Anda di halaman 1dari 64

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 13-24 BULAN DI


POSIYANDU ELANG KECAMATAN TAOPA
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SKRIPSI

TIAN PIKA DILA


201601039

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 13-24
BULAN DI DESA PARIA KECAMATAN TAOPA
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SKRIPSI

TIAN PIKA DILA


201601139

Proposal ini telah Disetujui


untuk Diseminarkan

Tanggal Agustus 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H Ns. Sringati,S.Kep.,M.P.H


NIK. 20120901027 NIK. 20080902006

Mengetahui
Ketua Program Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

Ns. Hasnidar, S.Kep., M.Kep


NIK. 20110901016
ABSTRAK
TIAN PIKA DILA. Hubungan Riwayat Pemberian ASI Ekslusif dengan
Perkembangan Metorik Kasar Anak Usia 13-14 Bulan di Posyandu Elang
Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong. Dibimbing oleh KATRINA FEBY
LESTARI, dan SRINGATI.
Di indonesia Prevalensi pemberian ASI eksklusif masih terbilang rendah, berdasarkan
riset kesehatan dasar di Indonesia didapatkan pemberian asi eksklusif baru mencapai
15,3% dan pemberian susu formula terjadi peningkatan tiga kali lipat dari 10,3% menjadi
32,5% 9. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, cakupan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan secara nasional sebesar 55,7%. Penelitian
lain juga dilakukan10. menyatakan bahwa dari 5 bayi tidak ASI eksklusif terdapat
perkembangan bayi suspect sebanyak 2 bayi (6,7%), sedangkan dari 25 bayi ASI
eksklusif tidak terdapat perkembangan bayi suspect (0%). Makanan terbaik pada
bayi adalah ASI eksklusif karena hampir semua zat yang dibutuhkan oleh bayi
terkandung didalamnya dan Perkembangan motorik kasar merupakan keterampilan
menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai
keseimbangan yang menunjang motorik halus. Salah satu faktor yang mempengaruhi
motorik kasar adalah kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak dan
perkembangan sistem syara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
hubungan pemberian ASI ekslusif dengan perkembangan motoric kasar pada anak usia
13-24 bulan dengan jumblah populasi 60 anak dan sampel 38 anak mengunakan
proportionate stratified random sampling. Uji yang di gunakan untuk analisis univariat
adalah adalah presentase dan bivariat yaitu uji chi-square. Hasil penelitian pemberian
ASI ( p 0.011). simpulan ada hubungan riwayat pemberian ASI dengan perekembangan
motoric kasar pada anak.

Kata kunci: pemberian ASI ekslusif dan perkembangan motoric kasar


LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN


PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 13-24
BULAN DI DESA PARIA KECAMATAN TAOPA
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SKRIPSI

TIAN PIKA DILA


201601139

Proposal ini Telah Di Ujikan


Tanggal, 11 agustus2020
Penguji I,
Ns. Juwita Meldasari, S.Kep.,M.Kes (..................................)
NIK. 20130901030

Penguji II,
Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H (..................................)
NIK. 20120901027

Penguji III,
Ns. Sringati,S.Kep.,M.P.H (..................................)
NIK. 20080902006

Mengetahui

KetuaProdiNers
StikesWidyaNusantaraPalu

Hasnidar, S.Kep.,Ns., M.Kep


NIK.20110901016
PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya serta terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
orang tua yang amat penulis cintai Ayah Suwardi Njabo dan Ibu Esmi yang telah
membesarkan kaka saya Asrian dan saya, juga yang tak pernah habis-habisnya
memberikan kasih sayang, motivasi dan yang selalu mendoakan demi
keselamatan serta kesuksesan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan Riwayat Pemberian ASI ekslusif Terhadap
Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 13-24 Bulan Di Posyandu Elang
kecamatan Taopa Kbupaten Parigi Moutong” Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, kritik, dan
saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. Pesta Corry S,. Dipl.MW,.S.K.M., M.Kes. Selaku ketua yayasan STIKES
Widya Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., Selaku ketua STIKES Widya
Nusantara Palu.
3. Hasnidar, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Selaku Ketua Program Studi Keperawatan
4. Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H Selaku pembimbing I yang telah
membimbing, mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam
menyusun skripsi ini.
5. Ns. Sringati,S.Kep.,M.P.H Selaku pembimbing II yang telah membimbing,
mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam menyusun skripsi ini.
6. Ns. Juwita Meldasari,S.kep.,M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan
banyak masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
7. Dosen dan staf STIKES Widya Nusantara Palu yang telah memberikan
motivasi kepada saya sehingga dapat menyusun skripsi ini.
8. Kepala posyasu beserta kader-kader posyandu yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk pengambilan data awal sekaligus melaksanakan
penelitian.
9. Responden penelitian selaku sampel peneliti yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini hingga selesai.
10. Yang teristimewa teman – teman saya, Nursafana, Wini Olivia Pratiwi,
Nurfajrah, Musdalifah, Megawati Aziz, Rahmawati, Siti Rahmawati, Ni Putu
Dita, Franky, selaku teman baik yang selalu memberikan motivasi, dan
semangat.
11. Teman - teman mahasiswa keperawatan Angkatan 2016 terima kasih atas
dukungan, motivasi, dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga
dedikasinya terhadap ilmu keperawatan. Dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan memohon maaf apa bila ada kesalahan dan
ketidak sopanan yang mungkin telah saya perbuat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

Palu, Oktober 2020


Penulis

Tian Pika Dila


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 7
B. Kerangka Konsep 21
C. Hipotesis 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian 23
D. Definisi Operasional 25
E. Instrumen Penelitian 26
F. Teknik Pengumpulan Data 27
G. Analisis Data 27
H. Bagan Alur Penelitian 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 30
B. Hasil Penelitian 30
C. Pembahasan 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karateristik berdasarkan usia


Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.4 Karakteristik berdasarkan usia anak
Tabel 4.5 Karateristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.6 Karateristik berdasarkan pemberian ASI ekslusif
Tabel 4.7 Frekuensi berdasarkan perkembangan motoric anak
Tabel 4.8 Berdasarkan hubungan riwayat pemberian ASI ekslusif dengan
perkembangan motoric kasar anak
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan Penelitian


2. Surat Permohonan Pengambilan Data
3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
4. Surat Permohonan Pelaksanaan Penelitian
5. Surat Balasan Izin Penelitian
6. Lembar Permohonan Menjadi Responden
7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
8. Lembar Kuesioner
9. Dokumentasi Penelitian
10. Master Tabel Penilitian
11. Analisis Data Penelitian
12. Riwayat Hidup
13. Lembar Bimbingan Proposal/Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian ASI eksklusif dapat mempengaruhi


perkembangan anak karena ASI mempunyai kandungan yang baik untuk
perkembangan anak selain itu pemberian ASI juga dapat menjadi stimulasi
untuk perkembangan anak. Hal ini dikarenakan ASI mengandung nutrien
yang sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan anak antara lain asam
amino, taurin, vitamin A, kalsium, mineral zink, vitamin B16, laktosa, dan
asam lemak rantai panjang yaitu ARA dan DHA. Semua nutrien tersebut
berperan penting dalam perkembangan bayi terutama perkembangan
motorik kasar. Dalam ASI juga terkandung taurin, taurin adalah suatu
bentuk zat putih telur yang hanya terdapat dalam ASI. Salah satu zat yang
paling penting dalam ASI yang tidak ditemukan dalam susu lainnya adalah
zat taurin. Taurin berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting
untuk proses maturasi sel otak. Sel otak jika berkembang dengan optimal
maka tingkat kecerdasan bayi akan berkaitan dengan respon motorik halus
akan optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan
optimal1.

World Health Organization (WHO) mengatakan ASI eksklusif


adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula,
air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain sampai usia bayi 6
bulan. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum
mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna
makanan selain ASI2..

Penegasan terkait pemberian ASI eksklusif diatur dalam PP Nomor


33 tahun 2012 Pasal 6 yang berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya”. Berdasarkan
hasil penelitian Ali, et al (2014), anak-anak yang mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan atau lebih memiliki skor ASQ (Ages and Stages
Questionnaire) lebih tinggi dengan nilai p (0,004) pada sektor motorik
kasar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif dengan nilai p (0,091). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ASI
eksklusif memiliki peran dalam tumbuh kembang anak, khususnya pada
sektor motorik kasar2.

Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terbilang


rendah, berdasarkan riset kesehatan dasar di Indonesia didapatkan
pemberian asi eksklusif baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula
terjadi peningkatan tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5% 9. Berdasarkan
data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, cakupan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan secara nasional sebesar 55,7%. Penelitian
lain juga dilakukan10. menyatakan bahwa dari 5 bayi tidak ASI eksklusif
terdapat perkembangan bayi suspect sebanyak 2 bayi (6,7%), sedangkan
dari 25 bayi ASI eksklusif tidak terdapat perkembangan bayi suspect (0%).
Makanan terbaik pada bayi adalah ASI eksklusif karena hampir semua zat
yang dibutuhkan oleh bayi terkandung didalamnya. ASI mengandung
antibodi yang tidak terdapat dalam susu sapi sehingga menjadi pilihan
terbaik bagi bayi (Yuliarti, 2010). ASI sebagai sumber makanan utama
bagi bayi memiliki kandungan yang sesuai dengan pencernaan dan
kebutuhan bayi. Pemberian ASI saja selama 6 bulan diyakini dapat
meningkatkan skor perkembangan motorik bayi. Selain berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan gizi bagi bayi, memberikan ASI juga berkaitan
dengan ikatan ibu dan anak yang penting dalam perkembangan mental dan
motor bayi tersebut2.

