Anda di halaman 1dari 68

Oleh : dr.

Hendi Rastiawan
KULIAH BIOKIMIA
AKPER KAB. PURWOREJO
Rabu, 2 Desember 2015
1. Mekanisme kerja hormon :
a. Pengertian hormon
b. Klasifikasi hormon
c. Kelenjar Endokrin : Hipotalamus-Hipofise, Tiroid-Paratiroid,
Pankreas, Adrenal, Ovarium dan Testis.

2. Mekanisme kerja enzim :


a. Pengertian enzim dan koenzim
b. Sifat umum enzim
c. Manfaat dan kegunaan enzim
d. Model sisi aktif enzim (Emil Fisher dan Koshland)
e. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim: pH, suhu,
konsentrasi enzim, konsentrasi subtrat, inhibitor.
 Adalah suatu pesan kimia yg disintesis oleh sel-sel
khusus (kelenjar endokrin) & ditransport ke sel
sasaran yg jauh letaknya melalui aliran darah.
 Sel sasaran untuk hormon mempunyai protein
reseptor spesifik.
 Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormein,
yang berarti "memacu" atau "menggalakkan” atau
membangkitkan aktifitas.
1. Hormon steroid
contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,
progesteron, testosteron.
2. Derivat asam amino tirosin
contoh : tiroksin (T4) & triiodotironin (T3),
epinefrin dan norepinefrin.
3. Protein atau peptida
contoh : hormon hipofise anterior & posterior,
insulin, glukagon.
 Reseptor Hormon: Molekul pengenal spesifik dari sel
tempat hormon berikatan sebelum memulai efek
biologiknya.
 Umumnya pengikatan Hormon - Reseptor ini bersifat
reversibel dan nonkovalen
Mekanisme umpan-
balik negatif :
Hipotalamus Hipofise Anterior
Hypothalamus Anterior Pituitary
GHRH (GH-releasing) GH (growth hormone)
SS (somatostatin, GH-inhib) “
CRH (corticotropin-rel) ACTH (adrenocorticotropic)
GnRH (gonadotropin-rel) LH (luteinizing hormone)
“ FSH (follicle-stimulating)
PRH (PRL-releasing) PRL (prolactin)
PIH (PRL-inhibiting) “
TRH (thyrotropin-rel) TSH (thyroid stimulating)
 Bertanggung jawab atas proses gametogenesis & stereidogenesis
dalam kelenjar gonad.
1. FSH : reseptor pada membran sel folikel di ovarium dan sel sertoli di
testis.
2. LH : reseptor pada membran sel, menstimulasi produksi progesteron
oleh korpus luteum dan produksi testosteron oleh sel leydig.
 LH pd pria & wanita : sekresi hormon sex (testosteron & progesteron)
 FSH pada wanita : tumbuh-kembang folikel ovarium & sekresi estrogen
 FSH pada pria : produksi sperma
 Kedua hormon diatur oleh GnRH yang konsentrasinya tdk signifikan
sampai pubertas
 Polipeptida rantai tunggal dengan 32 asam amino
 Fungsi : Bekerja pada cortex adrenal  pengeluaran
cortisol, pd medulla adrenal  aldosteron
 Stress  sekresi CRH   sekresi ACTH
 Produksi ACTH >>> (tumor)  sindrom Cushing : atrofi otot,
redistribusi lemak (obesitas batang tubuh)
 Hormon laktogenik / mamotropin
 Hormon protein
 Fungsi : mengawali & mempertahankan proses laktasi
 Prolaktin >> (tumor)  amenore (henti haid), galaktore
(sekresi asi >>), ginekomastia pada laki-laki.
Hipofise Posterior
Dua hormon peptida utama:
1) Oksitosin
 Merangsang kontraksi otot uterus
 Merangsang pengeluaran susu dari kelenjar payudara
2) Vasopresin (ADH/Antidiuretic Hormone)
 Merangsang reabsorpsi air oleh ginjal
 Merangsang penyempitan pembuluh darah
 Kehilangan fungsi hipofisis anterior
(Panhipopituitarisme)  atrofi kel. Tiroid, korteks
Adrenal, gonad  gangguan luas, metabolisme
protein, lemak, karbohidrat, cairan dan elektrolit.
 Kehilangan fungsi hipofisis posterior  Diabetes
Insipidus (gangguan pemekatan urine).
 Defisiensi GH  dwafisme
 GH >>  gigantisme (terjadi sebelum lempeng
epifise menutup), akromegali (terjadi setelah
lempeng epifise menutup)
Kelenjar Paratiroid
• Me kadar (Ca2+) darah & 
kadar (PO42-) darah
• Melalui :
– Pengeluaran Ca2+ & PO42- dari
tulang ke darah dengan Me
aktivitas osteoclast
– Menyebabkan ginjal
memindahkan ion PO42- dari
urine
– Me produksi vitamin D
• PTH diatur oleh kadar
calcium darah – bukan
kelenjar lain
KelenjarTiroid
Kelenjar Tiroid
Struktur :
- Mengandung folikel yang dikelilingi sel-sel yang mengelilingi
lumen. Lumen mengandung material yang disebut colloid
(glycoprotein). Hormon dikeluarkan oleh sel via colloid atau
langsung via darah.
- Terdapat juga sel sekresi hormon parafollicular disebut C cells.

