Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH RANDAI DALAM MASYARAKAT


KUANTAN SINGINGI

DISUSUN OLEH :

Nama : WINDI EVIA


Semester : II
Dosen : H. MASHADI ,SP.,M.SI
MK : TAMADUN MELAYU

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
2021

1
KATA PENGANTAR

Teriring do’a sebagai seorang hamba, segenap ikhtiar sebagai seorang


khalifah, dan segala puji syukur milik Allah SWT, Pencipta semesta
alam, yang menaburkan kehidupan dengan penuh hikmah. Dengan
limpahan rahmat, taufik serta inayah-Nya, penulis diberikan
kekuatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Randai ”.
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad SAW, sang penerang umat, juga kepada
keluarga yang mulia,sahabatnya yang tercinta dan umatnya yang setia
akhir zaman semoga kita mendapat syafaat-Nya, Amien….
Dengan terselesaikannya makalah ini, tak lupa penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini .
Sebagaimana pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak,
maka penulisan makalah inipun tentunya dijumpai banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan mengharap tegur serta saran-saran
penyempurnaan, agar kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................
i
Daftar Isi.............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Makalah................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
2.1 Asal Usul...........................................................................................................
2.................................................................................................................................
2.2 Perkembangan Randai....................................................................................... 3
2.3 Cara Bermain Randai........................................................................................
4.................................................................................................................................
2.4 Fungsi Musik Randai Dalam Masyarakat.......................................................
8.................................................................................................................................
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... ...............
.......................................................................................................................... 10

BAB 1
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akhir-akhir ini telah banyak berbagai macam musik baru yang baru
kita kenal di masyarakat,seperti adanya musik barat,pop,dangdut,dll.
Masyarakat cenderung lebih tertarik kepada hal-hal yang baru,dan
mereka melupakan musik-musk tradisional yang dari dulunya ada
sejak zaman nenek moyang kita,bahkan ada yang sama sekali tidak
mengenal musik-musik di daerahnya.
Di kalangan remaja apalagi,mereka cenderung menyukai musik-
musik baru seperti barat,pop dan dangdut,yang menurut mereka
itu”gaul” dan nge-tern.
Contoh salah satu musik daerah yang ada di Kuansing adalah seperti
Randai.Randai awalnya berasal dari Sumatera Barat,tapi kesenian
Randai ini juga dimainkan oleh beberapa daerah seperti Kuansing.

1.2 Tujuan Makalah


1. Memahami asal usul randai.
2. Memahami perkembangan randai.
3. Memahami cara bermain randai.
4. Memahami fungsi musik randai dalam masyarakat.

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul


Pada awalnya randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui
gurindam atau syair yang di sendangkan dan gelombang-gelombang tari yang berasal
dari gerakan 2 silat minangkabau. Randai dalam sejarah Minangkabau Konon kabarnya
ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan Padang Panjang ketika mesyarakat
tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut
Randai di Minangkabau suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang,
berkelompok atau beregu, dimana dalam randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti
cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat
lainnyaPemeran utama berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih
tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya
pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk
menyemarakkan berlansungnya acara tersebut. Sekarang ini Randai merupakan sesuatu
yang asing bagi pemuda-pemudi Minangkabau, hal ini dikarenakan bergesernya
orientasi kesenian atau kegemaran dari generasi tersebut. Randai terdapat di Pasisie dan
daerah Darek (daratan).

Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat
melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber
dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. namun dalam perkembangannya Randai
mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara modern, seperti
kelompok Dardanela dan Tonil pada awal abad ke 20.Jadi, Randai adalah media untuk
menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika Randai disebut sebagai Teater
tradisi Minangkabau walaupun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya
bercerita atau dialog teater atau sandiwara.
"Sebelum randai menjadi teater berkembang saat ini, dulunya adalah tari randai. Tari
randai dipelihara di perguruan silat yang mengajarkan Ulua Ambek terutama di daerah
pesisir (Padang Pariaman). Tak heran tari-tari Minang kontemporer dewasa ini, ada
yang pola gerak dan pola dialog seperti randai.

