Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Raufia Ardini
Laeli Nurhanifah
Lilis Dwi Cahyanti
Rahmat Adil Pangestu
Faris Styono
Maruf Hidayat
( P1337420215041 )
( P1337420215042 )
( P1337420215043 )
( P1337420215047 )
( P1337420215053 )
( P1337420215074 )
a. Latar Belakang
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan
sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP (sistem saraf pusat) yang
membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh
baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan
berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap
seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi
yang tidak seimbang atau kondisi abnormal.
Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang
selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke
sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut
reseptor dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada
sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau
respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang
berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban
atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang
mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban
yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis
sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem
saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom adalah otot
polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf tepi (peripheral nervous system) ?
2. Apa yang dimaksud dengan saraf somatik ?
3. Apa yang dimaksud dengan saraf kranial ?
4. Apa yang dimaksud dengan susunan saraf otonom ?
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Saraf
Jenis
Saraf
Olfaktori
Sensori
Tidak ada
II
Optik
Sensori
Retina mata
Tidak ada
III
Okulomotor
Motor
mata
IV
Troklear/pateni
k
Motor
Trigeminal
Gabungan
Otot pengunyah
VI
Abdusen
Motor
VII
Fasial
Gabungan
VIII
Auditori
(vestibulokokle
ar)
Sensori
Tidak ada
IX
Glossofaringeal
Gabungan
Lidah bagian
belakang tonil
Gabungan
Laring, paru-paru,
jantung, lambung,
pankreas, hati
Saraf simpatetik ke
laring, esofagus, paruparu, jantung,
lambung, dan
pankreas
Otot laring, faring, dan
langit-langit halus
Otot lidah
Vagus
XI
Spinal
(aksesori)
Motor
Otot di belikat,
laring, faring, dan
langit-langit halus
XII
Hipoglosal
Motor
Otot lidah
Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.
Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah
kepala. 12 saraf kepala meliputi :
a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII.
b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX
dan X.
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar dari otak dan melewati
lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot panca
indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalam kepala ada dua saraf kranial.
Beberapa di antara serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi
ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (misalnya alatalat indra). Saraf kepala terdiri dari:
a. Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (baubauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dariotak di bawah
dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di
dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel panca
indra.
b. Nervus Optikus
Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke
otak. Serabut mata yang serabut-serabut sarafnya keluar dari bukit IV dan pusatpusat di dekat serabut-serabut tersebut, memiliki tangkai otak dan membentuk
saluran optik dan bertemu di tangkai hipofisis serta membentang sebagai saraf
mata, serabut tersebut tidak semuanya bersilang. Sebagian serabut saraf terletak di
sebelah sisi serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh sebab itu serabur saraf
yang datang dari sebelah kanan retina tiap-tiap mata terdapat di dalam optik kanan
begitu pula sebaliknya retina kiri tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri.
c. Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot penggerak bola
mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis).
Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata
yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu mempersarafi otot
miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
d. Nervus Troklearis
2.
3.
motorisnya
mensarafi
otot-otot
pengunyah.
Serabut-serabut
sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu. Serabut
rongga mulut dan lidah dapat membawa rangsangan citra rasa ke otak.
f. Nervus Abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf
penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan pontis
menembus selaput otak sela tursika. Sesudah sampai dilekuk mata lalu menuju ke
otot lurus sisi mata.
g. Nervus Fasialis
Sifatnya majemuk (Sensoris dan motoris), serabut-serabut motorisnya
mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Didalam saraf ini
terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit
Saraf ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dan saraf pendengar.
h. Nervus Auditorius (Vestibulokoklear)
Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari
pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar. Saraf
ini mempunyai dua buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea),
disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman
(vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.
i. Nervus Glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring, tonsil,lidah. Saraf
ini dapat membawa rangsangan citra rasa ke otak. Di dalamnya mengandung
saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini melewati
lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua buah simpul saraf yang
di atas sekali dinamakan ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di bawah
dinamakan ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak)
berhubungan dengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk
faring dan tekak.
j. Nervus Vagus
Sifatnya majemuk, mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan
parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus, gasterintestinum minor, kelenjarkelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf
perasa. Saraf ini keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf
lidah tekak.
k. Nervus Asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan muskulus
trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang
berasal dari otak dan bagain yang berasal dari sumsum tulang belakang.
l. Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf lidah.
Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan melewati
lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Saraf ini juga memberikan rantingranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah.
2. Saraf Spinal
Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45 cm dan
lebar 14mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang
dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan
bagian dalam dari anterior berupa fisura.
Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui
voramina interfertebrales (lubang pada tulang vertebra).
Saraf-saraf spinal diberi mana sesuai dengan formen intervetebratis tempat
keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara
tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8
pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis,
5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan 1 pasang saraf koksigeal.
Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat saraf
bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu sebagai
berikut :
a. Fleksus Servikalis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di bawah otot
sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk mempersarafi
beberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi diafragma.
b. Fleksus Brakialis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf
torakalpertama, terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula dan
aksalia. Dari tiga saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi lengan dan
beberapa otot leher dan dada.
c. Fleksus Lumbo Sakralis
Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota gerak bawah (bagian pinggul dan
kaki)
d. Fleksus Sakralis
Terdiri dari saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis yang begabung
untuk membentuk nervus iskiadikus yang besar masuk ke dalam paha melalui
cairansakrum untuk melayani otot paha. Bercabang menjadi nervus popliteus
medialisdan lateralis mempersarafi otot sebelah belakang paha dan depan bawah
lutut.
B. SARAF OTONOM
Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting
mempengaruhi
pekerjaan
otot
involunter
(otot
polos)
seperti
jantung,
Salah satu sifat yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan
(rapidity) atau intensitas yang ada di dalam sistem saraf ini dapat mengubah
fungsi viseral. Dalam waktu beberapa detik secara tidak disadari dapat timbul
keringat dan terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi, sistem saraf yang bekerja
melalui serat-serat saraf otonomik dapat dengan cepat dan secara efektif mengatur
sebagian besar atau seluruh fungsi internal tubuh. Sistem saraf otonom, terutama
diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak pada medula spinalis, batang otak dan
hipotalamus. Juga bagian korteks selebriti dan khususnya sistem limbik dapat juga
menghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga dengan
demikian dapat mempengaruhi pengaturan otonomik.
Seringkali sistem saraf otonom ini bekerja sebagai refleks viseral. Jadi, sinyal
pusat di dalam ganglion otonomik, medula, batang otak atau hipotalamus, pusatpusat ini sebaliknya akan menjalarkan respons refleks yang sesuai kembali ke
organ-organ viseral dan mengatur organ-organ tersebut. Sistem saraf otonom
bergantung pada sistem saraf pusat dan antara keduanya dihubungkan oleh uraturat saraf eferen dan saraf eferen ini seolah-olah berfungsi sebagai sistem saraf
pusat saraf otonom terutama berkenaan dengan organ-organ dalam. Menurut
fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari dua bagian.
1.
Saraf Simpatik
Susunan umum dari sistem saraf simpatik yang memperlihatkan dua rantai
simpatik pada vertebral yang berada disamping kolumna spinalis dan saraf-saraf
dan menyebar ke berbagai organ internal. Saraf simpatik dimulai dari medula
spinalis antara segmen T-1 danL-2 dan dari tempat ini mula-mula ke rantai
simpatik, untuk dilanjutkan menuju ke jaringan dan organ yang akan dirangsang
oleh saraf simpatik.
