SKRIPSI
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
SKRIPSI
Penguji II,
Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H (..................................)
NIK. 20120901027
Penguji III,
Ns. Sringati,S.Kep.,M.P.H (..................................)
NIK. 20080902006
Mengetahui
KetuaProdiNers
StikesWidyaNusantaraPalu
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya serta terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
orang tua yang amat penulis cintai Ayah Suwardi Njabo dan Ibu Esmi yang telah
membesarkan kaka saya Asrian dan saya, juga yang tak pernah habis-habisnya
memberikan kasih sayang, motivasi dan yang selalu mendoakan demi
keselamatan serta kesuksesan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Hubungan Riwayat Pemberian ASI ekslusif Terhadap
Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 13-24 Bulan Di Posyandu Elang
kecamatan Taopa Kbupaten Parigi Moutong” Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, kritik, dan
saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dr. Pesta Corry S,. Dipl.MW,.S.K.M., M.Kes. Selaku ketua yayasan STIKES
Widya Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., Selaku ketua STIKES Widya
Nusantara Palu.
3. Hasnidar, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Selaku Ketua Program Studi Keperawatan
4. Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H Selaku pembimbing I yang telah
membimbing, mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam
menyusun skripsi ini.
5. Ns. Sringati,S.Kep.,M.P.H Selaku pembimbing II yang telah membimbing,
mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam menyusun skripsi ini.
6. Ns. Juwita Meldasari,S.kep.,M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan
banyak masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
7. Dosen dan staf STIKES Widya Nusantara Palu yang telah memberikan
motivasi kepada saya sehingga dapat menyusun skripsi ini.
8. Kepala posyasu beserta kader-kader posyandu yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk pengambilan data awal sekaligus melaksanakan
penelitian.
9. Responden penelitian selaku sampel peneliti yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini hingga selesai.
10. Yang teristimewa teman – teman saya, Nursafana, Wini Olivia Pratiwi,
Nurfajrah, Musdalifah, Megawati Aziz, Rahmawati, Siti Rahmawati, Ni Putu
Dita, Franky, selaku teman baik yang selalu memberikan motivasi, dan
semangat.
11. Teman - teman mahasiswa keperawatan Angkatan 2016 terima kasih atas
dukungan, motivasi, dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga
dedikasinya terhadap ilmu keperawatan. Dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan memohon maaf apa bila ada kesalahan dan
ketidak sopanan yang mungkin telah saya perbuat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 7
B. Kerangka Konsep 21
C. Hipotesis 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian 23
D. Definisi Operasional 25
E. Instrumen Penelitian 26
F. Teknik Pengumpulan Data 27
G. Analisis Data 27
H. Bagan Alur Penelitian 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 30
B. Hasil Penelitian 30
C. Pembahasan 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian ASI Ekslusif
dengan perkembangan motorik kasar anak usia 13-24 bulan di
Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi riwayat pemberian ASI pada anak usia
13-24 bulan di Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa
Kabupaten Parigi Moutong?
b. Untuk mengidentifikasi riwayat perkembangan motorik kasar pada
anak usia 13-24 bulan di Puskesmas Desa Paria kecamatan Taopa
Kabupaten Parigi Moutong?
c. Untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian Asi ekslusif
dengan perkembangan motorik kasar di puskesmas Desa paria
kecamatan taopa Kabupaten Parigi Moutong.
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Teori
1. Konsep ASI
a. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah emulasi lemak dalam larutan protein
laktosa, dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar
payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bayi. Eksklusif
adalah terpisah dari yang lain, atau di sebut khusus11. adalah istilah
untuk cairan puti yang di hasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses laktasi12. Asimerupakan satu-satunya makanan alami
berasal dari tubuh yang hidup, disediakan untuk bayi sejak lahir
hingga usia 2 tahun atau lebih13.
b. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian
ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
14.
mengatakan ASI Esklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia tahun15. tahun pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim16.
c. Manfaat ASI Eksklusif
Memberikan ASI secara eksklusif berarti ke untungan untuk
semua, yaitu bayi akan lebih sehat, cerdas dan berkepribadian baik,
ibu akan lebih sehat dan menarik, perusahaan, lingkungan dan
masyarakat pun akan lebih mendapatkan keuntungan16. Manfaat
pemberian asi antara lain :
1) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Secara ilmiah bayi yang baru lahir mendapat
imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar tersebut
menurun dengan segera setelah melalui plasenta, tetapi kadar
tersebut menurun dengan segera setelah kelahiran. Badan bayi
dengan alamiah akan memproduksi imunoglobulin secara cukup
saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar
imunoglobulin dari ibu menurun dan yang di bentuk oleh bayi
belum mencukupi, terjadilah suatu kesenjangan immunoglobulin.
Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI. ASI
merupakan cairan yang mengandung zat anti bodi sehingga
menjadi pelindung untuk terpaparnya penyakit infeksi bakteri,
virus dan mikroorganisme lainnya.
2) ASI merupakan nutrisi yang terbaik
ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas
maupuin kuantitas. ASI merupakan sumber gizi yang ideal
dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Dengan melaksanakan tata cara
menyusui dengan tempat yang benar, produksi ASI sudah cukup
menjadi makanan tunggal untuk bayi hingga usia 6 bulan. Setelah
bayi berusia 6 bulan harus mulai di beri makanan pendamping
atau tambahan, tetapi ASI masih dapat di teruskan hingga usia 2
tahun atau lebih.
3) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusui akan merasakan kasih sayang dari ibunya. Ia juga akan
merasa nyaman dan tentram karena masih dapat mendengar detak
jantung ibunya yang telah ia kenal sejak berada didalam
kandungan. Perasaan disayangi dan terlindungi inilah yang akan
menjadi dasar spiritual dalam membentuk kepribadian percaya
dari yang baik serta perkembangan emosi bayi.
4) ASI mengembangkan kecerdasan
Perkembangan kecerdasan otak anak sangat berkaitan erat
d. Komposisi ASI
Komposisi ASI dibagi menjadi 3 macam17. Yaitu kolostrum.
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya
agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
Kolostrum adalah ASI yang dikeluarkan pada hari pertama sampai
hari ke tiga setelah bayi lahir. Manfaat kolostrum antara lain Sebagai
pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk
menerima makanan, Mengandung kadar protein yang tinggi terutama
gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh
terhadap infeksi, Mengandung zat antibodi sehingga mampu
melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka
waktu sampai dengan 6 bulan18.
1) Asi masa transisi
Asi masa transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum
yang dimulai dari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi.
2) Asi mature
ASI mature erupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar
hari kesepuluh sampai seterusnya, komposisi relatif konstan17.
e. Kandungan Nutrisi Dalam ASI
mikro nutrein adalah mineral dan vitamin. ASI hamie 90% mengandung
air. Komposisi dan volume nutrein bergantung pada kebutuhan bayi 19. Di
bawah ini akan diuraikan mengenai nutrisi yang terkandung dalam ASI :
1) Kabohidrat
Kabohidrat yang utama terkandung dalam ASI adalah laktosa
yang berfungsi untuk sumber energi dalam otak. Kadar laktosa pada
ASI lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan dengan susu formula atau
susu sapi. Kadar karbohidrat pada kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
meningkat terutama laktosa pada ASI trasansi (7-14 harisetelah
melahirkan). Sesudah melewati masa itu kandungan karbohidrat di
dalam ASI relatif stabil20.
2) Protein
Kadar protein dalam ASI cukup tinggi dan berbeda dengan protein
yang terdapat didalam susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih muda untuk di serap usus halus,
sedangkan casein lebih banyak di temukan pada susu sapi yang susah
untuk di cerna oleh usus halus. Kadar casein di dalam susu sapi
mencapai 80% dibanding ASI yang mengandung protein casein 20%.
Kadar beta laktoglobulin, yaitu fraksi dari protein whey tidak terdapat
di dalam ASI dan banyak terdapat pada susu sapi. Beta laktoglobulin
merupakan jenis protein yang dapat menyebabkan terjadinya alergi19.