Berdasarkan uraian dan survey awal peneliti melakukan wawancara


dan di peroleh data di Puskesmas Desa Pria Kecamatan Taopa Kabupaten
Parigi Moutong pada tahun 2018 jumlah anak usia 13-24 bulan sebanyak
74 anak, pada tahun 2019 sebanyak 72 anak dan pada bulan januari 2020
sebanyak 60 anak . Peneliti memperoleh data bahwa 5 dari 10 orang ibu
diantaranya telah memberikan Asi Esklusif sebagai makanan utama bayi
dan 5 orang ibu lainnya tidak memberikan Asi Esklusif sebagai makanan
utama bayi. Masalah di motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan ada 5-10
orang anak yang belum bisa merangkak atau berdiri sendiri. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan
pemberian ASI eksklusif dengan motorik kasar bayi 13-24 bulan di Desa
Pria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya pemberian
ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil penelitiannya4. Faktor yang berpengaruh terhadap


perkembangan motorik bayi yaitu pemberian ASI. Dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa menyusui dapat meningkatkan probabilitas anak
menjadi lebih sehat dan dapat mencegah terjadinya obesitas. Selain itu,
menyusui selama 6 bulan atau lebih dapat meningkatkan perkembangan
motorik kasar pada saat anak berusia 9 bulan. Anak yang mendapatkan asi
sejak dini umumnya mengalami perkembangan dengan cepat
dibandingkan dengan anak yang hanya mendapatkan susu formula karena
hal itu akan mempengaruhi kualitas anak. Kurangnya ASI disebabkan
karena ibu sibuk bekerja, bentuk payudara menjadi tidak indah, ASI tidak
cukup, ASI tidak keluar,dan susu formula dianggap lebih praktis. Padahal
seorang ibu mempunyai kewajiban yang penting yaitu dengan mendidik
anaknya melalui pemberian ASI yang merupakan hak dari anak yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak5.

Perkembangan motorik kasar merupakan keterampilan


menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk
mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Salah satu faktor
yang mempengaruhi motorik kasar adalah kemampuan fisik yang
memungkinkan untuk bergerak dan perkembangan sistem syaraf6. .

Berdasarkan uraian dan survey awal peneliti melakukan wawancara


dan di peroleh data di Puskesmas Desa Pria Kecamatan Taopa Kabupaten
Parigi Moutong pada tahun 2018 jumlah anak usia 13-24 bulan sebanyak
74 anak, pada tahun 2019 sebanyak 72 anak dan pada bulan januari 2020
sebanyak 60 anak . Peneliti memperoleh data bahwa 5 dari 10 orang ibu
diantaranya telah memberikan Asi Esklusif sebagai makanan utama bayi
dan 5 orang ibu lainnya tidak memberikan Asi Esklusif sebagai makanan
utama bayi. Masalah di motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan ada 5-10
orang anak yang belum bisa merangkak atau berdiri sendiri. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan
pemberian ASI eksklusif dengan motorik kasar bayi 13-24 bulan di Desa
Pria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya pemberian
ASI eksklusif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai


apakah ada hubungan antara hubungan pemberian ASI dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa paria
kecamatan taopa kabupaten parigi moutong.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian ASI Ekslusif
dengan perkembangan motorik kasar anak usia 13-24 bulan di
Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi riwayat pemberian ASI pada anak usia
13-24 bulan di Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa
Kabupaten Parigi Moutong?
b. Untuk mengidentifikasi riwayat perkembangan motorik kasar pada
anak usia 13-24 bulan di Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa
Kabupaten Parigi Moutong?
c. Untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian Asi ekslusif
dengan perkembangan motorik kasar di puskesmas Desa paria
kecamatan taopa Kabupaten Parigi Moutong.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pendidikan keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan STIKes Widya
Nusantara dan dapat memperkaya bahan pengetahuan dan sumbangan
pemikiran tentang pengetahuan orang tua dalam pemberian ASI
dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di
desa paria kecamatan taopa kabupaten barigi moutong.
2. Bagi Orang Tua dengan Anak Usia 13-24 Bulan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan di jadikan tambahan pengetahuan tentang manfaat pemberian
ASI terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi.
3. Bagi Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data
dasar atau informasi awal bagi desa dan ibu-ibu tentang pentingnya
memberikan ASI ekslusif supaya kedepannya bisa menyusun program
untuk meminta pihak petugas kesehatan setempat agar secara berkala
melakukan penyuluhan kesehatan tentang pemberian ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep ASI
a. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah emulasi lemak dalam larutan protein
laktosa, dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar
payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bayi. Eksklusif
adalah terpisah dari yang lain, atau di sebut khusus11. adalah istilah
untuk cairan puti yang di hasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses laktasi12. Asimerupakan satu-satunya makanan alami
berasal dari tubuh yang hidup, disediakan untuk bayi sejak lahir
hingga usia 2 tahun atau lebih13.
b. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian
ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
14.
mengatakan ASI Esklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia tahun15. tahun pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim16.
c. Manfaat ASI Eksklusif
Memberikan ASI secara eksklusif berarti ke untungan untuk
semua, yaitu bayi akan lebih sehat, cerdas dan berkepribadian baik,
ibu akan lebih sehat dan menarik, perusahaan, lingkungan dan
masyarakat pun akan lebih mendapatkan keuntungan16. Manfaat
pemberian asi antara lain :
1) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Secara ilmiah bayi yang baru lahir mendapat
imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar tersebut
menurun dengan segera setelah melalui plasenta, tetapi kadar
tersebut menurun dengan segera setelah kelahiran. Badan bayi
dengan alamiah akan memproduksi imunoglobulin secara cukup
saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar
imunoglobulin dari ibu menurun dan yang di bentuk oleh bayi
belum mencukupi, terjadilah suatu kesenjangan immunoglobulin.
Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI. ASI
merupakan cairan yang mengandung zat anti bodi sehingga
menjadi pelindung untuk terpaparnya penyakit infeksi bakteri,
virus dan mikroorganisme lainnya.
2) ASI merupakan nutrisi yang terbaik
ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas
maupuin kuantitas. ASI merupakan sumber gizi yang ideal
dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Dengan melaksanakan tata cara
menyusui dengan tempat yang benar, produksi ASI sudah cukup
menjadi makanan tunggal untuk bayi hingga usia 6 bulan. Setelah
bayi berusia 6 bulan harus mulai di beri makanan pendamping
atau tambahan, tetapi ASI masih dapat di teruskan hingga usia 2
tahun atau lebih.
3) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusui akan merasakan kasih sayang dari ibunya. Ia juga akan
merasa nyaman dan tentram karena masih dapat mendengar detak
jantung ibunya yang telah ia kenal sejak berada didalam
kandungan. Perasaan disayangi dan terlindungi inilah yang akan
menjadi dasar spiritual dalam membentuk kepribadian percaya
dari yang baik serta perkembangan emosi bayi.
4) ASI mengembangkan kecerdasan
Perkembangan kecerdasan otak anak sangat berkaitan erat

dengan pertumbuhan otak. Faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan otak adalah nutrisi yang di terima oleh bayi saat

pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak berlansung

dengan cepat. ASI merupakan nutrein ideal dengan komposisi

yang tepat dan sesuai kebutuhan bayi serta mengandung berbagai

nutrein khususnya nutrein yang diperlukan bagi pertumbuhan

optimal bayi. ASI mengandung zat laktoferin yang mengikat ASI,

sehingga selama di usus tidak ada zat besi yang hilang.

d. Komposisi ASI
Komposisi ASI dibagi menjadi 3 macam17. Yaitu kolostrum.
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya
agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
Kolostrum adalah ASI yang dikeluarkan pada hari pertama sampai
hari ke tiga setelah bayi lahir. Manfaat kolostrum antara lain Sebagai
pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk
menerima makanan, Mengandung kadar protein yang tinggi terutama
gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh
terhadap infeksi, Mengandung zat antibodi sehingga mampu
melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka
waktu sampai dengan 6 bulan18.
1) Asi masa transisi
Asi masa transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum
yang dimulai dari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi.
2) Asi mature
ASI mature erupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar
hari kesepuluh sampai seterusnya, komposisi relatif konstan17.
e. Kandungan Nutrisi Dalam ASI

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrein. Yang

termasuk makro nutrein ada karbohidrat, lemak dan protein sedangkan

mikro nutrein adalah mineral dan vitamin. ASI hamie 90% mengandung

air. Komposisi dan volume nutrein bergantung pada kebutuhan bayi 19. Di

bawah ini akan diuraikan mengenai nutrisi yang terkandung dalam ASI :

