Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKS HASIL OBSERVASI

KESENIAN TRADISIONAL GENDANG BELEQ

TUGAS MUATAN LOKAL

Disusun Oleh :
Kelompok 3 :
1. Adinda Safira (01)
2. Akbar Prwira Hadi (02)
3. Duta Umari Tauhid (09)
4. Hendriani Solihah (12)
5. M. Azani Maulana (19)
6. Nadia Meylani (22)

XI-MIPA 2

SMA NEGERI 1 SELONG


JALAN T.G.H. UMAR 17 SELONG LOMBOK TIMUR, NTB
TP 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Pertama-tama, Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah peneyusun dapat menyelesaikan Teks Laporan Hasil
Observasi tentang Kesenian Tradisional Gendang Beleq. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin
penyusun tidak dapat menyelesaikan tugas ini sesuai  waktu yang telah di tentukan.

Laporan ini disusun dalam  rangka memenuhi salah satu  tugas mata pelajaran Muatan
Lokal. Selain itu, laporan ini juga disusun agar generasi muda lebih mengetahui kesenian
tradisional gendang beleq dan terus melestarikannya. Pembuatan teks dilaksanakan di rumah
masing-masing anggota kelompok dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
bepergian. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada para penyedia referensi, yang telah
membantu kelancaran dalam pengerjaan tugas kami.

Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, kami menyadari laporan ini bukanlah
karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika
dan teknik penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan  kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Selong, 29 April 2020

Ttd

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Judul......................................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan...............................................................................................4

Latar Belakang..................................................................................................4

Bab II Pembahasan..............................................................................................6

A. Pernyataan Umum.....................................................................................6
B. Deskripsi Bagian.........................................................................................6
C. Deskripsi Manfaat......................................................................................7

Bab III Penutup....................................................................................................9

A. Kesimpulan.................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................10

Daftar Pustaka......................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap daerah  memiliki budaya yang khas dan berbeda di tiap daerahnya, hal inilah yang
mendukung semboyan dari Negara kita yaitu Bhineka Tungga Ika yang memiliki arti berbeda-
beda tetapi tetap satu jua. Dengan adanya keberagaman budaya di setiap daerah Indonesia
membuat Indonesia menjadi Negara dengan berjuta pesona. Namun dalam banyak kasus, budaya
asli Indonesia yang begitu kaya dan aestetik  tersebut mulai diklaim oleh Negara lain.

Disini kita membutuhkan peranan masyarakat lebih khususnya peranan dari generasi muda
untuk melakukan upaya pelestarian dan perlindungan terhadap kesenian bangsa. Karena, kita
tidak bisa memungkiri bahwa  generasi muda adalah calon pemimpin bangsa, harapan nusantara.
oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apa
bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan
budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu tumbuh baik
dan besar.

Namun, pada era globalisasi saat ini, apresiasi para pemuda terhadap budaya semakin
menipis. Ini dikarenakan adanya pengaruh weternisasi, yang mengakibatkan gaya hidup mereka
berkiblat pada dunia barat dan dengan adanya hal itu mereka lupa dengan jati dirinya. Mereka
pun mengganggap bahwa budaya tradisional yang mereka miliki adalah sesuatu yang kolot dan
tidak relevan lagi dengan zaman saat ini, hal ini mendorong kemunduran terhadap lestarinya
budaya kita.

Oleh karena itu, disini kami mulai mengambil sikap untuk memulai pergerakan dalam
rangka melestarikan budaya Indonesia lebih khusunya budaya suku Sasak, Lombok,  Nusa
Tenggara Barat yang ada di Kampung Sade, salah satu kampong adat yang ada di provinsi NTB,
dan  berfokus pada bidang kesenian yaitu Kesenian Gendang Beleq. Selain sebagai bentuk
pelestarian, ini juga upaya para generasi muda untuk menyebarluaskan kesenian gendang beleq
agar tersiar di setiap sudut nusantara bahkan hingga dunia internasional. Dan, ini adalah bentuk

4
kepedulian terhadap generasi muda yang mulai bobrok karakternya  termakan zaman,  tergerus
budaya barat yang mengajarkan mereka tentang libralisme, pergaulan bebas aaadan sikap
menyimpang dari norma masyarakat. Sebelum itu, kita perlu tahu, paparan singkat mengenai apa
itu gendang beleq. Gendang beleq adalah alat musik tradisional yang dimainkan secara
berkelompok yang berasal dari Suku Sasak, Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat.  