Kualitas protein ASI juga dapat terlihat dari profil asam amini (unit
yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang
lebih lengkap di bandingkan susu sapi. Salah satunya yang berperan
pada perkembangan otak. Taurin ini juga sangat dibutuhkan oleh bayi
permatur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein
ini sangat rendah. ASI juga kaya nukleotida (berbagai jenis senyawa
organtik yang tersusun atas 3 jenis karbohidrat, nitrogen dan fodfat).
Selain itu kualitas jumlah nukletida ASI lebih tinggi dibandingkan
susu sapi. Nukleotida ini berfungsi untuk meningkatkan kematangan
dan pertumbuhan usus, meransang bakteri baik di dalam usus dan
meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh19.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkan di dalam susu
formula atau susu sapi. Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk
pertumbuhan otak pada masa bayi. Profil lemak dalam ASI dengan
susu formula. Lemak omega 3 dan 6 ditemukan di dalam ASI. Selain
itu juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang yaitu
ARA(Asam Arakidonat) dan DHA (Asam Dokosaheksanoik) yang
berperan pwnting pada perkembangan saraf dan retina mata, susu
fromula atau sapi tidak mengandung komponen tersebut, oleh karena
itu ditambahkan DHA fdan ARA. Tetapi sumber yang di tambahkan
di susu formula tidak sebagai yang terdapat didalam ASI. Jumblah
lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI
matang, tetapi mempunyai presentasi asam lemak rantai panjang yang
tinggi18.
4) Karnitin
Karnitin mempunyai peran dalam membantu proses
pembentukan energi yang di perlukan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh. Kosentrasi karnitin pada bayi yang mendapatkan
ASI lebih tinggi dibandingkan yang mendapat susu formula. ASI
mengandung kadar karnitin lebij timggi pada 3 minggu prttama
menysusi, bahkan didalam kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi20.
5) Vitamin
Vitamin dalam ASI lengkapn diantaranya vitamin A yang
terdapat di dalam kolostrum, vitamin E untuk ketahanan dinding sel
darah merah, citamin D untuk mencegah penyakit tulang dan
penyerapan kalsiaum, vitamin K untuk pembekuan darah, serta
vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, B1, B2, B6, B12 dan
vitamin C..
6) Mineral
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dari
pada susu formula. Kadar mineral di dalam ASI tidak dipengaruhi
oleh makanan yang di komsusmsi dan status gizi ibu. Mineral utama
yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang di butuhkan untuk
pertumbuhan jaringan otot dan rangka. Transmisi jaringan saraf, dan
pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari
pada susu formula tetapi tingkat penyerapan lebih tinggi. Penyerapan
kalsium ini di pengaruhi oleh kadar fosfar, magnesium,lemak dan
vitamin D. Perbedaan kadar lemak dan mineral diata dapat
menyebabkan perbedaan kadar lemak dan mineral diatas dapat
menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar
kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang
mengomsusmsi susu formula atau susu sapi. Bayi yang mendapat ASI
mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi.
Hal ini di sebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah
diserap, yaitu 20-50% dibandingkan 4-7% susu formula. Keadaan ini
tidak perlu di khawatirkan karena pada usia 6 bulan dapat di berikan
makanan padat yang mengandung zat besi20.
7) Enzim
Ensim yang terkandung dalam ASI adalam enzim lipase dan
amilase yang berfungsi untuk membantu pencernaan bayi.
8) Air
Air yang terkandung dalam ASI berfungsi untuk mencegah anak
mengalami dehidrasi19.
f. Cara Pemberian ASI
2) Keluarkan sedikit asi dan oleskan pada puting dan sekitar ereola;
4) Jika payudara terlalu besar, pegang payudara dengan ibu jari diatas
sisi mulut;
bayi;
dengan sendiri.