1) Kabohidrat
Kabohidrat yang utama terkandung dalam ASI adalah laktosa
yang berfungsi untuk sumber energi dalam otak. Kadar laktosa pada
ASI lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan dengan susu formula atau
susu sapi. Kadar karbohidrat pada kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
meningkat terutama laktosa pada ASI trasansi (7-14 harisetelah
melahirkan). Sesudah melewati masa itu kandungan karbohidrat di
dalam ASI relatif stabil20.
2) Protein
Kadar protein dalam ASI cukup tinggi dan berbeda dengan protein
yang terdapat didalam susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih muda untuk di serap usus halus,
sedangkan casein lebih banyak di temukan pada susu sapi yang susah
untuk di cerna oleh usus halus. Kadar casein di dalam susu sapi
mencapai 80% dibanding ASI yang mengandung protein casein 20%.
Kadar beta laktoglobulin, yaitu fraksi dari protein whey tidak terdapat
di dalam ASI dan banyak terdapat pada susu sapi. Beta laktoglobulin
merupakan jenis protein yang dapat menyebabkan terjadinya alergi19.
Kualitas protein ASI juga dapat terlihat dari profil asam amini (unit
yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang
lebih lengkap di bandingkan susu sapi. Salah satunya yang berperan
pada perkembangan otak. Taurin ini juga sangat dibutuhkan oleh bayi
permatur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein
ini sangat rendah. ASI juga kaya nukleotida (berbagai jenis senyawa
organtik yang tersusun atas 3 jenis karbohidrat, nitrogen dan fodfat).
Selain itu kualitas jumlah nukletida ASI lebih tinggi dibandingkan
susu sapi. Nukleotida ini berfungsi untuk meningkatkan kematangan
dan pertumbuhan usus, meransang bakteri baik di dalam usus dan
meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh19.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkan di dalam susu
formula atau susu sapi. Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk
pertumbuhan otak pada masa bayi. Profil lemak dalam ASI dengan
susu formula. Lemak omega 3 dan 6 ditemukan di dalam ASI. Selain
itu juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang yaitu
ARA(Asam Arakidonat) dan DHA (Asam Dokosaheksanoik) yang
berperan pwnting pada perkembangan saraf dan retina mata, susu
fromula atau sapi tidak mengandung komponen tersebut, oleh karena
itu ditambahkan DHA fdan ARA. Tetapi sumber yang di tambahkan
di susu formula tidak sebagai yang terdapat didalam ASI. Jumblah
lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI
matang, tetapi mempunyai presentasi asam lemak rantai panjang yang
tinggi18.
4) Karnitin
Karnitin mempunyai peran dalam membantu proses
pembentukan energi yang di perlukan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh. Kosentrasi karnitin pada bayi yang mendapatkan
ASI lebih tinggi dibandingkan yang mendapat susu formula. ASI
mengandung kadar karnitin lebij timggi pada 3 minggu prttama
menysusi, bahkan didalam kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi20.
5) Vitamin
Vitamin dalam ASI lengkapn diantaranya vitamin A yang
terdapat di dalam kolostrum, vitamin E untuk ketahanan dinding sel
darah merah, citamin D untuk mencegah penyakit tulang dan
penyerapan kalsiaum, vitamin K untuk pembekuan darah, serta
vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, B1, B2, B6, B12 dan
vitamin C..
6) Mineral
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dari
pada susu formula. Kadar mineral di dalam ASI tidak dipengaruhi
oleh makanan yang di komsusmsi dan status gizi ibu. Mineral utama
yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang di butuhkan untuk
pertumbuhan jaringan otot dan rangka. Transmisi jaringan saraf, dan
pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari
pada susu formula tetapi tingkat penyerapan lebih tinggi. Penyerapan
kalsium ini di pengaruhi oleh kadar fosfar, magnesium,lemak dan
vitamin D. Perbedaan kadar lemak dan mineral diata dapat
menyebabkan perbedaan kadar lemak dan mineral diatas dapat
menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar
kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang
mengomsusmsi susu formula atau susu sapi. Bayi yang mendapat ASI
mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi.
Hal ini di sebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah
diserap, yaitu 20-50% dibandingkan 4-7% susu formula. Keadaan ini
tidak perlu di khawatirkan karena pada usia 6 bulan dapat di berikan
makanan padat yang mengandung zat besi20.
7) Enzim
Ensim yang terkandung dalam ASI adalam enzim lipase dan
amilase yang berfungsi untuk membantu pencernaan bayi.
8) Air
Air yang terkandung dalam ASI berfungsi untuk mencegah anak
mengalami dehidrasi19.
f. Cara Pemberian ASI

Menurut19 cara pemberian ASI pada bayi terbagi menjadi 8


diantaranya yaitu :
1) Cuci tangan dengan benar menggunakan sabun dengan air mengalir;

2) Keluarkan sedikit asi dan oleskan pada puting dan sekitar ereola;

3) Letakan bayi menghadap ke perut ibu/payudara;

4) Jika payudara terlalu besar, pegang payudara dengan ibu jari diatas

dan lainnya menopang bagian bawah;

5) Rangsang bayi untuk membuka mulut dengan menyentukan jari ke

sisi mulut;

6) Dekatkan kepala bayi ke payudara ibu dan masukan puting ke mulut

bayi;

7) Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong;

8) Keluarkan sedikit asi dan oleskan ke puting kemudian biarkan kering

dengan sendiri.

g. Faktor-faktor Pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada


bayi karena ASI mengandung kolostrum yang kaya enzim tersendiri yang
tidak akan mengganggu enzim di usus21. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Air akan antibodi untuk daya tahan
tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi. Selain itu, ASI juga
mengandung zat penyerap berupa Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI
yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
(kecuali obat, vitamin dan mineral).

Di Indonesia, pemerintah telah memprioritaskan program


pemberian ASI khususnya ASI eksklusif melalui Gerakan Nasional
Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) pada tahun 1990. Pada tahun 2012,
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerinah tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif (PP Nomor 33 Tahun 2012) yang mengatur tugas dan
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan
program ASI. Dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui, sampai
tahun 2013, telah dilatih sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan 415
orang fasilitator pelatihan konseling menyusui.

Cakupan ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai hasil yang


diharapkan yaitu sebesar 80%. Berdasarkan data Ditjen Gizi dan KIA
Kemenkes RI, cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional pada
tahun 2015 sebesar 55,7%. Sementara itu, persentase bayi baru lahir yang
mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 49.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa praktik IMD di Indonsesia masih belum maksimal.
Di Sulawesi Selatan, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6
bulan hanya sebesar 71.5% dimana cakupan tersebut masih kurang dari
target yang ditetapkan pemerintah21.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSIA Pertiwi Makassar


ditemukan sebesar 30.8% bayi tidak diberikan ASI eksklusif dalam satu
bulan pertama kehidupan dan persentase ibu yang tidak melakukan IMD
sebesar 59.6%22. Hal ini menunjukkan bahwa target pemberian ASI
eksklusif belum tercapai dan sebagian besar ibu tidak melakukan IMD.

faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI


eksklusif antara lain karakteristik ibu (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,
usia, paritas dan etnis), karakteristik bayi (berat lahir dan kondisi
kesehatan bayi), lingkungan (keyakinan, dukungan keluarga, tempat
tinggal dan sosial ekonomi) dan pelayanan kesehatan (pemeriksaan
kehamilan, konseling laktasi, tempat persalinan, penolong persalinan dan
kebijakan). Semua faktor tersebut memiliki kontribusi tersendiri dalam
terciptanya perilaku yang diharapkan dalam pemberian ASI eksklusif.
Proses pemberian ASI pada prinsipnya ditentukan oleh tingkat
pengetahuan seorang ibu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang
tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap orang
tersebut23.
Kondisi psikis ibu sangat berpengaruh dalam produksi ASI.
Kondisi psikis seperti kelelahan, ketidaknyamanan, dan nyeri merupakan
kondisi psikis yang sering ditemukan setelah persalinan khususnya
persalinan dengan operasi caesar24. ibu yang bersalin normal (pervagina)
lebih cepat melakukan mobilisasi dini post partum sehingga dapat
memungkinkan ibu untuk merawat bayinya sendiri khususnya dalam
menyusui.

2. Pengertian Motorik Kasar

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan


otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar
diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga
dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada
motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda
yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum
mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik
halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain25.

Berpen dapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan


yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot
tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.25. bahwa aktivitas yang
menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non
lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non
lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat
lain. Contoh, mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan
lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat
lain. Contohnya, berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan
gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda.
Contohnya, melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar


adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan
mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan
dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena
bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang
bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat,
mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya,
kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh
seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam
penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian
tubuh anak seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam
menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat berjalan di atas
papan titian.

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan yang


berkaitan dengan perkembangan otot otot kasar anak, seperti berjalan,
berlari, melompat, meloncat, merangkak, dan lain lain. Santrock
mendefinisikan keterampilan motorik kasar sebaga keterampilan motorik
yang melibatkan aktivitas otot yang besar, seperti berjalan. Kemampuan
motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otot otot besar pada
tubuh seorang anak26.

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak


yaitu perkembangan sistem saraf, kondisi fisik, motivasi yang kuat
lingkungan yang kondusif, aspek psikologis, usia , jenis kelamin, bakat
dan potensi, faktor bawaan, faktor nutrisi salah satunya yaitu ASI ekslusif
dan kualitas anak27.

Angka kejadian di Indonesia 16% balita mengalami gangguan


perkembangan motorik kasar maupun perkembangan motorik halus,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan berbicara.
Pada tahun 2014 menjadi sekitar 35,4 % penyimpangan perkembangan
meliputi penyimpangan dalam motorik kasar, motorik halus, serta
penyimpangan emosional28.

a) Unsur-unsur Keterampilan Motorik Kasar


Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda
tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar
unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam
kebugaran jasmani pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas
(2008: 1) bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang
saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan
kontrol motorik.
b) Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan
tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini.
Apabila anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat
melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti: berlari,
melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong.
c) Koordinasi adalah keterampilan untuk mempersatukan atau
memisahkan dalam satu tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa
gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dengan
sistem syaraf. Sebagai contoh: anak dalam melakukan lemparan harus
ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan
baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan
mudah, lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol
dengan baik.
d) Kecepatan adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelentukan
dalam satuan waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditempuh anak
dalam melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh
anak, maka semakin tinggi kecepatannya.
e) Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan
tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk
yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk
kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat.
Keseimbangan dinamis adalah keterampilan untuk menjaga
keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan dinamis adalah
penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen
keseimbangan kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak
individu
f) Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik
lain. Misalnya: bermain menjala ikan, bermain kucing dan tikus,
bermain hijau hitam semakin cepat waktu yang ditempuh untuk
menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka semakin tinggi
kelincahanya.
g) Dengan demikian unur-unsur yang diterapkan dalam kegiatan bermain
papan titian meliputi: kekuatan, koordinasi dan kesimbangan. Unsur-
unsur tersebut dibutuhkan anak pada saat melakukan aktivitas berjalan
di atas papan titian.
3. Manfaat motorik kasar

Awal pertumbuhan dan perkembangan anak di tahun pertama


sangat menakjubkan, yakni dari seorang bayi yang tak berdaya ketika
lahir, akan memilikisejumlah kepandaian dan perubahan-perubahan yang
sangat cepat. Pada awal gerak bayiyang kecil memang hanya mampu
menggerakkan kepala, tangan, dan kakinya saja, saatitu reflek tubuhnya
yang bekerja sempurna. Reflef merupakan gerak awal yang ada padabayi
sebelum dan sesudah dilahirkan yaitu gerakanpgerakan yang terjadi secara
tanpa disadari.

Proses motoris terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, syaraf dan
otak dan juga otot sehingga terjadi gerakan baik gerak reflek atau gerak
tak disadari maupun yang disadari. Saraf motoris atau dikenal dengan
saraf eferen dengan dendrite akan menuju keotot. Jika impuls listrik
sampai ke otot , maka ujung akson mengeluarkan zat kimia,sehingga otot
berkontraksi dan terjadi proses motori

Proses perkembangan motorik anak harus melalui tahap-tahap yang


sesuai dengan umur . Tahap-tahap motorik merupakan dasar kemampuan
motorik selanjutnya yang lebih kompek. Jika keterampilan motorik dasar
matang , maka motorik lain yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan
oleh anak. Dampak apabila tahapan motorik dasar tidak terlalui, anak tidak
mempunyai konsepsi motorik yang dasar, sehingga tidak bisamenyadari
gerak yang seharusnya,

Tahap perkembangan adalah tahap-tahap yang harus dilalui bayi


dalam proses perkembangan motorik sesuai dengan umur dan harus
melalui prinsip perkembangan motorik yang benar. Sedangkan
perkembangan motorik yang dimaksud dengan perkembangan motorik
adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak yang
dikoordinasi oleh saraf, pusat saraf dan otot. Secara umum perkembangan
motorik dibagi enjadi dua yaitu motor kasar dan motor halus.

