Anda di halaman 1dari 14

1.

Definisi Hemiparese
Hemiparese adalah kelemahan otot-otot lengan dan tungkai pada satu sisi.. pada
hemiparese terjadi kelemahan sebagaian anggota tubuh dan lebih ringan dari pada
hemiplegic. Penyebab terserung dari hemiparesis pada orang dewasa yaitu infrak serebral
atau perdarahan. Kata paralisis berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang berarti
separuh, sebelah, sebagian dan lysis yang berarti kehilangan atau kerusakan. Dalam
istilah kedokteran, paralisis diartikan sebagai kehilangan fungsi motorik dalam mengatur
pergerakan volunteer akibat gangguan dari salah satu bagian jaras motorik mulai dari
cerebrum hingga ke serabut otot. Istilah paralisis adalah plegia. Selain itu sering juga
digunakan kata paresis yang diartikan kehilangan sebagian fungsi motorik biasanya
berupa kelemahan, berbeda dengan paralisis yang dianggap sebagai kehilangan seluruh
fungsi motorik. Himiparesis adalah kelemahan sebagian atau sebelah tubuh.
2. Etiologi Hemiparese
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak atau
batang itak (pusat system saraf) atau mungkin di luar batang otak (system saraf perifer).
Lebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah : stroke, tumor,trauma (disebabkan
pukulan atau jatuh), multiple sclerosis (penyakit yang merusak bungkus pelindung yang
menutupi sel saraf), serebral palsy (keadaan yang disebabkan injuri pada otak yang
terjadi sesaat setelah lahir), gangguan metabolic. Adapun etiologi lainnya : 1. Trombosit
(bekuan darah di dalam pembuluh darah otak dan leher) 2. Embolisme cerebral (bekuan
darah atau material lain yang dibawah ke otak dari bagian tubuh yang lain) 3. Iskemia
atau penurunan aliran darah ke otak 4. Hemoragi cerebral atau pecahnya pembuluh darah
serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak).
3. Patofiosiologi
Infrak serebral adalah kehilangan suplai darah pada bagian tertentu dari jaringan otak.
Luasnya infrak bergantung pada factor lokasi dan pembuluh yang mengalami sumbatan
tertentu serta tidak adekuatnya sirkulasi ke lateral pada area yang di suplai oleh pembuluh
darah yang tersumbat. Gangguan sumplai darah ke otak dapat cepat atau lambat pada
gangguan local atau karean gangguan umum. Apabila otak mengalami iskemik atau
terjadi perdarahan dan terjadi peningkatan TIK, maka fungsi otak akan terganggu dan
salah satunya adalah hemiparese.
4. Manifestasi Klinis
Gejala -gejala stroke muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh
terganggunya aliran darah ke daerah tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung
bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri
dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebutTransient ischemic attack(TIA).
Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara, namun lebih dari 24 jamGejala timbul lebih dari 24 jam dan ini
disebutreversible ischemic neurologic defisit(RIND)
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
d. Sudah menetap/permanenHal ini disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin
berat yang disebut progressing strokeataustroke inevolution
5. Komplikasia.
a. Hipoksia serebral karena terjadi sebagai akibat dari oksigen yang ke otak tidak
adekuat
b. Edema cerebri: karena adanya infarkdi otak menyebabkan Na+dalam cairan ekstrasel
terdepolarisasi masuk ke intrasel sehingga menarik cairan ke intra sel yang
mengakibatkan terjadinya edema serebri.
c. Disritmia jantung: irama jantung terganggu karena adanya sumbatan di otak.
6. Pemeriksaan Penunjanga
a. Labolatorium
1.Hitung darah lengkap.
2.Kimia klinik.
3.Masa protombin.
4.Urinalisis
b.Diagnostik
1.SCAN KEPALA, menunjukkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma,adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara
pasti.
2.Angiografi serebral,membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
3.EEG, untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark segingga menurunnya inpuls listrik dalam jaringan
otak.
4.Pungsi lumbal, tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial.
5.MRI, dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta
besar/luas terjadinya perdarahan otak.
6.X-Ray tengkorak
7. Penatalaksanaan Medika
a. Konservatif.
1.Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus.
2.Mencegah peningkatan TIK.
3.Antihipertensi.
4.Deuritika.
5.Vasodilator perifer.
6.Antikoagulan.
7.Diazepam bila kejang.
