Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


            Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan
nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas
dari larutan penyangga ini adalah pHnya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat. Buffer terdiri dari asam lemah dan garam/basa konjugasinya atau
basa lemah dan garam/asam konjugasinya.
            Sangat banyak kegunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, karena
fungsinya yang sangat penting. Salah satu contoh larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari
adalah buffer dalam air ludah, buffer dalam darah, buffer pada bidang industri farmasi, dan
masih banyak lagi.
            Larutan penyangga juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam
bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan.  Dalam reaksi-reaksi
kimia tersebut dibutuhkan PH yang stabil. Oleh karena itu, dibutuhkan larutan penyangga
untuk mempertahankan PH suatu zat.
           
1.2  Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga (buffer) ?
 Apa sajakah kegunaan larutan penyangga (buffer) dalam tubuh Manusia, industry,
Farmasi dan dalam Air Laut ?

1.3.  Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan larutan penyangga (buffer).


 Untuk mengetahui kegunaan larutan penyangga (buffer) dalam tubuh Manusia,
Industri, Farmasi dan dalam Air Laut.

1.4.   Manfaat Penulisan

 Memperluas pengetahuan mengenai kegunaan larutan penyangga (buffer) bagi


masyarakat.
 Menambah pengetahuan masyarakat tentang kegunaan larutan penyangga (buffer)
dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Larutan Penyangga


Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan
penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit
asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi
suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu
mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya (Alexander ,2011).
             Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan
yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida
ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Buffer dapat dibagi menjadi 3 jenis sesuai
kapasitasnya, yaitu buffer yang kapasitasnya 0, buffer yang kapasitasnya tak hingga, serta
buffer yang kapasitasnya dibatasi sebanyak n. Buffer dengan kapasitas terbatas inilah yang
disebut sebagai bounded-buffer (Underwood, 2002 ).
Larutan buffer sering digunakan dalam bidang kimia analisis seperti pada pembuatan
fase gerak pada KCKT dan ekstraksi obat dari larutan berair. Jenis buffer yang paling
sederhana tersusun atas asam/basa lemah yang dikombinasikan dengan asam/basa kuat.
Sistem buffer yang umum adalah sistem natrium asetat atau asam asetat. Cara langsung yang
digunakan untuk membuat buffer adalah dengan menambahkan natrium hidroksida pada
asam asetat sampai pH yang dikehendaki tercapai. Kisaran pH yang paling efektif untuk
membuat buffer adalah satu unit pH disekitar nilai pKa asam atau basa lemah yang digunakan
untuk membuat buffer. Sebagai contoh, nilai pKa asam asetat adalah 4,76 karenanya kisaran
pH buffer yang paling efektif adalah 3,76 hingga 5,76 (Rohman, 2007).
Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampir setiap analisa membutuhkan
kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan
buffer yang akan digunakan menjadi masalah tersendiri. Dalam memilih buffer, yang harus
diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat biologisnya. Banyak jenis buffer yang
mempunyai impak terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, substrat, atau kofaktor (Riyadi,
2008).
Keberadaan katalis buffer juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap laju
pengerasan, reaksi degradasi dan derajat pembentukan perekat MUF (Iswanto, 2011).

2
Buffer juga dapat digunakan dalam melihat rentang asam/basa, melalui diagram potensial-pH
tidak dapat mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi oleh trayek rentang pH sistem
buffer. Walaupun demikian, rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH penting dalam
kajian korosi baja karbon, karena daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan korosi
aktif ke keadaan pasif (Bundjali, 2004).
Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki kapasitas buffer yang
lebih besar,  yang artinya bahwa dengan semakin banyak tersedianya ion asetat, akan
mendorong ion H+  untuk berikatan dengan ion asetat sehingga penurunan pH akibat ion H+
tidak terjadi. Dengan kapasitas buffer yang besar, pada kondisi larutan yang lewat jenuh,
partikel-partikel produk korosi dapat terbentuk lebih seragam. Partikel-partikel tersebut
mampu membentuk lapisan pelindung yang lebih rapat sehingga meminimalisi serangan spesi
korosif terhadap permukaan logam. Sebaliknya, pada kapasitas buffer yang rendah,
perbedaan pH antara sisi anodik dan katodik cukup tinggi. Tingginya perbedaan pH tersebut
menyebabkan perbedaan potensial antara sisi anodik dan katodik semakin tinggi sehingga
proses korosi berlangsung semakin cepat. Jadi, peningkatan konsentrasi asam yang melebihi
batas maksimum justru menghasilkan lapisan produk korosi yang lebih protektif karena laju
pertumbuhan dari lapisan pelindung yang terbentuk pada sistem dengan kapasitas
buffer  tinggi lebih terkontrol dibandingkan di dalam sistem dengan kapasitas buffer yang
rendah (Santoso, 2011).

2.2 Peran Larutan Penyangga


2.2.1 Peran larutan penyangga dalam Tubuh Manusia
         Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu
reaski yang melibatkan enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja
dengan baik pada pH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum,
diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang relative tetap, untuk itu maka diperlukan
larutan penyangga.
Didalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai
larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai cairan intra sel (dalam sel) dan cairan ekstra
sel (luar sel) memerlukan system penyangga tersebut unutk mempertahankan harga pH cairan
tersebut. System penyangga ekstra sel yang penting adalah penyangga karbonat
( H2CO3/HCO3-) yang berperan dalam menjaga pH darah, dan sistem penyangga fosfat
(H2PO4-/HPO42-) yang berperan menjaga pH cairan intra sel.

3
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang
dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit
seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah
raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45
disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis
(ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler),
merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah
pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–).
Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HPO42–(aq) + H+(aq) H2PO4–(aq)
H2PO4–(aq) + OH–(aq) HPO42–(aq) + H2O(l)

Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-
bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HCO3–(aq) + H+(aq) H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + OH–(aq) HCO3–(aq) + H2O(l)

Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:


•Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion oksihaemoglobin
(HbO2–).

Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:


• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat(HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya haemoglobin (Hb).

Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat
mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang
drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri,

4
terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
a. Larutan Penyangga pada darah
Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat
sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H +
dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H 2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam
tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat
H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).
Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya
adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH
darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 - yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti
karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. kondisi
asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit
jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.
Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut
dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
5
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang
karena cemas dan histeris).
Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan
ion HPO42- HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH-
akan bereaksi dengan H2PO4-. H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh
gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke
atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit
jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau
makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara
dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH
darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian).
Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak
Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara
7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-
kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.

b. Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan


Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3–Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik, berarti pH-
nya turun.
H3O+ + HCO3– ⇄ H2CO3 + H2O Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan
dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan
melalui paru-paru. Sedangkan bila konsentrasi OH– naik H2CO3
+ OH– ⇄ HCO3 – + H2O Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan
HCO3 – paling baik untuk tubuh.

6
c. Larutan Penyangga pada Ginjal
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan,
dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada
sekitar 4,8 – 7,0.

d. Larutan Penyangga Pada Air Ludah


Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat
menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut
sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

2.2.2 Peran Larutan Penyangga dalam Bidang Farmasi


         Buffer pada bidang farmasi banyak digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya
pada kasus keracunan. Contohnya pada keracunan asam jengkolat. Asam jengkolat yang
terbentuk saat kita terlalu banyak mengonsumsi jengkol ini harus di kurangi karena akan
membetk kristal kristal yang menyumbat saluran kecing. Caranya dengan memasukan larutan
bisa Natrium karbonat(biasanya) yang sifatnya basa yang nantinya akan membentuk garam
ketika bereaksi dengan asam dan kemudian akan keluar melalui urin (karena garam sifatnya
adalah mudah larut dalam air).
         Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan
pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang
sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus
disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH
air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu
juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau
asidosis pada darah.
         Perubahan pH pada larutan obat dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas
obattersebut. Oleh karena itu, obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindak sebagai
sistem penyangga bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obat tetap berada
dalam trayek pH tertentu.
         Larutan Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen
utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin
dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan
hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak

7
dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer
kelebihan asam.

2.2.3  Peran Larutan Penyangga dalam Bidang Industri


Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk
menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut tersusun
dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan
disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah
akan memutuskan ikatan pada protein rambut.
Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan PH seimbang mengandung larutan
penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut. Bayi memiliki rambut yang
lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan
keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang.
Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih
jika terkena mata.
Dalam indutri, larutan penyangga juga digunakan untuk industri makanan dan minuman
ringan seperti yang sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat.
Contohnya pada asam sitrat : Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan
pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada
makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara
dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga
ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat
pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
         Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau
(misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-
hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
         Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam
sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.
Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam

8
larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan
pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.

2.2.4 Peran Larutan Penyangga dalam Air Laut


Air laut juga memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara yang
terlarut dalam air laut. Di dalam air laut terkandung garam-garam natrium, kalium,
magnesium, dan kalsium dengan anion-anion seperti klorida, sulfat, karbonat, dan fosfat.

Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang
terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) + CO2(g)⇄ H2CO3(aq)

Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam
natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan
penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:

H2CO3(aq)⇄ HCO3–(aq) + H+(aq)

Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3–berasal dari
garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke
laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka
sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif
tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan
tahan lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan
penyangga. Nilai pH larutan penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun
waktu yang lama.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan
nilai PH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas
dari larutan penyangga ini adalah PHnya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat. Buffer terdiri dari asam lemah dan garam/basa konjugasinya atau
basa lemah dan garam/asam konjugasinya.
Sangat banyak kegunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, karena
fungsinya yang sangat penting. Salah satu contoh larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari
adalah buffer dalam air ludah, buffer dalam darah, buffer pada bidang industri farmasi, dan
masih banyak lagi.
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya
konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa
meningkatkan konsentrasi OH-.

3.2 Saran
            Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kegunaan larutan
penyangga agar tau zat-zat yang ada dalam keseharian kita maka usahakan sesering mungkin
membaca buku agar dapat lebih memahami informasi yang lebih jelas tentang kegunaan
larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://alvinelys.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-fungsi-larutan-penyangga.html

http://sinungpb.blogspot.com/2013/03/fungsi-larutan-penyyanga.html

http://velahumaira.blogspot.com/2012/02/fungsi-buffer-pada-bidang-farmasi.html

http://amrida-akkas.blogspot.com/2012/05/pembuatan-buffer.html

11

Anda mungkin juga menyukai