Motor kasar adalah bagian dari aktivitas motor yag melibatkan


keterampilan otot otot besar atau kasar. Kemampuan menggunakan otot-
otot besat bagi anak merupakankemampuan gerak dasar.kemampuan gerak
dasar dibagi menjadi empat kategori yaitu blokomotor, nonlokomotor,
manipulatif, dan koordinasi. Kemampuan lokomotor adalah kemampuan
yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat
lain,contoh gerakan antara lain adalah lompat, loncat, berjalan, berlari,
skiping. Kemampuan nonlokomotor adalah gerak berpijak tetap atau
dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, gerak
nonlokomotor seperti menekuk, meregang, meliuk, bergoyang, mengeper,
mengulur dan masih banyak yang lain. Kemampuan manipulatif adalah
kemampuan gerak menggunakan alat sebagai obyek kemampuan gerak ini
dikembangkan ketika anak sedang menguasai beberapa obyek. Contoh
gerak manipulatif antara lain menendang, melempar, menangkap,
memukul dll, dalam kemampuan gerak manipulatif lebih banyak
melibatkan tangan dan kaki, akan tetapi bagian lain dari tubuh juga dpat
digunakan, dan gerakan manipulatif terjadi pada tahun pertamausia anak.

Perkembangan gerak pada anak diawali dengan gerak relek, yaitu


gerakan- gerakan yang terjadi secara tidak disadari. Gerak reflek terjadi
pada waktu prenatal sampai anak usia kurang lebih 3 bulan, gerak yang
paling dominant saat bayi masih dalam kandungan.. Ini adalah gerakan
diluar kesadaran si bayi, tidak terkoordinasi dan merupakan gerak
primitive, Setelah gerak reflek berkurang maka akan berkembang menjadi
gerak sederhana dan akan menjadi gerak kasar atau gerak yang
menggunakan otot-otot besar.Macam-macam gerak reflek pada bayi usia
13-24 bulan adalah sebagai berikut.

a. Reflek hisap, Relek ini terjadi saat ibu meyentuh pipi si bayi maka anak
tersebut akan mencari atau akan melakukan gerakan hisap
b. Reflek genggam: Bila disodorkan jari telunjuk pada bayi, maka akan
menggengaam jari tersebut dengan sangat kuat, bila ditarik bayi tidak
akan melepaskan genggamannya
c. Reflek leher( Tonic neck reflex ), Pada posisi telentang, bila keala bayi
menoleh kesatu sisi maka terjadi ekstensi atau peningkatan tonus
( kekuatan otot ) pada lengan dan tungkai sisi tersebut
d. Rooting reflex, apabila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh kearah
stimulus dan mulut terbuk

Ada satu reflek lain yang diperlihatkan bayi pada minggu-minggu


pertama kehidupannya, yaitu reflek moro. Reflek ini berbeda dengan reflek
yang lain yang termasuk katergori gerakam motor, reflek mororini menurut
para ahli sebetulnya reaksi emosional yang timbul dari kemauan atau
kesadaran bayi. Reflek moro timbul kalau bayi dikagetkan secara tiba-tiba
atau mendengar suara keras, bayi melakukan gerak reflek, yaitu
melengkungkan badan ( bagian punggung ) dan mendongakkan kepala ke
depan. Reaksi sesaat ini biasanya didiringi dengan tangisan yang keras.
Tetapi tidak perlu dikawatirkan karena reflek moro akan hilanng dengan
sendirinya dalam waktu yang tidak lama.

4. Tahap-tahap gerak bayi.

Pada usia ke 3 dan ke 3 gerak reflek bayi akan mulai menghilang


atau dengan lebih tepat berkurang, selanjutnya akan muncul gerak
sederhana atau gerak motorik kasar. Gerak setelah gerak reflek lebih
terarah, seperti dapat dilihat pada gerakan otot lehernya. Bayi selanjutnya
bisa mengangkat kepala, bisa didudukkan, masa ini bayi sudah bisa
menegakkan kepala. Dengan berkurangnya gerak reflek maka aktivitas
anak makin bervariasi, pada usia 4 bulan anak sudah bisa tengkurap dan
telentang, menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu
pada lengan. Pada bulan ke 5 gerak anak semakin bervariasi,otot leher
dan otot lengan semakin kuat. Masa ini anak sudah pandai berputar
dengan menggunakan tangannya, Ketika diletakkan terlentang ia
menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling membalikkan
badannya. Bukan hany berguling tetapi kaki mulai semakin lincah
beraktivtas, sering menndang, menggeserka kaki dan mendorong-dorong
kakinya. Seiring dengan makin aktifnya gerakan kaki sikecil, otot leher
dsn punggungyapun menjadi lebih kuat.

Mulai usia 6 bulan bayi mulai belajar duduk tanpa pegangan,


walaupun kadang-kadang masih butuh bantuan. Bulan ke 7 muncul
kepandaian lain yang dapat membuat orang tua kadang merasa frustasi,
karena pada umur ini anak mulai senang melempar dan menjatuhkan
mainan atau benda-benda yang ada di sekitarnya, Terkadang anak
menagis karena tidak dapat menemukan benda yang dapat dijatuhkan
atau dilemparnya. Kesenagan baru anak mengkin membuat merasa
melelahkan, karena setiap kali harus memungut benda yang dibuangnya
seketika itu pula melemparkannya lagi. Tetapi harus diingat bahwa
kegiatan ini merupakan saat perkembangan persepsi motorik tentang tata
ruang. Umur 7 bulan anak mulai senang mengangkat dan menurunka
pantat serta punggungnya, keterampilan kakinya juga sudah lebih baik,
misalnya saat anak diberdirikan di pangkuan maka anak akan meloncat-
loncat gembira dan menggoyang-goyangkan ke dua kakinya. Merangkak
merupakan aktivitas menonjol yang banyak mendapat sorotan dari orang
tua, pada umur 8 bulan anak mulai bisa merangkak dan atau mengesot
sepanjang lantai. Kepandaian merangkak membuat anak senang berjalan
kesana-kemari. Selain itu otot punggung dan bahu anak sudah semakin
terkontrol, oleh karena itu anak sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan
orang lain. Selain duduk tanpa bantuan umur ini anak mulai mulai
senang mengangkat dan menurunka pantat serta punggungnya,
keterampilan kakinya juga sudah lebih baik, misalnya saat anak
diberdirikan di pangkuan maka anak akan meloncat-loncat gembira dan
menggoyang-goyangkan ke dua kakinya.

Merangkak merupakan aktivitas menonjol yang banyak mendapat


sorotan dari orang tua, pada umur 8 bulan anak mulai bisa merangkak
dan atau mengesot sepanjang lantai. Kepandaian merangkak membuat
anak senang berjalan kesana-kemari. Selain itu otot punggung dan bahu
anak sudah semakin terkontrol, oleh karena itu anak sudah bisa duduk
sendiri tanpa bantuan orang lain. Selain duduk tanpa bantuan umur ini
anak mulai dapat menarik tubuhnya ke dakam posisi berdiri. Dengan
latihan berdri sendir sebetulnya melatih perkembangan otot tungkainya,
sehingga pada masa ini anak senang menggoyang-goyangkan tubuhnya
ke depan dan ke belakang, kekuatan ototnya akan membantu merangkak
dengan cepat.

Merangkak sebagai fase yang sangat istimewa karena sangat kaya,


fase ini adalah masa charger di otak kanan dan kiri. Apabila anak
melalui fase ini dengan baik maka konsepsi dari kematangan gerak ( otak
kanan, kiri, jembatan otak, otak kecil ) akan lebih baik. Keadaan normal
yang biasanya fase merangkak lebih lama dari fase pekembangan
motorik yang lain, maka orang tua jangan terlalu mengkhawatirkan
apabila anak pada usia 11 bulan masih merangkak. Yang terpentig anak
diberi kebebasan melakukan aktivitas motorik agar berkembang dengan
baik, singkirkan benda-benda membayakan, dan penuhi fasilitas yang
mendukung kematangan geraknya.

Tahap berikutnya, anak berlatih berdiri dengan ke dua tangannya,


bertumpu pada kursi, meja atau perabot rumah tangga lainnya yang
dapat menahan berat badannya. Bisa dilihat ketika anak tengkurap dan
merangkak, ke dua tangannya akan berusaha memegang meja atau kursi
kecil, kemudian sambil berpegangan secara perlahan akan mengangkat
tubuhnya untuk berdiri. Dari berdiri anak mulai dapat duduk sendiri
tanpa bantuan. Tahap meramba, Jika sudah pandai berdiri sambil
berpegangan, ke dua tangan bertumpu akan bergeser ke samping, diikuti
oleh kakinya, tetapi di usia ke 8 bulan anak belum mampu untuk duduk
kembali tanpa bantuan.

Pada usia 9 bulan keterampilan anak dalam berjalan sudah mulai


baik, apabila dipegang ke dua tangannya anak akan berlatih menapakkan
serta melangkahkan ke dua kakinya. Pada saat anak semakin aktif
melatih otot-otot kakinya maka dengan cepat bisa berjalan. Seiring
dengan latihan jalan anak juga semakin bergaya memperlihatkan
kepandaian merangkak yang sudah ditunjukkan di usia yang ke 8 bulan.
Menjelang usia satu tahun kepandaian serta keterampilan anak semakin
berkembang. Tonggak kepandaian motor kasarnya yang paling menonjol
pada usia ini, adalah semakin mahirnya anak melangkahkan kakinya.
Anak semakin rajin melangkahkan kakinya ke samping berpegangan
pada perabot rumah tangga, jatuh bangun adalah hal yang lumrah biasa
dialami oleh anak pada masa ini, karena usia ini anak bisa
mengoptimalkan kemampuan jalannya, maka di lingkungan sekitar anak
beraktivitas harus dalam keadaan aman dan terjaga.