Proses motoris terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, syaraf dan
otak dan juga otot sehingga terjadi gerakan baik gerak reflek atau gerak
tak disadari maupun yang disadari. Saraf motoris atau dikenal dengan
saraf eferen dengan dendrite akan menuju keotot. Jika impuls listrik
sampai ke otot , maka ujung akson mengeluarkan zat kimia,sehingga otot
berkontraksi dan terjadi proses motori
a. Reflek hisap, Relek ini terjadi saat ibu meyentuh pipi si bayi maka anak
tersebut akan mencari atau akan melakukan gerakan hisap
b. Reflek genggam: Bila disodorkan jari telunjuk pada bayi, maka akan
menggengaam jari tersebut dengan sangat kuat, bila ditarik bayi tidak
akan melepaskan genggamannya
c. Reflek leher( Tonic neck reflex ), Pada posisi telentang, bila keala bayi
menoleh kesatu sisi maka terjadi ekstensi atau peningkatan tonus
( kekuatan otot ) pada lengan dan tungkai sisi tersebut
d. Rooting reflex, apabila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh kearah
stimulus dan mulut terbuk
Jika pernah melihat bayi di tempat tidur, maka dapat dilihat bahwa
bayi melakukan sedikit goyangan yang merupakan gerakan ritmis.
Gerakan-gerakan yang terprogram dalam otak bayi (refleks primitif) dan
sangat penting untuk perkembangan otak yang sehat. Semua bayi lahir
dengan refleks primitif. Refleks primitif adalah segala faktor yang
membuat bayi mulai mengangkat kepalanya, berguling, meletakkan
segala sesuatu di mulutnya, batu di tangan dan lutut, merangkak, dan
akhirnya berjalan. Kadang-kadang bayi melewatkan salah satu tahap
perkembangan, yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu program stimulasi yang tepat,
sehingga tidak ada tahap perkembangan yang terlewatkan, atau bahkan
bila ada yang terlewatkan maka dapat segera diintervensi secara dini.
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin peneliti amati maupun yang diukur melalui penelitian
yang akan dilakukan nantinya. Menurut pendapat Sugiyono kerangka
konsep akan menghubungkan setiap konsep secara teoritis antara dua
variable yaitu vaiabel independen dan variable dependen.
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini yaitu Hubungan Riwayat
Pemberian Asi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 13-
24 Bulan Di Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong
sebagai berikut :
ASI EKSLUSIF
HUBUNGAN RIWAYAT
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
DENGAN
PERKEMBANGAN
MOTORIK KASAR PADA Motorik Kasar Anak
ANAK USIA 12-24 BULAN
4. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan riwayat pemberian asi ekslusif dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa
paria kecematan taopa kabupaten parigi moutong
Ha: ada hubungan riwayat pemberian asi ekslusif dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa
paria kecematan taopa kabupaten parigi moutong.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
Keterangan :
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir (presentase kelonggaran yang digunakan
yaitu e= 0,1 atau 10%)
N
n= 2
1+ N ( e )
N
n=
1+ 60(0.1)²
60
n=
1+ 60(0.01)
60
n = x= = 38 Anak
1,6
dari hasil perhitungan diatas besar sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu 38 anak.
D. Variabel Penelitian
13-24bulan.
E. Definisi Oprasional
penelitian30.
Definisi : ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan
lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanann tambahan
2 tidak sesuai (jika ada salah satu yang tidak bisa di lakukan)
F. Instrumen Penelitian
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui responden pada penelitian data
primer yang digunakan, yaitu dengan cara observasi adalah pengamatan
secara cermat untuk mengetahui secara langsung kepada responden.
Penelitian ini melakukan observasi kepada anak yang berkunjung ke
posyandu.
b. Data Sekunder
Data atau informasi yang telah tersedia dari hasil pengumpulan
data untuk keperluan tertentu, yang dapat digunakan sebagian atau
seluruhnya sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini data
sekunder di ambil diposiyandu elang desa paria.
H. Analisa Data
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisa data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat atau analisis diskripstif adalah analisis yang
menggambarkan suatu data yang akan di buat baik sendiri maupun
kelompok dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya
untuk mengetahui karateristik responden33.
2. Analisa Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel.
pada anak usia 13-24 bulan didesa paria kecamatan taopa kabupaten
parigi moutong. Adapun uji yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
a. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel maka hipotesis
penelitian (Ho) diterima.
b. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel maka hipotesis
penelitian (Ho) ditolak.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan tingkat
signifikansi (nilai α) sebesar 95%:
a. Jika nilai probabilitas > α (0,05) maka hipotesis penelitian (Ho)
diterima.
b. Jika nilai probabilitas ≤ α (0,05) maka hipotesis penelitian (Ho)
ditolak.