Produksi Hormon :
• Thyroxine (T4) dibuat oleh follikel
• Triiodotyronine (T3) dibuat oleh follikel
• Calcitonin dibuat oleh sel C
 Peptida 32 asam amino
 Sekresi CT dan PTH berbanding terbalik
 Dikontrol oleh kadar ion Ca cairan ekstra sel
 Sel sasaran : tulang 
 Mengurangi resopsi matrik
 Merangsang deposit Ca dan ossifikasi
 Meningkatkan cAMP tulang
 Menurunkan kadar Ca darah (masuk ke tulang)
Penyakit kelenjar tiroid :
1. Goiter (gondok).
2. Hipotiroidisme
3. Hipertiroidisme/tirotoksikosis
Kelenjar Pankreas
Fungsi Pankreas :
1) Eksokrin : produksi enzim pencernaan
(pancreatic juice)
2) Endokrin : sel pulau Langerhans →
sel α : glukagon
sel β : insulin
sel δ : somastostatin
Glukagon :
 Merangsang glukoneogenesis
 Merangsang pemecahan lipid (lipolisis) dan glikogen
(glikogenolisis)
 Pelepasan glukosa dan asam lemak ke sirkulasi darah
 Defisiensi insulin  diabetes melitus.
 Klinis DM : glikosuria
poliuria
polidipsi
penurunan BB
polifagia.
 2 macam DM :
1. NIDDM / tidak tergantung insulin (90%)
2. IDDM / tergantung insulin (10%)
Kelenjar Adrenal
Korteks Adrenal
1. Aldosterone / mineralocorticoid

Mengatur kadar elektrolit –mineral dalam darah (Misal :


Na+ and K+ ion)
Dikontrol via :
 Konsentrasi ion plasma tubuh mempengaruh
sekresinya langsung
 Ginjal sekresi renin sebagai respons thd
perubahan kadar electrolit, meningkatkan
aktivasi angiotensin dalam darah, yang
menyebabkan sekresi aldosterone
 ACTH dari adenohipofisis
2. Cortisol / glucocorticoid

Menjaga kadar gula darah dalam batas normal


Aksi khusus :
• Meningkatkan konsentrasi asam amino dalam darah dengan
menghambat sintesis protein
• Meningkatkan pemecahan lemak untuk energi daripada KH)
• Merangsang hati untuk mensintesis glukose bukan dari KH,
tapi dari asam amino dan glycerol, disebut gluconeogenesis
Medulla Adrenal
Sekresi 2 hormon amino :
 norepinephrine (20%)
 epinephrine (80%)