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pernyataan Umum atau Klasifikasi


Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan daerah
pariwisata yang tersebar dari sabang hingga merauke. Keragaman budaya yang dimiliki
menjadikan Indonesia salah satu pusat tujuan wisata masyarakat dunia. Hal tersebut didukung
oleh suasana dan kondisi alam serta masyarakat penghuninya yang memilki budaya dengan
karakteristik yang unik dan beraneka ragam antara pulau yang satu dengan yang lainnya. 

Selain keindahan alam, Nusa Tenggara Barat kaya akan beragam jenis kesenian
tradisional. Tari presean, tari gandrung dan tari Jangger merupakan salah satu kesenian
tradisionalnya yang termasuk dalam jenis seni tari. Selain itu, ada pula gendang beleq yang
termasuk salah satu jenis seni musik yang mana dimainkan secara berkelompok ( 1 kelompok
dinamakan sekehe)  dengan menggunakan beberapa macam alat musik dan gendang
berukuran besar sebagai alat musik utamanya.

Gendang beleq ini merupakan seni musik tradisional yang telah berkembang sejak lama
yang diwariskan oleh nenek moyang suku sasak. Gendang beleq antar wilayah di Lombok
memiliki alunan dan melodi yang berbeda tergantung paudan atau panutan awalnya. Di desa
Sade sendiri, gendang beleq ini pertama kali diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat
bernama Papuq Sade yang juga sebagai pencetus kampung adat sade yang ada saat ini.
Menurut sumber yang telah diwawancara, gendang beleq ini dulunya adalah sarana hiburan
dan penyemangat bagi para prajurit perang. Dimana semakin keras suara gendang maka
semakin semangat para prajurit untuk melawan para musuhnya. Nah, seiring berjalannya
waktu gendang beleq ini berkembang menjadi hiburan bagi masyarakat dan para tamu.

B. Deskripsi Bagian
Dalam fungsi menghiburnya ini ada beberapa tarian yang melengkapi kesenian ini
seperti tarian petuq dan tarian amaq tempenges. Tarian petuq ini sendiri adalah tarian yang

6
ditarikan oleh dua orang anak kecil yang memiliki wajah lucu dan menggemaskan.
Sedangkan tarian amaq tempenges ini adalah tarian yang dimainkan oleh satu orang laki-laki
dewasa yang berwajah lucu dan meghibur serta dipoles dengan makeup tebal.

Ada beberapa instrumen di dalam gendang beleq, antara lain gendang beleq sendiri,
gendang kecek ( kecil), petuq, reong, gong, suling, rencek, ketu, kempur, cemprang. Dimulai
dari gendang, terbuatdari kayu jejaran. Namun karena bahan tersebut mulai jarang ditemui
maka masyarakat dusun sade beralih menggunakan kayu randu. Seruling atau suling, dibuat
dari bambu dengana lubang-lubang kecil di tubuh bambu untuk menghasilkan bunyi merdu.
Terdapat dua model seruling yang dipakai dalam gendang beleq, yang panjangnya kurang
lebih 50 cm dan 30 cm. Cemprang terbuat dari perunggu berbentuk seperti piring dengan
tengah luarnya diberi tonjolan dan tali utnuk pegangan. Cemprang terdiri dari satu cakep
(sepasang), masing-masing personil memegang satu pasang cemprang. Gendang beleq desa
sade ini terdiri dari dua puluh lima personil, dimana ada dua pemegang gendang beleq, dua
pemegang gendang kecek, satu pemain petuq, satu pemain seruling, satu pemain rencek, satu
pemain suling, satu pemain ketu, satu perembaq, empat pemain cempreng beleq, empat
pemain reong, empat pemain gong, empat pemain kempur serta dilengkapi dua penari petuq
dan satu penari amaq tempenges.

C. Deskripsi Manfaat
Fungsi kesenian Gendang Beleq bagi kehidupan manusia adalah sebagai musik
pengiring dalam upacara-upacara adat seperti Merariq (pernikahan), sunatan (khitanan),
Ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan begawe beleq (upacara besar).

Fungsi kesenian Gendang Beleq dalam kehidupan keluarga dan sosial budaya adalah
ikut melestarikan budaya dari ruang ringkup terkecil, dan juga di bidang ekonomi sebagai
penambah penghasilan keluarga demi kelangsungan hidup.