8.Anti tukak misal cimetidine.
9.Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan mudah terkena
infeksi, hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung.
10.Manitol : mengurangi edema otak.
b.Operatif.
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan evakuasi
hematom karena hipertensi intrakranial yang menetap akan membahayakan kehidupan
klien
c.Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari) perlu :
1.Terapi wicara.
2.Terapi fisik.
3.Stoking anti embolisme.
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajiana.
a. Biodata
Pengkajian biodata di fokuskan pada, umur : karena usia di atas 55 tahun merupakan
resiko tinggi terjadinya serangan stroke.Jenis kelamin : laki-laki lebih tinggi 30% di
banding wanita.Ras : kulit hitam lebih tinggi angka kejadiannya.
b. Keluhan Utama.Biasanya klien datang ke rumah sakit dalam kondisi : penurunan
kesadaran atau koma serta disertai kelumpuhan dan keluhan sakit kepala hebat bila masih
sadar.
c. Riwayat Penyakit DahuluPerlu di kaji adanya riwayat DM, Hipertensi, Kelainan Jantung,
Pernah TIAs, Policitemia karena hal ini berhubungan dengan penurunan kualitas
pembuluh darah otak menjadi menurun.
d. Riwayat Penyakit SekarangKronologis peristiwa CVA Bleeding sering setelah melakukan
aktifitas tiba-tiba terjadi keluhan neurologis misal : sakit kepala hebat, penurunan
kesadaran sampai koma.
e. Riwayat Penyakit Keluarga.Perlu di kaji mungkin ada anggota keluarga sedarah yang
pernah mengalami stroke.
f. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari.
Apabila telah mengalami kelumpuhan sampai terjadinya koma maka perlu klien
membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dari bantuan sebagaian
sampai total. Meliputi :
1)mandi
2)makan/minum
3)bab / bak
4)berpakaian
5)berhias
6)aktifitas mobilisasi
g. Pemeriksaan Fisik Dan Observasi.
BI ( Breathing/ pernafasan).
Perlu di kaji adanya :
1)Sumbatan jalan nafas karena penumpukan sputum dan kehilangan refleks batuk.
2)Adakah tanda-tanda lidah jatuh ke belakang.
3)Auskultasi suara nafas mungkin ada tanda stridor.
4)Catat jumlah dan irama nafas
B2 ( Blood / sirkulasi ).
Deteksi adanya : tanda-tanda peningkatan TIK yaitu peningkatan Tekanan Darah
disertai dengan pelebaran nadi dan penurunan jumlah nadi. TD biasanya terjadi
peningkatan dan bisa terdapat adanya hipertensi masif >200 mmHg.
B3 ( Brain / Persyarafan, Otak )
Kaji adanya keluhan sakit kepala hebat.Periksa adanya pupil unilateral, Observasi
tingkat kesadaran, kualitas kesadaran merupakan parameter yang paling mendasar dan
paling penting.
B4 ( Bladder / Perkemihan ).
Tanda-tanda inkontinensia uri.
B5 ( Bowel : Pencernaan )
Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Tanda-
tanda inkontinensia alfi berkelanjutan menunjukkan kerusakan neurologis yang luas.
B6 ( Bone : Tulang dan Integumen ).
Kaji adanya kelumpuhan atau kelemahan, tanda-tanda decubitus karena tirah baring
lama, kekuatan otot, disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada
salah satu sisi) karena adanya lesi pada sisi otak yang berlawanan.
h. Sosial Interaksi.
Biasanya di jumpai tanda kecemasan karena ancaman kematian diekspresikan dengan
menangis, klien dan keluarga sering bertanya tentang pengobatan dan kesembuhannya.
2. Diagnosa Yang Muncul.
a. Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan penambahan isi otak sekunder terhadap
perdarahan otak .
b. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Hemiparese / Hemiplegia
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.
d. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan dengankesulitan
menelan(disfagia), hemiparese dan hemiplegi.
e. Inkontinensia alfi berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan kerusakan neurologis.
f. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area
bicara pada hemisfer otak, kehilangan tonus otot fasial atau oral, dan kelemahan secara
umum.
3. Intervensi
Keperawatan.Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah:
1.Resiko Peningkatan Tik Berhubungan Dengan Penambahan Isi Otak Sekunder Terhadap
Hipoksia, Edema Otak.
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengalami peningkatan tekanan
intra kranial .
Kriteria hasil :Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :
1)Peningkatan tekanan darah.
2)Nadi melebar.
3)Pernafasan cheyne stokes
4)Muntah projectile.
5)Sakit kepala hebat.