Setiap jaras simpatik terdiri atas dua serat, yaitu neuron preganglionik dan
neuron postganglionik. Badan sel dari neuron preganglionik terletak di dalam
kormu intermediolateral dari medula spinalis dan serat-seratnya berjalan melewati
radiks anterior medula menuju ke saraf spinal. Setelah saraf spinal meninggalkan
terlebih
dahulu
membentuk
sinaps
menuju
ganglion-
ganglion/pleksussimpatikus.
b. Trunkus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Disebelah kiri dan kanan
vertebrata terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur
disepanjang vertebrata. Barisan ganglion-ganglion saraf simpatikus ini disebut
trunkus simpatikus. Ganglion-ganglion ini berisi sel saraf simpatis. Antara
ganglion satu dengan ganglion lainnya, atas, bawah kiri, dan kanan
dihubungkan oleh saraf simpatis yang keluar masuk ke dalam ganglionganglion
itu.
Hal
ini
menyebabkan
sepasang
trunkus
simpatikus
ini
keluar
cabang-cabang
saraf
simpatis
dalam
pelvis
Umumnya
terdapat
pleksus-pleksus
yang
dibentuk
oleh
saraf simpatis/ganglion yaitu pleksus/ganglion simpatikus. Juga terdapat selsel saraf simpatikus yang serabut-serabutnya akan keluar dari pleksus itu
untuk mensarafi organ-organ dalam tubuh. Pleksus serabut simpatikus
mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar dan semua pembuluh darah
serta
alat-alat
dalam
seperti
lambung,
pankreas,
dan
usus,
dan
serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion, urat-urat ini bergerak dari
dasar tengkorak yang terletak di depan koksi sebagai ganglion koksi.
Ganglion-ganglion itu berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah
pengikut : daerah leher tiga pasang ganglion servikal, daerah dada11 pasang
ganglion torakal, daerah pinggang empat pasang ganglion lumbal,daerah
pelvis empat pasang ganglion sakral, dan di depan koksi satu pasang ganglion
koksigis.
Fungsi Saraf Simpatis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Saraf kranial otonom adalah saraf kranial 3, 7, 9 dan 10. Saraf ini merupakan
penghubung, melalui serabut-serabut parasimpatis dalam perjalanan keluar otak
menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris,
dengan
demikian
merangsang
gerakan-gerakan
saraf
ke-3
yaitu
saraf
okulomotorik.
Sistem saraf parasimpatik memperlihatkan bahwa serat-serat parasimpatik
meninggalkan sistem saraf pusat melalui beberapa saraf kranial, saraf sakral
spinal kedua dan ketiga, dankadang saraf sakral spinal pertama dan keempat.
Saraf simpatik sebanyak 75% dari jumlah seluruhnya terdapat dalam nervus
vagus, melewati seluruhdaerah toraks dan abdomen tubuh. Oleh karena itu,
menurut para ahli saraf parasimpatik adalah nevus vagus, yang menyediakan
saraf-saraf parasimpatik ke jantung, paru-paru, esofagus, lambung, usus halus,
sebagianproksimal kolon, hati, kantung empedu, pankreas dan bagian atas ureter.
Sistem saraf parasimpatik, kecuali saraf parasimpatik kranial, jugamempunyai
neuron preganglionik dan neuron postganglionik, yang terdapat pada dinding organ. Serat
postganglionik,
yang
kemudian
serat
postganglioniknya
akan
jantung,
paru-paru,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan otonom.
Susunan saraf somatik teridiri dari 12 saraf kranial dan 31 saraf spinal.
Saraf spinal terdiri dari :
a. 8 pasang saraf servikal
b. 12 pasang saraf torakal
jantung,
paru-paru,
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika, 2008
Syaifuddin. ANATOMI FISIOLOGI untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta
:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
http://id.scribd.com/doc/75989112/Susunan-Saraf-Tepi
http://kamuskesehatan.com/arti/sistem-saraf-perifer
http://aanborneo.blogspot.co.id/2013/03/makalah-sistem-saraf-perifer.html
LAMPIRAN
1. Saraf Kranial
3. Nervus Optikus
2. Nervus Olfaktorius
4. Nervus Okulomotoris
5. Nervus Troklearis
6. Nervus Trigeminus
8. Nervus Fasialis
7. Nervus Abdusen
9. Nervus Auditorius
15.
16.
17.