itu.

Hal

ini

menyebabkan

sepasang

trunkus

simpatikus

berbentuk rongga. Hal ini menyebabkan sepasang trunkus simpatikus


berbentuk rongga. Ganglion-ganglion yang terdapat dalam trunkus simpatikus
juga dapat menerima serabut-serabut saraf yang datang dari kornu anterior.
Trunkus simpatikus dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Trunkus simpatikus servikalis. Terdiri dari tiga pasang ganglion.
Dariganglion-ganglion

ini

keluar

cabang-cabang

saraf

simpatis

yangmenuju ke jantung dan arteri karotis. Di sekitar arteri karotis


membentuk pleksus. Dari pleksus ini keluar cabang-cabang yang menuju
ke atas cabang lain mempersarafi pembuluh darah serta organ-organ yang

terletak di kepala. Misalnya faring, kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis,


otot-otot dilatator, pupil mata dan sebagainya.
2. Trunkus simpatikus torakalis, terdiri dari 10-11 ganglion, dari ganglionini
keluar cabang-cabang simpatis seperti cabang yang mensarafi organ-organ di
dalam toraks dan cabang-cabang yang menembus diafragma dan masuk ke dalam
abdomen. Cabang ini dalam rongga abdomen mensarafi organ-organ di
dalamnya.
3. Trunkus simpatikus lumbalis. Bercabang-cabang menuju ke dalam
abdomen, juga ikut membentuk pleksus solare yang bercabang-cabang ke
dalam pelvis untuk turut membentuk pleksus pelvini.
4. Trunkus simpatikus pelvis. Bercabang-cabang ke

dalam

pelvis

untuk membentuk pleksus pelvini.


c. Pleksus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Di dalam abdomen, plevis,
toraks serta di dekat organ-organ yang dipersarafi oleh saraf simpatis
(otonom).

Umumnya

terdapat

pleksus-pleksus

yang

dibentuk

oleh

saraf simpatis/ganglion yaitu pleksus/ganglion simpatikus. Juga terdapat selsel saraf simpatikus yang serabut-serabutnya akan keluar dari pleksus itu
untuk mensarafi organ-organ dalam tubuh. Pleksus serabut simpatikus
mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar dan semua pembuluh darah
serta

alat-alat

dalam

seperti

lambung,

pankreas,

dan

usus,

dan

mempertahankan semua otot, termasuk tonus sadar, melayani serabut


motorik pada otot tak sadar dalam kulit (mis. erektor Pilli).

Ganglion lainnya (simpatis) berhubungan dengan rangkaian dua ganglion besar,


ini bersama serabutnya membentuk pleksus-pleksus simpatis :
a. Pleksus kardio, terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabangnya ke
daerah tersebut dan paru-paru.
b. Pleksus seliaka, terletak di sebelah belakang lambung dan mempersarafi
organ-organ dalam rongga abdomen.
c. Pleksus mesentrikus (pleksus higratrikus), terletak depan sakrum dan
mencapai organ-organ dalam pelvis. Sistem simpatis ini terdiri dari

serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion, urat-urat ini bergerak dari
dasar tengkorak yang terletak di depan koksi sebagai ganglion koksi.
Ganglion-ganglion itu berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah
pengikut : daerah leher tiga pasang ganglion servikal, daerah dada11 pasang
ganglion torakal, daerah pinggang empat pasang ganglion lumbal,daerah
pelvis empat pasang ganglion sakral, dan di depan koksi satu pasang ganglion
koksigis.
Fungsi Saraf Simpatis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.

Mensarafi otot jantung


Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
Serabut motoik pada otot tak sadar dalam kulit
Mempertahankan tonus semua otot sadar
Saraf Parasimpatis

Saraf kranial otonom adalah saraf kranial 3, 7, 9 dan 10. Saraf ini merupakan
penghubung, melalui serabut-serabut parasimpatis dalam perjalanan keluar otak
menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris,
dengan

demikian

merangsang

gerakan-gerakan

saraf

ke-3

yaitu

saraf

okulomotorik.
Sistem saraf parasimpatik memperlihatkan bahwa serat-serat parasimpatik
meninggalkan sistem saraf pusat melalui beberapa saraf kranial, saraf sakral
spinal kedua dan ketiga, dankadang saraf sakral spinal pertama dan keempat.
Saraf simpatik sebanyak 75% dari jumlah seluruhnya terdapat dalam nervus
vagus, melewati seluruhdaerah toraks dan abdomen tubuh. Oleh karena itu,
menurut para ahli saraf parasimpatik adalah nevus vagus, yang menyediakan
saraf-saraf parasimpatik ke jantung, paru-paru, esofagus, lambung, usus halus,
sebagianproksimal kolon, hati, kantung empedu, pankreas dan bagian atas ureter.
Sistem saraf parasimpatik, kecuali saraf parasimpatik kranial, jugamempunyai
neuron preganglionik dan neuron postganglionik, yang terdapat pada dinding organ. Serat

preganglionik pada sistem saraf parasimpatik tidak mengalami hambatan menuju


ke organ-organ yang diaturnya. Neuronpreganglionik akan bersinaps dengan
neuron

postganglionik,

yang

kemudian

serat

postganglioniknya

akan

meninggalkan neuron untuk menyebar ke dalam organ.