2.2. Perkembangan Randai

5
Randai awalnya dimainkan oleh masyarakat Sumatera Barat,tapi sekarang Randai juga
dimainkan oleh beberapa daerah seperti di Kuantan Singingi,tapi sekarang pertunjukan
Randai ini sudah jarang di pertunjukkan oleh mayarakat.
Keunikan randai memang mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan denga
kesenian rakyat lainnya yang hidup di Rantau Kuantan. Antara lain adalah, adanya
tokoh wanita di perankan oleh laki-laki yang berpakaian wanita, dan sindiran-sindiran
terhadap pejabat dalam bentuk pantun.
Tokoh wanita yang diperankan laki-laki ini dimaksudkan untuk menjaga adat dan
norma-norma Agama. Karena latihan pada malam hari dan pertunjukan juga pada
malam hari, sehingga kalau ada anak dara yang tampil ini merupakan suatu yang tabu
bagi masyarakat. Selain itu juga untuk menjaga supaya hal-hal yang tidak diinginkan
tidak terjadi.
Sewaktu pementasan para Anak Randai membentuk lingkaran dan menari sambil
mengelilingi lingkaran, sehingga pemain tidask berkesan berserakan dan terlihat rapi.
Menyaksikan Randai Kuantan kita akan terbuai dan merasakan suasana kehidupan
desa. Bermain, kebun karet, bergurau, bersorak sorai serta berbincang, tentu dengan
lidah pelat Melayu Kuantan. Sehingga perantau yang pulang kampung ke Rantau
Kuantan tak pernah melawatkan pertunjukan ini.
Untuk menyaksikan pertunjukan Randai Kuantan bukanlah hal yang sulit, karena
Randai Kuantan sampai saat ini tetap banyak didapatkan di Rantau Kuantan, bahkan
pada saat ini hampir setiap desa mempunyai kelompok randai. Sekarang ini randai
merupakan sesuatu yang asing bagi para pemuda pemudi.

 2.3. Cara Bermain Randai

6
Randai dimainkan oleh pemain utama yang akan bertugas menyampaikan
cerita,pameran utama ini bisa berjumlah satu orang,2,3 atau lebih tergantung dari cerita
yang dibawakan ,dan dalam mebawakan atau memerankannya,pemeran utama diingkari
oleh anggota2 lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlangsungnya acara
tersebut.
Gesekan Piual—Biola, hentakan pukulan Gondang dan tiupan lapri (Serunai), diiringi
langkah tari merupsakan ciri khas tersendiri dari Randai Kuantan. Salah satu bentuk
kesenian rakyat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi. Randai Kuantan merupakan
kesenian rakyat yang komunikatif, lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
Kuantan. Randai Kuantan membawakan suatu cedrita yang sudah disusun sedemikian
rupa dengan dialog dan pantun logat Melayu Kuantan, disertai lagu-lagu Melayu
Kuantan sebagai paningkah babak-babak cerita.
Memang suatu pertunjukan kesenian rakyat yang membuat kita pun ingin ikut
bergoyang melihatnya, bahkan mengelitik hati. Tak urung gelak tawa pun akan keluar
dengan seketika. Cerita yang dibawakan biasanya sudah melekat di hati orang Rantau
Kuantan, sehingga randai sudah begitu akrab di tengah-tengah masyarakat.
Tak di ketahui secara pasti, kapan randai mulai ada di daerah ini. Tetapi apabila menilik
dari sejarah, maka randai ini telah ada semenjak zaman penjajahan Belanda dulu.
Randai di pergerlarkan dalam acara pesta perkawinan, sunatan, doa padang, kenduri
kampung dan acara lainnya yang di anggap perlu untuk menampilkan Randai.
Seni Budaya Kuansing Randai Kuansing biasanya dilaksanakan pada malam hari,
memakan waktu 2 hingga 4 jam. Disinilah orang sekampung mendapat hiburan dan
bisa bertemu dengan kawan-kawan dari lain desa. Berhasilnya sebuah pertunjukan tidak
terlepas dari peran serta pemain, pemusik dan penontonnya. Untuk sebuayh ceriata
yang akan dibawakan biasanya memakan waktu latihan sekitar satu bulan atau lebih.
Memang waktu latihannya tidak setiap hari, rutinnya hanya pada malam Ahad.
Tetapi apabila akan mengadakan pertunjukan maka waktu latihannya akan ditambah
sesuai dengan kesepakatan bersama. Dengan jumlah anggota 15 sampai 30 orang untuk
satu tim randai, terdiri dari penari, pemusik, dan tokoh dalam cerita. Jumlah tokoh
tergantung cerita yang dibawakan. Biasanya jumlah pemusik tetap. Satu Piual, 2-3
gendang, satu peniup lapri.
Keunikan randai memang mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan denga
kesenian rakyat lainnya yang hidup di Rantau Kuantan. Antara lain adalah, adanya
tokoh wanita di perankan oleh laki-laki yang berpakaian wanita, dan sindiran-sindiran