Intervensi

No Intervensi Rasional
Pantau tanda dan gejala peningkatan Deteksi dini peningkatan TIK untuk
TIK melakukan tindakan lebih lanjut.
1)tekanan darah
2)nadi
3)GCS
4)Respirasi
5)Keluhan sakit kepala hebat
6)Muntah projectile
7)Pupil unilateral

Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 Meninggikan kepala dapat membantu


derajat kecuali ada kontra drainage vena untuk mengurangi
indikasi.Hindari mengubah posisi kongesti vena.
dengan cepat.
Hindari hal-hal berikut :Masase carotid Masase karotid memperlambat frekuensi
jantung dan mengurangi sirkulasi
sistemik yang diikuti peningkatan
sirkulasi secara tiba-tiba.

Fleksi leher atau rotasi > 45 derajat. Fleksi atau rotasi ekstrem leher
mengganggu cairan cerebrospinal dan
drainage vena dari rongga intra kranial.

Rangsangan anal dengan jari(boleh tapi Aktifitas ini menimbulkan manuver


dengan hati-hati ) valsalva yang merusak aliran balik vena
hindari mengedan, fleksi ekstrem dengan kontriksi vena jugularis dan
panggul dan lutut. peningkatan TIK.
Konsul dokter untuk mendapatkan Mencegah konstipasi dan mengedan
pelunak feces jika di perlukan. yang menimbulkan manuver valsalva.
Pertahankan lingkungan tenang, sunyi Meningkatkan istirahat dan menurunkan
dan pencahayaan redup. rangsangan membantu menurunkan TIK
Berikan obat-obatan sesuai dengan
pesanan:
1)Anti hipertensi. 1)Menurunkan tekanan darah.
2)Anti koagulan. 2)Mencegah terjadinya trombus.
3)Terapi intra vena pengganti cairan dan 3)Mencegah defisit cairan.
elektrolit.
4)Pelunak feces. 4)Mencegah obstipasi.
5)Anti tukak. 5)Mencegah stres ulcer.
6)Roborantia. 6)Meningkatkan daya tahan tubuh.
7)Analgetika. 7)Mengurangi nyeri.
8)Vasodilator perifer. 8)Memperbaiki sirkulasi darah otak.

2.Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Hemiparese / Hemiplegia


Tujuan :Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil:
1)Tidak terjadi kontraktur sendi
2)Bertambahnya kekuatan otot
3)Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi Rasional
1.Ubah posisi klien tiap 2 jam 1)Menurunkan resiko terjadinnya iskemia
2.Ajarkan klien untuk melakukan jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek
latihan gerak aktif pada ekstrimitas pada daerah yang tertekan
yang tidak sakit 2)Gerakan aktif memberikan massa, tonus
3.Lakukan gerak pasif pada dan kekuatan otot serta memperbaiki
ekstrimitas yang sakit fungsi jantung dan pernapasan
4.Berikan papan kaki pada 3)Otot volunter akan kehilangan tonus dan
ekstrimitas dalam posisi kekuatannya bila tidak dilatih untuk
fungsionalnya digerakkan
5.Tinggikan kepala dan tangan
6.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien

3.Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.


TujuanKebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil:
1)Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan
klien
2)Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk
memberikanbantuan sesuai kebutuhan.

Intervensi Rasional
1.Tentukan kemampuan dan tingkat 1.Membantu dalam mengantisipasi /merencanakan
kekurangan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan secara individual
perawatan diri. 2.Meningkatkan harga diri dan semangat untuk
2.Beri motivasi kepada klien untuk berusaha terus-menerus
tetap melakukan aktivitas dan beri 3.Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan
bantuan dengan sikap sungguh sangat tergantung dan meskipun bantuan yang
3.Hindari melakukan sesuatu untuk diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi,
klien yang dapat dilakukan klien adalah penting bagi klien untuk melakukan
sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk
kebutuhan. mempertahankan harga diri dan meningkatkan
4.Berikan umpan balik yang positif pemulihan
untuk setiap usaha yang 4.Meningkatkan perasaan makna diri dan
dilakukannya atau keberhasilannya kemandirian serta mendorong klien untuk
5.Kolaborasi dengan ahli berusaha secara kontinyu
fisioterapi/okupasi 5.Memberikan bantuan yang mantap untuk
mengembangkan rencana terapi dan
mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong
khusus

4.Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan dengankesulitan


menelan(disfagia), hemiparese dan hemiplegi.
TujuanTidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria hasil:
1)Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
2)Hb dan albumin dalam batas normal