BAB IV
A. HASIL
1. Karakteristik
a. Usia
Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan usia responden
Data Umum £ %
Remaja Akhir (17-25 Tahun) 23 60.5%
Dewasa Awal (26-35 Tahun) 15 39.5%
Total 38 100.0%
Sumber : Data Depkes 2009
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan data karakteristik responden
berdasarkan usia yaitu remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 23 dengan
presentase 60.5% dan dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 15 dengan
presentase 39.5% dari jumlah 38 responden.
b. Pendidikan
Tabel 4.2 karakteristik berdasarkan pendidikan
Data Umum £ %
SD 19 50.0%
SMP 14 36.8%
SMA 5 13.2%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan data karakteristik responden
berdasarkan pendidikan SD yaitu sebanyak 19 orang dengan presentase
50.0%, SMP yaitu sebanyak 14 orang dengan presentase 36.8%, SMA 5
orang dengan presentase 13.2% dari jumblah 38 responden.
c. Pekerjaan
Tabel 4.3 karakteristik berdasarkan pekerjaan
Data Umum £ %
IRT 36 94.7%
Wirasuasta 2 5.3%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan data karateristik res[onden
berdasarkan pekerjaan IRT yaitu sebanyak 36 orang dengan presentase
94.7%, wirasuwasta yaitu sebanyak 2 orang dengan presentase 5.3%
dari jumblah 38 responden.
d. Usia Anak
Tabel 4.4 karakteristik berdasarkan usia anak
Data Umum £ %
12 Bulan 8 21.1%
15 Bulan 7 18.4%
18 Bulan 4 10.5%
21 Bulan 8 21.1%
24 Bulan 11 28.9%
Total 38 100.0%
Sumber : data depkes 2015
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan data karateristik responden
berdasrkan usia anak 12 bulan sebanyak 8 anak dengan presentase
21.1%, umur 21 bulan sebanyak 8 anak dengan presentase 21.1%, umur
24 bulan sebanyak 11 anak dengan presetase 28.9% dari jumlah 38
responden.
e. Jenis Kelamin
Tabel 4.5 karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Data Umum £ %
Laki-laki 11 28.9%
Perempuan 27 71.1%
Total 38 100.0%
Sumber : data primer 2020
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Paria
Kec. Taopa Keb. Parigi Moutong mengenai hubungan riwayat pemberian
ASI eksklusif dengan perkembangan metorik kasar pada anak usia 13-24
bulan maka dapat disimpulkan.
1. Sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif pada anak
2. Sebagian besar anak responden perkembangan metorik kasar anaknya
sesuai.
3. Didapatkan hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
perkembangan metorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di Desa Paria
Kec. Taopa Keb. Parigi Moutong.
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pendidikan keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan STIKes Widya
Nusantara dan dapat memperkaya bahan pengetahuan dan sumbangan
pemikiran tentang pengetahuan orang tua dalam pemberian ASI dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 13-24 bulan di desa paria
kecamatan taopa kabupaten barigi moutong.
2. Bagi Orang Tua dengan Anak Usia 13-24 Bulan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan di jadikan tambahan pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI
terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi.
3. Bagi Desa Paria Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar
atau informasi awal bagi desa dan ibu-ibu tentang pentingnya
memberikan ASI ekslusif supaya kedepannya bisa menyusun program
untuk meminta pihak petugas kesehatan setempat agar secara berkala
melakukan penyuluhan kesehatan tentang pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Nama:
Umur:
Pendidikan:
Pekerjaan:
IDENTITA ANAK
Usia anak:
1. Apakah ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi ibu selama 6 bulan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apabila jawaban no. 1 tidak, apakah alasan ibu tidak memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan?
a. Karena kerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Gaya hidup
d. Lain-lain
3. Apakah semua anak ibu diberikan ASI ekslusif?
a. Ya
b. Tidak
4. Bila ibu berkerja, bagaimana cara ibu memberikan ASI?
a. Sebelum dan sepulang kerja
b. Membawah bayi ketempat kerja
c. Memompa ASI dan menyimpan dalam botol
d. Tidak memberikan ASI
5. Apakah setelah memberikan ASI ekslusif, ibu melanjutkan memberikan
ASI sampai usia bayi 2 tahun?