Menjelang umur 10 bulan anak sudah dapat duduk tapa bantuan,


denga menggunakan kekuatan otot lengan dan bahunya anak mulai
mampu membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri. Semua keterampilan
ini bisa dilakukan bayi karena ana semakin pandai mengontrol otot
punggung dan bahu. Selain membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri
anak juga senang melakukan aktivitas bangkit dari duduk untuk kemudia
duduk kembali.

Mulai usia ke 11 bulan, yang paling menonjol adalah kemampuan


motor kasar anak, yaitu dapat berdiri sendiri dalam waktu kurang lebih 2
detik. Pada saat ini ana sudah mulai senang berdiri tanpa bantuan orang
lain. Hal ini terjadi karena control dirinya tentang keseimbangan
semakin berkembang baik, sehingga anak membuat terbiasa derdiri di
atas kakinya. Dalam melakukan aktivitas berlatih berdiri tanpa bantuan,
anak akan meluruskan tungkainya dari posisi tengkurap atau duduk.
Kemudian anak akan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada ke
dua telapak tangannya. Kesenangan barunya ini membuat anak malas
untuk duduk kembali, kalaupun ingin kembali ke posisi duduk anak akan
berpegangan pada meja. Lagi pula anak sudah dapat berdiri tegak dan
dilanjutkan dengan berjalan dua tiga langkah yang akan dicobanya lagi
terus menerus untuk meyakinkan dirinya, bahwa anak mulai dapat
menapak dunia tanpa bantuan siapapun. Selain anak sudah bisa berdiri
sendiri akan suka memanjat, anak akan mencoba memanjat barang-
barang yang tampaknya menarik untuk didaki , seperti meja, kursi dan
tangga. Jika menemukan barang yang dapat dipanjat dengan lincah anak
akan memanjatnya, masa ini anak tidak boleh ditinggal atau tanpa ada
pengawasan.

Memasuki usia 12 bulan , sebagian besar anak telah siap untuk


jalan walaupun kelihatan masih limbung, berjalan merupakan
pengalaman baru yang amat mengasikkan bagi anak. Akan tetapi kadang-
kadang anak memilih merangkak ketika bermain, karena dengan
merangkak anak lebih mudah beraktivitas dan membuat bergerak lebih
cepat. merupakan aktivitas yang menakjubkan karena masa ini dianggap
oleh banyak sebagai satu tonggak bersejarah dalam perkembangan fisik
anak. Bisa berjala merupakan pencapaian puncak dari aktivitas motorik
kasar anak. Tahap-tahap motori merupakan dasar kemampuan motorik-
motorik yang lain, apabila keterampilan moori dasar anak sudah matang
maka motorik lain yang lebih rumit tinggal sedikit tahapnya Jika tahap
motorik dasar tidak dilalui secara bertahap atau berurutan maka akan
terjad hambatan dalam perkembangan motoriknya dan anak tidak
mungkin akan mencapai k tahap yang lebih komplek. Dampak apabila
tahapan motorik dasar tidak terlalui adala anak tidal akan mempunyai
konsepsi motorik dasar, sehingga tidak bisa menyadar geraknya.
Perkembangan selanjutnya setelah bertambah usia akan mempengaruhi
pad kecerdasan emosi, kecerdasan mental anak dan kemungkinan jangka
panjang anak secar kecerdasan IQ bagus, tetapi kecerdasan EQ
terhambat.

5. Penilaian motorik kasar

Perkembangan motorik kasar pada masa bayi menjadi prioritas


tugas perkembangan dan pada umumnya dipengaruhi oleh kematangan
fisik anak usia bayi. Namun demikian, stimulasi yang lebih intensif dan
tepat perlu diberikan, sehingga terjadi peningkatan persentase anak usia
dini yang mencapai perkembangan fisik motorik secara optimal. Anak
bertumbuh dan berkembang secara progresif. Bayi lahir,
mengembangkan gerak refleks, lalu menuju pada gerak yang
terkoordinasi, mulai berguling, duduk dan berjalan. Inilah yang disebut
sebagai tonggak-tonggak perkembangan (milestones development).
Sebagian besar anak, belajar untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
usianya, akan tetapi terdapat pula beberapa pengecualian pada beberapa
anak yang lain. Oleh karena usia sangat terkait dengan perkembangan,
maka tonggak-tonggak perkembangan seharusnya digunakan hanya
sebagai pedoman umum.

Kecakapan motorik kasar adalah kecakapan yang digunakan untuk


menggerakkan seluruh tubuh, lengan, dan kaki, dan yang termasuk di
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung lebih
cepat dibandingkan dengan anak yang lebih tua. Walaupun terdapat
urutan yang bersifat universal dalam perkembangan anak, tetap
ditemukan adanya perbedaan individual dari satu anak ke anak yang lain.
Ada anak yang berkembang sesuai dengan developmental milestones
yang harus dicapainya, namun ada pula yang berkembang lebih cepat
atau bahkan lebih lambat. Hal itu menunjukkan bahwa ada faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalamnya seperti
berlari, melompat, berjalan dan keseimbangan. Perkembangan kecakapan
ini dimulai sejak anak berada dalam kandungan dan berlanjut sepanjang
kehidupan. Perkembangan motorik kasar secara umum saling
berhubungan antara satu sama lainnya, dan saling mendukung antar tahap
perkembangan, sehingga apabila ada tahap perkembangan yang
menyimpang atau terlambat, maka kecakapan yang lebih tinggi juga akan
mengalami keterlambatan atau bahkan tidak berkembang. Pada masa
bayi, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat pesat dari
bulan ke bulan. Banyak gerakan yang dibuat pada bulan-bulan pertama
kehidupan adalah gerakan refleksif. Refleks merupakan respons stereotip
terhadap rangsangan tertentu dan dilakukan tanpa keterlibatan otak yang
mengendalikan kesadaran. Refleks pertama, yang dikenal sebagai
‘primitive’ reflex (refleks janin), seperti memegang benda-benda yang
tersentuh oleh bayi dan refleks mengisap, secara bertahap diambil alih
oleh otak, berkembang dalam enam bulan pertama kehidupan akan
terintegrasi menjadi ‘postural’ reflex. Refleks integrasi memberikan
dasar untuk kontrol sadar postur, keseimbangan dan koordinasi dalam
lingkungan berbasis gravitasi.

Jika transisi dari refleks janin ke refleks integrasi tidak selesai


dalam tiga setengah tahun pertama kehidupan, anak akan mengalami
masalah dengan keseimbangan dan koordinasi. Keseimbangan dan
refleks menghisap, misalnya, dapat mengganggu perkembangan bicara
yang jelas sebagai kontrol dari otot-otot di bagian depan mulut yang
terpengaruh dan posisi lidah. Refleks menggenggam dapat
mempengaruhi genggaman pensil ketika mencoba untuk menulis karena
ibu jari terkait di bawah jari-jari ketika pena atau pensil ditempatkan di
antara jempol dan telunjuk.

Refleks lain yang terhubung ke fungsi mekanisme keseimbangan


mempengaruhi aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. Mekanisme
keseimbangan yang terletak di telinga bagian dalam terhubung ke pusat-
pusat di otak yang terlibat dalam pengendalian tubuh, gerakan mata dan
regulasi serta modulasi output gerak.

Agar mekanisme tubuh berfungsi dengan baik, keseimbangan juga


diperlukan guna memahami sensasi arah refleks tonik leher asimetris
yang dapat mempengaruhi tulisan tangan, gerakan mata horizontal dan
pengembangan lateralitas (penggunaan dari sisi yang sama untuk mata
kaki tangan, dan telinga). Refleks tonik leher simetris mempengaruhi
koordinasi antara bagian atas dan bawah tubuh, berhubungan dengan
sebagian otot dan sering dapat dilihat pada anak yang memiliki postur
duduk yang buruk dan yang cenderung merosot di meja saat menulis.

Jika pernah melihat bayi di tempat tidur, maka dapat dilihat bahwa
bayi melakukan sedikit goyangan yang merupakan gerakan ritmis.
Gerakan-gerakan yang terprogram dalam otak bayi (refleks primitif) dan
sangat penting untuk perkembangan otak yang sehat. Semua bayi lahir
dengan refleks primitif. Refleks primitif adalah segala faktor yang
membuat bayi mulai mengangkat kepalanya, berguling, meletakkan
segala sesuatu di mulutnya, batu di tangan dan lutut, merangkak, dan
akhirnya berjalan. Kadang-kadang bayi melewatkan salah satu tahap
perkembangan, yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu program stimulasi yang tepat,
sehingga tidak ada tahap perkembangan yang terlewatkan, atau bahkan
bila ada yang terlewatkan maka dapat segera diintervensi secara dini.

Program stimulasi yang tepat menuntut pengetahuan dan


keterampilan yang komprehensif pada orang dewasa yang terkait dengan
anak, sehingga perlu adanya pengembangan program disertai dengan
panduan yang dapat digunakan secara praktis di lapangan. Panduan
tersebut dapat digunakan oleh pendidik, orangtua atau orang dewasa lain
yang terhubung dengan anak, yang pada akhirnya, dapat mengantarkan
pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik anak secara optimal sesuai
dengan usia dan tahap perkembangan anak. Berikut ini disajikan secara
ringkas indikator dan program stimulasi yang dapat diberikan kepada
bayi, sehingga motorik kasarnya dapat berkembang sesuai dengan usia.
Program stimulasi yang diberikan disesuaikan dengan indikator
perkembangan motorik kasar pada bayi, dan ketercapaiannya pada setiap
anak sangat bervariasi, tergantung dari kondisi awal dan stimulasi yang
diberikan, serta nutrisi, pertumbuhan dan kesehatan anak..

Perubahan ukuran, bentuk, dan kekuatan otot mendukung


perubahan besar pada kemampuan motorik kasarnya. Ketika tubuh
bergerak maka akan tertumpu pada tubuh bagian bawah. Sebagai
hasilnya, keseimbangan meningkat secara drastis yang membuka jalan
untuk perkembangan otot.

Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age


appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap
kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan
sendirinya anak akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk
dilakukan. Misalnya seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk
sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah
kursi.

Sistem dalam tubuh berbeda sesuai dengan keunikannya, secara


perlahan akan membuat suatu sistem dalam pertumbuhannya.
Pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi oleh penyerapan gizi yang baik,
sedangkan penyerapan gizi didalam tubuh sangat dipengaruhi oleh sistem
kelenjar getah bening yang diproduksi oleh tubuh. Seperti kita ketahui
bahwa kelenjar getah bening ini tumbuh dengan sangat pesat pada masa
bayi dan masa usia dini, kemudian jumlah pertumbuhannya berkurang
pada usia remaja. Sistem kelenjar getah bening ini juga membantu
melawan infeksi, dengan demikian juga akan membantu menjaga daya
tahan tubuh.

Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung


sangat pesat dari bulan ke bulan. Pada aspek fisik-motorik, bayi antara
lain mulai dapat menegakkan kepala, membuka-tutup jari-jari tangannya
(tidak selalu dikepal), menghisap ASI dan melihat ke sekeliling pada
usia 1 – 3 bulan. Selanjutnya, pada usia 4 – 6 bulan, bayi antara lain
sudah dapat menegakkan kepala dengan baik, berguling, mulai
memasukkan objek ke dalam mulut dan memegang mainan dan botol
susu. Pada usia 7 – 9 bulan, bayi antara lain sudah dapat duduk tanpa
bantuan, merangkak, secara aktif menggapai mainan. dan memegang
benda kecil dengan cara menjumput . Akhirnya, pada usia 10 – 12 bulan,
beberapa keterampilan motorik yang sudah dikuasai baik adalah dapat
mengambil mainan yang dijatuhkan, berjalan dengan bantuan29

B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin peneliti amati maupun yang diukur melalui penelitian
yang akan dilakukan nantinya. Menurut pendapat Sugiyono kerangka
konsep akan menghubungkan setiap konsep secara teoritis antara dua
variable yaitu vaiabel independen dan variable dependen.
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini yaitu Hubungan Riwayat
Pemberian Asi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 13-
24 Bulan Di Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong
sebagai berikut :
ASI EKSLUSIF
HUBUNGAN RIWAYAT
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
DENGAN
PERKEMBANGAN
MOTORIK KASAR PADA Motorik Kasar Anak
ANAK USIA 12-24 BULAN

4. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan riwayat pemberian asi ekslusif dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa
paria kecematan taopa kabupaten parigi moutong
Ha: ada hubungan riwayat pemberian asi ekslusif dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa
paria kecematan taopa kabupaten parigi moutong.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini berjenis kualitatif korelasi di mana peneliti yang


mencoba mencari hubungan antar variabel dan seberapa besar hubungan
yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan potong
lintang(cross sectional) yaitu pendekatan yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel bebas dan terikat hanya satu kali pada
satu saat dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner30.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini di lakukan di Posyandu Elang Desa Paria Kecamatan


Taopa pada tanggal 29 september – 2 oktober 2020 karena
mengikuti kelender pendidikan dari STIKes Widya Nusantara
Palu.
C. Populasi Penelitian Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan objek/subjek secara keseluruhan yang


ditetapkan penelitian33. Populasi dalam penelitian ini ibu yang memiliki
anak usia 13-24 bulan di posiyandu elang di kecamatan taopa
kabupaten parigi moutong.
2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang


dimiliki oleh populasi, atau beberapa dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur atau cara tertentu sehingga dapat mewakili
populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
yaitu teknik Probability sampling dengan menggunakan pendekatan
proportionate stratified random sampling. Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel32. Penentuan jumlah atau besar sampel pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai
berikut

Keterangan :
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir (presentase kelonggaran yang digunakan
yaitu e= 0,1 atau 10%)

N
n= 2
1+ N ( e )
N
n=
1+ 60(0.1)²
60
n=
1+ 60(0.01)
60
n = x= = 38 Anak
1,6
dari hasil perhitungan diatas besar sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu 38 anak.
D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen adalah variabel yang telah ada digunakan

sebagai ukuran, yang mempengaruhi faktor-faktor yang diukur oleh


peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati.

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab dari timbulnya

variabel terikat (dependen)31. Variabel independen utama pada

penelitian ini adalah riwayat pemberian asi.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas32.. Dalam penelitian ini

variabel terkaitnya adalah perkembangan motorik kasar pada anak usia

13-24bulan.

E. Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah unsurpenelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam

penelitian secara operasional untuk mempermudah dalam membaca makna

penelitian30.

1. Pemberian Asi ekslusif

Definisi : ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan

lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanann tambahan

lain.dan non ekslusif adalah pemberian asi dengan menggunakan

tambahan atau yang biasa di sebut MP ASI, kurangnya pengetahuan

pemahaman tentang ASI dan pengaruh promosi susu formula.

Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Mengisi kuesioner

Skala ukur : Nominal


Hasil ukur: Di berikan ASI ekslusif

Tidak di berikan ASI ekslusf

2. Perkembangan Motorik Kasar

Definisi : Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang

menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota

tubuh motorik kasar di perlukan agar anak dapat duduk,menendang

berlari naik turun tangga dan sebagianya.

Alat ukur :KPSP

Hasil ukur: 1. sesuai ( jika semua bisa dilakukan)

2 tidak sesuai (jika ada salah satu yang tidak bisa di lakukan)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh responden.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang dapat mengatur variabel yang

diukur sehingga memiliki makna dalam pengujian hipotesis penelitian.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui responden pada penelitian data
primer yang digunakan, yaitu dengan cara observasi adalah pengamatan
secara cermat untuk mengetahui secara langsung kepada responden.
Penelitian ini melakukan observasi kepada anak yang berkunjung ke
posyandu.

b. Data Sekunder
Data atau informasi yang telah tersedia dari hasil pengumpulan
data untuk keperluan tertentu, yang dapat digunakan sebagian atau
seluruhnya sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini data
sekunder di ambil diposiyandu elang desa paria.
H. Analisa Data

Analisa data adalah sebuah proses setelah seluruh data dari

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data

merupakan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, kemudian mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden,menyajikan data tiap variabel yang dteliti, melakukan

perhitungan dalam menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan dalam menguji hipotesis yang telah ditemukan32. .Analisa

statistik yang digunakan antara lain :

1. Analisa Univariat
Analisis univariat atau analisis diskripstif adalah analisis yang
menggambarkan suatu data yang akan di buat baik sendiri maupun
kelompok dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya
untuk mengetahui karateristik responden33.
2. Analisa Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel.

Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel

pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas). Dalam

penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

riwayat pemberian asi ekslusif dengan perkembangan motorik kasar

pada anak usia 13-24 bulan didesa paria kecamatan taopa kabupaten

parigi moutong. Adapun uji yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

Uji Chi Square dengan rumus sebagai berikut :


X 2 = ∑ ¿¿
Keterangan :
X2 = nilai chi-square
fo = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency)
fe = frekuensi yang diharapkan (expected frequency)
Dasar pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan perbandingan Chi Square

hitung dengan Chi Square tabel sebagai berikut

a. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel maka hipotesis
penelitian (Ho) diterima.
b. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel maka hipotesis
penelitian (Ho) ditolak.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan tingkat
signifikansi (nilai α) sebesar 95%:
a. Jika nilai probabilitas > α (0,05) maka hipotesis penelitian (Ho)
diterima.
b. Jika nilai probabilitas ≤ α (0,05) maka hipotesis penelitian (Ho)

ditolak.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Tempat Penelitian

Posyandu elang di Desa paria kecamatan taopa kabupaten parigi


moutong provinsi Sulawesi tengah berada di Dusun III Desa Paria.
Jumblah kader di posyiandu elang adalah sebayak 8 orang.
Posiyandu cempaka Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi
Moutong merupakan posiyandu di bawah binaan Desa paria berada di
wilayah kecamatan taopa kabupaten parigi mouton dengan batasan-batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara, batasan dengan desa taopa induk
b. Sebelah timur, berbatasan dengan desa gio
c. Sebelah selatan, berbatasan dengan desa tompo
d. Sebelah barat, berbatasan dengan desa taopa barat
Luas wilayah Desa taopa memiliki luas yang secara adminiistrasi
pemerintah pemerintahan sekarang terdiri dari 11 desa dan desa paria ada
4 dusun, termasuk dusun III desa paria dimana posiyandu elang
dilaksanakan pada tanggal 14 setiap bulan. Data anak dalam posiyandu
yang hadir 60 anak.
B. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik
a. Usia
Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan usia responden

Data Umum £ %
Remaja Akhir (17-25 Tahun) 23 60.5%
Dewasa Awal (26-35 Tahun) 15 39.5%
Total 38 100.0%
Sumber : Data Depkes 2009
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan data karakteristik responden
berdasarkan usia yaitu remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 23 dengan
presentase 60.5% dan dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 15 dengan
presentase 39.5% dari jumlah 38 responden.
b. Pendidikan
Tabel 4.2 karakteristik berdasarkan pendidikan

Data Umum £ %
SD 19 50.0%
SMP 14 36.8%
SMA 5 13.2%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan data karakteristik responden
berdasarkan pendidikan SD yaitu sebanyak 19 orang dengan presentase
50.0%, SMP yaitu sebanyak 14 orang dengan presentase 36.8%, SMA 5
orang dengan presentase 13.2% dari jumblah 38 responden.
c. Pekerjaan
Tabel 4.3 karakteristik berdasarkan pekerjaan

Data Umum £ %
IRT 36 94.7%
Wirasuasta 2 5.3%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan data karateristik res[onden
berdasarkan pekerjaan IRT yaitu sebanyak 36 orang dengan presentase
94.7%, wirasuwasta yaitu sebanyak 2 orang dengan presentase 5.3%
dari jumblah 38 responden.
d. Usia Anak
Tabel 4.4 karakteristik berdasarkan usia anak