Pada mulanya, kesenian gendang beleq ini memiliki makna penyemangat untuk


mengiringi para prajurit perang yang hendak berjuang ke medan perang. Suara dari
paduan gendang beleq dan beberapa alat musik tradisional ini diyakini dapat menambah
semangat dan keberanian para prajurit untuk bertempur. Selain untuk melepas para prajurit ke

7
medan perang, gendang beleq juga digunakan untuk menyambut para prajurit yang telah
kembali dari medan perang sebagai tanda kemenangan. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu dan perkembangan zaman, gendang beleqdigunakan sebagai pengiring dari
keberlangsungan upacara adat maupun  pada acara ceremonialuntuk menyambut  para tamu
undangan. Secara filosofis, gendang beleq merupakan jati diri dan jiwa kepahlawanan
masyarakat Sasak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia merupakan Negara berjuta pesona dengan beragam budaya yang harusnya
dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai leluhur yang telah tertanam secara turun temurun. Salah
satu cara melestarikan budaya kita adalah dengan memperkenalkan secara luas kebudayaan
tradisional yang kita miliki kepada masyarakat luas, umumnya kaum muda penerus bangsa.
Hal ini dilakukan agar kita tidak melupakan tradisi secara turun menurun dari moyang kita.
Karena tak mungkin bagi kita untuk melestarikan semua kesenian bangsa secara langsung,
terutama kita sebagai kaum muda telah banyak terpengaruh dengan budaya barat. Maka dari
itu, marilah kita mulai dengan mengenal budaya-budaya dari daerah kita masing-masing.
Memulainya secara perlahan, untuk mencintai budaya bangsa, kita sudah seharusnya memulai
semuanya dari awal untuk memahami hakikat kebudayaan kita. Salah satunya dengan mulai
mendalami kesenian-kesenian daerah  yang kita miliki. Salah satu budaya yang kita bahas
dalam makalah ini mengenai bidang kesenian yaitu gendang beleq. Budaya ini merupakan
budaya asli suku Sasak yang perlu dilestarikan karena setiap budaya bangsa memiliki nilai
estestika yang berbeda-beda, maka kesenian Gendang beleq ini tentunya juga memiliki nilai
estestika sendiri yang dapat menarik perhatian masyarakat dalam maupun luar negeri. Tetapi
karena keterbatasan promosi yang dilakukan oleh kita sendiri, menyebabkan budaya kita
menjadi tersembunyi dan sedikit demi sedikit mulai terlupakan seiring dengan peradaban
zaman yang mulai canggih. Maka dari itu sudah merupakan kewajiban kita sebagai penerus
bangsa untuk melestarikan budaya yang kita miliki dan memperluas promosi budaya kita
kepada masyarakat dalam maupun luar negeri agar tidak akan terjadi lagi kasus perebutan
budaya bangsa kita dengan Negara lain yang bisajadi merugikan bangsa kita sendiri. Sebelum
mempromosikannya keppada orang lain, tentunya kita harus memulai mencintai budaya kita
dari diri sendiri, oleh karena itu marilah secara bersama-sama kita mulai meempelajari,
memperdalam pegetahuan kita tentang budaya tradisional, menintai setiap budaya kita dengan
sungguh-sungguh agar kita dapat terus melestarikan nilai-nilai leluhur bangsa yang telah
diwariskan secara turun menurun dari moyang kita sendiri.

9
B. Saran

Generasi muda harusnya semakin giat  untuk melakukan pelestarian budaya dan
meningkatkan apresiasinya terhadap budaya sendiri. Ini juga perlu didukung oleh peran
pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk menyediakan fasilitas bagi
masyarakat untuk mengakses dan lebih mendalami budaya Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://brybadrt.blogspot.com/2017/05/makalah-gedndang-beleq.html?m=1 (diakses pada 28 Januari


2020)

http://miqdadstockman.blogspot.com/2018/04/contoh-laporan-observasi-kesenian-
budaya.html(diakses pada 28 Januari 2020)

https://ahlunnazar212.blogspot.com/2018/03/laporan-observasi-museum-negeri-nusa.html (diakses
pada 28 Januari 2020)

https://eprints.uns.ac.id/29955/1/S531308024_pendahuluan.pdf (diakses pada 29 Januari


2020)

https://www.scribd.com/doc/125266064/gendang-beleq (diakses pada 29 Januari 2020)

http://www.lombokwandertour.com/content/107/ (diakses pada 29 Januari 2020)

11

Anda mungkin juga menyukai