PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Buffer juga dapat digunakan dalam melihat rentang asam/basa, melalui diagram potensial-pH
tidak dapat mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi oleh trayek rentang pH sistem
buffer. Walaupun demikian, rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH penting dalam
kajian korosi baja karbon, karena daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan korosi
aktif ke keadaan pasif (Bundjali, 2004).
Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki kapasitas buffer yang
lebih besar, yang artinya bahwa dengan semakin banyak tersedianya ion asetat, akan
mendorong ion H+ untuk berikatan dengan ion asetat sehingga penurunan pH akibat ion H+
tidak terjadi. Dengan kapasitas buffer yang besar, pada kondisi larutan yang lewat jenuh,
partikel-partikel produk korosi dapat terbentuk lebih seragam. Partikel-partikel tersebut
mampu membentuk lapisan pelindung yang lebih rapat sehingga meminimalisi serangan spesi
korosif terhadap permukaan logam. Sebaliknya, pada kapasitas buffer yang rendah,
perbedaan pH antara sisi anodik dan katodik cukup tinggi. Tingginya perbedaan pH tersebut
menyebabkan perbedaan potensial antara sisi anodik dan katodik semakin tinggi sehingga
proses korosi berlangsung semakin cepat. Jadi, peningkatan konsentrasi asam yang melebihi
batas maksimum justru menghasilkan lapisan produk korosi yang lebih protektif karena laju
pertumbuhan dari lapisan pelindung yang terbentuk pada sistem dengan kapasitas
buffer tinggi lebih terkontrol dibandingkan di dalam sistem dengan kapasitas buffer yang
rendah (Santoso, 2011).
3
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang
dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit
seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah
raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45
disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis
(ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler),
merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah
pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–).
Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HPO42–(aq) + H+(aq) H2PO4–(aq)
H2PO4–(aq) + OH–(aq) HPO42–(aq) + H2O(l)
Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-
bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HCO3–(aq) + H+(aq) H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + OH–(aq) HCO3–(aq) + H2O(l)
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat
mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang
drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri,
4
terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
a. Larutan Penyangga pada darah
Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat
sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H +
dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H 2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam
tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat
H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).
Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya
adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH
darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 - yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti
karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. kondisi
asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit
jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.
Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut
dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
5
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang
karena cemas dan histeris).
Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan
ion HPO42- HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH-
akan bereaksi dengan H2PO4-. H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh
gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke
atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit
jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau
makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara
dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH
darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian).
Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak
Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara
7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-
kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
6
c. Larutan Penyangga pada Ginjal
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan,
dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada
sekitar 4,8 – 7,0.
7
dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer
kelebihan asam.
8
larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan
pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.
Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang
terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam
natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan
penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:
Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3–berasal dari
garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke
laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka
sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif
tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan
tahan lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan
penyangga. Nilai pH larutan penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun
waktu yang lama.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan
nilai PH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas
dari larutan penyangga ini adalah PHnya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat. Buffer terdiri dari asam lemah dan garam/basa konjugasinya atau
basa lemah dan garam/asam konjugasinya.
Sangat banyak kegunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, karena
fungsinya yang sangat penting. Salah satu contoh larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari
adalah buffer dalam air ludah, buffer dalam darah, buffer pada bidang industri farmasi, dan
masih banyak lagi.
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya
konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa
meningkatkan konsentrasi OH-.
3.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kegunaan larutan
penyangga agar tau zat-zat yang ada dalam keseharian kita maka usahakan sesering mungkin
membaca buku agar dapat lebih memahami informasi yang lebih jelas tentang kegunaan
larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://alvinelys.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-fungsi-larutan-penyangga.html
http://sinungpb.blogspot.com/2013/03/fungsi-larutan-penyyanga.html
http://velahumaira.blogspot.com/2012/02/fungsi-buffer-pada-bidang-farmasi.html
http://amrida-akkas.blogspot.com/2012/05/pembuatan-buffer.html
11