Data Umum £ %
12 Bulan 8 21.1%
15 Bulan 7 18.4%
18 Bulan 4 10.5%
21 Bulan 8 21.1%
24 Bulan 11 28.9%
Total 38 100.0%
Sumber : data depkes 2015
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan data karateristik responden
berdasrkan usia anak 12 bulan sebanyak 8 anak dengan presentase
21.1%, umur 21 bulan sebanyak 8 anak dengan presentase 21.1%, umur
24 bulan sebanyak 11 anak dengan presetase 28.9% dari jumlah 38
responden.
e. Jenis Kelamin
Tabel 4.5 karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Data Umum £ %
Laki-laki 11 28.9%
Perempuan 27 71.1%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.5 memperlihatkan data karasteristik responden


berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 anak dengan presentase
28.9%, perempuan 27 anak dengan presentase 71.1% dari jumblah 38
responden.
2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat gabran distribusi frekuensi dari
setiap variable. Distribusi frekuensi masing-masing variabel dapat diliat
pada tabel berikut:
a. Pemberian ASI ekslusif
Tabel 4.6 frekuensi berdasarkan pemberian ASI ekslusif

Pemberian ASI Ekslusif £ %


Di berikan ASI ekslusif 21 55.3%
Tidak di berikan ASI ekslusif 17 44.7%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan data dari tabel 4.6 menunjukkan dari total 38
responden berdasarkan pemberian ASI ekslusif didapatkan sebanyak
21 orang anak diberikan ASI ekslusif dengan presentase 55.3%.
b. Perkembangan metorik anak
Tabel 4.7 frekuensi berdasarkan perkembangan metorik anak

Perkembangan metorik anak £ %


Sesuai 23 60.5%
Tidak Sesuai 15 39.5%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasar data dari tabel 4.7 menunjukkan hasil dari total 38
responden berdasarkan perkembangan metorik anak didapatkan
sebanyak 23 (60.5%) orang anak sesuai dengan perkembangan
metoriknya.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat antara kedua variable yaitu
independen dan dependen dalam penelitian ini menggunakan uji chi-
square dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
a. Hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan
motoric kasar pada anak.
Tabel 4.8 berdasarkan hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan metorik kasar pada anak.

Perkembangan metorik kasar P – value


Pemberian ASI eksklusif Sesuai Tidak sesuai Total
N % N % N %
Di berikan ASI eksklusif 17 81.0% 4 19.0% 21 100.0%
0.011
Tidak di berikan ASI eksklusif 6 35.3% 11 64.7% 17 100.0%
Total 23 60.5% 15 39.5% 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari 38
responden memiliki hasil yang di berikan ASI eksklusif sesuai
perkembangan metorik kasar 17 (81.0%) orang anak. Sedangkan yang
tidak diberikan ASI eksklusif tidak sesuai perkembangan metoriknya
sebanyak 11 (64.7%) orang anak.
Dari hasil analisis statistic uji chi-square didapatkan hasil nilai p
0.011 atau nilai ≤ 0.05 yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
eksklusif memiliki hubungan yang signifikan dengan perkembangan
metorik kasar anak.
C. PEMBAHASAN

Dari hasil pengolaan data yang dilakukan penelitian tetang “Hubungan


Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembanga Metorik Kasar
pada Anak Usia 13-24 Bulan di Posyiandu Elang Kec. Taopa Kab. Parigi
Moutong” akan dibahas pada pembahasan dibawa ini sebagai berikut:
1. Riwayat Pemberian ASI Eksklusif pada Anak Usia 13-24 Bulan di
Posyiandu Elang Kec. Taopa Keb. Parigi Moutong
Berdasarkan hasil analisis univariat sebagian besar responden
dengan pemberian ASI eksklusif yang diberikan ASI pada anak ada
sebanyak 21 (55.3%) orang anak. Dan tidak diberikan ASI eksklusif
sebanyak17 (44.7%) orang anak. Menurut asumsi peneliti, sebagaian
besar responden memberikan ASI eksklusif pada anaknya tanpa
tambahan susu formula ada sebanyak 21 (55.3%) anak yang selalu
diberikan ASI eksklusif. ASI Eklusif Sangat penting untuk masa
pertumbuhan anak maka dari itu responden selalu memberikan ASI
ekslusif pada anaknya.
2. Perkembangan Metorik Kasar pada Anak Usia 13-24 Bulan di
Posyiandu Elang Kec. Taopa Kab. Parigi Moutong.
Berdasarkan hasil analisis univariat sebagian besar anak memiliki
perkembangan metorik yang sesuai sebanyak 23 (61.5%) orang anak.
Sedangkan yang memiliki perkembangan metorik yang tidak sesuai
sebanyak 15 (39.5%) orang anak. Menurut asumsi peneliti, sebagian
besar anak memiliki perkembangan metorik yang sesuai ada sebanyak
23 (61.5%) orang anak di liat dari stimulasi seorang anak yang usia 12-
24 bulan ada yang sudah merangkak, berjalan, sampai berlarian Dan
juga bagaimana cara berinteraksi anak pada ibunya yang sesuai.
3. Hubungan Riwayat Pemberian ASI Ekslusif Dengan Perkembangan
Motoik Kasar Pada Anak Usia 13-24 Bulan di Posyiandu Elang Kec.
Taopa Kab. Parigi Moutong.
Berdasarkan hasil penelitian ini analisis bivariat yang mengunakan uji-
square pada tabel 4.8 menujukan hasil p 0.011 atau p ≤ 0.05 yang
artinya terdapat hubungan pemberian ASI ekslusif demgan
perkembangan motorik kasar pada anak. Dari total 38 responden
menunjukan bahwa yang di berikan ASI ekslusif 17 (81.0%) orang anak,
sedagankan yang tidak di berikan ASI ekslusif tidak sesuai dengan
perkembangan motorik kasar anak sebanyak 11 (64.7%) orang anak.
Menurut asumsi peneliti, sebagian besar respoden memberikan ASI
eksklusif pada anak sehingga perkembangan motorik kasarnya sesuai.
Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk perkembangan sensorik
dan metorik anak dikarenakan ASI eksklusif mempengaruhi
perkembangan otak anak terjadi paling pesat sehingga anak lebih cepat
melakukan aktifitas otot-otot dan keseimbangan tubuh anak mulai dari,
merangkak,berjalan sampai berlari dan juga dapat lebih mudah
menyesuaikan diri saat melakukan aktifitas sosial interaksi sesuai
kebutuhan interaksi anak pada usia perkembangannya.
Baharudin mengatakan bayi yang mrndapatkan ASI akan memiliki
motorik kasar yang normal, sedagkan bayi yang tidak mendapatkan ASI
akan lebih berpotensi mengalami gangguan perkembangan motoric
34.
kasar. juga mengatakan bahwa ASI sangat di butuhkan untuk
perkembangan motoric kasar anak dan kecerdasan anak. Anak yang di
berikan ASI secara Ekslusif mempunyai motoric kasar lebih tinggi di
bandigkan anak yang tidak di berikan ASI ekslusif. Perkembangan anak
yang di berikan ASI yang menunjang.
Banyak komposisi ASI yang sangat bermanfaat pada
perkembangan motorik kasar anatara lain DHA dan AA yang
merupakan lemak jenuh ikatan panjang yang membentuk sel-sel yang
optimal untuk perekembangan motoric kasar. ASI juga merupakan
cairan kompleks yang mengandung semua nutrisi yang di butuhkan
untuk perkembangan motoric kasar. Sifat yang mudah di resap oleh
tubuh bayi menjadikannya memenuhi oersyaratan untuk motoric kasar
35.
bayi dan sebagiannya di berikan secara ekslusif Bayi sangat
membutuhkan ASI Ekslusif karena kaya akan antibodi untuk membantu
tumbuh kembang bayi melawan infeksi dan penyakit lain, sehingga
proses perkembangan motoric kasar menjandi tidak terganggu dan
berjalan secara optimal.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Paria
Kec. Taopa Keb. Parigi Moutong mengenai hubungan riwayat pemberian
ASI eksklusif dengan perkembangan metorik kasar pada anak usia 13-24
bulan maka dapat disimpulkan.
1. Sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif pada anak
2. Sebagian besar anak responden perkembangan metorik kasar anaknya
sesuai.
3. Didapatkan hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan metorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di Desa Paria
Kec. Taopa Keb. Parigi Moutong.
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pendidikan keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan STIKes Widya
Nusantara dan dapat memperkaya bahan pengetahuan dan sumbangan
pemikiran tentang pengetahuan orang tua dalam pemberian ASI dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa paria
kecamatan taopa kabupaten barigi moutong.
2. Bagi Orang Tua dengan Anak Usia 13-24 Bulan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan di jadikan tambahan pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI
terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi.
3. Bagi Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar
atau informasi awal bagi desa dan ibu-ibu tentang pentingnya
memberikan ASI ekslusif supaya kedepannya bisa menyusun program
untuk meminta pihak petugas kesehatan setempat agar secara berkala
melakukan penyuluhan kesehatan tentang pemberian ASI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyantun, K. hubungan antara pemberian Asi Esklusif Dengan.2017