Intervensi Rasional
1.Tentukan kemampuan klien dalam 1.Untuk menetapkan jenis makanan yang
mengunyah, menelan dan reflek batuk akan diberikan pada klien
2.Letakkan posisi kepala lebih tinggi 2.Untuk klien lebih mudah untuk menelan
pada waktu, selama dan sesudah karena gaya gravitasi
makan 3.Membantu dalam melatih kembali sensori
3.Stimulasi bibir untuk menutup dan dan meningkatkan kontrol muskuler
membuka mulut secara manual 4.Memberikan stimulasi sensori (termasuk
dengan menekan ringan diatas rasa kecap) yang dapat mencetuskan
bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan usaha untuk menelan dan meningkatkan
4.Letakkan makanan pada daerah mulut masukan
yang tidak terganggu 5.Klien dapat berkonsentrasi pada
5.Berikan makan dengan berlahan pada mekanisme makan tanpa adanya
lingkungan yang tenang distraksi/gangguan dari luar
6.Mulailah untuk memberikan makan 6.Makan lunak/cairan kental mudah untuk
peroral setengah cair, makan lunak mengendalikannya didalam mulut,
ketika klien dapat menelan air menurunkan terjadinya aspirasi
7.Anjurkan klien menggunakan sedotan 7.Menguatkan otot fasial dan dan otot
meminum cairan menelan dan menurunkan resiko
8.Anjurkan klien untuk terjadinya tersedak
berpartisipasidalam program 8.Dapat meningkatkan pelepasan endorfin
latihan/kegiatan. dalam otak yang meningkatkan nafsu
9.Kolaborasi dengan tim dokter untuk makan
memberikan ciran melalui iv atau 9.Mungkin diperlukan untuk memberikan
makanan melalui selang cairan pengganti dan juga makanan jika
klien tidak mampu untuk memasukkan
segala sesuatu melalui mulut
5.Inkontinensia alfi berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan kerusakan neurologis.
Tujuan :Dalam waktu 2x24 jam pemenuhan eliminasi alvi terpenuhi.
Kriteria Hasil: klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
konsistensi feses lembek berbentuk, tidak teraba massa pada kolon ( scibala )

Intervensi Rasional
1.Berikan penjelasan pada klien dan 1.Klien dan keluarga akan mengerti
keluarga pasien tentang penyebab penyebab dari konstipasi.
konstipasi. 2.Bising usus menandakan sifat aktivitas
2.Auskultasi bising usus peristaltik.
3.Anjurkan untuk klien untuk makan 3.Diet seimbang tinggi kandungan serat
makanan yang mengandung serat. meransang peristalti dan eliminasi
4.Bila klien mampu minum, berikan asupan reguler.
cairan yang cukup (2L/hari) jika tidak 4.Masukan cairan adekuat membantu
ada kontraindikasi. mempertahankan konsistensi feses
5.Lakukan mobilisasi sesuai dengan yang pada usus dan membantu
keadaan klien. eliminasi reguler.
6.Kolaborasi dengan tim dokter dalam 5.Aktivitas fisik reguler membantu
pemberian pelunak faces ( laksatif, eliminasi dengan memperbaiki tonus
supositoria, enema ) otot abdomen dan meransang nafsu
makan dan peristaltik.
6.Pelunak feses meningkatkan efisiensi
pembasahan air usus, yang
melunakkan massa feses dan
membantu eliminasi.

6.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara
padahemisfer otak, kehilangan tonus otot fasial atau oral, dan kelemahan secara umum.
Tujuan :Dalam waktu 2x24 jam klien dapat menunjukkanpengertian terhadap masalah
komunikasi, mampu mengkomunikasikan perasaannya, mampu menggunakan
bahasa isyarat.
KriteriaHasil :Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat terpenuhi, klien
dapat merespon secara verbal maupun isyarat.

Intervensi Rasional
1.Kaji tipe disfungsi misalnya klien tidak 1.Membantu menentukan kerusakanp pada
mengerti kata-kata atau masalah area otak dan menentukan kesulitan klien
berbicara atau tidak mengerti bahasa dengan sebagian atau seluruh proses
yang digunakan. komunikasi, klien mungkin mempunyai
2.Bedakan afasia dengan disatria. masalah dalam mengartikan kata-kata .
3.Lakukan metode percakapan yang baik 2.Dapat menentukan pilihat intervensi yang
dan lengkap, beri kesemoatan klien sesuai dengan tipe gangguan.
untuk mengklarifikasi. 3.Klien dapat kehilangan kemampuan untuk
4.Katakan untuk mengikuti perintah memantau ucapannya, komunikasinya
secara sederhana seperti tutup matamu secara tidak sadar, dengan melengkapi
dan lihat ke pintu. dapat merealisasikan pengertian klien dan
5.Ucapkan lansung kepada klien dapt mengklarifikasi percakapan.
berbicara pelan dan tengan, gunakan 4.Untuk mengikuti afasia reseptif
pertanyaan yang jawabannya “ tidak” 5.Mengurangi kebingungan atau kecemasan
dan “ya” dan perhatikan respon klien. terhadap banyaknya informasi.
6.Kolaborasi : konsultasi dengan ahli Memajukan stimulasi komunikasiingatan
terapi bicara. dan kata-kata.
6.Mengkaji kemampuan individual dan
sensorik motorik dan funsi kognitif untuk
mengidentifikasi defisit dan kebutuhan
terapi.

DAFTAR PUSTAKA
1.Muttaqin, Arif.2011.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Salemba Medika; jakarta.
2.Kamus Keperawatan Sue Hinchliff
3.www.google.com
4.Brunner danSuddarth, 2002. Hal 2130-2144
5.http://meliyanatandilawa.blogspot.co.id/2015/09/askep-hemiparese.html

Anda mungkin juga menyukai