Fungsi Saraf Parasimpatis :
a. Merangsang sekresi kelanjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibulairs
dan kelenjar kelenjar dalam mukosa rongga hidung
a. Mempersarafi kelanjar air mata dan mukosa rongga hidung, berpusat di
nukleilakrimalis, saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis
b. Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis) berpusat
dinukleus, salifatoprius superior, saraf-saraf ini mengikuti nervus VII
c. mempersarafi parotis yang berpusar di nukleus salifatorius inferios di dalam
medulla oblongata, saraf ini mengikuti nervus IX.
d. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu

jantung,

paru-paru,

gastrointestinum, ginjal, pankreas, limpa, hepar dan kelenjar supralenalis yang


bepusat pada nukleus dorsali nervus X
e. Mempersarafi kolon desenden sigmoid, rektum, fesikaurinaria, dan alat
kelamin berpsat disakral II III dan IV
f. Meksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu reflek yang berpusat
dikornolateralis mendula spinalis bagian sakral, Bila kandungan kemih dan
rektum tegang miksi dan defekasi secara reflek, Pada orang dewasa reflek ini
dapat dikendalikan oleh kehendak. Saraf yang berpengaruh menghambat ini
berasal dari korteks didaerah libus para parasentralis yang berjalan dalam
traktus piramidalis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan otonom.
Susunan saraf somatik teridiri dari 12 saraf kranial dan 31 saraf spinal.
Saraf spinal terdiri dari :
a. 8 pasang saraf servikal
b. 12 pasang saraf torakal

c. 5 pasang saraf lumbal


d. 5 pasang saraf lumbal
e. 1 pasang saraf koksigis
Susunan saraf otonom teridiri dari saraf simpatis dan parasimpatis.
Fungsi Saraf Simpatis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mensarafi otot jantung


Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
Serabut motoik pada otot tak sadar dalam kulit
Mempertahankan tonus semua otot sadar

Fungsi Saraf Parasimpatis :


a. Merangsang sekresi kelanjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibulairs
dan kelenjar kelenjar dalam mukosa rongga hidung
b. Mempersarafi kelanjar air mata dan mukosa rongga hidung,berpusat di
nukleilakrimalis, saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis
c. Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis) berpusat
dinukleus, salifatoprius superior, saraf-saraf ini mengikuti nervus VII
d. Mempersarafi parotis yang berpusar di nukleus salifatorius inferios di dalam
medullaoblongata, saraf ini mengikuti nervus IX.
e. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu

jantung,

paru-paru,

gastrointestinum, ginal, pankreas, limpa, hepar dan kelenjar supralenalis yang


bepusat pada nukleus dorsali nervus X
f. Mempersarafi kolon desenden sigmoid, rektum, fesikaurinaria, dan alat
kelamin berpsat disakral II III dan IV
g. Meksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu reflek yang berpusat
dikornolateralis mendula spinalis bagian sakral, Bila kandungan kemih dan
rektum tegang miksi dan defekasi secara reflek, Pada orang dewasa reflek ini
dapat dikendalikan oleh kehendak. Saraf yang berpengaruh menghambat ini
berasal dari korteks didaerah libus para parasentralis yang berjalan dalam
traktus piramidalis.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika, 2008
Syaifuddin. ANATOMI FISIOLOGI untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta
:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
http://id.scribd.com/doc/75989112/Susunan-Saraf-Tepi
http://kamuskesehatan.com/arti/sistem-saraf-perifer
http://aanborneo.blogspot.co.id/2013/03/makalah-sistem-saraf-perifer.html

LAMPIRAN

1. Saraf Kranial

3. Nervus Optikus

2. Nervus Olfaktorius

4. Nervus Okulomotoris

5. Nervus Troklearis

6. Nervus Trigeminus

8. Nervus Fasialis

7. Nervus Abdusen

9. Nervus Auditorius

10. Nervus Glosofaringeus

12. Nervus Asesorius

11. Nervus Vagus

13. Nervus Hipoglosus

14. Fungsi Saraf Simpatis & Parasimpatis

15.

16.
17.

Anda mungkin juga menyukai