a. Ya
b. Tidak
6. Apa bila jawaban no 5 tidak, apakah alasan ibu tidak melanjutkan
memberikan ASI sampai usia bayi 2 tahun?
a. Kurang waktu karena sibuk kerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak ada sama sekali
c. Susu formula sudah dapat menggantikan ASI
d. Lain-lain
7. Apakah produksi ASI ibu banyak atau sedikit?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu melakukan perawatan khusus pada payudara ibu untuk
memperlancar ASI?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban no. 8 ya, dengan cara apa ibu melakukannya?
a. Pemijatan payudara
b. Perawatan tradisional
c. Obat-obatan, suplemen
d. Tektik akupuntur
10. Darimana ibu mengetahui informasi mengenai ASI ekslusif?
a. Keluarga
b. Televisi, surat dan majalah
c. Dokter, bidan atau tenaga kesehatan lainya
d. Penyuluhan.
Umur 12 bulan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat mengangkat badanya ke posisi
berdiri tanpa bantuan ibu?
2. Apakah anak ibu dapat duduk sendiri tanpa bantuan?
3. Apakah anak ibu dapat berdiri selama 30 detik atau lebih
dengan berpengangan pada kursi/meja?
Umur 15 bulan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat jalan sendiri atau jalan dengan
berpeganggan?
2. Apakah anak ibu dapat berdiri sendiri tanpa berpengangan
selama kira-kira 5 detik?
3. Apakah anak ibu dapa berdiri sendiri tanpa berpegangan
selama 30 detik atau lebih?
4. Apakah anak ibu dapat berpengangan atau menyentuh
lantai?
5. Apakah anak ibu dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa
jatuh atau terhuyung-huyung?
Umur 18 bulan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat berdiri kira-kira 5 detik tanpa
pegangan?
2. Apakah anak ibu dapat berdiri kira-kira lebih dari 30 detik
tanpa pegangan?
3. Apakah anak ibu dapat berpegangan pada kursi?
5. Apakah anak ibu dapat berjalan sepanjang ruangan,
dapatkah ia berjalan tanpa terhuyung/jatuh?
Umur 21 bulan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu pernah berjalan mundur minimal 5
langkah?
2. Apakah anak ibu dapat memungut dan berdiri kembali
tanpa berpegangan?
3. Apakah anak ibu dapat berjalan sepanjang ruangan
dapatkah ia berjalan tanpa terhuyung/jatuh?
Umur 24 bulan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak ibu dapat berjalan mundur 5 langkah atau
lebih tanpa kehilangan keseimbangan? ( ibu mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainnya)
2 Apakah anak ibu berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau ibu tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus berpeganggan pada
seseorang?
3. Apakah anak ibu dapat menendang bola tanpa
berpegangan pada apapun?
CROSSTABS /TABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif BY
Perkembangan_Metorik_Kasar /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ ETA GAMMA RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND
CELL.
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif BY
Perkembangan_Metorik_Kasar
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ ETA GAMMA RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
[DataSet1]
Case Processing Summary
Cases
Total Count 23 15
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.71.
Directional Measuresa
N of Valid Cases 38
Risk Estimate
N of Valid Cases 38
FREQUENCIES VARIABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif
Perkembangan_Metorik_Kasar /STATISTICS=MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Pemberaian_ASI_Eksklusif
Perkembangan_Metorik_Kasar
/STATISTICS=MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.
N Valid 38 38
Missing 0 0
Frequency Table
Pemberian ASI eksklusif
Nim: 201601139
Alamat:Desa paria
Nama ayah Suardi N Ruba dan ibu Esmi B Kuti, peneliti adalah anak ke dua dari
dua bersaudara. Riwayat pendidikan yaitu pada tahun 2010 peneliti
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD MUMHAMADIYAH taopa, tahun
2013 peneliti menyelesaikan pendidikan di SMP Negri 1 taopa, tahun 2016
peneliti menyelesaikan pendidikan di SMK Nusantara palu. Kemudian pada tahun
2016 peneliti melanjutkan kuliah di STiKes Widya Nusantara Palu dan lulus
sesuai di terima di Program Studi Ilmu Keperawatan.