7
terhadap pejabat dalam bentuk pantun. Tokoh wanita yang diperankan laki-laki ini
dimaksudkan untuk menjaga adat dan norma-norma Agama. Karena latihan pada
malam hari dan pertunjukan juga pada malam hari, sehingga kalau ada anak dara yang
tampil ini merupakan suatu yang tabu bagi masyarakat. Selain itu juga untuk menjaga
supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Sewaktu pementasan para Anak Randai membentuk lingkaran dan menari sambil
mengelilingi lingkaran, sehingga pemain tidask berkesan berserakan dan terlihat rapi.
Menyaksikan Randai Kuantan kita akan terbuai dan merasakan suasana kehidupan
desa. Bermain, kebun karet, bergurau, bersorak sorai serta berbincang, tentu dengan
lidah pelat Melayu Kuantan. Sehingga perantau yang pulang kampung ke Rantau
Kuantan tak pernah melawatkan pertunjukan ini. Untuk menyaksikan pertunjukan
Randai Kuantan bukanlah hal yang sulit, karena Randai Kuantan sampai saat ini tetap
banyak didapatkan di Rantau Kuantan, bahkan pada saat ini hampir setiap desa
mempunyai kelompok randai.
Sebuah kelompok Randai juga mempunyai sutradara yang mengatur jalan cerita sebuah
pertunjukan randai. Sutradara atau peramu cerita harus mempunyai wawasan yang luas
terutama dalam hal pengembangan dialog dan pantun. Tidak hanya itu, dia sedikit
banyak juga harus mengerti tentang peralatan alat musik yang digunakan. Disinilah
sutradara dituntut untuk menampilkan yang terbaik. Sehingga penonton tidak merasa
bosan dengan alur ceritanya. Peran pemerintah untuk melastarikan kesenian tradisonal
Kuantan ini memang ada. Terbukti dengan diperlombakannya kesenian ini pada setiap
Festival Pacu Jalur di Teluk Kuantan. Disinilah mereka bisa menguji kemampuan
kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. selain itu pada Festival Budaya melayu
(FBM) 1997 di Pekanbaru, randai juga diikutsertakan mewakili kontingen Inderagiri
Hulu—sebelum mekar menjadi Kuantan Singngi.
Masyarakat Rantau kuantan sering kali mengadakan hajatan dengan mengundang
sebuah kelompok Randai. dengan demikian mereka tidak merasa jenuh dengan latihan
saja, mereka juga akan mandapat masukan berupa uang lelah sebagai ucapan terima
kasih. peran masyarakat setempatlah yang sebenarnya paling dominan. sehingga Randai
Kuantan tetap melekat dihati masyarakat.
Tinggi la Bukik si Batu Rijal
Tompek Batanam Si Sudu-sudu
Abang Kan Poi Adiak Kan Tinggal
Bajawek Solam Kito dahulu

8
Itulah sala satu pantun dalam Randai Kuantan yang bercerita tentang Ali Baba dan
Fatimah Kayo. Cerita ini mengisahkan perjalanan hidup sepasang suami istri yang
hidup di Kampung Kopah Teluk Kuantan.

2.4 Fungsi Musik Randai Dalam Masyarakat


Randai merupakan suatu kesenian asli daerah kuantan singingi yang unik, dimana
dalam kesenian ini mengisahkan seorang bujang gadi ( laki-laki yang berpenampilan
wanita) dalam kehidupannya sehari-hari. Alat musik yang paling dominan dimainkan
dalam mengiringi kesenian randai ini adalah biola.
Randai merupakan musik tradisional yang didalamnya terdapat seni musik, seni teater
dan juga seni tari, bahkan seni sastra. Kesenian randai ini terdiri dari beberapa orang
pemain musik, beberapa para penari. Dan lebih uniknya dari kesenian randai ini ialah
ada beberapa orang Bujang - Gadis yang menjadi pusat perhatian para penonton.
Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat biasanya diadakan pada saat pesta
rakyat atau pada hari raya Idul Fitri. Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang
akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua
orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam
membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota
lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari karya tulis yang dibuat penulis,kita dapat menyimpulkan bahwa musik
daerah seperti Randai harus tetap dilestarikan dan harus dikenal oleh
masyarakat,terutama bagi kalangan remaja yang mulai melupakan karya musik daerah.
3.2 Saran
Agar budaya didaerah kita tidak hilang dan mudah dikenal di
masyarakat,sebaiknya buatlah musik daerah itu semenarik mungkin,tapi tidak merubah
ciri khas dari musik daerah itu sendiri, hal ini agar musik daerah intu banyak diminati
oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

10
http://www.sungaikuantan.com/2008/09/randai-kuantan.html
http://gurusenikuansing.blogspot.com/2011/10/seni-budaya-kuansing-seni-teater.html

11

Anda mungkin juga menyukai