Distimulasi langsung oleh neuron preganglionik dikontrol


oleh hypothalamus sehingga seolah-olah sebagai
bagian dari sistem saraf otonom, bukan sebagai
hormon.
 2 bentuk : epinefrin dan norepinefrin
 Sbg perantara respon fisiologik terhadap kondisi
gawat.
 Berupa perangsangan susunan saraf, peningkatan
aliran darah pada otot dan mobilisasi energi.
 Disintesis di medula adrenal.
 Norepinefrin juga dikeluarkan oleh neuron susunan
saraf simpatis (berfungsi sbg hormon &
neurotransmitter)
• Produksi :
– Spermatozoa
– Hormon testosteron
• 3 jenis sel :
1. Spermatogonia
2. Sel Leydig : sekresi hormon testosteron
3. Sel Sertoli :
• Penyediaan lingkungan untuk pematangan sperma
• Sekresi ABG (Androgen binding Globulin)
 FSH & LH merangsang spermatogenesis.
 LH merangsang sekresi testosteron.
 Testosteron (prohormon)  DHT
(dihidrotestosteron) lbh kuat
 Reseptor pada intrasel.
 Diferensiasi seksual
 Spermatogenesis
 Pematangan jaringan seks sekunder
 Metabolik anabolik :
 Pertumbuhan muskuloskeletal
 Sintesis protein
Ovarium
 Produksi :
 Ovum (sel Telur)
 Hormon Estrogen & Progesteron
 Ovum dikelilingi 1 lapis sel granulosa  folikel
primordial.
 Ovulasi : lonjakan LH, Ovum lepas, sel granulosa
 korpus luteum (sekresi progesteron >>,
estrogen)
 Menstruasi : krn penurunan kadar estrogen &
progesteron
Efek Estrogen

 Proliferasi sel, pertumbuhan jaringan organ kelamin dan


reproduksi.
 Meningkatkan aktivitas osteoblastik
(menopause : estrogen <<  osteoporosis)
 Penggabungan awal epifisis dgn batang tulang (wanita lbh
pendek drpd laki-laki)
 Peningkatan total protein tubuh
 Peningkatan jumlah deposit lemak (payudara, jar. Subkutis,
bokong dan paha btk khas wanita)
 Tekstur kulit mjd halus dan lembut
 Retensi Na dan air oleh tubulus ginjal
Efek Progesteron
 Peningkatan jaringan sekretorik pd endometrium
uterus
 Mengurangi frekuensi kontraksi uterus
 Peningkatan lobulus dan alveoli payudara
 Peningkatan ekskresi Na dan air.
•Enzim adalah protein yang memecah atau
menggabungkan satu molekul dengan molekul lain.
•Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi
sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia
dalam sistem biologis.

 Enzim berfungsi sebagai katalisator biologis; enzim


tersebut mempercepat reaksi kimia tanpa turut mengalami
perubahan
 Enzim merupakan katalisator protein untuk reaksi spesifik
(satu macam reaksi kimia).
 Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis
oleh enzim.

24/02/2015 45
24/02/2015 46
 Sintesis enzim terjadi di dalam sel.
 Enzim terdistribusi di tempat-tempat tertentu di dalam sel
sesuai dengan fungsinya.

•Enzim yang mengkatalisis reaksi sintesis dan


reparasi DNA terletak di dalam inti sel.

•Enzim yang mengkatalisis reaksi yang


menghasilkan energi aerob terletak di dalam
mitokondria.

•Enzim yang mengkatalisis sintesis protein


terletak di dalam ribosom.

24/02/2015 47
Sukrosa + H2O  glukosa + fruktosa
H
H H
O
OH
HO H OH
H
OH H
H
HO
H OH

H O
HO
HO H
H OH

H OH

24/02/2015 48
Struktur Enzim

 Struktur enzim yg lengkap disebut holoenzim terdiri atas :


- Apoenzim (bagian protein, kadang belum aktif) &
- Kofaktor

kofaktor

24/02/2015 49
Koenzim : salah satu kofaktor, disebut juga
subtrat kedua / kosubtrat.
- dapat berikatan secara kovalen atau non
kovalen dengan apoenzim.
- membantu mengkatalisis reaksi-reaksi
subtrat.
- dapat melakukan fungsi yg sama untuk
lebih dari satu enzim.

24/02/2015 50
Coenzyme : a dissociable cofactor, usually organic
Prosthetic group : non-dissociable cofactor

24/02/2015 51
Active site Enzim

 Bagian permukaan dari enzim dimana subtrat berikatan.


 Tempat proses katalitik terjadi.

24/02/2015 52
Active site Enzim

1. Model “kunci & anak kunci” atau model cetakan (template)


dari tempat katalitik oleh Emil Fischer (1984)
Enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling
memenuhi seperti kunci dan gemboknya. Itulah alasan
mengapa Enzim bersifat spesifik.

24/02/2015 53
2. Model “induced fit” dari tempat katalitik oleh Koshland.
Sisi aktif Enzim bersifat fleksibel, sehingga bentuknya dapat
menyesuaikan dengan bentuk substratnya.

24/02/2015 54
1. Substrat berikatan dengan enzim. Substrat atau banyak substrat
berikatan pada situs aktif (active site) untuk membentuk
kompleks substrat-ezim.
2. Terinduksi hingga pas (induced fit). Enzim yang berikatan
dengan substrat menginduksi perubahan bentuk enzim sehingga
substrat lebih pas pada tempat yang lebih sempit di bagian situs
aktif (induced fit). Induced fit dapat didefinisikan sebagai
perubahan enzim yang reversibel.
3. Katalisis. Saat terjadinya katalisis dalam reaksi, substrat atau
banyak substrat berubah dengan cara yang spesifik
4. Langkah terakhir : Produk dilepaskan. Terjadinya pelepasan
produk reaksi dari situs aktif, dan enzim tetap dalam bentuk
aslinya. Enzim selanjutnya dapat meninggalkan situs aktif dan
digunakan kembali dengan substrat yang baru
Faktor yg mempengaruhi kerja Enzim

1. Temperatur
- kecepatan reaksi yg dikatalisis enzim
naik bila temperatur naik. Kecepatan
reaksi biologik ± naik 2x dgn kenaikan
suhu 10˚ C.
- suhu optimum enzim dalam tubuh
manusia sekitar 37˚ C.

24/02/2015 56
v

0˚ Suhu optimum 70˚ C


Gb. Pengaruh suhu thd kecepatan reaksi enzimatik (v)

24/02/2015 57
2. pH optimal
v aktivitas optimal enzim umumnya pada pH 5,0 sampai 9,0

0 pH optimum 14

Gb. Pengaruh pH thd kecepatan reaksi enzim (v)


24/02/2015 58
3. Konsentrasi enzim
v kecepatan reaksi yg dikatalisis enzim akan berbanding
langsung dgn jumlah enzim yg ada.

0 [E]
Gb. Pengaruh konsentrasi enzim [E] thd kecepatan reaksi enzim (v)

24/02/2015 59
4. Konsentrasi subtrat
v kecepatan meningkat sesaat konsentrasi subtrat
ditingkatkan sampai pada suatu titik dimana enzim
dikatakan “jenuh” dgn subtrat.

V max

0 [S]
Gb. Pengaruh konsentrasi subtrat [S] thd kecepatan reaksi enzim (v)

24/02/2015 60
1. Penghambat kompetitif atau analog subtrat

- terjadi pada tempat ikatan subtrat (katalitik).


- struktur kimia inhibitor analog subtrat (I) umumnya
menyamai kimia subtrat (S).
- dapat bergabung secara reversibel dgn enzim membentuk
komplek enzim inhibitor (Enz-I) bukan komplek Enz-S.
- Inhibitor & subtrat bersaing untuk tempat ikatan yg sama
pada permukaan enzim.

24/02/2015 61
• Contoh : Malonat (I) dgn suksinat (S) untuk suksinat dehidrogenase.
I Enz-I (tak aktif) → Enz + P
Enz
S Enz-S (aktif) → Enz + P

24/02/2015 62
24/02/2015 63
2. Inhibitor non kompetitif

- tidak terjadi persaingan antara S dan I.


- struktur I sedikit atau tidak mirip dgn S.
- dapat berikatan dgn enzim pada tempat yg berlainan.
- Inhibitor kompetitif yg reversibel menurunkan kecepatan
maksimal yg diperoleh dgn pemberian sejumlah enzim.

24/02/2015 64
• Contoh :

±I Enz-I ±S

Enz Enz-IS → Enz + P


±S
Enz-S ±I

Enz + P

24/02/2015 65
 Abnormalitas sintesis enzim → penyakit.
 Contoh : defisiensi enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase (G6PD) → abnormalitas Sel
darah merah. Bila kontak dengan obat-obat
tertentu (antibiotik) akan terjadi hemolisis
intravaskular.

24/02/2015 66
Analisis enzim dalam serum darah → deteksi
penyakit.

SGOT / SGPT Kerusakan jaringan hati


(serum glutamate pyruvate
transaminase/ serum glutamic-
oxaloacetic transaminase)

CK (creatine kinase) Kerusakan jaringan otot


CK-MB Kerusakan otot jantung
(M untuk otot, B untuk otak) (infark)
Amilase, lipase Pankreatitits akut
Asam fosfatase Karsinoma metastase
prostat

24/02/2015 67
TERIMA KASIH

24/02/2015 68

Anda mungkin juga menyukai