2. Perkembangan motorik pada bayi Di Desa karangmojo kebumen-Skripsi
S1 Keperawatan STIKES Gombang http;//elib.stukesmuhgombon,ac.id-
Diakes 26 Desember 2018 jam 10:25 WIB.
3. Fitriana: Hubungan Riwayat pemberian Asi da berat badan lahir dengan
motorik kasar dan motorik Halus bayi 6-12 Bulan. Jurnal ilmi gizi
fakultas kedokteran universitas Diponegoro Volume 5 jilid 2http://jurnal-
S1.undip.ac.id.2016
4. Yusuf, S.- psikologi perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.2014
5. Belfield, Clive R. The Benefit Of Breatfeeding Acros The Early Years Of
Childhood, Cambridge: National bureau economic research.2010
6. Khamzah. Segudang keajaiban Asi yang Harus Anda ketahui- makasar:
Flash Book.2012
7. Adriana, D. Tumbuh kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.2011
8. Badriul, Hegar dkk. 2008. Beda Asi. Jakarta: Balai pustaka FKUI.
9. Marimbi. Panduan pemberian ASI MPASI. Yogyakarta: pustaka Rihama
2010.
10. Sulpi, M.. Hubungan Asi Ekslusif Terhadap perkembangan motorik kasar
bayi usia 0-12 bulan Skripsi Fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. http:/Respository.uinjkt.ac.id. Diaskes 30 desember 2019 jam
022;37 WIB. 2014.
11.Febriana. Hubungan pemberian Asi ekslusif Dengan perkembangan Bayi
Usia 9-12 bulan Di puskesmas Gamping 1 Sleman. Nakah publikasi D-IV
kebidanan STIKES isyiyah yogyakarta http://unisayogya.ac.id.2015
12. Haryono, R, Sulis Setianingsih. Manfaat Asi Untuk Buah Hati.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.2014
13.Rahman, N. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek Pemberian asi Esklusif Di
puskesmas jumpandang Baru kota makassar. Skripsi kesehatan
Masyarakat Uiversitas Hasannudin Makassar. http://core.ac.uk. 2017
14. Widyasih, Rahmawati, suherni. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya.2012
15.Sandewi. Hubungan pemberian Asi Esklusif Dengan Pertumbuhan Dan
perkembangan Bayi 7-12bulan di Wilayah Puskesmas poasia Skripsi
Politehniik Kesehatan Kendari Prodi D-IV kebidanan
http://Repository.poltekkes-kdi.ac.id .2018
16.Rahman, N. pengetahuan, Sikap, Dan Praktek Pemberian asi Esklusif Di
puskesmas jumpandang Baru kota makasar . Skripsi Kesehatan
Masyarakat Uiversitas Hasannudin Makasar. http://core.ac.uk.2017
17. Susanto. 2018. Asuhan kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta:
pustaka Baru Proses.
18. Soejhiningsih. 2013. Asi. Jakarta: EGC. Tumbuh kembanh Anak ed2.
Jakarta: EGC
19. Ayu, I.. Asi Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC 2017
20. Sulpi,M. . Hubungan Asi Esklusif Terhadap perkembangan motorik kasar
bayi usia 0-12 bulan Skripsi Fakultas Kedokteran UIN Syarif
21. Kemenkes. RI. Peningkatan Pemberian Air Susu Selama Waktu Kerja di
Tempat Kerja. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Kerja; 2016
22. Amir Aswita, Nursalim Nursalim, Aliffiani Widyansyah.Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Pada Bayi Meonatal Di Rsia Pertiwi
Makassar. 2018
23. Rachmaniah N. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi
Dengan Tindakan Asi Eksklusif. Suakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Suakarta. 2014
24. Hasiana, S.T., Ivone,J.,& Wiharja, W. M. E. Pengaruh Inisiasi Menyusu
Dini Terhadap Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. Retreved
file:C:/Users/made sujana /Downloads/61-351-2-PB.pdf 2014
25. Endang Rini Sukamti. Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK
UNY. 2007
26. Bambang ,dkk. Metode pengembangan Fisik. Jakarta Universitas Terbuka
2010
27. Santrock, john W. Perkembangan Anak. Edis 11.Jakarta. Erlangga. 2009
28.Depkes RI. “Orang Tua Kunci Utama Tumbuh Kembang Anak”(Online),
(http://www.depkes.go.id/article/view/201408120001/orang-tua- kunci
utamaa-tumbuh-kembang-anak.html, diakses tanggal 11 November 2016).
29. Roeber, Barbara J, Christa L. Tober, Daniel M. Bolt, Seth D. Pollak.
Developmental medicine and chilld neurology: gross motor development
in children adopted from orphanage settings.(2012)
30. Dhrama, Kusuma Kelana, metodologi penelitian kjeperawatan: panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans
InfoMedia.
31. Hidayat. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta:Salemba Medika.
32. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan E&D.
Bandung:alfabeta,CV 2017.
33. Notoatmodjo. S. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:PT
Rineka Cipta.2012
34. Nurheti, 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi publizer.
35. Soejhiningsih 2014 tumbuh kembang anak ed.2 jakarta:EGC
IDENTITAS RESPONDEN

Nama:

Umur:

Pendidikan:

Pekerjaan:

IDENTITA ANAK

Usia anak:

Jenis kelamin anak:

1. Apakah ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi ibu selama 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apabila jawaban no. 1 tidak, apakah alasan ibu tidak memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan?
a. Karena kerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Gaya hidup
d. Lain-lain
3. Apakah semua anak ibu diberikan ASI ekslusif?
a. Ya
b. Tidak
4. Bila ibu berkerja, bagaimana cara ibu memberikan ASI?
a. Sebelum dan sepulang kerja
b. Membawah bayi ketempat kerja
c. Memompa ASI dan menyimpan dalam botol
d. Tidak memberikan ASI
5. Apakah setelah memberikan ASI ekslusif, ibu melanjutkan memberikan
ASI sampai usia bayi 2 tahun?
a. Ya
b. Tidak
6. Apa bila jawaban no 5 tidak, apakah alasan ibu tidak melanjutkan
memberikan ASI sampai usia bayi 2 tahun?
a. Kurang waktu karena sibuk kerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Susu formula sudah dapat menggantikan ASI
d. Lain-lain
7. Apakah produksi ASI ibu banyak atau sedikit?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu melakukan perawatan khusus pada payudara ibu untuk
memperlancar ASI?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban no. 8 ya, dengan cara apa ibu melakukannya?
a. Pemijatan payudara
b. Perawatan tradisional
c. Obat-obatan, suplemen
d. Tektik akupuntur
10. Darimana ibu mengetahui informasi mengenai ASI ekslusif?
a. Keluarga
b. Televisi, surat dan majalah
c. Dokter, bidan atau tenaga kesehatan lainya
d. Penyuluhan.
Umur 12 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat mengangkat badanya ke posisi
berdiri tanpa bantuan ibu?
2. Apakah anak ibu dapat duduk sendiri tanpa bantuan?
3. Apakah anak ibu dapat berdiri selama 30 detik atau lebih
dengan berpengangan pada kursi/meja?

Umur 15 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat jalan sendiri atau jalan dengan
berpeganggan?
2. Apakah anak ibu dapat berdiri sendiri tanpa berpengangan
selama kira-kira 5 detik?
3. Apakah anak ibu dapa berdiri sendiri tanpa berpegangan
selama 30 detik atau lebih?
4. Apakah anak ibu dapat berpengangan atau menyentuh
lantai?
5. Apakah anak ibu dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa
jatuh atau terhuyung-huyung?

Umur 18 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat berdiri kira-kira 5 detik tanpa
pegangan?
2. Apakah anak ibu dapat berdiri kira-kira lebih dari 30 detik
tanpa pegangan?
3. Apakah anak ibu dapat berpegangan pada kursi?
5. Apakah anak ibu dapat berjalan sepanjang ruangan,
dapatkah ia berjalan tanpa terhuyung/jatuh?
Umur 21 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu pernah berjalan mundur minimal 5
langkah?
2. Apakah anak ibu dapat memungut dan berdiri kembali
tanpa berpegangan?
3. Apakah anak ibu dapat berjalan sepanjang ruangan
dapatkah ia berjalan tanpa terhuyung/jatuh?

Umur 24 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat berjalan mundur 5 langkah atau
lebih tanpa kehilangan keseimbangan? ( ibu mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainnya)
2 Apakah anak ibu berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau ibu tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus berpeganggan pada
seseorang?
3. Apakah anak ibu dapat menendang bola tanpa
berpegangan pada apapun?
CROSSTABS /TABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif BY
Perkembangan_Metorik_Kasar /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ ETA GAMMA RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND
CELL.
Crosstabs
Notes

Output Created 06-Oct-2020 00:34:19

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 38

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif BY
Perkembangan_Metorik_Kasar
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ ETA GAMMA RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.047

Elapsed Time 0:00:00.094

Dimensions Requested 2

Cells Available 112346

[DataSet1]
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pemberian ASI eksklusif * 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%


Perkembangan metorik anak
Pemberian ASI eksklusif * Perkembangan metorik anak Crosstabulation

Perkembangan metorik anak

Sesuai Tidak Sesuai T

Pemberian ASI eksklusif Di berikan ASI eksklusif Count 17 4

% within Pemberian ASI 81.0% 19.0%


eksklusif

Tidak di berikan ASI eksklusif Count 6 11

% within Pemberian ASI 35.3% 64.7%


eksklusif

Total Count 23 15

% within Pemberian ASI 60.5% 39.5%


eksklusif

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.197a 1 .004

Continuity Correctionb 6.398 1 .011

Likelihood Ratio 8.458 1 .004

Fisher's Exact Test .007 .005

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.71.

b. Computed only for a 2x2 table

Directional Measuresa

a. ETA statistics are


available for numeric data
only.
Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma .773 .152 3.149 .002

N of Valid Cases 38

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pemberian ASI 7.792 1.782 34.060


eksklusif (Di berikan ASI
eksklusif / Tidak di berikan ASI
eksklusif)

For cohort Perkembangan 2.294 1.166 4.510


metorik anak = Sesuai

For cohort Perkembangan .294 .114 .760


metorik anak = Tidak Sesuai

N of Valid Cases 38
FREQUENCIES VARIABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif
Perkembangan_Metorik_Kasar /STATISTICS=MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes

Output Created 05-Oct-2020 22:39:41

Comments

Input Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 38

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif
Perkembangan_Metorik_Kasar
/STATISTICS=MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.007


[DataSet1]
Statistics

Pemberian ASI Perkembangan


eksklusif metorik anak

N Valid 38 38

Missing 0 0
Frequency Table
Pemberian ASI eksklusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Di berikan ASI eksklusif 21 55.3 55.3 55.3

Tidak di berikan ASI eksklusif 17 44.7 44.7 100.0

Total 38 100.0 100.0

Perkembangan metorik anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sesuai 23 60.5 60.5 60.5

Tidak Sesuai 15 39.5 39.5 100.0

Total 38 100.0 100.0


RIWAYAT HIDUP

NAMA: Tian pika dila

Nim: 201601139

Alamat:Desa paria

Nama ayah Suardi N Ruba dan ibu Esmi B Kuti, peneliti adalah anak ke dua dari
dua bersaudara. Riwayat pendidikan yaitu pada tahun 2010 peneliti
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD MUMHAMADIYAH taopa, tahun
2013 peneliti menyelesaikan pendidikan di SMP Negri 1 taopa, tahun 2016
peneliti menyelesaikan pendidikan di SMK Nusantara palu. Kemudian pada tahun
2016 peneliti melanjutkan kuliah di STiKes Widya Nusantara Palu dan lulus
sesuai di terima di Program Studi Ilmu Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai